Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan


lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap
bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah
waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang
sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak
terlalu sama. 
Siklus normalnya berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 80 ml per hari. Penelitian menunjukkan
wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa,
sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause)
lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-
hipofisis-ovarium.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang
paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi
(perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi
tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan.
Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita
berobat ke dokter.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh
sebagian besar perempuan tentang gangguan-gangguan haid dalam masa
reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering
dialami oleh setiap perempuan ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:


1. Apa definisi menstruasi ?

2. Apa fisiologi menstruasi ?

3. Apa siklus menstruasi ?

4. Apa definisi gangguan menstruasi ?

5. Apa saja jenis-jenis gangguan yang terjadi pada mentruasi ?

6. Bagaimana etiologi dari gangguan menstruasi ?

7. Bagaimana patofisiologi dari gangguan menstruasi ?

8. Bagaimana WOC dari gangguan menstruasi ?

9. Bagaimana pemeriksaan diagnostik gangguan menstruasi ?

10. Bagaimana penatalaksanaan medis gangguan menstruasi ?

11. Apa saja pemeriksaan penunjang gangguan menstruasi ?

12. Bagaimana pencegahan gangguan menstruasi ?

13. Apa saja komplikasi dari gangguan menstruasi ?

14. Bagaimana asuhan keperawatan gangguan menstruasi ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini:


1. Mampu menjelaskan definisi menstruasi.

2. Mampu menjelaskan fisiologi menstruasi.

3. Mampu menjelaskan siklus menstruasi.

2
4. Mampu menjelaskan definisi gangguan menstruasi.

5. Mampu menjelaskan jenis-jenis gangguan menstruasi.

6. Mampu menjelaskan etiologi gangguan menstruasi.

7. Mampu menjelaskan patofisiologi gangguan menstruasi.

8. Mampu menjelaskan WOC dari gangguan menstruasi.

9. Mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik dari gangguan menstruasi.

10. Mampu menjelaskan penatalaksanaan gangguan menstruasi

11. Mampu menelaskan pemeriksaan penunjang gangguan menstruasi..

12. Mampu menjelaskan pencegahan dari gangguan menstruasi.

13. Mampu menjelaskan komplikasi dari gangguan menstruasi.

14. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan gangguan menstruasi.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Menstruasi

Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini
terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam
rahim atau endometrium.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya
perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron
(Hawari, 1997).

Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :

 Lamanya 3-6 hari


 Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari

 Satu siklus normal 21-35 hari

 Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi

Menstruasi merupakan peristiwa pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari
uterus secara periodik ( Reeder, Sharon J, 2011).
Tabel.2.1 Parameter Klinis Haid Pada Usia Reproduksi
Parameter haid Definisi klinis Batasan (persentil ke 5 – 95)
Frekuensi haid (hari) Normal 24 – 38
Sering < 24

4
Jarang > 38
Keteraturan siklus (hari) Normal Variasi 2 – 20
dalam 12 bulan Tidak teratur Variasi > 20
Tidak ada -
Normal 4–8
Durasi haid (hari) Panjang >8
Pendek <4
Volume darah haid (ml) Normal 5 – 80
Banyak > 80
Sedikit <5
Sumber: Sarwono, 2011

B. Fisiologi Menstruasi

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan
perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa
menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause,
haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-
3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-
35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang
mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat,
darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri
atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur
dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan
haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak

5
teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia
mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating
Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam
jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan  proliferasi sel endometrium (penebalan dari
endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan
hormon LH (Luteinizing hormon). LH  akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan
sekretorik pada endometrium  sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi
selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase
proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur.

C. Siklus Menstruasi

Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita  tetapi juga pada wanita
yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling
panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

6
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
kemudian ada yang  7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita
yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal,
setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi
bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender
tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa
mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan
siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai
tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh
dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari
ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah
satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi
pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung  selama 3 –
5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian
dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur,
tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas
dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan

7
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5
hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak
membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel
telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium,
akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita
merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai
mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus
luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan
suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang
baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya
ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan
dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai
menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar
HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
a) Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung
darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi,
sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari
uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.

8
b) Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel
endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang
lebih 4 hari.
c) Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi
dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
1. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari
mulut kelenjar.
2. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak
dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang
(nake nukleus).
3. Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis.
Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan
padat.
d) Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-
28. Pada  fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

9
D. Definisi Gangguan Menstruasi

Gangguan haid atau juga disebut dengan perdarahan uterus abnormal merupakan
keluhan yang sering menyebabkan seorang perempuan datang berobat ke dokter atau
tempat pertolongan pertama ( Sarwono, 2011).
Perdarahan uterus disfungsional adalah abnormalitas perdarahan yang berat, ringan,
atau tidak teratur. Sebagian besar perdarahan uterus disfungsional berhubungan dengan
gangguan endokrin yang mengganggu perubahan siklus normal dalam endometrium
( Reeder, Sharon J, 2011).

E. Jenis-Jenis Gangguan Pada Menstruasi

1. Gangguan jumlah darah dan lama menstruasi

a. Hipermenorea

Hipermenorea ( menoragia) adalah bentuk gangguan siklus mentruasi


tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari
jumlah pembalut yang di pakai dan gumpalan darahnya(Ida Ayu & dkk,
2009). Hiperminorea adalah aliran darah menstruasi yang sangat banyak,
biasanya lebih dari 7-8 hari, yang ditandai dengan kehilangan darah lebih dari
80-100ml ( Reeder, Sharon J, 2011)
Hipermenorea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih banyak
dan atau duarasi lebih lama dari normal dengan siklus yang normal teratur.
Penyebab hipermenorea terletak pada kondisi dalam uterus. Gangguan

10
anatomis menyebabkan terjadi hipermenorea, termasuk diantaranya mioma
uteri, polip dan hiperlapsia endometrium (Sarwono,2011)

b. Hipomenorea

Hipomenorea adalah siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal


menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan dengan kenyataan tidak banyak
berdarah ( Ida Ayu & dkk, 2009 ). Hipomenorea merupakan aliran darah
yang sedikit, dalam waktu singkat, yang dapat disebabkan oleh disfungsi
endokrin ( Reeder, Sharon J, 2011)
Terdapat beberapa penyebab hipomenorea yaitu gangguan organik
misalnya pada uterus pascaoperasi miomektomi dan gangguanendokrin.
Hipomenorea menunjukkan bahwa tebal endometrium tipis dan perlu
evaluasi lanjut (Sarwono, 2011).

2. Kelainan siklus menstruasi

a. Polimenorea

Polimenorea adalah menstruasi yang sering terjadi dan abnormal ( Ida


Ayu & dkk, 2009 ). Polimenorea adalah haid dengan siklus yang lebih
pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Seringkalli sulit membedakan
polimenorea dengan metroragia yang merupakan perdarahan antara dua
siklus haid. Penyebab polimenore bermacam-macam antara lain gangguan
endokrin yang menyebabkan gangguan ovulasi, fase luteal memendek, dan
kongesti ovarium karena peradangan ( Sarwono, 2011).
b. Oligomenorea

Oligomenorea adalah siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah


perdarahan mungkin sama ( Ida Ayu & dkk, 2009 ). Oligomenore adalah haid
dengan siklus yang lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari. Sering
terjadi pada sindroma ovarium polikistik yang disebabkan oleh peningkatan
hormon androgen sehingga terjadi gangguan ovulasi ( Sarwono, 2011).

11
c. Aminorea

Aminorea adalah keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-


turut. Menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun ( Ida Ayu &
dkk, 2009 ).
Amenore adalah tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
mencakup salah satu dari tiga tanda sebagai berikut:
1. Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya
pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin sekunder

2. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan


normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder.

3. Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada


perempuan yang sebelumnya pernah haid (Sarwono, 2011)

1) Aminorea primer

Amenorea primer terjadi saat seorang wanita tidak mengalami


menstruasi sejak kecil ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
Aminore primer terjadi jika seorang remaja putri yang sudah berusia 16
tahun belum mendapat menstruasi. Aminore primer sering disebabkan
oleh abnormalitas kongenital, seperti ketiadaan vagina atau uterus dan
abnormalitas endokrin ( Reeder, Sharon J, 2011).
2) Aminorea fisiologis

Aminorea fisiologis adalah wanita sejak lahir sampai mencapai


menarke, terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu, dan
setelah mati mentruasi ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
3) Aminorea sekunder

Aminorea sekunder adalah pernah mengalami menstruasi dan


selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
Aminore sekunder terjadi jika seorang wanita yang pernah mendapat
menstruasi tidak lagi mendapatkannya. Penyebabnya dapat bersifat

12
organik atau fungsional. Penyebab organik amenore sekunder meliputi
tumor, infeksi atau kista yang menekan atau menghancurkan hipotalamus.

