Anda di halaman 1dari 16

Oleh : Kaysa Dhiyaul A

MANUSIA, SAINS,
TEKNOLOGI DAN
SENI
Apa itu IPTEK?
Tahukah Kalian
Apa itu iptek?

Ilmu pengetahuan(sains), teknologi, dan seni atau biasa


disingkat iptek adalah salah satu contoh hasil olah
pikiran atau akal budi manusia yang kemudian disebut
dengan nama kebudayaan. Pencapaian iptek yang sangat
pesat tersebut, misalnya di bidang teknologi informasi
dan komunikasi, mengakibatkan seakan-akan dunia ini
tanpa mengenal batas, yakni baik dalam pengertian
territorial(geografi), ekonomi, politik, sosial-budaya,
agama, Pendidikan, dan lain-lain.
Oleh karena dengan mengakses informasi dan komunikasi, kita dengan mudahnya
dapat mengubah jarak yang tadinya jauh menjadi semakin dekat, wilayah yang tadinya
terasa luas menjadi semakin sempit, persoalan yang tadinya sulit menjadi semakin
mudah, serta masalah yang tadinya berat menjadi semakin ringan, dan seterusnya.

Hal-hal negatif dalam IPTEK yang dapat terjadi yaitu bencana alam berupa tanah
longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, polusi udara dan air, kerusakan
lingkungan, sampai nanti munculnya berbagai macam gangguan pada manusia,
baik yang bersifat fisik, psikis, maupun moralitas, serta baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung dirasakan oleh seluruh umat manusia yang ada di muka
bumi ini.
materi pembelajaran?
Berikut adalah materi pembelajaran yang akan dibahas :

A. HAKIKAT DAN B. DAMPAK C. PROBLEMATIKA


MAKNA SAINS, PENYALAHGUNAAN PEMANFAATAN
TEKNOLOGI, DAN IPTEKS PADA IPTEKS DI
SENI BAGI KEHIDUPAN INDONESIA
MANUSIA
A. HAKIKAT DAN MAKNA SAINS,
TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI
MANUSIA
Menurut Kluchikhon sebagaimana dikutip Koentjaraningrat (1906), bahwa ketujuh unsur pokok kebudayaan tersebut
meliputi peralatan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem kemasyarakatan (organisani
sonid) sistem bahasa, kesenian (seni), sistem pengetahuan (ilmu pengetahuan sains), serta sistem kepercayaan (religi).

Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian (seni), atau yang sering kali disingkat Ipteks,
termasuk bagian dari unsur unsur pokok dari kebudayaan universal.

Salah satu bukti bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsur budaya universal adalah pada zaman itu manusia
telah mengenai adanya peralatan hidup atau teknologi berupa alat-alat sederhana yang terbuat dari batu maupun tulang
yang digunakan untuk mencari makanan (berburu, meramu makanan, atau bercocok tanam secara sederhana atau
berladang). Kemudian, manusia purba juga telah mengenal adanya sistem kepercayaan yang sekaligus menunjukkan
adanya nilai seni serta sistem mata pencaharian hidup manusia purba, yakni sebagaimana terpotret pada gambar-gambar
mistis berupa lukisan telapak tangan serta lukisan babi rusa yang terkena panah pada bagian perutnya, yang ditemukan di
gua-gua tempat tinggal mereka. Pada zaman purba, ternyata juga telah dikenal adanya sistem pengetahuan dalam pelayaran
yang menggunakan sandaran pengetahuan pada perbintangan.
Salah satu fungsi utama IPTEK adalah untuk sarana bagi kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar
aktivitas kehidupannya menjadi lebih mudah, lancar, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih
bermakna dan produktif. Dalam ilmu antropologi, istilah IPTEK sering dipakai untuk merujuk pada keterkaitan
antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan.
Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah IPTEK juga sering dibedakan secara terpisah,
karena masing-masing dari ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot keilmiahan yang berbeda-beda.

Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena 2 hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat
mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, manusia
mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu itu sendiri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua buah
golongan besar, yakni ilmu eksak dan noneksak, atau ilmu pengetahuan alam (IPA) serta ilmu pengetahuan sosial (IPS).
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
di mana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak dari
pengertian ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1. Berisi pengetahuan (knowledge).
2. Tersusun secara sistematis.
3. Menggunakan penalaran.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.

Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan pengetahuan, maka
pemanfaatan benda, alat, senjata, dan hewan, menjadi lebih mudah serta terarah guna mencapai hasil atau apa
yang diinginkannya. Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi sebuah ilmu, maka fungsi dan
penerapannya dalam rangka memanfaatkan sebuah benda, alat, senjata, atau hewan tadi akan menjadi lebih baik
lagi.
Sebagaimana dikatakan Brown dan Brown (1980), bahwa teknologi pada hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan
oleh manusia guna mengerjakan sesuatu tugas yang dikehendakinya. Dengan kata lain, teknologi pada hakikatnya
merupakan penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. Pengertian senada juga pernah
ditegaskan oleh Marwah Daud Ibrahim, yang mengatakan bahwa ilmu penata atau pada hakikatnya adalah suatu jawaban
sistematis atas kata atau pertanyaan "mengapa" (know why), sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan
"bagaimana" (know how).
jika dilihat dari segi filsafat ilmu antara pengetahuan dan sains adalah berbeda (memiliki makna berbeda).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi. serta firasat;
sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemisasi, serta diinterpretasikan
sehingga menghasilkan kebenaran yang objektif, sudah teruji kebenarannya, serta dapat diuji ulang secara ilmiah.
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, istilah sains juga telah dipahami oleh masyarakat Indonesia menjadi suatu istilah
baku, yaitu ilmu pengetahuan.

Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikategorikan) sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga
kriteria pokok sebagai berikut:

1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek studi/kajian yang jelas. Dalam hal
ini, bahwa yang namanya objek suatu studi itu haruslah jelas, artinya dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, serta
dapat diuraikan sifat- sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu ada dua macam, yaitu objek material serta objek
formal.

2 Adanya aspek epistemologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas.
Terdapat 3 metode kerja suatu bidang studi, yaitu deduksi, induksi, serta eduksi.

3. Adanya aspek aksiologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatannya. Misalnya,
bidang studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai teoretis, hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta
kesimpulan yang logis, sistematis, dan koheren. Selain itu, bahwa dalam teori tersebut tidak menunjukkan adanya
kerancuan, kesemrawutan pikiran, atau penentangan kontradiktif di antara satu sama lainnya.
fakta adalah sesuatu yang jelas sangat tergantung pada jiwa mereka (seseorang) dalam memilih pertanyaan yang
diformulasikan dan yang tergabung dalam aksioma serta pemilihan aksiona. Jadi, bukankah pilihan pertanyaan dan
aksioma terlepas dari pilihan serta pertimbangan nilai-nilai (values judgement)? Meskipun memang benar dikatakan bahwa
nilai itu tidak akan bisa langsung keluar dari fakta.

namun sebuah fakta hanya akan menjadi relevan dan signifikan apabila melalui sebuah sistem nilai. Karena di sini yang
dikatakan fakta hanya akan timbul karena adanya sains yang bersifat objektif dan tanpa pamrih.

Istilah teknologi sebenarnya sudah mengandung pengertian sains dan teknik atau engi-neering, sebab produk-produk
teknologi tidaklah mungkin ada tanpa didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi
merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains. Walaupun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena
memerlukan juga sentuhan-sentuhan estetika yang bersifat objektif.

Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu ars yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu
kemahiran dalam membuat barang atau Rengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai
hasil campur tangan (sentuhan) manusia. Seni merupakan kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni ialah ekspresi
jiwa seseorang yang hasil campur tangan manusia. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa
dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, di dalamnya mendapat sentuhan keindahan atau
estetika.
jadi kesimpulannya
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu melestarikan pengetahuan
tersebut secara konsepsional dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia memanfaatkan ilmu
pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut, maka perkembangan ilmu
pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak berakar (science without
technology has no fruit, technology without science has no root), Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan
nonfakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi,
fungsi sains di sini hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu
sistem yang logis sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan
menempatkan suatu keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam
menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.
B. DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEKS PADA
KEHIDUPAN
Dalam kehidupan modern, hampir tidak ada orang yang hidup tanpa
menggunakan jasa Iptek. Semakin tinggi orang yang menggunakan jasa
Iptek, semakin tinggi pula tingkat ketergantungannya kepada alat-alat
tersebut. Dampak langsung dari kemajuan Iptek adalah kemudahan-
kemudahan dalam beraktivitas. Memang Iptek diciptakan dengan tujuan
untuk memberikan berbagai kemudahan dan memperingan beban
pekerjaan manusia yang tadinya sangat melelahkan menjadi ringan.
Nemun, dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, dapat mengakibatkan masyarakat semakin terbuai, karena
mereka hipir tak sadar bahwa ternyata dirinya telah berada dalam situasi
pola hidup konsumtif, hedonistik, dan materialistik
Perkembangan Iptek yang demikian pesat mampu
menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh
langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam
elemen-elemen sebagai berikut:
pada saat ini perkembangan Iptek juga telah
merambah ke bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Sebagaimana kita dengar atau
1 Perubahan di bidang intelektual lihat di berbagai media massa, semenjak
runtuhnya komunisme dan dilanjutkan dengan
munculnya keterbukaan, dunia seakan dilanda
Perubahan dalam organisasi sosial yang arus informasi dan globalisasi. Akibat
2 mengarah pada kehidupan politik. kemajuan di bidang teknologi informasi yang
ditandai dengan munculnya berbagai media
komunikasi canggih, seperti pesawat telepon,
Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata komputer, faksimili, internet, dan lain-lain,
3 nilai dan tata lingkungannya. maka arus informasi semakin cepat, dan
akibat lebih lanjutnya dunia seakan-akan
menjadi semakin transparan(terbuka) dan
Perubahan di bidang industri dan kemampuan di sempit.
4 medan perang
Sedangkan dampak negatif yang membawa laknat
pemanfaatan dan penerapan teknologi di bidang juga telah mengglobal. Berbagai pencemaran yang
informasi dan komunikasi juga mengandung suatu berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis dan
dilema atau bermata dua, yakni rahmat dan laknat. mental psikologis pun telah mengglobal. Mulai dari
Di bidang komunikasi, rahmat Iptek dapat Anda ketegangan urat saraf, darah tinggi, sadisme,
amati dan hayati, yang telah mengglobal. kriminalitas, mabuk, teler, dan sebagainya, berbagai
Misalnya, Iptek telah berhasil menciptakan macam penyakit ataupun gangguan fisik-biologis
pesawat yang mengangkasa luar. Bahkan, satelit maupun mental-psikologis, yang tidak hanya terjadi
komunikasi juga semakin memacu derasnya di negara-negara tertentu saja, melainkan juga telah
informasi. Derasnya arus informasi ini meluas ke berbagai negara di penjuru dunia.
sebagaimana dilakukan stasiun-stasiun televisi Disinilah kiranya letak tuntutan bagi dunia
yang telah memanfaatkan berbagai penyiaran pendidikan, serta masyarakat dan pemerintah pada
globalnya melalui satelit-satelit komunikasi umumnya bagaimana caranya menciptakan kiat-kiat
tersebut. khusus guna mengatasi dampak negatif Iptek
guncangan fisik serta psikologis tadi.
C. PROBLEMATIKA PEMANFAATAN IPTEKS DI
INDONESIAIptek dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan hidup. Contohnya adalah
dikembangkannya sarana transportasi, manusia bisa bergerak dan melakukan mobilisasi dengan cepat.
Ipteks memberi rahmat dalam arti memicu kemajuan dan kesejahteraan. Namun demikian, pemanfaatan
Iptek bisa berdampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Gejala negatif itu
sebagai akibat dari penyalahgunaan dalam hal pemanfaatannya, berlebihan dalam penggunaannya,
ataupun tidak mempunyai manusia dalam mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri.

Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan aktif di segala bidang. yaitu kesehatan, pertanian, ilmu ekonomi,
ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, dsb. Jika diamati lebih teliti ada 4 bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi strategis, yaitu material, energi, mikroelektronik, dan bioteknologi (Rahardi Ramelan, 2004).
Dari bidang tersebut menghasilkan 4 macam teknologi, yaitu:

• teknologi bahan
• teknologi energi
• teknologi mikroelektronika
• teknologi hayati.
Lanjutan...
Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan dan kemampuan Iptek ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut (RPJMN 2004-2009):

1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global.

2. Rendahnya kontribusi Iptek nasional di sektor produksi.

3. Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara


kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna.

4. Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil
yang signifikan.

5. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang Iptek.

6. Belum berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat Budaya bangsa secara umum
masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional,
maju, unggul, dan mandiri.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai