Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi didominasi oleh dunia Barat. Sejak abad ke-18
perkembangan itu begitu pesat ditandai dengan kehadiran revolusi industri, di bawah naungan
jiwa dan semangat Zaman Renaissance danAufklarung. Bisa dipahami bahwa kebudayaan Barat
pun akhirnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi.
Zaman Renaissance adalah zaman yang didukung oleh cita-cita untuk melahirkan
kembali manusia yang bebas, yang telah dibelenggu oleh zaman abad tengah yang dikuasai oleh
Gereja atau agama. Manusia bebas ala Renaissance adalah manusia yang tidak mau lagi terikat
oleh orotitas yang manalun (tradisi, sistem gereja, dan lain sebagainya), kecuali otoritas yang ada
pada masingmasing diri pribadi. Manusia bebas ala Renaissance itu kemudian “didewasakan”
oleh zaman Aufklarungh, yang ternyata telah melahirkan sikap mental menusia yang percaya
akan kemampuan diri sendiri atas dasar rasionalitas, dan sangat optimis untuk dapat menguasai
masa depannya, sehingga manusia (Barat) menjadi kreatif dan inovatif. Ada daya dorong yang
mempengaruhi perkembangan ilmu dan teknologi yaitu pandangan untuk menguasai alam. Tiada
hari tanpa hasil kreasi dan inovasi. Semenjak itulah dunia Barat telah melakukan tinggal landas
mengarungi angkasa ilmu pengetahuan yang tiada bertepi untuk menaklukkan dan menguasai
alam demi kepentingan “kesejahteraan hidupnya”. Hasilnya adalah teknologi supra-modern yang
mereka miliki sebagaimana kita lihat sekarang ini[1].
Menurut Koentjaraningrat (1994:2) unsur-unsur kebudayaan yang ada di dunia ini adalah;
sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan
peralatan. Dari ketujuh unsur itu yang akan menjadi telaahan adalah sistem pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan dan sistem teknologi[2].
Ilmu dan teknologi sebagai kerangka kebudayaan dapat dilihat, pertama sebagai kekuatan
produksi, kedua sebagai ideologi yang didalam termasuk politik, ketiga sebagai kerangka
kebudayaan modern, dan keempat mencari relevansi bagi pembangunan Indonesia[3] (Wartaya,
1987:306).
Ilmu merupakan hal dasar dari setiap pengetahuan yang sering kita telaah dan terus kita
gali. Pengetahuan yang dimulai dari rasa ingin tahu, kemudian  kepastian yang kadang-kadang
kita merasa ragu. Dorongan rasa ingin tahu akan kepastian sesuatu yang belum kita ketahui
ataupun yang sudah kita tahu. Ilmu itu sendiri memiliki ciri-cirinya serta kriteria-kriteria yang
dapat membedakan antara pengetahuan-pengetahuan yang lain dengan yang bukan ilmu.
Seperti halnya pada karakteristik berpikir fisafat, seorang ilmuan tidak lagi puas
mengenal ilmu dari sudut pandang ilmu itu sendiri. Maka karakteristik yang pertama yaitu
bersifat menyeluruh. Karena apabila kita hanya mengetahui sutu pengetahuan saja, besar
kemungkinan akan munculnya meremehkan pengetahuan yang lain, ssedangkan kita tidak
menguasai pengetahuan-pengetahuan yang lainnya. Kemudian karakteristik pengetahuan-
pengetahuan yang lainnya. Kemudian karakteristik ang kedua yaitu bersifat mendasar yang dapat
diperumpakan seorang yang menelaah ilmu, akan memiliki kerendahan hati yang kemudian
mendatangkan pertanyaan-pertanyaan seperti : apakah ilmu itu harus dipercaya begitu saja atau
mengapa ilmu dapat disebut benar?. Dengan demikian seorang ilmuan akan menentukan terlebih
dahulu titik awalnya. Setelah itu, titik awal yang menjadi pemikiran mendasar membuat kita
bersekulasi dan ciri berfilsafat yang ketiga yaitu spekulatif.
Dalam perkembangannya, ilmu pun menjadi aspek utama terhadap perkembangan
teknologi serta kebudayaan. Perkembangan dua unsur tersebut tidak akan terlepas dari
perkembangan pengetahuan.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian ilmu, teknologi, dan kebudayaan ?
2.      Bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi ?
3.      Bagaimana hubungan ilmu dan kebudayaan ?
4.      Bagaimana hubungan teknologi dan kebudayaan ?