3. Pra Menstruasi syndrome

Sebelum menstruasi. 30 - 40% melaporkan gejala yang cukup berat sehingga


mengganggu aktivitas sehari-hari. 5% melaporkan gejala yang melumpuhkan
kapasitas mereka. Waktu berlangsungnya sindrom pramenstruasi (PMS) ini
bervariasi dari 2-12 hari sebelum haid, dan hilang dalam 24 jam setelah haid
(kebalikan dismenore, yang dimulai 24 jam setelah haid dimulai dan hilang
dalam 2-4 hari atau menjelang akhir haid). Diagnosis PMS ini dapat ditegakkan
dengan melakukan penilaian prospektif secara konsisten terhadap tanda dan
gejala selama fase luteal pada siklus menstruasi dengan ovulasi dan harus cukup
hebat hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, dengan 1 minggu penuh fase
folikular yang bebas gejala. Speroff et al menjelaskan PMS sebagai kumpulan
berbagai masalah, terutama terkait dengan aspek biologis, tetapi tersamar dengan
masalah psikologis yang kemungkinan merupakan hasil respon yang dipelajari
atau kemungkinan kondisi yang dialami individu tertentu sebagai respon terhadap
perubahan neuroendokrin dan perubahan hormonal yang mempengaruhi sistem
serotonergis.
Klasifikasi PMS:
Tipe A: Paling sering dialami oleh 60-80% pasien PMS. Ansietas, iritabilitas,
insomnia, dan ketegangan saraf akibat peningkatan hormon estrogen dan
progesteron. Asupan produk susu yang berlebihan dan defisiensi
magnesium turut mempengaruhi.
Tipe H: Retensi air, kenaikan berat badan, edema, kembung, nyeri tekan pada
payudara akibat kelebihan estrogen dan aldosteron serta defisiensi
dopamin. Defisiensi vitamin B6 dan defisiensi magnesium dapat
mempengaruhi.
Tipe C: Karbohidrat dan mengidam manis, sakit kepala, palpitasi, pusing,
pingsan,dan/atau keletihan. Medina menyatakan bahwa penyebabnya

13
peningkatan kapasitas pengikat untuk insulin. Defisiensi vitamin B, zink,
magnesium, dan/atau vitamin C dapat juga menjadi penyebab.
Tipe D: Paling jarang terjadi, mempengaruhi 17-23% pasien PMS. Dapat terjadi
menyertai tipe A. Depresi, konfusi, insomnia, dan kecenderungan bunuh
diri. Terjadi akibat penurunan kadar estrogen dan peningkatan progesteron,
hipotiroidisme, ketidak seimbangan androgen, predisposisi genetik, atau
peningkatan kadar proklatin. Defisiensi vitamin B dan magnesium dapat
mempengaruhi. Penelitian laboratorium : Tes toleransi glukosa, TSH,
T4, prolaktin serum.

4. Keadaan patologis terkait menstruasi

a. Ketegangan sebelum menstruasi (Prementrual tension)

Gangguan yang terjadi sebelum menstruasi yang dimulai sekitar seminggu


sebelum dan sesudah menstruasi ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
b. Mastodinia (Mastalgia)

Mastodinia (Mastalgia) adalah adanya rasa bengkak dan pembesaran


payudara sebelum menstruasi ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
c. Rasa nyeri saat ovulasi ( Mittelschmerz)

Rasa nyeri saat ovulasi terjadi karena pecahnya folikel Graf, dapat disertai
perdarahan ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
d. Rasa nyeri saat menstruasi ( Disminorea )

Disminorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan
terpusat diabdomen bawah. Keluhan nyeri dapat terjadi bervariasi mulai dari
yang ringan sampai berat. Keparahan disminore berhubungan langsung
dengan lama dan jumlah darah haid. Seperti diketahui haid hampir selalu
diikuti dengan rasa mulas / nyeri.
1) Disminorea primer

14
Disminorea ini adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan
anatomis alat kelamin ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
Disminorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi
pada panggul. Disminorea primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan
disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat
adanya prostaglandin yang diprosuksi oleh endometrium fase sekresi
(Sarwono, 2011)
2) Disminorea sekunder

Disminorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan


kelainan anatomis yang jelas ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
Disminorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan
berbagai keadaan patologis di organ genetalia misalnya, endometriosis,
adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,
perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome (sarwono, 2011)

F. Etiologi Gangguan Pada Mentruasi

Menurut Sarwono 2011 penyebab dari gangguan menstruasi sangat banyak dan
secara sistematis dibagi menjadi 3 kategori penyebab utama, yaitu:
1. Keadaan patologis panggul:

a. Lesi permukaan pada Traktus Genital :

1) Mioma uteri, adenomiosis

2) Polip endometrium

3) Hiperlapsia endometrium

4) Adenokarsinoma endometrium, sarkoma

5) Infeksi pada serviks, endometrium dan uterus

6) Kanker serviks, polip

15
7) trauma

b. Lesi dalam

1) Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi miometrium

2) Endometriosis

3) Malformasi arteri vena pada uterus

2. Penyakit medis sistemik:

a. Penyakit tiroid, hepar, gagal ginjal, disfungsi kelenjar adrenal, SLE.

b. Gangguan hipotalamus hipofisis: adenoma, prolaktinoma, strss, olahraga


berlebih.

3. Perdarahan uterus disfungsi adalah gangguan haid tanpa ditemukan keadaan


patologi pada panggul dan penyakit sistemik.

