Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain
bentuk atau rupa yang paling baik dan sempurna, ia masih juga dibekali kemampuan
akalnya. Ilmu pengetahuan (sains), teknologi, dan seni atau biasa disingkat IPTEKS
adalah salah satu contoh dari hasil olah pikiran atau akal manusia yang kemudian disebut
dengan kebudayaan. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan umat manusia itu sendiri
berbagai macam hasil-hasil kebudayaan manusia ini terus terus berkembang hingga kini.
Ipteks sebagai salah satu hasil dari kebudayaan manusia itu juga terus berkembang,
terlebih lagi pada era sekarang ini, dimana ipteks telah mencapai tahapan perkembangan
yang sangat spektakuler. Dengan perkembangan ipteks yang sangat pesat, segala
persoalan yang tadinya sulit menjadi semakin mudah serta masalah yang tadinya berat
menjadi semakin ringan dan lain sebagainya.
Namun, meskipun ada beberapa kemudahan atau manfaat yang bisa kita peroleh dari
kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut pada sisi lainnya ternyata
Ipteks juga dapat membawa kita kepada hal-hal lain yang bersifat merusak (negatif).
Berikut akan dijelaskan lebih mendalam hubungan antara manusia, sains, teknologi dan
seni dalam kehidupan manusia beserta dampak yang ditimbulkan baik positif ataupun
negatif.
Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi,
yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan
beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah, dan
manfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sains dan teknologi dapat
berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui
berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek bagi manusia sangat
tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. Iptek tanpa nilai
sangat berbahaya dan manusia tanpa iptek mencerminkan keterbelakangan.

Pada abad ini, dikaji tentang hakikat sains, teknologi dan seni bagi manusia. Dan
hubungan antara sains, teknologi dan seni di kehidupan masyarakat.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana hakikat dan makna sains ?
2. Bagaimana hakikat dan makna teknologi ?
3. Bagaimana hakikat dan makna seni ?
4. Bagaimana hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni bagi manusia ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hakikat dan makna sains.
2. Mengetahui dan memahami hakikat dan makna teknologi.
3. Mengetahui dan memahami hakikat dan makna seni.
4. Mengetahui dan memahami hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni bagi
manusia.

2
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Hakikat dan Makna Sains/Ilmu Pengetahuan

Sains dalam istilah inggris berarti science I berasal dari bahasa latin yaitu knowledge
atau ilmu pengetahuan (P. Medewar, 1986). Pengertian pengetahuan sendiri sebagai
istilah filsafat tidaklah sesederhana dipahami pada umumnya, karena bermacam – macam
pandangan dan teori ( epistemiologi ) yang melingkup makna pengetahuan tersebut. Di
antaranya pandangan Aristoteles ( 384 SM – 322 SM ), bahwa pengetahuan merupakan
pengetahuan yang dapat diindra dan dapat merangsang budi. Menurut Descrates ilmu
pengetahuan adalah serba budi, oleh Bacon dan David Home ( 1711 – 1776 ) diartikan
sebagai pengalaman indra dan batin. Menurut Immanual Kant ( 1724 – 1804 )
pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Tetapi tidak semua ilmu
itu boleh dikatakan sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah ilmu yang dapat di uji ( hasil
pengamatan yang sesunggunya ) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem
dengan kaidah – kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga
pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.

Untuk mencapai suatu pengalaman yang ilmiah dan obat jektif diperlukan sikap yang
bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung dalam mencapai
tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar – benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi
yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal :

1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
2. Selektif artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapinya supaya
didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotensis yang
ada.
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat di ubah maupun terhadap
alat indra dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa pasti bahwa setiap mendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai
kepastian, namun terbuka untuk di buktikan kembali.

3
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber kebenaran pengetahuan,
serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan sebagai apa yang disebut genetik meliputi
usaha penelitian dasar dan terapan serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan
untuk menambah pengetahuan ilmuah. Penelitian pengembangan diartikan
sebagainpenggunaan sistemati dari pengetahuan yang diperoleh penelitian untuk
keperluan penciptaan bahan – bahan, perencanaan sistematis, metode atau proses yang
berguana, tetapi yang tidak mencakup produksi atau enginering – nya.

Sains memberikan penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam


menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses
mencari kebenaran serta mencari jawaban atas persoalan – persoalan secara sistematik
dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi yang
menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia.

2.2 Hakikat dan Makna Teknologi.


Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno techne berarti
seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berati oarang
yang memiliki keahlian tertentu. Dengan berkembangannya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti,
keterampilan tersebut menjadi lebih teknik.
Seperti yang diungkapkan Jecques Ellul ( 1912 – 1994 ) dalam tulisannya berjudul
The Technological Society tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meski arti dan
maksudnya sama. Teknologi itu sendiri memperlihatkan fenomenanya dalam masyaraka
sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupn manusia
menjadi lingkup teknis. Menurutllul istilah teknik digunakan tidak untuk mesin, teknologi
atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainnkan totalitas metode yang dicapai
secara rasional dan mempunyai efisiensi ( untuk memberikan tingkat perkembangan )
dalam setiap bidang aktivitas manusia. Batasan ini bukan dalam bentuk teoritis,
melainkan perolehan aktivitas masing – masing dan obserervasi fakta dari apa yang
disebutkan manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ellul
adalah berbagai usaha, metode, dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah di
standardisasi dan di perhitungkan sebelumnya.

4
Dalam keputusan teknologi terdapat yang menyatakan teknologi adalah transformasi
kebutuhan ( perubahan bentuk dari alam ), teknologi adalah realitas / kenyataan yang
diperoleh dari dunia ide. Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisisk dan
biologis, tetapi secara luas juga mncakup teknologi sosial, terutama teknologi sosial
pmbangunan ( the social technology of development ) sehingga teknologi itu adalah
metode sistematis untuk mencapai tujuan insani, sedangkan teknologi dalam makna
subyektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai
kenyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1. Rasionalis artinya tindakan spontan oleh teknik di ubah menjadi tindakan yang
direncanakan denagn perhitungan rasional.
2. Artifisialitas artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme artinya dalam hal metode, organisasi, dan rumusab dilaksanakan serba
otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non
teknik menjadi kegiatan teknik.
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi, dan saling bergantung.
6. Universalisme artinya teknik melampaui batas – batas kebudayaan dan ideologi,
bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7. Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip – prinsip sendiri.

Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai kehidupan


manusia. Luasnya bidang teknologi, digambarkan oleh Ellul sebagai berikut :
Pertama, Teknik meliputi bidang ekonomi artinya teknik mampu
menghasilkan barang – barang industri. Dengan teknik, mampu mengonsentrasikan
kapital sehinnga terjadi sentralisasi ekonomi. Bahkan ilmu ekonomi juga terserap
teknologi. Contohnya dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan ekonomi.
Knowledge economy ( KE ) menurut salah satu definisi merupakan segala aktivitas
ekonomi dimana penciptaan dan eksplorasi pengethuan ( knowledge ) memaainkan
peran utama dalam menciptakan kemakmuran ( United Kingdom Department of
Trade and Industry, 1998 ). Pembicaraan mengenai knowledge economy di beberapa
literatur sering mengaitkannya dengan peran teknologi khususnya teknologi
informasi yang kemudian mempercepat penyebaran informasi. Pesatnya

5
perkembangan teknologi informasi yang menghilangkan batasan – batasan demografi
semakin mempercepat proses penyebaran pengetahuan dan akhirnya juga kegiatan
ekonomi. Hal ini seperti dijelaskan ramalan Toffler. Evolusi ini pun berubah dari
( natural ) resources menuju knowledge dimana penggunaan teknologi semakin
intensif. Tentu saja ini berkaitan dengan dua latar belakang yang mengantarkan
perkembangan gelombang ketiga ini yaitu globalisasi dan teknologi informasi. Jika
dimasa Revolusi Industri kemakmuran diciptakan melalui penggunaan mesin untuk
menggantikan tenaga kerja manusia, maka di era perkembangan teknologi tinggi
seperti telematika dan jasa – jasa keuangan. Bukan rahasia dan juga bukanlah hal
yang baru bahwa pengetahuan ( knowledge ) merupakan hal yang penting dalam
kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan bagaimanapun juga selalu didasari oleh
pengetahuan. Bagaimana untuk menanam benih misalnya atau bagaimana menjual
suatu barang tentu memerlukan pengetahuan dan penggunaan penetahuan tersebut
telah semakin meningkat semenjak Revolusi Industri. Hanya saja yang
membedakannya adalah porsi penggunaan pengetahuan dan informasi tersebut dalam
kegiatan ekonomi dan mengubah basis dari keunggulan kompetitif ( Business Week.
Com ). Perkembangan kegiatan ekonomi saat ini oleh Toffler telah diramalkan
sebelumnya sebagai gelombang ketiga dengan peranan dari teknologi informasi yang
semakin pesat, tampaknya akan terus berubah.
Karakteristik khusus dari KE seperti yang digunakan oleh pemerintah New
Zealand dalam pengembangan knowledge economy – nya menyebutkan bahwa
keberadaan dari KE dapat dicirikan melalui peningkatan peran dari pengetahuan
sebagai faktor produksi dan dampaknya terhadap kemampuan, pembelajaran,
organisasi, dan inovasi. Perkembangan KE juga didukung oleh dua kekuatan utama
yaitu : peningkatan intensitas pengetahuan dalam kegiatan ekonomi dan maraknya
globalisasi dari kegiatan ekonomi. Peningkatan dalam intensitas pengetahuan ini
didorong oleh kombanasi dua kekuatan yaitu revolusi TI dan peningkatan kecepatan
dari perubahan teknologi. Sementara globalisasi didorong oleh deregulasi nasional
dan internasional, dan juga revolusi komunikasi yang berhubungan dengan TI.
Dengan kata lain, perubahan tersebut merupakan perubahan dari hardware ke
software. Dimana hardware merupakan produk sementara software lebih kepada ide.
Yang jelas produk masih akan tetap ada namun siapa yang akan mendapatkan
keuntungan dari produk tersebut adalah persoalan siapa yang memiliki software ( ide
)tersebut. Setelah revolusi industri dimana produksi barang menjadi semakin efisien
6
melalui penciptaan economies of scale, penciptaan ide yang kemudian direalisasikan
keuntungan yang didapat. Ide bersifat cepat menyebar seperti virus dan teknoloogi
mampu menciptakan skala ekonomi. Gabungan keduanya akan menciptakan
keuntungan yang berlipat ganda karena begitu ide tersebut masuk ke “pabrik “ maka
biaya produksinya akan semakin mendekati nol. Kita bisa melihat banyak contoh
perusahaan yang telah menikmati kekayaan dari penciptaan ide. Di akhir tahun 2007
lalu, Microsoft yang hanya memiliki 31.000 karyawan, memiliki kapitalisasi pasr
sebesar $ 600 (billion ) triliun. Perusahaan lainnya McDonalds’s dengan karyawan
10 kali lebih banyak memiliki 1/10 dari kapitalisasi pasar. Lihat juga Yahoo! Inc.
Yang sahamnya diperpandangkan pada nilai 40 kali nilai bukunya (Business
Week.com ). Modal utama perusahaan – perusahaan ini adalah pada kekuatan “ide”.
Kedua, Teknologi meliputi bidang organisasional seperti administrasi,
pemerintahan, manajemen, hukum, dan militer. Contohnya dalam organisasi negara,
bagi seorang teknik negara hanyalah merupakan ruang lingkup untuk aplikasi alat –
alat yang dihasilkan teknik. Negara tidak sepenuhnya bermakna sebagai ekspresi
kehendak rakyat, tetapi dianggap sebagai perusahaan yang harus memberikan jasa
dan dibuat berfungsi secara efisien.
Ketiga, Teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan kerja, olahraga,
hiburan, dan obat – obatan. Teknik telah menguasai seluruh sektor kehidupan
manusia, manusia harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur
bribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik. Pada masyarakat teknologi, ada
tendensi bahwa kemanujuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan
sampai akhirnya manusia takluk pada teknik.
Secara hierarki teknologi dibedakan menjadi tiga macam teknologi, yaitu:

1. Teknologi modern, jenis teknologi ini mempunyai ciri – ciri antara lain : pdat
modal, mekanis elektrik, menggunakan bahan impor, berdasarkan penelitian
mutakhir dan lain – lain.
2. Teknologi madya, jenis teknologi ini mempunyai ciri – ciri anara lain : padat
karya, dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat menggunakan alat setempat,
berdasarkan alat penelitian.
3. Teknologi tradisional, jenis teknologi ini mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
bersifat padat karya ( menyerap banyak tenaga kerja ), menggunakan

7
keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, menggunakan bahan
setempat, dan berdasarkan kebiasaan dan pengamatan.

2.3 Hakikat dan Makna Seni.


Menurut pandangan tradisional, seni hanya diekspresikan oleh segelintir orang dan
audiensi yang eksklusif. Pandangan ini mengatakan bahwa kegiatan artistikyang benar,
apa pun macamnya hanya dilakukan oleh orang – orang tertentu yang memiliki kreativitas
unik. Namun dewasa ini, pandangan semacam itu dianggap terlalu sempit dan elitis.
Sering kali para artis, para pelukis, para musikus dan lain sebagainya dianggap orang
yang menghasilkan kreasi – kreasi baru yang berbeda dengan sebelumnya. Namun para
pelaku yang dianggap seniman tersebut sering kali hanya dapat berkarya dalam
lingkunaga estetis kebudayaan mereka dan memanfaatkan idiom – idiom yang digunakan
masyarakat mereka. Maka keliru bila ada yang menganggap bahwa karya – karya seni itu
bersifat individuall dan eksklusif, terpisah dari masyarakat. Oleh sebab itu , segala
aktivitas seni pun tak mungkin dilepaskan dari eksistensi serta aktivitas masyarakat secara
keseluruhan.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia
sebagaimana terungkap dalam pelbagai ragam karya seni. Mungkin sulit memisahkan
permulaan kesenian dan kebudayaan manusia, karena aktivitas sosial pada pada
hakikatnya bersifat artistik, yakni pembentukan lingkunga materiael menjadi lingkungan
yang manusiawi berkat keterampilan dan aktivitas manusia, manusiapernah didefinisikan
sebagai a tool – using animal, binatang yang menggunakan alat. Namun alat itu sejak
mulainya lebih merupakan alat artis dari pada alat itu sejak mulanya pada lingkungan
alamiah tertentu. Manusia adalah pencipta lingkungannya. Maka sejak awal mulanya,
manusia adalah sang artis, seniman. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta
keagungan hati manusia. Seni memang tiada lain dari keindahan yang teroancar dari segi
batin yang halus, maka seni merupakan aktifitas – kreatif – dinamis ; suatau kekuatan
yang dapat menghidupkan dan memperkaya batin manusia dan masyarakat. Seni adalah
nilai yang secara kreatif mendorong manusia kearah pemenuhan martabat manusia
sebagai manusia.
Seni juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang berlainan coraknya. Di sini seni berperan sebagai
jalan untuk memahami kebudayaan suatu masyrakat. Menonton wayang, misalnya orang
8
mengenal eksistensi kebudayaan jawa ataupun kebuyaan – kebudayaan lain yang juga
memiliki unsur seni wayang. Atau melalui Candi Borobudur orang dapat berkontak
dengan denyut nadi kehidupan kebudayaan Buddhis. Karenanya suatu karya seni selalu
bersifat sosial. Kehadiran karya seni selalu mengandaikan kehadiran suatu masyarakat
yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung. Suatu karya seni tidak saja melambangkan
kehadiran sang artis, seniman yang menciptakannya., melainkan melambangkan juga
kehadiran masyarakat. Oleh sebab itu, menghargai dan memahami seni adalah penting.
Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas vital masyarakat yang
bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif. Oleh sebab itu, benar adanya
apa yang dikatakan janet Woll, bahwa seni adalalah produk sosial.

2.4 Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia.
Dalam kehidupan kita hari – hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan
praksis sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus
tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah. Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena
pemahaman umum tentang teknologi – sebagai perpanjangan tangan dari sains modern –
yang dianggap selalu berurusan dengan kapastian rasional dan serba keterukuran dalam
logika positivisme. Adapun seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya
dilihat sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai ketidak pastian,
penafsiran personal, dan subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan
pandangan khalayak yang di satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari
cita – cita kemajuan peradaban modern secara konkret, berdampak pada kehidupan
manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman batin, intuisi,
dunia pra p- reflektif manusia dan khazanah rasawi yang tak terjamah.”
Demikian paparan dari Agung Hujatkajennong pada diskusi yang berlangsung dalam
rangka pameran “ Vidio Scculpture di Jerman Sejak 1963 “ di ITB, 9 juni lalu. Pendapat –
pendapat tersebut memang tidak sepenuhnya keliru melihat pemisahan yang secara sadar
atau tidak memng dilakukan oleh para pelaku teknologi dan seni tersebut. Pemisahan ini
tidak terlepas dari ambisi manusioa sendiri untuk mengejar modernitas, menciptakan
spesialisasi dalam bidang – bidang kehidupan manusia demi terwujudnya praktik dan
disiplin keilmuan yang otonom.
Sejarah sendiri mencatat bagaimana pada paruh pertama abad ke – 20, kedua bidang
tersebut telah menghasilkan puncak – puncak penemuan dalam kebudayaan modern,
dimana eksperimentasi dan riset menjadi tulang punggung dalam pencapainan
9
kesejahteraan manusia. Namun berbagai penemuan tersebut semakin memisahkan seni
dan teknologi dimasa itu hingga menjangkau dalam tataran konsep. Keterkaitan antara
keduanya hanya samar – samarterlihat dalam hal keinginan untuk terus menerus sesuatu
yang baru.
Tetapi dalam dekade 60 – an, terjadi perubahan mendasar dalam konsep tersebut.
Kehadiran genre vidio art mempertemukan dua perangkat tersebut yang bagai dua sisi
mata uang logam. Memang tidak bisa dimungkiri kehadiran kamera, film, dan vidio telah
menciptakan sintesis antara dunia imaji dalam seni dengan perangkat teknologi
reproduksi mekanik. Kelahiran fotografi dan sinema telah membawa perubahan besar
dalam kebudayaan manusia. Sebuah pendobrakan terhadap tataran konsep pemisahan seni
dan teknologi.
Menanggapi berkembangnya Ividio artI, Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir
lewat teknologi vidio memiliki ciri unik sendiri. Secara sejarah, karya – karya dalam
vidio art menurut kita untuk mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru
karena karakter – karakter inheren medium vidio yang khusus membedakan dengan seni
lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Vidio merupakan rangkaian citra bergerak
dan suara yang terikat dengan waktu berbeda dengan lukisan. Karya – karya purwarupa
vidio art juga mendeskonstruksi konvensi narasi dan pola yang penting hadir dalam
sinema / film. Ketika fotografi dan film / sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi
dan seni, vidio art justru lahir dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknoloi.
Salah satu fenomena yang menjadi kritik terhadap seni dan teknologi adalah televisi.
Televisi yang hadir dalam dekade 60 – an, menjadi sebuah jarkon teknologi informasi
yang sangat agresif. Kebutuhan akan televisi telah memicu lahirnya sistem komunikasi
yang baru. Sistem komunikasi ini yang mampu mendorong perubahan sosial, politik,
ekonomi secara besar – besaran dalam kehidupan manusia. Sejak pertama kali televisi
ditemukan telah menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan hiburan, informasi,
pendapat bahkan ideologi yang terselubung. Kritik yang sama terhadap budaya TV dan
budaya tontonan juga ditampilkan dalam pameran vidio art bulan ini.
Video art yang hadir dalam bentuk kritisme terhadap seni dan teknologi disajikan
dalam bentuk berbeda. Dimana seni dan peralatan teknologi sendiri digunakan untuk
menggambarkan kritis tersebut. Sejak berkembangnya vidio art sampai sekarang,
penggunaan perangkat teknologi terbaru juga menyertaisetiap karya yang hadir. Vidio art
hadir dalam berbagai bentuk teknologi visual yang secara konseptual seiring dengan
diskursus yang berkembang dalam praksis seni rupa.
10
Terlepas dari kehadiran video art sebagai bentuk kritik, teknologi, dan seni memang
berada dalam sebuah konteks sama mengusung pada kemajuan budaya manusia. Pada
tataran tertentu video art memang merupakan sinergi paling menguntungkan antara seni
dan teknologi. Di satu sisi, penemuan – penemuan teknologi telah menyumbangkan
sistem bahas yang baru bagi seni, sehingga perkembangan seni lukis dan seni patung saja.
Perkembangan arus informasi dan makin gemerlapnya dunia dengan teknologi,
seharusnya dilengkapi dengan keterlibatan seni dalam perkenalan dengan manusia. Seni
sebagai sebuah imaji batin yang mampu dirasa bersanding dengan penerapan teknologi
yang agresif. Dengan tujuan yang sama untuk memajukan budaya manusia
menyejahterakannya.
Proses – proses kreatif yang hadir dari seni, seharusnya bisa menjadi stimulan yang
baik para saintis / teknokrat dan seniman indonesia untuk lebih memahami proses
perubahan budaya dimasyarakat berkaitan dengan adaptasindan aplikasi seni dan
teknologi. Kolaborasi di antara pihak – pihak tersebut akan mengembalikan praktsis seni
dan teknologi para fitrahnya sebagi tehne.
Techne yang merupakan proses kreatif seni dan ilmu pengetahuan juga telah
melahirkan teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhan
dan keinginan manusia. Sudah menjadi sifat dasar manusia bila telah telah terpenuhinya
keinginnan, maka akan timbul keinginan yang lain atau menambah apa yang telah
tercapai. Dan setiap orang tidak ingin mengalami kesulitan, tetapi setiap orang akan
berusaha setiap langkah untuk mendapatkan dari kreativitas seni dan ilmu pengetahuan
yang menghasilkan teknologi, misalnya :
1. Penggunaan teknologi nuklir yang dapat menghasilkan zat – zat radio aktifitas, yang
dimanfaatkan untuk keperluan. Misalnya untuk keperluan bidang kesehatan ( sinar
rontgen ), memperbaiki bibit pada bidang pertanian, dan lain sebagainya.
2. Teknologi pengendalian air sungai, misalnya dengan membuat iri gasi modern
sehingga petani mendapat kemudahan memperoleh air. Bendungan dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Alat rumah tangga mempermudah ibu –
ibu melaksanakan tugasnya di dapur, seperti alat musik.
3. Dalam dunia pendidikan, teknologi juga dapat membuat macam – macam media
pendidikan, seperti OHP, slide, TV, dan lain – lain yang mempermudah para
pendidikmelaksanakan tugasnya.

11
BAB III

KERANGKA TEORI

IPTEKS

Ilmu
pengetauan/sains
Teknologi Seni

Aristoteles
Jacques ellul
Hierarki Seni lukis

Descrates Ekonomi
Modern
Seni music
Organisasional
Bacon & David Madya

Manusiawi
Tradisional Seni tari
Emanurl khan

Seni rupa
Ilmu pengetahuan
sosial

Ilmu pengetahuan alam Administrasi


Pendidikan

Hardware Kerja Pemerintahan

Software Olahraga Manajemen

Hiburan Hukum

Obat-obatan Militer

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia
Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai
ragam kebudayaan. Namun apabila kita ringkas, berbagai macam atau ragam
kebudayaan tersebut sebenarnya hanya meliputi tujuh buah atau tujuh unsur
kebudayaan saja. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok
yang selalu ada pada setiap kebudayan masyarakat yang ada di belahan dunia ini.
Menurut Kluchkhon sebagaimana dikutip Koentjaningrat (1996), bahwa ketujuh unsur
pokook kebudayaan tersebut meliputi peralatan hidup (teknologi), sistem mata
pencaharian hidup (ekonomi), sistem kemasyarakatan (organisasi sosial), sistem bahasa,
kesenian (seni), seni pengetahuan (ilmu pengetahuan/ sains) serta sistem kepercayaan
(religi).
Ketujuh unsure budaya tersebut merupakan unsure-unsur budaya pokok yang pasti
ada kita ketemukan apabila kita meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat
mana pun di dunia. Karena ada pada setiap kehidupan masyarakat manusia di dunia,
maka ketujuh unsure pokok dari kebudayaan yang ada di dunia itu sering kali dikatakan
sebagai unsure-unsur budaya yang bersifat universal, atau unsure-unsur kebudayaan
universal.
Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian (seni), atau
yang sering kali disingkat IPTEKS, termasuk bagian dari unsure-unsur pokok dari
kebudayaan universal tersebut. Maka dapat dipastikanm IPTEKS akan dijumpai pada
setiap kehidupan masyarakat manusia dimana pun berada, baik yang telah maju, sedang
berkembang, sampai pada masyarakat yang masih sangat rendah tingkat peradabannya.
Bahkan, pada kehidupan masyarakat purba atau pada zaman prasejarah sekalipun,
ketujuh unsure-unsur bedaya universal tersebut telah ada, termasuk IPTEKS, meskipun
tentunya pada tingkatan yang sangat sederhana atau primitive sekali.Salah satu bukti
bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsure-unsur bedaya universal adalah
zaman purba telah muncul
Ipteks terus berkembang semakin maju sejalan dengan kemajuan penalaran yang
telah dicapai oleh umat manusia. Bahkan, kini Ipteks yang pada awal perkembangannya
berasal dari embrio filsafat, sekarang pertumbuhannya telah bercabang-cabang menjadi

13
puluhan, bahkan ratusan disiplin ilmu ataupun teknologi yang masing-masing memiliki
karakteristik serta dasar keilmiahannya sendiri-sendiri
Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk sarana bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya
menjadi lebih mudah, lancer, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih
bermakna dan produktif. Oleh karena itu, khusunya dalam ilmu antropologi, istilah atau
pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sering dipakai untuk merujuk pada
keterkaitan anatara manusia, lingkungan, dan kebudayaan. Hal ini dikarenakan dalam
berinteraksi mengahdapi lingkungannya, manusia mau tidak mau pasti akan berusaha
menggunakan sarana-sarana berupa pengetahuan yang dimiliki serta menvciptakan
peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dengan demikian, Iptek bagi manusia
selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk mencipyakan taraf kehidupannya yang
lebih baik.
Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah Iptek (ilmu,
pengetahuan, dan teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau sendiri-sendiri,
karena masing-masing dari ketiga istilah itu dianggap memililki bobot keilmiahan yang
berbeda-beda. Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan pengalaman yang
bermaknsa dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu,
manusia yang normal, sekolah atau tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki
pengetahuan.
Namun begitu, yang namanya pengetahuan sifatnya acak, dan bagi kita (manusia),
pengetahuan tersebut sangat potensial. Hanya saja, dalam kehidupan yang makin
berkembang, kompleks, serta penuh tantangan ini, pengetahuan yang sifatnya acak
tersebut nilai fungsionalnya tidak sampai mencapai tingkatan yang optimum guna
menghadapi tantangan serta memecahkan maslah yang makin rumit ini. Oleh karena itu,
pengetahuan yang sifatnya acak tadi perlu ditingkatkan derajat atau bobot
keilmiahannya sehingga berubah menjadi ilmnu. Dengan demikian, pengetahuan yang
bersifat acak serta terbuka itu dengan melalui proses yang cukkup panjang, dapat
diorganisasikan dan disusun menjadi bidang-bidang seperti fiolsafat, humaniora, serta
ilmu.
Ilmu dapatt diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan terasebut selalu dapat dikontrol
oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak ndari pengertian ini, maka ilmu
memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berikut.
14
1. Berisi pengetahuan ( knowledge)
2. Tersusun secara sistematis.
3. Menggunakan penalaran.
4. Dapat dikontrol secaraa kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Dengan pengetahuan maka pemanfaatan benda, alat, senjata, dan hewan, menjadi
lebih mudah serta terarah guna mencapai hasil atau apa yang di inginkannya.
Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi sebuah ilmu (ilmu pengetahuan ),
makan fungsi dan penerapannya dalam rangka memanfaatkan sebuah benda, alat,
senjata, atau hewan tadi akan menjadi lebih baik lagi.
Sementara itu, lebih khusus lagi jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan tadi
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk menghasilkan sesuatu,
maka akan menghasilkan kemampuan apa yang kemudian disebut teknologi. Oleh
karena itu sebagai mana dikatakan brown dan brown (1980), bahwa teknologi pada
hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna mengerjakan
suatu tugas yang dikehendakinya. Dengan kata lain,tekno;ogi merupakan penerapan
praktis pengetahuan untuk mengerjakan suatu yang diinginkan. Pengertian senada
juga pernah ditegaskan oleh Marwah Daud Ibrahim, yang mengatakan bahwa ilmu
pengetahuan pada hakikatnya adalah suatu jawaban sistematis atas kata atau
pertanyaan ‘’mengapa’’ ( know why ), sedangkan teknologi adalah jawaban praktis
dari pertanyann “bagaimana’’ (know how). Selanjutnya dengan teknologi orang lalu
dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.
Sebenarnya masih banyak lagi definisi-definsi lain yang dibuat oleh para ahli
tentang sains(ilmu) , teknologi, serta seni yang dibuat oleh para ahli. Berbagai definisi
itu telah diberikan oleh para filsuf,ilmuwan, serta budayawan, yang masing-masing
seolah membuat definisi sesuai dengan apa yang meraka senangi serta kehendaki.
Misal saja yang paling sederhana mengatakan bahwa sains atau ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang sistematis (science is systematic knowledge) sedangkan
pengertian yang lebih luas dikatakan bahwa yang disebut sains adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan dapat
diterima secara rasio. Jadi, dalam pengertian yang lebih luas ini sains dikatakan
sebagai suatu himpunan rasionalitas kolektif insani. Secara etimologis, kata sains
sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu scire, yang berarti mengetahui atau belajar.

