Anda di halaman 1dari 24

TERAPI KOMPLEMENTER

Tiara Fatma P, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep


2
Menurut WHO (World Health
Organization),
 Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan.

 Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah


pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan
dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara.
EX : Indonesia jamu (bukan komplementer) tetapi
tradisional di Filiphina jamu Indonesia  komplementer
Pengobatan Komplementer-
Alternatif
Pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi
yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang
belum diterima dalam kedokteran konvensional
(Peraturan Menteri Kesehatan).
Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional
yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping
terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan
alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh
paramedis/dokter pada umumnya, tetapi h seorang ahli
atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui
pendidikan yang lain/non medis. ole

 Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah


diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi
konvensional medis. Pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan
dengan terapi medis
KOMPLEMENTER
KEPERAWATAN
 Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi
perawat untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik
dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau
media penyembuh dalam rangka menolong orang lain
dari masalah kesehatan. Terapi komplementer
digunakan bersama-sama dengan terapi
medis conventional.
 “Sebenarnya terapi komplementer telah banyak ada di
Indonesia, hanya saja peran perawat belum begitu
terlihat disini.
 perawat adalah salah satu pelaku dari terapi
komplementer selain dokter dan praktisi terapi. Perawat
dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien
dalam fungsinya secara holistik dengan
memberikan advocate dalam hal keamanan,
kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.
“Dengan menguasai terapi komplementer, akan menjadi
nilai tambah bagi seorang perawat sehingga bisa
memajukan profesinya,
TujuanTerapi Komplementer
 untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh,
terutama “Sistem Kekebalan dan Pertahanan Tubuh”,
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang
sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan
respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap
serta perawatan yang tepat.
JENIS-JENIS TERAPI
KOMPLEMENTER
The National Centre for Complementary and Alternative
Medicine (NCCAM) mengelompokkan metode
pengobatan komplementer-alternatif yaitu :
 Alternative medical system

 Intervensi pikiran- tubuh (mind-body intervention)

 Biological-based treatments

 Manipulative and body-based methods dan

 Terapi energi
 Biological-based practice yang meliputi herbal
dan suplemen makanan atau multivitamin,
penggunaan minyak lavender/ aromaterapi.
 Mind-body medicine yang meliputi yoga, thai chi
dan meditasi/doa, terapi musik
 Manipulation, and body-based practice yang
meliputi massage dan relaksasi otot, akupuntur
dan bekam.
 Energy medicine yang meliputi spiritual healing
atau prayer, terapi magnet, reflexiologi (Birdee &
Yeh 2010; Ceylan, dkk 2009
 Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
 1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari
Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah
dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin
yang banyak berperan pada sistem tubuh.
 2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana
pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,
pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya
tekanan udara.
 3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan
menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang
telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba,
baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
Penggunaan terapi
komplementer
 Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk
pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh.
 Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh.
 terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan
umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan
serta menghilangkan atau mengurangi efek samping
yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,
seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan
neuropati.
Dasar hukum
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109
Tahun 2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu,
pelayanan komplementer-alternatif dapat
dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan
mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengobatan itu harus aman, bermanfaat,
bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai
dengan ketentuan berlaku.
Keuntungan & Kekurangan
terapi komplementer
 Relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh dari
bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek
samping pemakainya.
 walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti tingkat keefektifan dan
keamanannya.
 Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa
tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan
penyembuhan.
 Sebagai pengganti/alternatif pengobatan konvensional

 Memang penelitian tentang terapi komplementer masih jarang,


dikarenakan belum memiliki standar yang baku.
 Terapi ini tidak selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu,
beberapa terapi alternatif merawat orang secara keseluruhan,
bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini mungkin dapat
mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan
aliran energi. Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat
terapi alternatif seringkali tidak mampu membayar untuk sebuah
penelitian ilmiah. Pemerintah lebih cenderung untuk mendanai
penelitian obat-obatan barat karena dipandang lebih efektif. Dengan
hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang
membantu mendanai penelitian.
 Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak dapat
dipatenkan. Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada
terapi komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa terapi
telah teruji dan terbukti kemanjurannya

Anda mungkin juga menyukai