Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan
teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan
memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk
mengeksploitasi, mengolah, dan memanfaatkannya untuk pemenuhan
kebutuhan manusia. Sains dan teknologi dapat berkembang melalui kreativitas
penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk
inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek bagi manusia sangat tergantung
dari nilai, moral, norma dan hukum yang mendasarinya. Iptek tanpa nilai
sangat berbahaya dan manusia tanpa iptek mencerminkan keterbelakangan.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat
serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam
kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan. Hal ini menungkinkan
manusia dapat melakukan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan
ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui Hakikat dan Makna Sains bagi manusia
b. Untuk mengetahui Hakikat dan Makna Teknologi bagi manusia
c. Untuk mengetahui Hakikat dan Makna Seni bagi manusia
d. Untuk Mengetahui Aplikasi IPTEKS bagi manusia

1.3 Manfaat
a. Dapat mengetahui Hakikat dan Makna Sains bagi manusia
b. Dapat mengetahui Hakikat dan Makna Teknologi bagi manusia
c. Dapat mengetahui Hakikat dan Makna Seni bagi manusia
d. Dapat Mengetahui Aplikasi IPTEKS bagi manusia

1
BAB II

KONSEP TEORI HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI


DAN SENI BAGI MANUSIA

2.1 Hakikat dan Makna Sains bagi Manusia


Sains berasal dari kata scientica (dalam bahasa Inggris disebut dengan
knowledge) yang berarti ilmu pengetahuan, yaitu pengalam yang bermakna
dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Dalam bahasa Latin,
sains berasal dari kata sains berasal dari kata scientica, yang artinya
mengetahui atau belajar (yang diperoleh dari pengalaman). Kamus Besar
Bahasa Indonesia atau KBBI (2008) mendefinisikan sains dengan “ilmu yang
teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya,
berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (misal: fisik, kimia, biologi)”.
Sementara Herbert L. Searles (Tim Dosen Matakuliah ISBD UNIMED, 2010)
menyatakan bahwa sains adalah pengetahuan yang tepat, lalu disahkan secara
paling cermat dan paling umum yang tepat, lalu disahkan secara paling cermat
dan paling umum yang diperoleh oleh manusia.
Sains merupakan ilmu yang bersifat teoritis, sehingga sains tidak memiliki
wujud, dan hanya bisa dipelajari, dan nantinya akan menhasilkan teknologi.
Cara sains mengkaji sesuatu adalah dengan melakukan pengamatan langsung,
menguji, dan kemudian menerangkan mengapa sesuatu itu bisa terjadi. Orang-
orang yang melakukan kegiatan ini disebut dengan ahli sains. Para ahli sains
ini harus berhati-hati dalam memeberikan penjelasan mengenai sesuatu yang
mereka kaji. Bisa saja penjelasan yang diberikan mengenai hakikat sesuatu
berbeda antara satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga diperlukan kajian
selanjutnya untuk mengetahui kebenaran yang paling benar dari hakikat yang
dikaji tadi.
Sains dikatakan sebagai ilmu karena sains memenuhi unsure-unsur atau
ciri-ciri dari suatu ilmu, yaitu: sistematika, adanya objek kajian, ruang lingkup
kajian, dan memiliki metode yang diterapkan serta dikembangkan. Ilmu itu
sendiri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua buah golongan

2
besar, yakni ilmu eksak (ilmu pengetahuan alam atau IPA) dan non eksak
(ilmu pengetahuan sosial atau IPS).
Jika kita mengkaji ilmu, sudah pasti kita juga harus mengkaji pengetahuan.
Apa pengetahuan itu? Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna
dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak dilahirkan. Oleh karena itu manusia
yang normal (baik sekolah atau tidak sekolah), sudah pasti dianggap memiliki
pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal,
yaitu:
a. Manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunkasikan informasi
dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
b. Manusia berpikir menurut suatu alur piker tertentu yang merupakan
kemampuan untuk menalar atau melakukan penalaran.

Terdapat perbedaan antara pengetahuan dan sains (ilmu pengetahuan).


Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh manusia melalui
tangkapan panca indra, intuisi, serta filsafat. Sementara sains atau ilmu
merupakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diklaisfikasi, diorganisasi,
serta diinteroretasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang objektif, serta
teruji kebenarannya, serta dapat diuji ulang secara ilmiah. Artinya, objek
kajian dari ilmu pengetahuan (sains) lebih mendalam mengenai hakikat
sesuatu jika dibandingkan dengan objek kajian pengetahuan yang masih
mendasar saja.

Contoh: Andi pergi memancing ke sebuah sungai. Ketika ia melempar


kailnya, ia melihat pelampung kail mengapung di air. Andi tahu dan semua
orang tahu bahwa pelampung pasti mengapung di air (proses tangkapan panca
indra). Ini adalah ranah pengetahuan, kareana Andi atau kita hanya sekedar
tahu. Untuk menuju sains (ilmu pengetahuan), maka Andi harus mengetahui
mengapa pelampung bisa mengapung di air? Jika Andi mulai melakukan
pengkajian secara sistematis dan menemukan jawaban bahwa benda akan
terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan. Benda
akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama. Benda akan
tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan. Dalam

3
hal ini, pengapung kail mengapung karena pengapung kail terbuat dari bahan
plastic yang ringan sehingga massa jenisnya lebih kecil jika dibandingkan
dengan massa jenis air. Ini adalah ranah sains (ilmu pengetahuan).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ilmu (sains)


sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah mencapai taraf tertentu
yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode
pembahasan akan kajian tersebut. Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan
yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang
ingin mengetahuinya. Berpijak dari hal ini, maka ilmu memiliki unsur-unsur
pokok sebagai berikut:

a. Berisi pengetahuan (knowledge)


b. Tersusun secara sistematis
c. Menggunakan penalaran
d. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain

Selain itu, kita juga dapat menarik suatu benang merah bahwa pengetahuan
dapat dikembangkan oleh manusia untuk mencapai ilmu. Dalam kajian
filsafat, pengetahuan bisa mencapai ilmu jika sudah memenuhi tiga criteria
berikut, yaitu:

a) Adanya aspek ontologis


Adanya aspek ontology menyatakan bahwa bidang studi yang
bersangkutan telah memiliki objek studi atau kajian yang jelas. Dalam hal
ini, bahwa yang namanya objek suatu studi itu harus jelas artinya, dapat
diidentifikasikan, dapat diberi batasan, serta dapat diuraikan sifat-sifatnya
yang esensial. Misalnya ilmu sosiologi, objek kajiannya adalah manusia
dan masyarakat. Ilmu antropologi, objek kajiannya adalah manusia dan
kebudayaan, dan lain sebagainya.

b) Adanya aspek epistemologi


Adanya aspek epistemology menyatakan bahwa bidang studi yang
bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas untuk memperoleh

4
ilmu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa aspek epistemology
merupakan kajian tentang bagaimana cara atau metode untuk memperoleh
ilmu itu.

c) Adanya aspekaksiologi
Adanya aspek aksiologi menyatakan bahwa bidang studi yang
bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Misalnya, bidang
studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai teoritis, hokum,
generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan logis,
sistematis, dan koheren. Selain itu juga bahwa dalam teori seta konsep
tersebut tidak menunjukkan adanya keracunan, kesemrawutan pikiran, atau
penentangan kontradiktif diantara satu sama lainnya.

Selanjutnya, ilmu pengetahuan dikatakan berpijak pada system nilai,


akan tetapi harus diakui bahwa untuk perkembanagan ilmu pengetahuan, ia
dapat “bebas” dari nilai. Contohnya ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran
terikat dengan nilai, maka setiap dokter tidak boleh “menyayat” kulit tubuh
mayat untuk mempelajari dan mengetahui isi dalam tubuh manusia. Artinya,
sampai sekarang kita tidak akan tahu seperti apa bentuk hati, jantung,
pembuluh darah, dan isi tubuh lainnya.

Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia.


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemanfaatan ilmu pengetahuan
akan melahirkan teknologi. Artinya, sains dan teknologi merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan sains sangat berpengaruh pada
perkembngan teknologi, begitu pula sebaliknya. Perkembngan sains dan
teknologi juga tidak dapat lepas dari kehidupan manusia yang dapat
memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia.

2.2 Hakikat dan Makna Teknologi bagi Manusia


Dalam bahasa Yunani, teknologi berasal dari kata “techne” dan “logia”.
“Techne” berarti seni atau kerajinan, dan Logia atau logos artinya ilmu. Jadi,
teknologi dalam artian ini adalah ilmu seni atau ilmu kerajinan (dalam

5
menghasilkan sesuatu). Orang yang memiliki keterampilan untuk
mengahasilkan seni atau kerajinan itu disebut dengan technicus.
Sampai pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara
umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-
alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sehingga sampai
pertengahan abad ini muncul perumusan bahwa teknologi adalah “sebagai
sarana atau aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau
menangani lingkungannya”.
Selanjutnya, Brown (1980) menyatakan bahwa teknologi pada hakikatnya
merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna mengerjakan sesuatu
yang diinginkan. Sebagai contoh, pada abad-abad sebelum adanya alat bedah
canggih, seorang pasien yang memerlukan operasi pembedahan harus
menghadapi alat-alat operasi yang mengerikan tanpa obat bius. Hal itu
membuat nyalinya ciut dan dapat mengakibatkan sakitnya makin parah.
Dengan adanya perkembangan sains dan teknologi, alat bedahpun makin
“ramah”. Pasien tidak takut lagi menghadapi operasi pembedahan, ditambah
dengan adanya obat bius untuk menghilangkan rasa sakit. Selain itu,
keberhasilan operasi pembedahan pun semakin meningkat.
Teknologi digunakan untuk memanfaatkan gejala alam dan mengubahnya.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya
alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan
mnegendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan,
sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam bepergian dan
mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru,
termasuk diantaranya mesin cetak, telepon, dan internet, telah memperkecil
hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk
berinteraksi secara bebas dalam skala global. Akan tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai, seperti misalnya; pengembanagan
senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah,
dari “pentungan” yang terbuat dari kayu sampai pembuatan senjata nuklir
dewasa ini.

6
Padahal jika kita ingin lebih bijak dan melihat dari sisi seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diciptakan manusia dapat memilik inilai seni.
Teknologi yang bernilai seni ini diciptakan untuk membuat orang lain tertarik.
Contoh: produsen pabrikan sepeda motor selalu mendesain kerangka (body)
sepeda motor dengan berbagai mcam type atau bentuk. Type atau bentuk yang
bermacam-macam ini memiliki nilai seni, dan dilakukan untuk menarik minat
konsumen.

2.3 Hakikat dan Makna Seni bagi Manusia


Seni pada hakikatnya bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas
manusia. Seni juga dapat dikatakan dengan sesuatu yang diciptakan manusia
yang mengandung unsure keindahan. Walaupun demikian, sebenarnya seni
sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Masing-masing individu
cenderung untuk memilih sendiri peraturan dan parameter mengenai seni.
Secara harfiah dalam bahasa Latin, seni adalah ars yang berarti
“kemahiran”. Dalam bahasa Inggris disebut dengan art atau “suatu kemahiran
dalam membuat barang atau mengajarkan sesuatu”. Sementara Kamus Besar
Bahasa Indonesia atau KBBI (2008) mendefinisikan seni dengan “keahlian
membuat karya yang bermutu, dilihat dari segi kehalusan, keindahan, dan
lain-lain”.
Tidak bisa disangkal bahwa seni berhubungan dengan budaya. Seni
merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hasilnya berkembang menjadi
bagian dari budaya manusia. Seni merupakan karunia Tuhan kepada manusia
untuk dapat berekspresi sebagai perwujudan dari peradaban manusia. Seni
merupakan hasil pengerahan kemampuan akal, tubuh, perasaan, emosi,
keinginan serta panca inderanya yang ditampilkan dalam sebuah hasil karya
yang dapat dinikmati, baik oleh sang seniman (si pembuat karya) maupun oleh
orang lain (si penikmat karya) yang bertujuan untuk menciptakan
keharmonisan jiwa, raga, dan pikiran.
Seni selalu berkembang seiring bergulirnya waktu dan hanya dibatasi oleh
kemampuan dan kesempatan sang seniman pada zamannya atau waktu
tertentu. Walau begitu, seni tetaplah merupakan benda mati yang bentuknya

