PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
4. Mampu menjelaskan definisi gangguan menstruasi.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Menstruasi
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini
terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam
rahim atau endometrium.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya
perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron
(Hawari, 1997).
Menstruasi merupakan peristiwa pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari
uterus secara periodik ( Reeder, Sharon J, 2011).
Tabel.2.1 Parameter Klinis Haid Pada Usia Reproduksi
Parameter haid Definisi klinis Batasan (persentil ke 5 – 95)
Frekuensi haid (hari) Normal 24 – 38
Sering < 24
4
Jarang > 38
Keteraturan siklus (hari) Normal Variasi 2 – 20
dalam 12 bulan Tidak teratur Variasi > 20
Tidak ada -
Normal 4–8
Durasi haid (hari) Panjang >8
Pendek <4
Volume darah haid (ml) Normal 5 – 80
Banyak > 80
Sedikit <5
Sumber: Sarwono, 2011
B. Fisiologi Menstruasi
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan
perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa
menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause,
haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-
3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-
35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang
mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat,
darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri
atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur
dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan
haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak
5
teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia
mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating
Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam
jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dari
endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan
hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan
sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi
selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase
proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur.
C. Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita
yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling
panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
6
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita
yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal,
setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi
bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender
tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa
mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan
siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai
tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh
dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari
ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah
satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi
pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 –
5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian
dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur,
tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas
dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
7
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5
hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak
membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel
telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium,
akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita
merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai
mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus
luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan
suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang
baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya
ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan
dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai
menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar
HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
a) Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung
darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi,
sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari
uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.
8
b) Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel
endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang
lebih 4 hari.
c) Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi
dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
1. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari
mulut kelenjar.
2. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak
dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang
(nake nukleus).
3. Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis.
Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan
padat.
d) Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-
28. Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
9
D. Definisi Gangguan Menstruasi
Gangguan haid atau juga disebut dengan perdarahan uterus abnormal merupakan
keluhan yang sering menyebabkan seorang perempuan datang berobat ke dokter atau
tempat pertolongan pertama ( Sarwono, 2011).
Perdarahan uterus disfungsional adalah abnormalitas perdarahan yang berat, ringan,
atau tidak teratur. Sebagian besar perdarahan uterus disfungsional berhubungan dengan
gangguan endokrin yang mengganggu perubahan siklus normal dalam endometrium
( Reeder, Sharon J, 2011).
a. Hipermenorea
10
anatomis menyebabkan terjadi hipermenorea, termasuk diantaranya mioma
uteri, polip dan hiperlapsia endometrium (Sarwono,2011)
b. Hipomenorea
a. Polimenorea
11
c. Aminorea
1) Aminorea primer
12
organik atau fungsional. Penyebab organik amenore sekunder meliputi
tumor, infeksi atau kista yang menekan atau menghancurkan hipotalamus.
13
peningkatan kapasitas pengikat untuk insulin. Defisiensi vitamin B, zink,
magnesium, dan/atau vitamin C dapat juga menjadi penyebab.
Tipe D: Paling jarang terjadi, mempengaruhi 17-23% pasien PMS. Dapat terjadi
menyertai tipe A. Depresi, konfusi, insomnia, dan kecenderungan bunuh
diri. Terjadi akibat penurunan kadar estrogen dan peningkatan progesteron,
hipotiroidisme, ketidak seimbangan androgen, predisposisi genetik, atau
peningkatan kadar proklatin. Defisiensi vitamin B dan magnesium dapat
mempengaruhi. Penelitian laboratorium : Tes toleransi glukosa, TSH,
T4, prolaktin serum.
Rasa nyeri saat ovulasi terjadi karena pecahnya folikel Graf, dapat disertai
perdarahan ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
d. Rasa nyeri saat menstruasi ( Disminorea )
Disminorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan
terpusat diabdomen bawah. Keluhan nyeri dapat terjadi bervariasi mulai dari
yang ringan sampai berat. Keparahan disminore berhubungan langsung
dengan lama dan jumlah darah haid. Seperti diketahui haid hampir selalu
diikuti dengan rasa mulas / nyeri.
1) Disminorea primer
14
Disminorea ini adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan
anatomis alat kelamin ( Ida Ayu & dkk, 2009 ).
Disminorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi
pada panggul. Disminorea primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan
disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat
adanya prostaglandin yang diprosuksi oleh endometrium fase sekresi
(Sarwono, 2011)
2) Disminorea sekunder
Menurut Sarwono 2011 penyebab dari gangguan menstruasi sangat banyak dan
secara sistematis dibagi menjadi 3 kategori penyebab utama, yaitu:
1. Keadaan patologis panggul:
2) Polip endometrium
3) Hiperlapsia endometrium
15
7) trauma
b. Lesi dalam
2) Endometriosis
Penyebab gangguan menstruasi menurut Gita Pratama (2014) dalam health kompas
adalah sebagai berikut:
a. Gangguan ovulasi dalam tubuh wanita
Gangguan ovulasi bisa berakibat menurunnya kesuburan wanita,
bahkan menyebabkan infertilitas atau kemandulan.
b. Stres
Stress merupakan salah satu penyebab gangguan hormon, termasuk
hormon reproduksi. Jika terjadi gangguan hormon tentu siklus menstruasi
tidak akan pernah berjalan normal. Pasalnya hormon-hormon yang
dibutuhkan untuk "memerintah" organ-organ reproduksi tidak mampu bekerja
dengan seharusnya.
c. Gangguan hormon reproduksi
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormon adalah
sindrom ovarium polikistik. Sindrom ini terjadi karena tubuh memproduksi
16
terlalu banyak hormon testosteron sehingga proses ovulasi tidak teratur atau
tidak terjadi sama sekali. Sindrom ini dicirikan dengan tumbuhnya rambut-
rambut halus lebih yang lebih tebal di sekitar mulut atau puting, wajah mudah
berjerawat, serta kegemukan. Jika tidak diatasi, sindrom ini bisa
menyebabkan permasalahan kesehatan yang serius, misalnya diabetes dan
penyakit jantung
d. Gangguan kelenjar tiroid
e. Olahraga terlalu berat
Olahraga terlalu berat dapat menyebabkan ketidakseimbangan
metabolisme. Sehingga energi yang seharusnya disalurkan pada organ-organ
reproduksi justru akan didistribusikan pada pembentukan otot di bagian yang
aktif dilatih.
f. Anoreksia nervosa
Wanita yang mengalami anoreksia nervosa atau gangguan makan juga
menyebabkan terganggunya metabolisme. Gangguan ini membuat tubuh
kekurangan gizi yang juga dibutuhkan bagi organ-organ reproduksi untuk
berfungsi dengan baik.
Pada siklus ovulasi terjadi perdarahan uterus disfungsi yang disebabkan oleh
terganggunya konrtollokal homeostasis dan vasokontriksi yang berguna untuk
mekanisme membatasi jumlah darah saat pelepasan jaringan endometrium haid. Saat ini
telah diketahui berbagai molekul yang berguna untuk mekanisme kontrol tersebut, antara
lain yaitu endotelin, prostaglandid, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan fungsi platelet.
Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus disfungsi
pada siklus ovulasi adalah korpus luteum persisten dan insufisuensi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan pada endometrium.
Endometrium mengalami poliferasi berlebih tetapi tidak diikuti dengan pembentukan
jaringan penyangga yang baik karena kadar progesteron rendah. Endometrium menjadi
17
tebal tapi rapuh, jaringan endometrium lepas tidak bersamaandan tidak ada kolaps
jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur. Penyebab anovulasi bermacam-
macam mulai dari belum matangnya aksis hipotalamus – hipofisis - ovarium sampai
suatu keadaan yang mengganggu aksis tersebut. Sindroma ovarium polikistik merupakan
contoh salah satu keadaan yang mengganggu aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium
sehingga terjadi perdarahan uterus disfungsi anovulasi.
18
Web of Caution Disminorhoe
-proliferasi Keluhan pd
endometrium dan seluruh bag Rasa letih
meluruh pd siklus haid tubuh Disminorhoe
sekunder
Nyeri haid
Kontraksi miometrium dan pembuluh darah uterus
Disminorhoe
Hipoksia
kerusakan Primer
Cemas &
jarigan
tegang bingung
Nyeri
Nyeri
intoleransi
aktivitas
19
Web of Caution Hipermenorea (Menoragia)
Kelainan
koagulasi Menoragia
anemia
Dx Nyeri
keletihan
20
Web of Caution Oligomenorea
nyeri
Penurunan
aliran
menstruasi
oligomenori
a
21
Web of Caution Pra Menstruasi Syndrom
Estrogen ↑ dan
Gangguan metabolism
progesteron↓
prostaglandin
Metabolism vit.B6
(anti depresi)
terganggu
Deficit vit. B6
Produksi
serotonin
terganggu
Pre menstrual
Serotonin ↓ sindrom
depresi
22
H. Penatalaksanaan Medis Gangguan Mentruasi ( Perdarahan Uterus Abnormal)
menurut sarwono, 2011:
1. Penanganan pertama
Perdarahan akut dan banyak sering terjadi pada 3 kondisi yaitu pada remaja
dengan gangguan koagulopati, dewasa dengan mioma uteri, dan pada
pemakaian obat antikuagulansia. Ditangani dengan 2 cara yaitu dilatasi kuret
dan medikamentosa.
1) Dilatasi kuretase
Terdapat beberapa macam obat hormon yang dapat dipakai untuk terapi
perdarahan uterus abnormal misalnya kombinasi estrogen progesti,
estrogen, dan progestin.
b. Perdarahan ireguler
23
menometroragia, oligomenorea, perdarahan memanjang dan lain sebagainya
merupakan bentuk perdarahan yang biasa terjadi. Sebelum, memulai dengan
terapi hormon sebaiknya penyebab sistemik dievaluasi terlebih dahulu,
seperti yang dilakukan dibawah ini:
1) Periksa TSH: evaluasi penyakit hipotiroid dan hipertiroid sebaiknya
dilakukan sejak awal
24
medikamentosa pilihan pertama dengan sedikit kesembuhan atau tidak ada
perbaikan sama sekali. Jika keadaan ini terjadi, penderita akan menolak untuk
kembali ke pengobatan medikamentosa, sehingga terapi bedah menjadi pilihan.
Histerektomi merupakan prosedur bedah utama yang dilakukan pada kegagalan
terapi medikamentosa. Angka keberhasilan terhadap perdarahan mencapai 100%.
Angka kepuasan cukup tinggi mencapai 19% setelah 3 tahun pascaoperasi.
Walaupun demikian, komplikasi tetap bisa terjadi berupa perdarahan, infeksi, dan
masalah penyembuhan luka opereasi. Saat ini telah dikembangkan prosedur
bedah invasif minimal dengan cara ablasi untuk mengurangi ketebalan
endometrium. Cara ini diduga lebih mudah dilakukan, dan sedikit komplikasi.
Namun, tentunya masih perlu bukti dengan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Beberapa prosedur bedah yang saat ini digunakan pada penanganan perdarahan
uterus abnormal adalah ablasi endometrium, reseksi transerviks, histeroskopi
operatif, miomektomi, hisrektomi dan onklusi atau emboli arteri uterina.
Penanganan PUD dilakukan untuk mencapai 2 tujuan yang saling berkaitan, yaitu
yang pertama mengembalikan pertumbuhan dan perkembangan endometrium abnormal
yang menghasilkan keadaan anovulasi dan kedua membuat haid yang teratur, siklik
dengan volume dan jumlah yang normal. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan
cara menghentikan perdarahan dan mengatur haid supaya normal kembali
25
banyak. Medikamentosa yang dipakai adalah kombinasi estrogen dan progestin
atau progestin dan estrogen.
2. Mengatur haid setelah penghentian perdarahan
b. Usia reproduksi
c. Usia premenopause
a. Olahraga teratur
26
Hindari alkohol, kafein, gula, dan, minimalkan penggunaan produk-
produk susu yang menyusutkan sistem nutrisi yang dibutuhkan.
3. Kalsium karbonat 1200 mg per oral setiap hari akan mengurangi gejala mood
dan gejala somatik PMS. Wanita yang menderita batu ginjal sebaiknya tidak
mengonsumsi kalsium.
5. Jika gaya hidup berubah dan suplemen tidak memberi manfaat yang cukup
setelah 1-2 bulan, intervensi medis berikut dapat ditawarkan kepada wanita
tersebut :
27
c. Intervensi medis lebih lanjut harus dikonsultasikan dahulu atau ditangani
dokter: agonis GnRH, diuretik,bromokriptin, antidepresan seperti inhibitor
ambilan ulang serotonin selektif, atau danazol dapat diprogramkan.
6. Pengobatan alternatif:
b. Pengobatan cina: Shiatsu, akupuntur, dan Tai chi yang semuanya bekerja
dengan merilekskan organ-organ reproduksi dan dapat bermanfaat.
c. Herbal: Chamomile meredakan kram dan gejala PMS lain yang berfungsi
sebagai infus, 1 sdm/cangkir teh atau 10 tetes tinkur 3x/hari. Pohon chaste
(Vitex agnus-castus) adalah suatu pengatur siklus pada wanita dan
meredakan nyeri tekan payudara , kembung, iritabilitas, perubahan mood,
dan nyeri kepala: 1sdt beri matang yang direndam dalam 1 cangkir air
mendidih selama 10-15 menit 3x/hari atau 1-2 mL tinkur 3x/hari atau 10
tetes tinkur yang dikonsumsi dipagi hari dalam air selama pertengahan kedua
siklus menstruasi. Dandelion merupakan suatu diuretik dan akan meredakan
nyeri tekan payudara dan kembung. Dong quai merupakan penyeimbang
hormon, dinyatakan dapat menstimulasi produksi estrogen pada tubu. Herbal
ini mengobati ketidakteraturan menstruasi dan nyeri kram, tetapi waktu
kerjanya selama beberapa minggu: 10-40 tetes tinkur akar segar 1-3x/hari,
25-50 mL infus akar kering atau teh setiap hari, atau 4-6 mm lembar akar
kering yang dikunyah 2-3x/hari. Minyak evening primrose menstimulasi
produksi estrogen, meningkatkan pembentukanprostaglandin, meredakan
nyeri tekan payudara dan kembung. Tiga ribu mg setiap hari
direkomendasikan atau 1atau 3 kapsul 3x/hari. Secara bergantian, konsumsi
1sdt akar/ cangkir air untuk merebus atau tumbuhan dan bunga yang
dipotong halus dengan ukuran yang setara untuk teh.
28
K. Pemeriksaan Penunjang
3. Hesteroscopy, untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polyp atau
tumor lain.
5. Uji Lab
6. Sonografi mampu mendeteksi miomata serta polip endometrium (pertumbuhan benign yang
dapat mengakibatkan menoragi)
L. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada wanita dengan gangguan menstruasi menurut
Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Mencegah stress
b. Pola makan teratur
c. Jangan makan yang asem-asem dan pedes
d. Jangan kecapean/ istirahat teratur
M. Komplikasi
29
Komplikasi yang mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan menstruasi menurut
Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Infertilitas
b. Tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
c. Akibat insufisiensi hormon dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Stress emosional pada penderita
e. Keganasan pada sistem reproduksi
N. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Kaji apakah klien menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD atau
Intrauterine Device, dulu dikenal sebagai spiral, adalah alat kontrasepsi hormonal
yang dipasang di dalam rahim, dan berfungsi untuk mempengaruhi kerja sperma
dalam membuahi sel telur. Hampir tidak ada efek medik pada IUD, hanya haid
lebih lama 2 hingga 3 hari dari biasanya, dan menstruation bleeding atau haid
lebih banyak. Selain itu, 12% efek samping pemasangan IUD adalah ibu
mengalami perdarahan berupa bercak atau spotting, akibat pemasangan yang
menimbulkan luka jika tenaga medis tidak kompeten (Djajadilaga, 2012)
Selain mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obsteri,
menstruasi secara terinci, perawat harus menggali persepsi wanita tentang
kondisinya, pengaruh etnik dan budaya, pengalaman dengan tenaga kesehatan
lain, gaya hidup, dan pola koping (lihat pertimbangan budaya). Jumlah nyeri yang
dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obat-obatan dirumah, dan resep
untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat. Suatu cacatan gejala, yang memuat
rincian catatan gejala emosi, perilaku, fisik, diet, pola latiham dan pola istirahat,
merupakan alat diagnostik yang bermanfaat (Bobak, 2004)
2. Diagnosa Keperawatan
30
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi meliputi :
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang penyebab
gangguan yang tidak memadai/ efek psikologis dan emosional gagguan
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi yang tersedia
untuk mengatasi gangguan tersebut
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
d. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi
3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC edisi 9 (2012) untuk wanita
yang mengalami gangguan menstruasi meliputi
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang penyebab
gangguan yang tidak memadai / efek psikologis dan emosional gagguan
NOC : Penerimaan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan ktidakefektifan koping dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Mengidentifikasi pola koping yang efektif
b. Mencari informasi terkait dengan penyakit dan pengobatan
c. Melaporkan penurunan perasaan negative
NIC : Peningkatan koping
a. Berikan informasi faktual yang terkait dengan diagnosis,
terapi, dan prognosis
b. Anjurkan strategi penyelesaian masalah
c. Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
31
NOC : Pengethuan: Perilaku sehat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan kurang pengetahuan dapat teratasi, dengan
indikator:
a.Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan
b. Memperlihatkan keampuan untuk perawatan diri
NIC : Edukasi kesehatan
a. Bantu pasien menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis
b. Gunakan berbagai strategi penyuluhan
c. Hubungkan muatan yang baru dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya
d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan persepsi orang lain tentang
rasa tidak nyamannya / ketidakmampuan untuk mengandung
32
NOC : Harga diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Mengenali kekuatan diri
b. Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tetang rencana
asuhan
c. Melatih perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
NIC : Peningktan harga diri
a. Beri penguatan atas kekuatan diri yang diidentifikasi oleh
pasien
b. Bantu pasien mengidentifikasi respons positif dari orang lain
c. Ajarkan ketrampilan untuk bersikap positif melalui bermain
peran model peran, diskusi dan lain sebagainya
33
4. Evaluasi
Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi merusak kualitas hidup wanita
yang terkena dan keluarga mereka. Pengkajian bulanan akan memungkinkan suatu
evaluasi dasar dan revisi lebih jauh rencana asuhan keperawatan. Apabila wanita
melaporkan suatu kemajuan dalam kualitas hidupnya, keterampilan perawatan
diri, konsep diri yang positif serta citra tubuh, makan dapat dikatakan bahwa
perawatan yang diberikan efektif (Bobak, 2004).
BAB 4
34
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. oligomenore (jarang)
3. tidak teratur
1. hypermenore (banyak)
2. hypomenore (sedikit)
35
4. Menurut Sarwono 2011 penyebab dari gangguan menstruasi sangat banyak dan
secara sistematis dibagi menjadi 3 kategori penyebab utama, yaitu: Keadaan
patologis panggul, Penyakit medis sistemik.
B. SARAN
c) Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut
yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang
pertama kali datang).
d) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
36
DAFTAR PUSTAKA
37