15
Sedangkan sebagaimana sudah kita pahami bersama bahwa kata sains sendiridalam
pengertian atau terjemahan bahasa indonesia berarti ilmu pengetahuan
Sebagaimana juga pernah disinggung sebelumnya, jika dilihat dari segi filsafat
ilmu antara pengetahuan dan sains atau iklmu pengetahuan adalah berbeda (memiliki
makna berbeda) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia
melalui tangkapan pancaindra , inyuisi, serta firasat ; sedangkan ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistemisasi, serta
diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang objectif, sudah teruji
kebenarannya, serta dapat diuji ulang secara ilmiah . dalam sudut pandang filsafat
ilmu, istilah sains juga telah dipahami oleh masyarakat indonesia menjadi suatu istilah
baku, yaitu ilmu pngetahuan.
Lalu, timbul pertanyaan kapan atau bilamana kira-kira suatu pengetetahuanitu
dapat dikategorikaqn sebagai suatu ilmu (sains/ilmu pengetahuan)? Dalam kajian
filsafat ilmu , suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikategorikan) sebagai suatu ilmu
apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut
1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan rtelah memiliki
objek studi/kajian yang jelas . dalam hal ini , bahwa yang namnya objek suatu
studi haruslah yang jelas, artinya dapat diidentifikasikan , dapat diberi batasan,
serta dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu itu
sendiri terdapat dua macam , yaitu objek material serta objek formal
2. Adanya aspek aksiologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan
memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode kerja
suatu bidang studi, yaitu deduksi, induksi, eduksi.
3. Adanya aspek asiologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan
memiliki nilai guna atauj kemanfaatannya. Misalnya, bidang studi tersebut dapat
menunjukkan adnya nilai teoritis, hukum, generalisasi, kecenderungan umum,
konsep, serta kesimpuklan yang logis, sistematis dan koheren. Selain itu, bahwa
dalam teori serta konsep[ tersebut tidak menunjukkan adanya keracunan,
kesemrawutan pikiran, atau penentangan kontradiktif diantara satu sama lainnya.

Dalam filsafat ilmu, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Oleh karena itu, ada seseorang yang hanya mendalami bidang ilmu tertentu dalam
masyarakat, yang kemudian disebut sebagai spesialis, dan ada pula seseorang yang
banyak tahu ( dalam bidang ilmu), namun tidak sampai mendalam, atau yang

16
kemudian disebut sebagai generalis. Namun karena keterbatasan manusia, maka
sangat jarang ditemukan adanya seseorang dalam masyarakat yang menguasai
beberapa ilmu secara mendalam.

Setelah kita mengetahui tentang pengertian sains ( ilmu pengetahuan ) dan


teknologi, kemudian perbedaan serta hubungannya masing-masing , lau muncul
pertanbyaan lagi, yaitu bagaimana hubungannya dengan seni dalam kehidupan
manusia? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, berikut akan kita uraikan sedikit
tentang bagaimana keterkaitan diantara unsur-unsur iptek itu dalam kaitannya dengan
kehidupan manusia dia lam semesta ini.

Dalam pemikiran barat, sains memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu bersifat
objektif, netral serta bebas nilai. Karakteristik sebuah ilmu pengetahuan bersifat
objektif dan netral itu sudah jelas, namun apakah benar bahwa sains itu juga harus
bebas nilai? Tampaknya , disinilah permulaan yang akan kita bahas didalam
menghubungkan antara pengetahuan, sains, teknologi serta seni dalam kehidupan
manysia. Menurut sebagian ahli, bahwa sekalipun diakui berpijak dari sistem nilai,
namun sains tetap bebas dari pertimbangan-pertimbangn nilai. Akan tetapi mereka
mengakui bahwa sains tetap berpujak pada sistem nilai. Karena dalam pandangan
mereka, hubungan langsung diantara fakta dan nilai sebenarnya tidak ada, karena
sains sendiri hanya menangani fakta saja. Selanjutnya, menurut pra ahli tersebut
bahwa sains adalah satu-satunya yang dapat membedakan antara fakta dan bukan
fakta, sedangkan pertimbangan nilai-nilai ( values judgement) menurut mereka
bukanlah wewenang dari sains. Namun perlu juga diketahui bahwa fakta itu sangat
tergantung pada sains, dan tergantung pula pada pertanyaan0 pertanyaan yang
diajukan oleh para ilmuan itu sendiri, karena memeang dialah yang menentukan fakta
mana saja yanag lebih relevan dan apa saja yang dapat dikatakan sebagai fakta ilmiah.

Jadi, dalam pengertian tersebut bahwa fakta itu jelas sangat tergantung pass
jiwa mereka ( seseorang ) dalam memilih pertanyaan yang diformulasikan dan yang
tergabung dalam aksioma serta pemilihan tadi. Jadi, bukanlah pilihan pertnayaan dan
aksioma terlepas dari pilihan serta pertimbangan nilai-nilai (values judgement)?
Meskipun memang benar dikatakan bahwa nilai itu tidak akan bisa langsung keluar
dari fakta, namun sebuah fakta hanya akan menjadi relevan dan signifikan apabila

17
melalui sebuah sistem nilai. Karena disini yang dikatakan fakta hanya akan timbul
karena adanya sains yang bersifat objektif dan tanpa pamrih.

Sedangkan pada sisi lainnya, dikatakan bahawa meskipun teori-teori pada


sains jug dibangun diatas fakta, tetapi laporan tentang fakata itu sendiri juga tidak
luput dari interpretasi atau penafsiran-oenafsiran. Oleh karena itu, dikatakan bahwa
sains terbentuk karena adanya pertemuan dua orde pengalaman, yakni orde observasi
dan orde konsepsional. Orde observasi didasarkan pada hasil observasi fakta,
sedangkan orde konsepsi didasrkan pada hasil pemahaman manusia mengeania alam
semesta, karena itu sifatnya menjadi subjektif. Dengan demikian, bisa dikatakan
bahwa sains atau ilmu pengetahuan ( diadalamnya menyangkut pula teknologi) tidak
bisa bebas dari nilai-nilai. Jadi, sesuai dengan sifat sains itu sendiri yang
kebenarannya bersifat tidak mutlak.

Sedangkan berbicara masalah teknologi, dimana istilah teknologi sendiri


sebenarnya sudah mengandung pengertian sains dan teknik atau engineering, sebab
produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa didasari adanya sains.
Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains. Walaupun pada dasarnya teknologi
juga memiliki karakteristik obkjektif dan netral, namun dalam kemyataanya
teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena memerlukan juga sentuhan-sentuhan
estetika yang bersifat objektif.

Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa latin,
yaitu ars yang berarti kemahiran. Serta secara etimologis, seni (art) diformulasikan
sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu.
Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur
tangan( sentuhan ) manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun
untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi
bagian dari budaya manusia,. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi
yang tidak bisa dipidahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia termasuk teknologi,
di dalamnya mendapat kesentuhan keindahan dan estetika.

Dari uraian diatas, seni diartikan sebagai kegiatan manusia(human activity),


yaitu proses kegiatan mansuia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik.

18
Jadi dengan sentuhan seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia
tidak sekedar menjadi alat, tetapi juga bernilai indah. Contohnya, pesawat terbang
sebagai karya teknologi tidak hanya berkembang dari sisi berkualitas, kemampuan
mesin, ndan ketahanannya, tetapi juga berkembang semakin estetik, baik dalam hal
bangunan body, model, interior pesawat, warna dan sebagainya. Selain itu, seni juga
berarti hasil karya seni itu sendiri. Peawat adalah teknologi hasil karya dan juga hasil
seni dari manusia.

Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan


fakta alam, lalu melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan
sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut,
maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan
teknologi, demikian pula sebaliknya.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi


bagaikan pohon tak berakar. Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan non fakta
pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh
dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains di sini hanyalah mengoordinasikan semua
pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu system yang logis,
sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan
padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam
menjalani kehidupannya. Sedangkan seni member sentuhan estetik sebagai hasil
budaya yang indah dari manusia.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Ipteks merupakan kepanjangan dari ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ilmu
pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu
melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan sistematis. Sedangkan
teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk
kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut, maka perkembangan ilmu
pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan
pohon tak berakar (science without technology has no fruit, technology without science
has no root). Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak
mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi,
fungsi sains disini hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan
menempatkannya ke dalam suatu sistem yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai
pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu
keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia
dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil
budaya yang indah dari manusia.

Sedangkan seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Seni juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai
jembatan penghubung antar kebudayaan yang berlainan coraknya. Oleh sebab itu,
menghargai dan memahami seni adalah penting. Memahami seni suatu masyarakat berarti
memahami aktivitas vital masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling
dalam dan kreatif.

Dalam kehidupan kita hari – hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan
praktis sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Adapun seni atau lebih
khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filosofis yang justru
identik dengan berbagai ketidak pastian, penafsiran personal, dan subjektivitas.

20
5.2 Saran

1. Hendaknya kita memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin dan tidak disalah
gunakan.

2. Hendaknya kita melestarikan seni-seni yang ada di Indonesia.

3. Hendaknya kita saling berbagi ilmu pengetahuan satu sama lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Buni Aksara

Tumanggas, Rusmin dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana

22

Anda mungkin juga menyukai