Penyebab gangguan menstruasi menurut Gita Pratama (2014) dalam health kompas
adalah sebagai berikut:
a. Gangguan ovulasi dalam tubuh wanita
Gangguan ovulasi bisa berakibat menurunnya kesuburan wanita,
bahkan menyebabkan infertilitas atau kemandulan.
b. Stres
Stress merupakan salah satu penyebab gangguan hormon, termasuk
hormon reproduksi. Jika terjadi gangguan hormon tentu siklus menstruasi
tidak akan pernah berjalan normal. Pasalnya hormon-hormon yang
dibutuhkan untuk "memerintah" organ-organ reproduksi tidak mampu bekerja
dengan seharusnya.
c. Gangguan hormon reproduksi
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormon adalah
sindrom ovarium polikistik. Sindrom ini terjadi karena tubuh memproduksi

16
terlalu banyak hormon testosteron sehingga proses ovulasi tidak teratur atau
tidak terjadi sama sekali. Sindrom ini dicirikan dengan tumbuhnya rambut-
rambut halus lebih yang lebih tebal di sekitar mulut atau puting, wajah mudah
berjerawat, serta kegemukan. Jika tidak diatasi, sindrom ini bisa
menyebabkan permasalahan kesehatan yang serius, misalnya diabetes dan
penyakit jantung
d. Gangguan kelenjar tiroid
e. Olahraga terlalu berat
Olahraga terlalu berat dapat menyebabkan ketidakseimbangan
metabolisme. Sehingga energi yang seharusnya disalurkan pada organ-organ
reproduksi justru akan didistribusikan pada pembentukan otot di bagian yang
aktif dilatih. 
f. Anoreksia nervosa
Wanita yang mengalami anoreksia nervosa atau gangguan makan juga
menyebabkan terganggunya metabolisme. Gangguan ini membuat tubuh
kekurangan gizi yang juga dibutuhkan bagi organ-organ reproduksi untuk
berfungsi dengan baik.

G. Patofisiologi Gangguan Pada Mentruasi

Patofisiologi dengan gangguan menstruasi menurut Sarwono, 2011:

Pada siklus ovulasi terjadi perdarahan uterus disfungsi yang disebabkan oleh
terganggunya konrtollokal homeostasis dan vasokontriksi yang berguna untuk
mekanisme membatasi jumlah darah saat pelepasan jaringan endometrium haid. Saat ini
telah diketahui berbagai molekul yang berguna untuk mekanisme kontrol tersebut, antara
lain yaitu endotelin, prostaglandid, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan fungsi platelet.
Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus disfungsi
pada siklus ovulasi adalah korpus luteum persisten dan insufisuensi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan pada endometrium.
Endometrium mengalami poliferasi berlebih tetapi tidak diikuti dengan pembentukan
jaringan penyangga yang baik karena kadar progesteron rendah. Endometrium menjadi

17
tebal tapi rapuh, jaringan endometrium lepas tidak bersamaandan tidak ada kolaps
jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur. Penyebab anovulasi bermacam-
macam mulai dari belum matangnya aksis hipotalamus – hipofisis - ovarium sampai
suatu keadaan yang mengganggu aksis tersebut. Sindroma ovarium polikistik merupakan
contoh salah satu keadaan yang mengganggu aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium
sehingga terjadi perdarahan uterus disfungsi anovulasi.

18
Web of Caution Disminorhoe

Ovulasi Mual dan dx: -Posisi rahim tdk normal sakit


muntah resiko daerah
-Ukuran rahim terlalu kecil bawah
kurang
-Peningkatan hormone nutrisi -tumor pinggang
progesterone
-penyakit lain: TBC, anemia
-hormon prostaglandin Dismnorhoe
meningkat a -Udara terlalu dingin

-proliferasi Keluhan pd
endometrium dan seluruh bag Rasa letih
meluruh pd siklus haid tubuh Disminorhoe
sekunder

Nyeri haid
Kontraksi miometrium dan pembuluh darah uterus
Disminorhoe
Hipoksia
kerusakan Primer
Cemas &
jarigan
tegang bingung

Nyeri

Nyeri

intoleransi
aktivitas

19
Web of Caution Hipermenorea (Menoragia)

Abortus Kehamilan: Gangguan Endometriosis


Intrauterine hormonal
ektopik Mioma Uteri

Gangguan hipotiroid infeksi


Lepasnya
perdarahan
implantasi hasil Keganasan
Medikamentosa konsepsi Gangguan haid
polip
Perdarahan
endometrium

Kelainan
koagulasi Menoragia

ptekie, Perdarahan fase Nyeri abdomen


Perdarahan di anatara lesu
memar/ menstruasi yg berlebih bawah
dua siklus haid
ekimosis
,purpura

anemia
Dx Nyeri

keletihan

20
Web of Caution Oligomenorea

Depoprovera, Estrogen dan Anovulasi pada remaja Ansietas,


norplant, AKDR progesterone stress,
meningkat keletihan
Penggunaan/penghentian penyakit
kontrasepsi hormone kronis, obat-
vulasi obatan,
belum lingkungan,
Waktu haid teratur status
lebih cepat penyakit,
Gangguan
hormone dlm
tubuh gangguan tumor rahim,
kesuburan infertilitas tumor di
indung telur.
menopause