7
bergantung kepada keinginan pencipta atau pembuatnya. Seni bersifat
universal, sehingga dapat menembus batas atau lintas gender, ras, agama,
suku, golongan, strata sosial, zaman, dan lain-lain.
Akan tetapi, kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata seni yang
diletakkan dengan suatu objek. Misalnya, jika kita mendengar istilah kesenian
Sumatera Barat, hal itu dikarenakan seni tersebut dibuat oleh manusia yang
tinggal atau yang berasal dari Sumatera Barat. Dengan demikian pasti ada
kesenian dari Jambi, Riau, dan sebagainya. Bagaimana halnya jika kita
mendengar orang berbicara tentang seni Islam. Otomatis harus ada pula yang
namanya seni kafir? Kenyataannya adakah yang disebut atau mau disebut
sebagai seni kafir? Jawabannya adalah tidak! Dalam hal ini, Tuhan member
petunjuk bahwa yang Islam maupun kafir adalah manusianya, bukan bendanya
atau seninya, karena seperti kita jabarkan dia atas, bahwa seni merupakan
benda mati hasil karya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Meskipun seni mampu berkembang sesuai perkembangan akal manusia,
tentunya sebagai manusia yang bajik dan bijak, kita mesti memahami batasan-
batasan atau freme dalam aplikasi ataupun apresiasi seni tersebut, sehingga
kita tidak berapresiasi seni yang melampui batas.
Jika dlihat penggunaan medianya, maka seni dapat dibedakan menjadi 3:
a. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau audio art,
misalnya seni music, seni suara, dan seni sastra, seperti; puisi dan pantun.
b. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (visual art), misalnya
lukisan, poster, hasil teknologi (robot, televise, dan lain sebagainya), seni
bangunan, seni gerak beladiri, dan sebagainya.
c. Seni yang dinikmati melalui media pengelihatan dan pendengaran (audio
visual art) misalnya pertunjukkan music, pagelaran wayang, dan film.

Dari pembagian seni di atas, maka dapat dikatakan bahwa seni memiliki
hubungan yang erat dengan teknologi. Teknologi yang diciptakan oleh
manusia dapat memiliki nilai seni, tergantung dari penilaian manusia yang
melihatnya. Artinya, seni dapat mewujudkan teknologi yang memiliki nilai
estetika (keindahan).

8
2.4 Aplikasi Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia
Ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni (IPTEKS) memiliki hubungan yang
sangat erat. Ilmu pengetahuan dapat diaplikasikan melalui teknologi sehingga
dikatakan bahwa “science without technology has no fruit, technology without
science has no root” 9sains tanpa teknologi bagai pohon tak berbuah,
teknologi tanpa sains bagai pohon tak berakar).
IPTEKS sendiri merupakan bagian dari unsure pokok kebudayaan
universal yang bisa dijumpai pada setiap kehidupan masyarakat, mulai dari
zaman purba hingga sekarang. Pada zaman purba, manusia telah
mengaplikasikan IPTEKS dengan menciptakan berbagai teknologi (peralatan
hidup) sederhana yang terbuat dari batu dan perunggu yang dipergunakan
untuk mencari makanan hingga bercocok tanam. Manusia zaman purba juga
sudah mengenal system kepercayaan yangs ekaligus menunjukkan nilai seni
(animism dan dinamisme). Selain itu, manusia zaman purba juga sudah
mengenal system pengetahuan dalam pelayaran yang menggunakan sandaran
pengetahuan pada perbintangan.
Dalam perkembangannya, IPTEKS kemudian diaplikasi dalam kehidupan
secara lebih modern (peradaban). Saat ini manusia sudah mengaplikasikan
IPTEKS dengan menciptakan teknologi canggih yang digunakan untuk
mempermudah dan meringankan beban kerja mereka. Contoh aplikasi
IPTEKS di berbagai bidang:
1. Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
a. Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat
pemotong dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat
penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat
menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien.
b. Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian
juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan
hama lebih berhasil, sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan.
c. Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan
teknik pemuliaan yang semakin canggih dapat ditemukan bibit unggul
seperti jenis padi VUTW (varietas unggul tahan wereng), kelapa