C.    Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian ilmu, teknologi, dan kebudayaan.
2.      Untuk mengetahui hubungan antara ilmu dan teknologi.
3.      Untuk mengetahui hubungan ilmu dan kebudayaan.
4.      Untuk mengetahui hubungan teknologi dan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu, Teknologi, Dan Kebudayaan


1.      Pengertian Ilmu
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu pengetahuan, dan pula
ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan
padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang
terkandung dibalik kata-kata yang berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba ragamnya.
Keberagamannya bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra ilmu pengetahuan itu
sendiri yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan sesuatu dengan tepat, tunggal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia[4] ilmuartinya
adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang
dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan
alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah
kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan
ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu
tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia[5]. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya[6].
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dariepistemologi.
Secara bahasa, kata ilmu dalam bahasa Arab berasal dari kata “ilm”[7] yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan
dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan sebagainya.
Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia,
bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama, misalnya
kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh, kawikihan, jnana, widya,
parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita
telah menghasilkan banyak macam ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra
(ilmu tataboga), jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti
(ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu
(science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia
untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya.
Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab
“mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa batu banyak macamnya,
mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air.
Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga
kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal.

Adapun difinisi ilmu menurut para ahli[8] diantaranya sebagai berikut:


  Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kdudukannya
tampak dari luar, amupun menurut hubungannya dari dalam
  Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan
sistematik, dan keempatnya serentak
  Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana
  Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan
percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
  Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu adalah
         Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan.
         Merupakan suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu
dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera
manusia.
         Merupakan suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan
suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
  Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan
manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep,
kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman
praktis.

Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[9]. Adapun syarat-syarat ilmu,


diantaranya:
a.       Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada,
atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari
adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b.      Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah.
c.       Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d.      Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.

2.      Pengertian Teknologi
Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología‐techne, yang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasionalyang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau
kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni[10]. Istilah
teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku
berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description
Of The Arts, Especially The Mechanical)[11]. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang
berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk
sistem, metode organisasi, dan teknik. Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau spesifik:
contoh‐contoh mencakup "teknologi konstruksi", "teknologi medis", atau "state‐of‐the‐art
teknologi".
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan
terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia[12].
Kita menggunakan teknologi dimulai dengan konversi sumber daya alam menjadi
peralatan sederhana. Penemuan yang prasejarah kemampuan untuk mengendalikan api sehingga
dapat mengolah makanan dan penemuan roda membantu manusia dalam perjalanan di dalam dan
mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak,
telepon, dan Internet, mengatasi hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia
untuk berinteraksi dengan bebas pada skala global atau luas. Namun, tidak semua teknologi ini
telah digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata yang semakin meningkat kekuatan
destruktif telah berkembang sepanjang sejarah, dari klub untuk senjata nuklir.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam
masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan ekonomi yang lebih maju (termasuk
ekonomi global saat ini). Tetapi banyak proses‐proses teknologi juga menghasilkan produk yang
tidak diinginkan atau mengakibatkan sesuatu hal, contohnya polusi, dan menguras sumber daya
alam, dengan merusak bumi dan lingkungannya. Berbagai implementasi teknologi
mempengaruhi nilai‐nilai masyarakat dan teknologi baru sering menimbulkan pertanyaan‐
pertanyaan etika baru. Contohnya meliputi munculnya gagasan tentang efisiensi dalam hal
produktivitas manusia, istilah yang awalnya hanya berlaku bagi mesin, dan tantangan dari
norma‐norma tradisional.
Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan
teknologi karena teknologi merupakan mesin penggerak pertumbuhan melalui industri[13]. Oleh
sebab itu, tepatmomentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi,menginventarisasi yang
kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita capai dan bagaimana caranya memperoleh
teknologi yang kita perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya
terhadap transformasibudaya kita[14].
Sebagian dari kita beranggapan bahwa teknologi adalah barang atau sesuatu yang
baru[15], padahal kalau kita membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan
merupakan suatu gejala kontemporer[16]. Setiap zaman memiliki teknologinya
sendiri[17].Sejarah Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif[18]. Sejak zaman
Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampakberorientasi menuju bidang
teknologi[19]. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari
pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-
tugastradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah[20]
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu[21] :
  Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris:neutral technological progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai
dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
  Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological
progress)
  Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh
meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai
dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
  Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris:capital-saving technological progress)
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi
dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk
menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.

Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung


secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar
teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang[22].
Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus
teknologi asing, terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA), justru menghambat
kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara
berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena
merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit[23].

3.      Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuksistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia[24].
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu
dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Asal kata “kebudayaan” adalah cultuur (dalam bahasa Belanda), culture (dalam bahasa
Inggris), colere (dalam bahasa latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam[25].
Dalam bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “buddhayah”, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang artinya budi atau akal. Ada juga yang berpendapat bahwa
kebudayaan adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi daya, yang berarti daya
dari budi. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut[26].
Elwood menyatakan bahwa kebudayaan itu mencakup benda-benda material dan
spiritual, yang pada kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau dipelajari dalam
bentuk kelompok. Kebudayaan mencakup kekuatan untuk menguasai alam dan dirinya
sendiri[27].
Dalam Oxford Advanced Learners’s Dictionary of Current English, diuraikan bahwa kata
kebudayaan semakna dengan culture yang memiliki pengertian beragam, sebagai berikut:
a.       Advanced development of the human powers: development of the body, maind and spirit by
training and experience;
b.      Evidence of intellectual development (of arts, science, ets) in human society;
c.       State of intellectual development among a people;
d.      All the arts, beliefs, social institutions, ets characteristic of a community, race;
e.       Cultivating; the rearing of bees, silkworms,
f.       (biol) growth of bacteria (for medical or scientific study)[28]
Pengertian culture di atas dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah pembangunan yang
didasarkan pada kekuatan manusia, baik pembangunan jiwa, pikiran, dan semangat melalui
latihan dan pengalaman; bukti nyata pembangunan intelektual, seperti seni dan pengetahuan;
atau pembangunan intelektual diantara budaya orang; bahwa kebudayaan adalah semua seni,
kepercayaan institusi sosial, seperti karakteristik masyarakat,suku, dan sebagainya; mengolah
pertanian sampai pada tingkat teknologi biologi bakteri.
Sekilas pengertian kebudayaan diatas tidak secara sistematik dan teknis. Pengertian
secara komprehensif dapat dilihat dari dua berikut ini.
Buku The World University Encyclopediamenjelaskan bahwa culture adalaha the world
of life of a socisty. It is the totality of the spiritual, intellectual, and artistic attitudes shared by a
group, including its tradition, habits, social customs, morals, laws, and social relations. Yang
artinya kebudayaan adalah pandangan hidup masyarakat, ia adalah totalitas spiritual, intelektual,
dan sikap artistik yang dibentuk oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral,
hukum, dan hubungan sosial[29].
Buku The World Book Encyclopedia menjelaskan secara rinci dan sistematik dibandig
kamus Oxford, bahwa kebudayaan adalah all distinctively human activities, and includes
achievements in every field, which man passes on from one generation to the next. Culture
means such activities as using a language, getting wared, briging up children, earning a living,
running a goverment, fighting a war, and taking part in religious ceremonies. Artinya semua
aktivitas manusia yang nyata termasuk dalam berbagai bidang, yang berlangsung dari satu
generasi manusia ke generasi berikutnya. Kebudayaan bermakna berbagai kegiatan yang
menggunakan bahasa, menikah, membesarkan anak-anak, mencari nafkah, menjalankan
peerintahan, berjuang dalam perang, dan ikut serta dalam berbagai kegiatan keagamaan[30].
Adapun kebudayaan dalam arti sempit adalah the sum total of the ways of life of a group of
people (serangkaian cara hidup dari komunitas masyarakat)[31].
Dalam tulian Jaih Mubarok, definisi kebudayaan diantara yang terbaik sebagaimana yang
dibuat oleh E.B. Tayor bahwa budaya adalah that complex whole which includes knowledge,
belief, art, morals, laws, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a
member of society, yaitu keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai
bagaian dari masyarakat[32].
Secara singkat dan sederhana, sebagaimana dipahami secara umum, kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat[33].
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudyaan kebendaaan (material culture)
yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
digunakan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala
kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam
arti luas. Agama, ideologi, kebatinan, dan kesenian yang merupakan hasil eksplisit jiwa manusia
yang hidup sebagai anggota masyarakat, termasuk didalamnya.
Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orag-orang yang hidup
bermasyarakat, antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta bisa berbentuk
teori murni dan buisa juga telah disusun sehingga dapat langsung diamalkan oleh masyarakat.
Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya
agar seseuai dengan kepentingan sebagaian besar atau seluruh masyarakat[34].
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