nyeri

Penurunan
aliran
menstruasi

oligomenori
a

21
Web of Caution Pra Menstruasi Syndrom

Prolaktin ↑ Gamma linoleic acid


(GLA) ↓

Estrogen ↑ dan
Gangguan metabolism
progesteron↓
prostaglandin

Proses kimia tubuh Neurotransmitter otak


terganggu terganggu

Metabolism vit.B6
(anti depresi)
terganggu

Deficit vit. B6

Produksi
serotonin
terganggu

Pre menstrual
Serotonin ↓ sindrom
depresi

Kelemahan umum Nyeri payudara acne Mood labil

MK: intoleransi MK: nyeri MK: gangguan MK:


aktivitas integritas kulit ansietas

22
H. Penatalaksanaan Medis Gangguan Mentruasi ( Perdarahan Uterus Abnormal)
menurut sarwono, 2011:

1. Penanganan pertama

Penanganan pertama ditentukan pada kondisi hemodinamik. Bila keadaan


hemodianamik tidak stabil segera masuk rumah sakit untuk perawatan perbaikan
keadaan umum. Bila keadaan hemodinamik stabil segera dilakukan penanganan
untuk menghentikan perdarahan.
a. Perdarahan akut dan banyak

Perdarahan akut dan banyak sering terjadi pada 3 kondisi yaitu pada remaja
dengan gangguan koagulopati, dewasa dengan mioma uteri, dan pada
pemakaian obat antikuagulansia. Ditangani dengan 2 cara yaitu dilatasi kuret
dan medikamentosa.
1) Dilatasi kuretase

Tidak mutlak dilakukan, hanya bila ada kecurigaan keganasan dan


kegagalan dengan terapi medikamentosa. Perdarahan uterus abnormal
dengan resiko keganasan yaitu bila usia > 35 tahun, obesitas, dan siklus
anovulasi kronis.
2) Penanganan medikamentosa

Terdapat beberapa macam obat hormon yang dapat dipakai untuk terapi
perdarahan uterus abnormal misalnya kombinasi estrogen progesti,
estrogen, dan progestin.
b. Perdarahan ireguler

Perdarahan ireguler dapat dalam bentuk metroragia, menometroragia,


oligomenore, perdarahan memanjang yang sudah terjadi dalam hitungan
minggu atau bulan dan berbagai bentuk pola perdarahan lainnya. Bentuk pola
perdarahan diatas digabungkan karena mempunyai penanganan yang relatif
sama. Perdarahan ireguler melibatkan banyak macam pola perdarahan dan
tentunya mempunyai berbagai macam penyebab. Metroragia,

23
menometroragia, oligomenorea, perdarahan memanjang dan lain sebagainya
merupakan bentuk perdarahan yang biasa terjadi. Sebelum, memulai dengan
terapi hormon sebaiknya penyebab sistemik dievaluasi terlebih dahulu,
seperti yang dilakukan dibawah ini:
1) Periksa TSH: evaluasi penyakit hipotiroid dan hipertiroid sebaiknya
dilakukan sejak awal

2) Pemeriksaan prolaktin : bila ada oligomenorea atau hipomenorea

3) Lakukan PAP smear : bila didapatkan perdarahan pascasenggama

4) Bila curiga atau terdapat resiko keganasan endometrium: lakukan biopsi


endometrium dan pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan USG
transvagina. Bila terdapat keterbatasan untuk melakukan evaluasi seperti
tersebut diatas dapat segera melakukan pengobatan seperti dibawah ini:

a) Kombinasi estrogen progestin : berikan pil kontasepsi kombinasi


dosis 1x1 tablet sehari, berikan siklik selama 3 bulan.

b) Progestin : bila terdapat kontraindikasi pemakaian pil kontrasepsi


kombinasi, dapatdiberi progestin misalnya, MPA 10 mg 1x1
tablet/hari. Pengobatan progestin diulang selama 3 bulan.

2. Penanganan dengan medikamentosa non hormon

Penanganan medikamentosa diberikan jika tidak ditemukan keadaan patologi


pada panggul. Tujuan medikamentosa tersebut adalah mengurangi jumlah darah
yang menurunkan resiko anemia, dan meningkatkan kualitas hidup.
Medikamentosa nonhormon yanng dapat digunakan untuk perdarahn uterus
abnormal adalah obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID).

3. Penanganan dengan terapi bedah

Faktor utama yang mempengaruhi pilihan penanganan perdarahan uterus


abnormal adalah apakah penderita telah menggunakan pengobatan

24
medikamentosa pilihan pertama dengan sedikit kesembuhan atau tidak ada
perbaikan sama sekali. Jika keadaan ini terjadi, penderita akan menolak untuk
kembali ke pengobatan medikamentosa, sehingga terapi bedah menjadi pilihan.
Histerektomi merupakan prosedur bedah utama yang dilakukan pada kegagalan
terapi medikamentosa. Angka keberhasilan terhadap perdarahan mencapai 100%.
Angka kepuasan cukup tinggi mencapai 19% setelah 3 tahun pascaoperasi.
Walaupun demikian, komplikasi tetap bisa terjadi berupa perdarahan, infeksi, dan
masalah penyembuhan luka opereasi. Saat ini telah dikembangkan prosedur
bedah invasif minimal dengan cara ablasi untuk mengurangi ketebalan
endometrium. Cara ini diduga lebih mudah dilakukan, dan sedikit komplikasi.
Namun, tentunya masih perlu bukti dengan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Beberapa prosedur bedah yang saat ini digunakan pada penanganan perdarahan
uterus abnormal adalah ablasi endometrium, reseksi transerviks, histeroskopi
operatif, miomektomi, hisrektomi dan onklusi atau emboli arteri uterina.

I. Penatalaksanaan Medis Gangguan Menstruasi ( Perdarahan Uterus Disfungsi)


menurut Sarwono, 2011:

Penanganan PUD dilakukan untuk mencapai 2 tujuan yang saling berkaitan, yaitu
yang pertama mengembalikan pertumbuhan dan perkembangan endometrium abnormal
yang menghasilkan keadaan anovulasi dan kedua membuat haid yang teratur, siklik
dengan volume dan jumlah yang normal. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan
cara menghentikan perdarahan dan mengatur haid supaya normal kembali

1. Mengatur haid supaya normal kembali

Seperti pada perdarahan uterus abnormal penanganan pertama ditentukan


berdasarkan kondisi hemodinamik. Bila hemodinamik tidak stabil segera masuk
rumah sakit untuk perawatan perbaikan keadaan umum. Bila hemodinamik stabil
penanganan untuk menghentikan perdarahan dilakukan seperti tata cara
penanganan perdarahan uterus abnormal dengan bentuk perdarahan akut dan

25
banyak. Medikamentosa yang dipakai adalah kombinasi estrogen dan progestin
atau progestin dan estrogen.
2. Mengatur haid setelah penghentian perdarahan

a. Usia remaja, dapat diberikan obat:

1) Kombinasi estrogen dan progesteron (pil kontrasepsi kombinasi)

2) Progestin siklik misalnya MPA dosis 10mg perhari selama 14 hari, 14


hari berikutnya tanpa diberikan obat. Kedua pengobatan diatas diulang
selama 3 bulan.

b. Usia reproduksi

1) Bila paritas multipara : berikan kontrasepsi hormon seperti diatas

2) Bila infertilitas dan ingin hamil: berikan obat induksi ovulasi

c. Usia premenopause

Berikan pil kontrasepsi kombinasi dosis rendah atau injeksi DMPA

J. Penatalaksanaan Medis Gangguan Menstruasi ( Pra Menstruasi Syndrome)

1. Wanita diminta untuk mencatat dalam buku harian selama sekurang-kurangnya


3 bulan. Kaji apakah gejala yang muncul benar-benar muncul dalam pola siklus.

2. Nasihati tentang perubahan gaya hidup yang dapat meredakan PMS,


termasuk:

a. Olahraga teratur

b. Diet rendah lemak, rendah garam, tinggi karbohidrat kompleks


sekurang-kurangnya dengan kandungan protein sebesar 45 gram setiap hari.

26
Hindari alkohol, kafein, gula, dan, minimalkan penggunaan produk-
produk susu yang menyusutkan sistem nutrisi yang dibutuhkan.

c. Tekhnik menurunkan stres.

d. Minum sekurang-kurangnya 8 gelas air setiap hari untuk memfasilitasi


diuresis.

3. Kalsium karbonat 1200 mg per oral setiap hari akan mengurangi gejala mood
dan gejala somatik PMS. Wanita yang menderita batu ginjal sebaiknya tidak
mengonsumsi kalsium.

4. Nasihatkan pasien untuk mengonsumsi suplemen sesuai indikasi untuk tiap-tiap


tipe PMS:

a. Tipe A: Magnesium, mengurangi asupan produk susu.

b. Tipe H: Vitamin B6 dan magnesium, serta vitamin E 400 IU setiap hari


hingga 2x/hari untuk mengatasi gejala pada payudara.

c. Tipe C: Vitamin B dan C, magnesium, dan zink. Vitamin A dan E dan


minyak evening primrose 1000mg 2x/hari dianjurkan (minyak ini
menyediakan prostaglandin).

d. Tipe D: Vitamin B dan magnesium. (Vitamin B6 dapat menyebabkan


neuropati perifer; dosis yang rendah digunakan dengan pemantauan ketat.
Toksisitas dapat terjadi jika wanita menggunakan 50-100 mg 2x/hari
sepanjang siklus).

5. Jika gaya hidup berubah dan suplemen tidak memberi manfaat yang cukup
setelah 1-2 bulan, intervensi medis berikut dapat ditawarkan kepada wanita
tersebut :

a. Kontrasepsi oral menghilangkan variabilitas steroid endogen. Pil


monofasik cocok untuk gangguan mood.

b. Dopo-Provera membantu beberapa wanita.

27
c. Intervensi medis lebih lanjut harus dikonsultasikan dahulu atau ditangani
dokter: agonis GnRH, diuretik,bromokriptin, antidepresan seperti inhibitor
ambilan ulang serotonin selektif, atau danazol dapat diprogramkan.

6. Pengobatan alternatif:

a. Lain-lain: Masae, latihan peregangan/relaksasi, dan meditasi sejauh ini


dikaitkan dengan kemajuan bagi banyak wanita. Pajanan cahaya selama 20
menit mengurangi PMS pada beberapa wanita. Hindari nikotin

b. Pengobatan cina: Shiatsu, akupuntur, dan Tai chi yang semuanya bekerja
dengan merilekskan organ-organ reproduksi dan dapat bermanfaat.

c. Herbal: Chamomile meredakan kram dan gejala PMS lain yang berfungsi
sebagai infus, 1 sdm/cangkir teh atau 10 tetes tinkur 3x/hari. Pohon chaste
(Vitex agnus-castus) adalah suatu pengatur siklus pada wanita dan
meredakan nyeri tekan payudara , kembung, iritabilitas, perubahan mood,
dan nyeri kepala: 1sdt beri matang yang direndam dalam 1 cangkir air
mendidih selama 10-15 menit 3x/hari atau 1-2 mL tinkur 3x/hari atau 10
tetes tinkur yang dikonsumsi dipagi hari dalam air selama pertengahan kedua
siklus menstruasi. Dandelion merupakan suatu diuretik dan akan meredakan
nyeri tekan payudara dan kembung. Dong quai merupakan penyeimbang
hormon, dinyatakan dapat menstimulasi produksi estrogen pada tubu. Herbal
ini mengobati ketidakteraturan menstruasi dan nyeri kram, tetapi waktu
kerjanya selama beberapa minggu: 10-40 tetes tinkur akar segar 1-3x/hari,
25-50 mL infus akar kering atau teh setiap hari, atau 4-6 mm lembar akar
kering yang dikunyah 2-3x/hari. Minyak evening primrose menstimulasi
produksi estrogen, meningkatkan pembentukanprostaglandin, meredakan
nyeri tekan payudara dan kembung. Tiga ribu mg setiap hari
direkomendasikan atau 1atau 3 kapsul 3x/hari. Secara bergantian, konsumsi
1sdt akar/ cangkir air untuk merebus atau tumbuhan dan bunga yang
dipotong halus dengan ukuran yang setara untuk teh.

28
K. Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonography, untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam anatomi


rahim, missal posisi, ukuran dan luas ruangan rahim.

2. Histerosalphingographi, untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam rongga


rahim, seperti polypendometrium, myoma submukosa, atau adenomyosis.

3. Hesteroscopy, untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polyp atau
tumor lain.

4. Laparoscopy, untuk melihat kemungkinan adanya endometriosis, dan penyakit-


penyakit lain dalam rongga panggul.

5. Uji Lab

Mencakup uji hemoglobin dan hematokrit untuk menentukan apakah perdarahan


yang terjadi pada wanita mengarah ke keadaan anemia. Pemeriksaan hitung darah
lengkap juga memungkinkan untuk mendeteksi jumlah tombosit yang rendah
(tromositopenia) yang dapat menyertai kelainan perdarahan. Uji kadar tyroid-
Stimulating hormon (TSH) untuk menyingkirkan penyakit thyroid, waktu protrombin
(PT), waktu paruh tromboplastin (PTT) untuk mengkaji adanya kelainan darah
tertentu.

6. Sonografi mampu mendeteksi miomata serta polip endometrium (pertumbuhan benign yang
dapat mengakibatkan menoragi)

L. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan pada wanita dengan gangguan menstruasi menurut
Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Mencegah stress
b. Pola makan teratur
c. Jangan makan yang asem-asem dan pedes
d. Jangan kecapean/ istirahat teratur

M. Komplikasi

29
Komplikasi yang mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan menstruasi menurut
Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Infertilitas
b. Tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
c. Akibat insufisiensi hormon dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Stress emosional pada penderita
e. Keganasan pada sistem reproduksi

N. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Kaji apakah klien menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD atau
Intrauterine Device, dulu dikenal sebagai spiral, adalah alat kontrasepsi hormonal
yang dipasang di dalam rahim, dan berfungsi untuk mempengaruhi kerja sperma
dalam membuahi sel telur. Hampir tidak ada efek medik pada IUD, hanya haid
lebih lama 2 hingga 3 hari dari biasanya, dan menstruation bleeding atau haid
lebih banyak. Selain itu, 12% efek samping pemasangan IUD adalah ibu
mengalami perdarahan berupa bercak atau spotting,  akibat pemasangan yang
menimbulkan luka jika tenaga medis tidak kompeten (Djajadilaga, 2012)
Selain mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obsteri,
menstruasi secara terinci, perawat harus menggali persepsi wanita tentang
kondisinya, pengaruh etnik dan budaya, pengalaman dengan tenaga kesehatan
lain, gaya hidup, dan pola koping (lihat pertimbangan budaya). Jumlah nyeri yang
dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obat-obatan dirumah, dan resep
untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat. Suatu cacatan gejala, yang memuat
rincian catatan gejala emosi, perilaku, fisik, diet, pola latiham dan pola istirahat,
merupakan alat diagnostik yang bermanfaat (Bobak, 2004)

2. Diagnosa Keperawatan

30
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi meliputi :
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang penyebab
gangguan yang tidak memadai/ efek psikologis dan emosional gagguan
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi yang tersedia
untuk mengatasi gangguan tersebut
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
d. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi

3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC edisi 9 (2012) untuk wanita
yang mengalami gangguan menstruasi meliputi
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang penyebab
gangguan yang tidak memadai / efek psikologis dan emosional gagguan
NOC : Penerimaan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan ktidakefektifan koping dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Mengidentifikasi pola koping yang efektif
b. Mencari informasi terkait dengan penyakit dan pengobatan
c. Melaporkan penurunan perasaan negative
NIC : Peningkatan koping
a. Berikan informasi faktual yang terkait dengan diagnosis,
terapi, dan prognosis
b. Anjurkan strategi penyelesaian masalah
c. Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri / terapi yang tersedia


untuk mengatasi gangguan tersebut

31
NOC : Pengethuan: Perilaku sehat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan kurang pengetahuan dapat teratasi, dengan
indikator:
a.Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan
b. Memperlihatkan keampuan untuk perawatan diri
NIC : Edukasi kesehatan
a. Bantu pasien menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis
b. Gunakan berbagai strategi penyuluhan
c. Hubungkan muatan yang baru dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi


NOC : Citra tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tuh, dan perwujudan
tubuh
b. Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
c. Keinginan untuk menyentuh bagian tubh yang mengalami
gangguan
NIC : Peningkatan citra tubuh
a. Identiifkasi mekanisme koping yang biasa digunakan pasien
b. Tentukan harapan pasien tentang citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
c. Fasilitasi kontak dengan individu yang mengalami perubahan
citra tubuh yang mirip dengan pasien

d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan persepsi orang lain tentang
rasa tidak nyamannya / ketidakmampuan untuk mengandung

32
NOC : Harga diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Mengenali kekuatan diri
b. Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tetang rencana
asuhan
c. Melatih perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
NIC : Peningktan harga diri
a. Beri penguatan atas kekuatan diri yang diidentifikasi oleh
pasien
b. Bantu pasien mengidentifikasi respons positif dari orang lain
c. Ajarkan ketrampilan untuk bersikap positif melalui bermain
peran model peran, diskusi dan lain sebagainya

e. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi


NOC : Pengendalian nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan nyeri dapat teratasi, dengan indikator:
a. Mengenali awitan nyeri
b. Menggunakan tindakan pencegahan
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
NIC : Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau keparahan nyeri, daan factor presipitasnya
b. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada
mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif
c. Ajarkan pengunaan teknik non farmakologis

33
4. Evaluasi
Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi merusak kualitas hidup wanita
yang terkena dan keluarga mereka. Pengkajian bulanan akan memungkinkan suatu
evaluasi dasar dan revisi lebih jauh rencana asuhan keperawatan. Apabila wanita
melaporkan suatu kemajuan dalam kualitas hidupnya, keterampilan perawatan
diri, konsep diri yang positif serta citra tubuh, makan dapat dikatakan bahwa
perawatan yang diberikan efektif (Bobak, 2004).

BAB 4

34
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan


endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan
sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

2. Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang


dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan
lamanya perdarahan.

3. Macam – macam gangguan menstruasi :

 Menurut gangguan siklusnya :


1. polimenore (sering)

2. oligomenore (jarang)

3. tidak teratur

4. amenore (tidak haid)

 Menurut gangguan perdarahan :

1. hypermenore (banyak)

2. hypomenore (sedikit)

3. spotting (perdarahan bercak)

 Perdarahan diluar haid (metroragia)

35
4. Menurut Sarwono 2011 penyebab dari gangguan menstruasi sangat banyak dan
secara sistematis dibagi menjadi 3 kategori penyebab utama, yaitu: Keadaan
patologis panggul, Penyakit medis sistemik.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:

a) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk


menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.

b) Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk


melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan seperti yang telah
dijelaskan pada bab pembahasan.

c) Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut
yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang
pertama kali datang).

d) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

36
DAFTAR PUSTAKA

Varney,Helen dkk.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi 4. EGC: Jakarta


Wilkinson, Judith M. 2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC.EGC: Jakarta
Nanda Internasional.2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.EGC:Jakarta.
Bobak, L.J. 2004. Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC
Siti, F. Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, Ida Bagus Gde.2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks. Bumi
Aksara: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo: Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Djajadilaga. 2012. IUD Membuat Siklus Haid Lebih Lama
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/prakonsepsi/tanya.jawab/iud.membuat.siklu
s.haid.lebih.lama/ (Diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 17.05)
Kartika , Unoviana. 2014. Cari Tahu Penyebab Haid Tidak Teratur. PT. Kompas Cyber
Media
http://health.kompas.com/read/2014/06/03/1027359/Cari.Tahu.Penyebab.Ha
id.Tak.Teratur/ (Diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 12.33)

37

Anda mungkin juga menyukai