9
hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi perah, dan bermacam-macam
jenis unggul lainnya.
d. Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yang besar
serta tidak berbiji.
e. Teknologi pengolahan pascapanen, seperti pengalengan ikan, buah-
buahan, daging, dan teknik pengolahan lainnya.
f. Budi daya hewan dapat meningkatkan perdapatan dan kesejahteraan
manusia.

2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan


Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat opersi mutakhir,
bermacam-macam obat, penggunaan benda radioaktif untuk pengobatan
dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat
dengan segera disembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan
mortalitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah
isoniazid yang mengandung c radioaktif, sangat efektif dan
menyembuhkan penyakit TBC.

3. Dalam bidang telekomunikasi


Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia
dapat memperoleh informasi dari daerah yang sangat jauh, sehingga
penggunaan waktu sangat efisien.
4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat
canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan
baik. Sayangnya senjata itu digunakan secara semena-mena

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama
IPTEKS adalah sebagai sarana untuk memperlancar tugas dalam kehidupan
manusia. IPTEKS juga berkaitan dengan upaya manusia untuk mencapai
hidup pada taraf yang lebih baik. Maka dapat disimpulkan bahwa:

10
a. Manusia sebagai pencipta kebudayaan.
b. Kebudayaan menghasilkan peradaban.
c. Produk peradaban adalah sains, teknologi, dan seni.
d. Produk sains, teknologi, dan seni bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia.
e. IPTEKS itu netral tetapi tidak semuanya yang bebas nilai (artinya ada
yang bebas nilai).
f. Hakikat IPTEKS sebenarnya hanya sebatas penemuan bagaimana proses
sunatullah (Hukum Alam) itu terjadi di alam semesta bukan menciptakan
hukum sendiri.

11
BAB III
KERANGKA TEORI HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI
DAN SENI BAGI MANUSIA

Aspek Ontologis
Pengetahuan
Espek Epistemologi
Aspek Aksiologi
Berisi pengetahuan (knowledge)
Tersusun secara sistematis
Menggunakan penalaran
Ilmu Pengetahuan atau Sains
Dapat dikontrol secara kritis

Dapat dibuktikan

Ilmu Ekstrak Ilmu non Ekstrak

Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan


Alam Sosial
Fisika Ekonomi
Kimia Sosiologi
Biologi Geografi

Penerapan Sains

Teknologi

Teknologi
Teknologi Madya Teknologi
Modern Tradisional

Seni

Bersifat Universal

Seni Pendengaran
Seni Seni dan
Pendengaran Penglihatan seni Penglihatan

12
BAB IV

CRITICAL THINKING HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI


DAN SENI BAGI MANUSIA

4.1 Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Sains merupakan ilmu yang bersifat teoritis, sehingga sains tidak
memiliki wujud, dan hanya bisa dipelajari, dan nantinya akan menhasilkan
teknologi. Cara sains mengkaji sesuatu adalah dengan melakukan pengamatan
langsung, menguji, dan kemudian menerangkan mengapa sesuatu itu bisa
terjadi. Jika kita mengkaji ilmu, sudah pasti kita juga harus mengkaji
pengetahuan.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh manusia
melalui tangkapan panca indra, intuisi, serta filsafat. Sementara sains atau
ilmu merupakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diklaisfikasi,
diorganisasi, serta diinteroretasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang
objektif, serta teruji kebenarannya, serta dapat diuji ulang secara ilmiah.
Intinya sains lebih detail pembahasannya dari pada pengetahuan.
Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam keputusan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan
teknologi adalah transformasi kebutuhan (perubahan bentuk dari alam),
teknologi adalah realis atau kenyataan yang diperoleh dari dunia ide. Secara
konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetepi secara
luas juga mencakup teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan
(the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metode
sistematis untuk mencapai tujuan manusia, sedangkan teknologi dalam makna
subyektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang di sempurnakan,
sampai kenyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah
teknologi.
Teknik atau rekayasa (bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan
ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini
diselesaikan lewat pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis yang
diterapkan untuk mendesain objek atau proses yang berguna. Teknik di masa

13
sekarang semakin berkembang. Terbukti denan fenomena teknik pada
masyarakat kini, terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Rasionalitas
Tindakan spontan oleh teknik di ubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan penghitungan rasional.
b. Artifisialitas
Selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c. Otomatisme
Dalam hal metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan
nonteknis menjadi kegiatan teknis.
d. Teknik berkembang dalam suatu kebudayaan.
e. Monisme
Semua teknik bersatu, saling berinteraksi, dan saling bergantung.
f. Universalisme
Teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideology, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
g. Otonomi
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi dalam artian ini adalah ilmu seni atau ilmu kerajinan (dalam
menghasilkan sesuatu). Seni merupakan suatu bentuk yang memiliki nilai.
Yang dimaksud dengan nilai yaitu meliputi nilai keindahan, tingkat kesulitan,
ekonomi, dan keterampilan. Namun, seni sangat sulit diungkapkan dan
diartikan. Semakin berkembangnya zaman seni tradisional sudah mulai
dilupakan karena berkembangnya seni modern yang lebih menarik untuk
kalangan remaja. Seperti alat musik angklung, gong, gamelan, seruling,
bertambah modern menjadi gitar, drum, piano, dll. Kita sebagai generasi
muda harus mencintai seni dan melestarikan seni yang berhubungan dengan
budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia memang tidak bisa lepas dari globalisasi namun
sebagai bangsa yang berkembang, warga bangsa Indonesia juga harus

14
semakin cerdas memaknai perkembangan sains, teknologi, dan seni dengan
lebih bijak. Menciptakan inovasi-inovasi juga sangat perlu sebagai aplikasi
perkembangan IPTEKS di Indonesi dengan catatan tidak menghilangkan
budaya bangsa sebagai kekayaan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam perkembangannya, IPTEKS kemudian diaplikasi dalam
kehidupan secara lebih modern (peradaban). Teknologi yang canggih telah
membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dan juga menghemat waktu
yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sains merupakan ilmu yang bersifat teoritis, sehingga sains tidak memiliki
wujud, dan hanya bisa dipelajari, dan nantinya akan menhasilkan teknologi.
Intinya sains lebih detail pembahasannya dari pada pengetahuan. Sains dan
teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi yang
canggih telah membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dan juga
menghemat waktu yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.

5.2 Saran
Seiring berjalannya waktu ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
canggih dan semakin mempermudah kita untuk melakukan sesuatu. Kita
sebagai penggunanya harus bijak dan berhati-hati dalam menggunakan
teknologi modern yang ada, sehingga kita tidak terperangkap pada dampak
negatif yang ditimbulkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Juliardi, Budi,S.H.,M.Pd.2014.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Bandung:Alfabeta

Prof.Dr.Rusmin Tumanggor,M.A.,ct al.2010.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Jakarta:


Kencana

Dr.Elly M.Setiadi,M.Si.,et al.2006.Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar.Jakarta:


Kencana

17

Anda mungkin juga menyukai