B.     Hubungan Antara Ilmu Dan Teknologi


Ilmu memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses
peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka
pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan
perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah
menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur akibat bencana yang
ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air
bersih di berbagai negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan.
Komunikasi ilmu terhadap masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap ilmu
merupakan subyek riset yang relatif baru di lingkungan akademis, namun berkembang untuk
dipelajari lebih lanjut untuk mendukung proses pengambilan kebijakan publik. Pemahaman yang
baik terhadap dinamika kompleksitas ilmu dan interaksi ilmu dengan masyarakat, berguna dalam
peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap ilmu dan akhirnya berkembang menjadi suatu
sistem pengelolaan dan kontrol sosial masyarakat terhadap ilmu.
Dalam komunikasi ilmu, perangkat komunikasi atau penyampai informasi yang
digunakan akan disesuaikan untuk menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan
masyarakat awam terhadap ilmu. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek kreativitas, yang
membantu perkembangan kecerdasan dan kapabilitas masyarakat sehingga menghasilkan
kemampuan dalam mengintegrasikan ilmu ke kehidupan sehari-hari.
Ilmu memainkan peran penting sebagai sebuah agen pembaharu di masyarakat. Sebagai
bangsa yang bergerak ke arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis
sumber daya alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, ilmu menjadi landasan keberhasilan
pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang
kompetitif.
Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi
mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di
dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan.
Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran)
dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan
ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan
teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian yang
menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong teknologi baru.

C.    Hubungan Antara Ilmu Dan Kebudayaan


Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi
termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Ilmu
dan budaya mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu
pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat
tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang
etika, estetika dan logika.. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan
kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu
menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake : Science for man, ilmu turut membentuk
profil budaya bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan memberikan
pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru.
Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah
budaya agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini
memberikan pandangan-pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola
Hubungan Ilmu dan budaya dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki
keterkaitan karena kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat
dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu dan
menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia mempunyai akal
dan bahasa.
Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan antara ilmu, dan
budaya adalah saling mempengeruhi. Budaya mempenagruhi Ilmu dan budaya, ilmu
memepengaruhi budaya mempengaruhi ilmu dan budaya. Ilmu dan budaya semuanya
dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga
keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia.

D.    Hubungan Teknologi Dan Kebudayaan


Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-
cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara
mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari
pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a.       Alat-alat produktif
b.      Senjata
c.       Wadah
d.      Alat-alat menyalakan api
e.       Makanan
f.       Pakaian
g.      Tempat berlindung dan perumahan
h.      Alat-alat transportasi
Dengan semakin majunya perkembangan teknologi, maka hal tersebut akan berdampak
pada perubahan kebudayaan. Dampak tersebut diantaranya adalah: 
  Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia
yang selalu ingin mengadakan perubahan. Seiring dengan kemajuan teknologi, sebuah budaya
dapat terpengaruh dan pada akhirnya terjadi perubahan budaya.
  Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat
masuknya kebudayaan lain.

