Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA SUBUR


DENGAN KANKER SERVIKS

DOSEN PENGAMPU

Tiara Fatma Pratiwi, S.Kep.,Ns.,M. Tr.Kep

DISUSUN OLEH

Novita Dwi Nasurullia 2020142010013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BAHRUL ULUM JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Wanita Usia Subur Dengan Kanker Serviks tepat waktu.
Makalah Asuhan Keperawatan Pada Wanita Usia Subur Dengan Kanker
Serviks disusun guna memenuhi tugas yang diampu oleh dosen Tiara Fatma
Pratiwi, S.Kep.,Ns.,M. Tr.Kep pada mata kuliah Keperawatan Maternitas II di
STIKES BAHRUL ULUM. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Asuhan Keperawatan Pada Wanita Usia
Subur Dengan Kanker Serviks.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen Tiara


Fatma Pratiwi, S.Kep.,Ns.,M. Tr.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Jombang, 12 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 4

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6

2.1. Definisi ..................................................................................................... 6

2.2. Etiologi ..................................................................................................... 6

2.3. Manifestasi Klinis..................................................................................... 7

2.4. Patofisiologi.............................................................................................. 8

2.5. Pemeriksaan penunjang ............................................................................ 8

2.6. Komplikasi ............................................................................................. 10

2.7. Penatalaksanaan ...................................................................................... 10

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 12

BAB IV ................................................................................................................. 13

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS ........................................ 13

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 27

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 27

5.2. Saran ....................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu penyakit
keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut
rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol kepuncak
liang sanggama (vagina). Penyebab penyakit ini adalah virus HPV (Human
Papiloma Virus) tipe onkogenik dan banyak diderita oleh wanita yang telah
menikah atau aktif dalam melakukan aktifitas seksual (Fitrisia, dkk, 2019).
Menurut Fitrisia, dkk (2019), kanker serviks di Indonesia merupakan
kanker yang paling umum terjadi dengan tingkat kejadian 23,4 per 100.000
penduduk dengan kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Kondisi ini
membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor
satu di Indonesia. Kematian ini dihubungkan dengan sebagaian besar
stadium kanker serviks (80%) adalah stadium invasif, lanjut dan bahkan
stadium terminal pada saat diagnosis di tegakkan.
Berdasarkan data Internasional Agency for Research on cancer (IARC),
85% kasus kanker banyak terjadi pada negara berkembang, Indonesia pun
tercatat sebagai salah satu negara berkembang dan menempati urutan nomor
2 penderita kanker serviks terbanyak setelah Cina. Kanker serviks banyak
diderita oleh wanita dengan usia 22-45, karena kanker ini muncul akibat
ketidakmampuan wanita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ
reproduksi yang di sebabkan karena kurangnya pengetahuan (Tani, Herlina
& Gresty, 2018).

Menurut Triana & Merida (2018), kanker serviks diseluruh dunia adalah
kanker yang paling sering menyerang perempuan setelah kanker payudara
dan menjadi penyebab kematian pada wanita. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Hasil presentase di Rumah Sakit Dr.
Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi didata selama 3 bulan terakhir

4
terdapat 246 pasien dan yang terdapat kanker serviks ada sekitar 8 orang
jadi pervalensi ruangan dahlia yang menderita kanker serviks adalah 0,03%.

1.2 Tujuan
Mahasiswa/i diharapkan mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Pada
Wanita Usia Subur Dengan Kanker Serviks.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Menurut Fitrisia, dkk (2019), kanker serviks atau kanker leher rahim
adalah salah satu penyakit keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah
leher rahim atau mulut rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim
yang menonjol kepuncak liang sanggama (vagina).
Menurut Nurarif & Hardhi (2015), kanker serviks adalah penyakit
akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya
pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya.
Kanker Serviks merupakan suatu bentuk keganasan yang terjadi pada
leher rahim (serviks) yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang
abnormal dari jaringan epitel serviks (Evriarti & Andi, 2019). Menurut Tani,
Herlina & Gresty (2018), kanker Servik merupakan kanker yang
menyerang area servik atau leher rahim, yaitu area bawah pada rahim
yang menghubungkan rahim dan vagina.
2.2. Etiologi
Penyebab kanker serviks ini adalah virus HPV (Human Papiloma Virus)
tipe onkogenik dan banyak diderita oleh wanita yang telah menikah atau
aktif dalam melakukan aktifitas seksual (Fitrisia, dkk, 2019). Menurut
Nurarif & Hardhi (2015), penyebab terjadinya kanker serviks :

1) Human Papilloma Virus (HPV)


Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh Human
papillomavirus atau disingkat HPV. Ada lebih dari seratus jenis
HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis HPV yang bisa jadi
penyebab kanker ini. HPV adalah virus penyebab kutil genitalis
(kondiloma akuminata), Virus ini sering ditularkan melalui
hubungan seksual.

6
2) Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks
3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4) Berganti-ganti pasangan seksual
5) Suami/ pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama
pada usia 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah
dengan wanita yang menderita kanker serviks
6) Gangguan sistem kekebalan tubuh
7) Pemakaian pil KB
8) Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun

2.3. Manifestasi Klinis


Menurut Nurarif & Hardhi (2015), tanda dan gejala dini kanker serviks
kebanyakan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi dalam perjalanannya
akan menimbulkan gejala seperti :

1) Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan


nekrosis jaringan
2) Perdarahan yang terjadi diluar senggama
3) Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80 %)
4) Perdarahan spontan saat defekasi
5) Perdarahan spontan pervagina
Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang keluar dari vagina,
yang terjadi pada masa kehamilan awal maupun akhir.
Pada tahap lanjut tanda dan gejala berupa :
1) Cairan pervagina yang berbau busuk
2) Nyeri panggul
3) Nyeri pinggang dan pinggul
4) Sering berkemih
5) Buang air kecil dan besar sakit

7
6) Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral,
dan obstruksi ureter)
7) Anemia akibat perdarahan berulang
8) Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf

2.4. Patofisiologi
Menurut Triana & Merida (2018), perjalanan penyakit kanker serviks
didahului dengan infeksi HPV onkogenik (Virus HPV ganas) yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker prakanker dan berkembang
lagi menjadi sel kanker. Untuk menjadi sel kanker dan menjadi kanker
serviks dibutuhkan waktu yang tidak singkat, setidaknya butuh waktu yang
lama tetapi tidak menutup kemungkinan bisa berlangsung dalam waktu
kurang dari setahun.

Dysplasia (pembentukan dan perkembangan sel secara tidak beraturan)


kanker atau kondisi prakanker adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan awal dari sel abnormal dalam serviks yang
bisa berkembang menjadi kanker. Dysplasia kanker ini merupakan tahapan
pertama dari kanker serviks. Namun sebaliknya, saat anda berada dalam
tahapan dysplasia, tetapi tidak mendapatkan penanganan yang cepat, maka
dysplasia rendah dan ringan itu bisa berkembang menjadi sel kanker dan
akhirnya menjadi kanker serviks.

2.5. Pemeriksaan penunjang


Menurut Nurarif & Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pada kanker
serviks dapat dilakukan pemeriksaan seperti :
1) Sitologi / pap smear
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan
porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel
serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan
serviks atau prakanker. Pap smear adalah metode yang digunakan
untuk mendeteksi adanya potensi kanker leher rahim atau kanker
serviks pada wanita. Tes ini dilakukan dengan tujuan mencegah

8
perkembangan kanker serviks sejak dini. Pap smear melihatkan
pengumpulan sel-sel dari leher rahim sampai ujung bawah rahim
atau di bagian atas vagina. Setiap wanita dianjurkan untuk
melakukan pap smear secara teratur setiap 3 tahun sekali mulai dari
usia 21 tahun. Bisa jadi beberapa wanita berisiko lebih tinggi untuk
terjangkit kanker atau infeksi, sehingga Anda mungkin perlu lebih
sering melakukan pap smear.
2) Schillentest
Schillentest digunakan untuk menentukan apakah tubuh menyerap
vitamin B12 normal. Tes Schilling biasanya melibatkan hingga
empat tahap. Ini juga melibatkan analisis sampel urin Anda untuk
membantu menentukan penyebab kekurangan vitamin. Tubuh
menggunakan vitamin B-12 untuk membuat sel darah merah.
Anemia adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel
darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen ke organ dan
jaringan. Tes ini dirancang untuk mengukur seberapa baik tubuh
menyerap vitamin B-12 dari saluran pencernaan.
3) Koloskopi
Kolposkopi adalah cara untuk melihat dari dekat kondisi leher rahim.
Ini adalah cara cepat dan mudah untuk menemukan perubahan sel di
leher rahim yang biasanya dapat berubah menjadi
kanker. Kolposkopi adalah jenis tes untuk mengetahui
perkembangan kanker serviks serta kerap digunakan untuk
menemukan sel-sel abnormal di serviks. Memeriksa dengan
menggunakan alat dan dibesarkan 10-40 kali
4) Kolpomikroskopi
Kolpomikroskopi adalah pemeriksaan yang bergabung dengan pap
smear. Melihat hapusan vagina (pap smear) dengan pembesaran
sampai 200 kali
5) Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya

9
6) Konisasi
Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan
7) Pemeriksaan foto paru dan CT-Scan hanya dilakukan atas indikasi
dari pemeriksaan klinis atau gejala yang timbul

2.6. Komplikasi
Menurut jika faktor penyebab tidak ditangani lebih lanjut maka bisa
terjadi komplikasi berupa :
1) Menopause dini
2) Penyempitan vagina
3) munculnya limfadema / penumpukan cairan tubuh
4) Perdarahan berlebih
5) Gagal ginjal
6) Produksi cairan vagina tidak normal

2.7. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif & Hardhi (2015), terapi kanker serviks dilakukan bila
diagnosis telah dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan
perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi
dan pengamatan lanjutan (tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker
serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia,
keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi
tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut,
terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri
(pembekuan), keuterisasi (pembakaran/diatermi), pembedahan laser untuk
menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat
disekitarnya dan LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau
konisasi.

Menurut Triana & Merida (2018), penanganan terhadap kanker


bergantung pada stadiumnya. Jenis pengobatan yang biasa dilakukan untuk
penanganan kanker serviks adalah operasi, kemoterapi, radiasi atau

10
kombinasi dari ketiganya. Berkembangnya teknologi kesehatan, sudah
dikembangkan pula terapi lain yang bisa dilakukan untuk pasien kanker
serviks seperti imunoterapi dan gen terapi. Tahapan terapi untuk masing-
masing stadium sebagai berikut:

1) Stadium 0 terapi/ penanganannya adalah menganut terapi lesi


prakanker konisasi, elektrocautery. Untuk mereka yang sudah
berusia tua dilakukan sampel histerektomi.
2) Stadium I terapi/ penanganannya adalah histerektomi. Jika pasien
masih menginginkan kesuburan, maka konisasi (biopsy kerucut)
bisa dipilih sebagai opsi terapi
3) Stadium II terapi/ penangannnya adalah kemoradiasi. Kemoradiasi
adalah radiasi luar dan pemberian obat selama radiasi luar.
Kemoradiasi dengan operasi histerektomi radikal dan
limfadenektomi pelvis.
4) Stadium III terapi penanganannya adalah kemoradiasi dengan
eksterasi, dapat dipertimbangkan pada stadium IV jika tidak meluas
sampai dinding panggul, terutama jika ada rektovaginal fistula dan
vesiko vaginal.
5) Stadium IV terapi penanganannya adalah dengan residif lokal
sesudah radioterapi. Terapi local dengan radiasi untuk mengurangi
gejala seperti nyeri karena metastasis tulang, pembesaran kelenjar
getah bening dan supraklavikula

11
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pasien Ny. S, perempuan usia umur 37 tahun, seorang ibu rumah tangga
dirawat di ruang Kresna rumah sakit Wijaya Kusuma pada tanggal 25 Januari 2022
pada pukul 14.00 WIB dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 3 minggu
yang lalu. Pasien ganti pembalut 10x/ hari, saat pertama kali datang ke rumah sakit
pasien merasa nyeri pada perut bagian bawah sebelah kanan, pasien terlihat lemas.

12
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS

Nama Mahasiswa : Novita Dwi Nasurullia

NPM : 2020142010013

Pengkajian Gangguan Sistem Reproduksi (Maternitas)

Tanggal Masuk : Selasa, 25 Januari 2022 Jam Masuk : 14.00 WIB


Ruang : Kresna Kamar No : 02
Pengkajian Tanggal : Rabu, 26 Januari 2022 Jam : 17.00 WIB

A. Identitas
Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. M
Umur : 37 Tahun Umur : 41 Tahun
Suku/ Bangsa : Betawi Suku/bangsa : Betawi
Agama: Islam Agama: Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Kp. Kayu ringan RT 03/01 Bekasi Alamat : Kp. Kayu ringan RT 03/01
Bekasi
Status Perkawinan : Menikah

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit :
Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 minggu yang lalu
2. Keluhan utama saat ini :
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah sebelah kanan, pada saat
pengkajian tanggal 26 Januari 2022 pasien mengatakan perdarahan sudah mulai
berkurang, sering merasa mual dan ingin muntah, tidak nafsu makan, kurang
minum, tubuh terasa lemah dan mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan setiap

13
makan pasien tidak menghabiskan setengah porsi dari satu porsi makanan yang
diberikan. Pasien mengatakan sebelum sakit berat badannya 47 kg.
3. Timbulnya keluhan : ( ) bertahap, ( ) mendadak
4. Faktor yang memperberat :
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :
6. Diagnosa medik : Kanker Serviks
C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Obstetri
A. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun Siklus : teratur ( ) tidak ( )
Banyaknya : 3 -5 kali/hari ganti pembalut Lamanya : 5 – 7 hari
HPHT : 17 Februari 2019 Keluhan : nyeri panggul
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Umur Perdaraha
No Tahun Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Jenis BB PJ
Kehamilan n
1 17 thn 40 minggu Tidak ada normal Bidan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada L 2600 48 Cm
48

C. Genogram

41 ? ?
?

17

14
Keterangan

2. Riwayat Keluarga Berencana


Melaksanakan KB : ( ) ya, ( ) tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi :
Masalah yang terjadi :
3. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : ibu pasien tidak pernah mengalami
penyakit
Pengobatan yang didapat :
Riwayat penyakit keluarga :( ) diabetes melitus
( ) jantung
( ) hipertensi
( ) lainnya, sebutkan :
4. Riwayat Lingkungan
Kebersihan :
Bahaya :
Lainnya, sebutkan :
5. Aspek Psikososial
Persepsi ibu setelah bersalin :
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-
hari Bila ya bagaimana :
Harapan yg ibu inginkan setelah bersalin :
Ibu tinggal dengan siapa :
Siapa orang yang terpenting bagi ibu
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini

15
Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( ) ya, ( ) tidak

6. Kebutuhan Dasar Khusus


a. Pola Nutrisi
Frekwensi makan : 3 kali/hari
Nafsu makan : ( ) baik, ( ) tidak nafsu, alasan
Jenis makanan rumah : sayur, telur dan buah
Makanan yg tdk disukai/ alergi/ pantangan : tidak menyukai ikan, ayam,
dan daging, alergi makanan laut, jika memakan makanan laut merasa

gatal-gatal

b. Pola eliminasi
BAK
Frekwensi : 7 kali/hari
Warna : kuning jernih
Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan
BAB
Frekwensi : 1 kali/hari
Warna : coklat
Bau : khas
Konsistensi : padat
Keluhan saat BAB : tidak ada keluhan
c. Pola personal hygiene
Mandi

Frekwensi : 2 kali/ hari


Sabun : ( ) ya, ( ) tidak
Oral Hygiene
Frekwensi : 2 kali/ hari
Waktu : ( ) pagi, ( ) sore, ( ) setelah makan
Cuci rambut
Frekwensi : 1 kali/ hari
Shampo :( ) ya, ( ) tidak

16
d. Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 3-4 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur : tidak memiliki kebiasaaan sebelum tidur
Keluhan : sering terbangun di malam hari
e. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan :
Waktu bekerja : ( ) pagi, ( ) sore, ( ) malam
Olah raga :( ) ya, ( ) tidak
Jenisnya :
Frekwensi :
Kegiatan waktu luang:
Keluhan dalam aktifitas :
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok : tidak merokok
Minuman keras : tidak mengonsumsi alkohol
Ketergantungan obat : tidak ketergantungan obat-obatan

7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Respirasi: 20 kali/menit
Berat badan: 50 kg
Kesadaran: Compos mentis
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5
Tinggi badan: 156 cm
Kepala, mata, kuping, hidung dan tenggorokan
Kepala Bentuk :
I :
P :
P :
A :

17
Keluhan :
Mata Kelopak mata
I :
P :
P :
A :
Gerakan mata :
Konjungtiva :
Sklera :
Pupil :
Akomudasi :
Lainnya, sebut:
Hidung Reaksi alergi :
I :
P :
P :
A
Sinus :
Lainnya, sebut:
Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi :
I :
P :
P :
A

Kesulitan menelan :
Lainnya, sebut:
Dada dan Axilla
Mammae : membesar : ( ) ya, ( ) tidak
I :

18
P :
P :
A

Areolla mammae :
Papilla mammae :
Colostrum :
Pernafasan Jalan nafas :
I :
P :
P :
A

Suara nafas :
Menggunakan otot bantu pernafasan :
Lainnya, sebut :
Sirkulasi jantung
I :
P :
P :
A :

Kecepatan denyut acipal : kali/ menit


Irama :
Kelinan bunyi jantung :
Sakit dada :
Timbul :
Lainnya, sebutkan :
Abdomen mengecil
Linea & striae : Luka bekas operasi :
TFU :
Kontraksi :

19
Lainnya, sebut :
Genitourinary Perineum :
I :
P :
P :
A

Lokhea :
Vesika urinaria : Lainnya, sebut :
Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal) I :
P :
P :
A :

Turgor kulit :
Warna kulit :
Kontraktur pada persendian ekstremitas :
Kesulitan dalam pergerakan :
Lainnya, sebutkan :

C. Data Penunjang
1. Laboratorium : Pemeriksaan Hematologi Leukosit 12,09 Eritrosit 2,18
Hemoglobin 5,4 Hematokrit 18,2% Pemeriksaan Kimis
Klinik Glukosa sewaktu 118
2. USG :
3. Rontgen :
4. Terapi yang didapat : NaCl 0,9% As. Mefenamat 500 mg (oral)
Ranitidine 2x1 Santagesic 3x1 As. Tranexamat 3x1

OMZ 2x1 Tranfusi PRC 2 kolf per hari


D. Data Tambahan
E. Diagnosa Keperawatan
1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf

20
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

makanan

3. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin

4. D.0012 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi

(trombositopenia)

5. D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan

tubuh sekunder (imunosupresi)

F. Intervensi Keperawatan
No Dx
Diagnosa Tujuan dan kriteria
NO Kep Intervensi
Keperawatan hasil
(SDKI)
1 D.0078 Nyeri kronis b.d NOC : Setelah SIKI : Manajemen
penekanan saraf dilakukan asuhan nyeri I.08238
keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
selama 6x24 jam karakteristik, durasi,
diharapkan pasien frekuensi, kualitas,
mampu untuk dan intensitas nyeri
mengontrol dan 2. Identifikasi skala
menunjukkan nyeri
tingkat nyeri 3.Identifikasi respons
dengan kriteria nyeri nonverbal
hasil : 1. Mengenal 4. Kontrol
faktor-faktor lingkungan yang
penyebab nyeri memperberat rasa
2.Melakukan nyeri
tindakan 5. Fasilitasi istirahat
manajemen nyeri dan tidur
dengan teknik 6.Jelaskan penyebab,
nonfarmakologis periode, pemicu
3. Melaporkan nyeri
nyeri, frekuensi, 7. Ajarkan teknik
dan lamanya nonfarmakologis
4. Tanda-tanda vital untuk mengurangi
dalam nyeri
5. rentang normal 8. Kolaborasi
6. Klien pemberian analgetik
melaporkan nyeri
berkurang dengan

21
skala 1-2 dari 10
atau nyeri ringan
7. Ekspresi wajah
tenang
8. Klien dapat
istirahat dan tidur
2 D.0019 Defisit nutrisi b.d NOC : Setelah SIKI Manajemen
ketidakmampuan dilakukan asuhan Nutrisi I.03119
menelan keperawatan 1. Identifikasi status
makanan selama 6x24 jam nutrisi
diharapkan 2. Identifikasi adanya
kebutuhan nutrisi alergi atau adanya
terpenuhi dengan intoleransi makanan
kriteria hasil : 3. Monitor asupan
1. Tidak ada makanan
penurunan berat 4. Monitor berat
badan badan
2. Mampu 5. Monitor hasil dari
mengidentifikasi pemeriksaan
kebutuhan nutrisi laboratorium
3. Tidak ada 6. Berikan makanan
tandatanda tinggi protein dan
malnutrisi tinggi kalori
Menunjukkan 7. Anjurkan pasien
peningkatan fungsi makan sedikit tapi
pengecapan dari sering
menelan 8. Anjurkan posisi
4. Asupan cairan duduk saat makan,
secara jika mampu
oral/intravena/pe 9. Kolaborasi dengan
renteral ahli gizi untuk
sepenuhnya menentukan jumlah
adekuat kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
3 D.0012 Resiko NOC : Setelah SIKI : Pencegahan
perdarahan b.d dilakukan asuhan Perdaahan I.02067
gangguan keperawatan 1. Monitor tanda dan
koagulasi selama 6x24 jam gejala perdaahan
(trombositopenia) diharapkan tidak 2. Monitor nilai
terjadi perdarahan hematokrit/
dengan kriteria hemoglobin sebelum

22
hasil : dan setelah
1. Tekanan darah kehilangan darah
dalam batas normal 3. Monitor
2. Tidak ada tandatanda vital
perdarahan ortostatik
pervagina 4. Monitor koagulasi
3. Hemoglobin dan 5. Pertahankan
hematokrit dalam bedest selama
batas normal perdarahan
6. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
7. Anjurkan
menghindari aspirin
atau antikoagulan
8.Anjurkan
meningkatan asupan
makanan dan
vitamin K
9. Anjurkan segera
melapor dokter jika
terjadi perdarahan
10.Kolaborasi
pemberian obat
Pengontrol
perdarahan
11.Kolaborasi
pemberian produk
darah
4 D.0142 Risiko infeksi b.d NOC : Setelah SIKI: Pencegahan
ketidakadekuatan dilakukan asuhan Infeksi I.14539
pertahanan tubuh keperawatan 1. Monitor tanda dan
sekunder selama 6x24 jam gejala infeksi lokal
(imunosupresi) diharapkan tidak dan sistemik
terjadi infeksi 2. Cuci tangan
dengan kriteria sebelum dan sesudah
hasil : kontak dengan
1. Klien bebas dari pasien dan
infeksi lingkungan pasien
2. Menunjukkan 3. Jelaskan tanda dan
kemampuan untuk gejala infeksi
mencegah 4. Jelaskan cara
timbulnya infeksi mencuci tangan
3. Jumlah leukosit dengan benar

23
dalam batas normal 5. Anjurkan
4. Menunjukkan meningkatkan
prilaku hidup sehat asupan nutrisi
6. Kolaborasi
pemberian antibiotik
5 D.0009 Perfusi perifer NOC : Setelah SIKI : Perawatan
tidak efektif b.d dilakukan asuhan Sirkulasi I.02079
penurunan keperawatan 1 Periksa sirkulasi
konsentrasi selama 6x24 jam perifer
hemoglobin diharapkan perfusi 2 Identifikasi faktor
perifer efektif resiko gangguan
dengan kriteria pada sirkulasi
hasil : 3 Monitor adanya
1. Tekanan systole panas, kemerahan
dan diastole dalam nyeri atau bengkak
rentang normal ekstermitas
2. Tidak ada 4 Catat hasil lab Hb
ortostatik dan Ht
hipertensi 5 Lakukan hidrasi
3. Kapilarirefil < 2 6 Jelaskan kepada
detik pasien dan keluarga
tentang tindakan
pemberian tranfusi
darah
7 Kolaborasi
pemberian tranfusi
darah

G. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah

disusun dengan menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua

intervensi yaitu mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA,

2015). Tujuan dari implementasi antara lain adalah: melakukan, membantu dan

mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan

keperawatan untuk mecapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta

melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan

yang berkelanjutan dari klien

24
H. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas tindakan
dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses
keperawatan, serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan (Nurarif &
Hardhi, 2015). Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai
kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan
keperawatan telah tercapai atau belum, serta mengkaji penyebab jika tujuan
asuhan keperawatan belum tercapai. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan pasien (Jannah, 2019).
1. Evaluasi Formatif Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon
pasien segera pada saat setelah dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis
pada catatan perawat.
2. Evaluasi Sumatif Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa
status kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan
perkembangan. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP,
yaitu:
S: Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya
terhadap data tersebut.
O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat,
termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan informasi dan
pemeriksaan tenaga kesehatan).
A: Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan
data objektif.
P: Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan
datang untuk mencapai status kesehatan klien yang optimal.
Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam
keperawatan meliputi:
1. Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

25
2. Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa
keperawatan baru.

26
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kanker Serviks merupakan suatu bentuk keganasan yang terjadi pada leher
rahim (serviks) yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang abnormal dari
jaringan epitel serviks. Penyebab kanker serviks ini adalah virus HPV (Human
Papiloma Virus), Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan, nyeri panggul, nyeri pinggang, sering berkemih, buang air
kecil dan besar sakit.

Perjalanan penyakit kanker serviks didahului dengan infeksi HPV


onkogenik (Virus HPV ganas) yang menyebabkan sel normal menjadi sel
kanker prakanker dan berkembang lagi menjadi sel kanker. Pemeriksaan
penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear dan koloskopi.

5.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk
itu mohon maaf, sekaligus kami berharap saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca semua. Semoga makalah ini nantinya bermanfaat untuk kita
semua.

27
DAFTAR PUSTAKA
Evriarti, P. R. & Andi, Y. (2019). Patogenesis Human Papillomavirus (HPV) pada
Kanker Serviks. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol.8.1. 2019; Hal.23-
32
Fitrisia, C. A. dkk. (2019). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian. Lesi Pra Kanker Serviks pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bungo. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8
(4)
Tani, P. Herlina, W. & Gresty. M. (2018). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tentang Kanker Serviks Terhadap Pengetahuan Wanita Usia Subur Di Desa
Sendangan Satu Kecamatan Sonder. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 6
Nomor 2, Agustus 2018
Triana, N., & Simanjuntak, M. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Suspeks
Kanker Serviks di RSUD Bekasi. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah
Bidang kesehatan, 2(2), 81-98.
Nurarif, A. H. & Hardhi, K. 2015. Nanda. Jogjakarta : Mediaction Jogja
Jannah, S. R. 2019. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Ca.Serviks Di Ruang
Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Samarinda : Karya Tulis Ilmiah

28

Anda mungkin juga menyukai