Oleh karena itu, keberadaan budaya harus kita junjung tinggi sebagai tanda
penghormatan kepada para leluhur kita dengan tetap melestarikannya, jangan hanya karena
kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat kita melupakan kebudayaan yang sudah susah
payah dijaga. Sebagai generasi muda marilah kita menjaga warisan leluhur yang salah satunya
adalah kebudayaan yang beragam.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pengertian:
  Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahamanmanusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
  Teknologi merupakan serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan
suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan
seni. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin,
tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik.
Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau spesifik: contoh‐contoh mencakup "teknologi
konstruksi", "teknologi medis", atau "state‐of‐the‐art teknologi". Teknologi adalah metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.
  Kebudayaan adalah pembangunan yang didasarkan pada kekuatan manusia, baik pembangunan
jiwa, pikiran, dan semangat melalui latihan dan pengalaman; bukti nyata pembangunan
intelektual, seperti seni dan pengetahuan; atau pembangunan intelektual diantara budaya orang;
bahwa kebudayaan adalah semua seni, kepercayaan institusi sosial, seperti karakteristik
masyarakat, suku, dan sebagainya; mengolah pertanian sampai pada tingkat teknologi biologi
bakteri. Secara singkat dan sederhana, sebagaimana dipahami secara umum, kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2.      Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi
Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi
mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Ilmu dan teknologi dalam penerapannya, keduanya
menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka
yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan
ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap
netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan
terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran
agama. Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian
yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong teknologi baru.
3.      Hubungan Ilmu dan Kebudayaan
Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk
di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak
perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tesebut,
dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang
etika, estetika dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan
kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Pola
Hubungan Ilmu dan budaya dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki
keterkaitan karena kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat
dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu dan
menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia mempunyai akal
dan bahasa. Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan antara ilmu,
dan budaya adalah saling mempengeruhi. Budaya mempenagruhi Ilmu dan budaya, ilmu
memepengaruhi budaya mempengaruhi ilmu dan budaya. Ilmu dan budaya semuanya
dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga
keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia.
4.      Hubungan Teknologi dan Kebudayaan
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau
teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi
muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara
mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat
kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit
mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan,
pakaian, tempat berlindung dan perumahan, dan alat-alat transportasi. Dengan semakin majunya
perkembangan teknologi, maka hal tersebut akan berdampak pada perubahan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri
199 Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
9

Dedi Supriyadi, M.Ag


200 Sejarah Peradaban Islam. CV Pustaka Setia.
8

Melvile W. Feldman dan Rudolf H. Yeatman JR


196 The World University Encyclopedia. Washinngton DC
5

Jaih Mubarok
200 Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Bany Quraisy, Bandung. Cetakan
5 Kedua.

Wibisono Koento
199 Dampak Teknologi Terhadap Kebudayaan. Tiara Wacana, Yogyakarta.
2

Koentjaranigrat
199 Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Gramedia Pustaka
4 Utama, Jakarta.

Wartaya W.Y.
198 Ilmu dan Teknologi sebagai Kerangka Budaya Modern.
7

Prof. Dr. C.A. Van Peursen


200 Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Pustaka Sutra, Bandung.
8

Ramli Abdul Wahid


199 Ulumul Qu'ran. Grafindo, Jakarta.
6

Dr. Amsal Baktiar, MA


200 Filsafat Ilmu. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
4

Dani Vardiansyah
200 Filsafat Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Indeks, Jakarta.
8

Imam Sukardi
200 Pilar Islam Bagi Pluralisme Modern. Tiga Serangkai.
3

Hamengku Buwono X (Sultan of Yogyakarta)


200 Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. Gramedia Pustaka Utama.
7

Burhanuddin Abdullah
200 Menanti Kemakmuran Negeri: Kumpulan Esai Tentang Pembangunan
6 Sosial Ekonomi Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Isei
200 Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam Setengah
5 Abad Terakhir 4. Kanisius.

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat


200 Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
6 Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi


196 Setangkai Bunga Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
4 Universitas Indonesia, Jakarta.

AS. Hornby
197 Oxford Advanced Learners’s Dictionary of Current English. Oxford
4 University Press, Great Britain.

Drs. H. Abu Ahmadi


Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta.

W. Feldman and Rudolf H. Yeatman JR


196 The World University Encyclopedia. Melvile, Washinngton DC.
5

196 The World Book Encuclopedia. Field Enterprises Educational Corporation,


4 Chicago.

200 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka, Jakarta.


1
Pembangunan Ekonomi Edisi 9, Jilid 1. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai