DISUSUN OLEH:
Kelompok 01
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
(.............................................)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi
pada wanita, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human
papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini terjadi pada
transformasic selepitel serviks, pada mulanya terjadi lesi prekanker kemudian
menjadi frank cancer (Hyacinth et al., 2012). World Health Organization (WHO)
pada tahun 2012 menyatakan bahwa kanker merupakan penyakit tidak menular
yang mengakibatkan kematian terbanyak di dunia. Dalam hal ini kanker
menempati urutan nomor dua penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan
pembuluh darah. Setiap tahunnya terdapat 12 juta penderita kanker serviks dan
7,6 juta jiwa diantaranya meninggal dunia (Depkes, 2012).
Globacan yang merupakan salah satu proyek dari International Agencyfor
Reasearch on Cancer (IARC) yang juga melaporkan pada tahun 2008, bahwa
kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Dengan
kejadian rata-rata 15 per 100.000 wanita, dan sebesar 7,8 % per tahun meninggal
dunia akibat kanker serviks pada seluruh wanita di dunia (Globocan, 2012).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan jumlah
wanita Indonesia yang berusia 30-50 tahun sejumlah 35.950.765 orang. Sampai
dengan tahun 2012 dari 575.503 orang telah melakukan skrining inspeksi visual
asamasetat (IVA), terdapat 25.805 orang dengan hasil IVA positif (Depkes, 2012).
Kanker serviks hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang
terjadi dengan angka kejadian dan kematian yang semakin tinggi di Indonesia.
Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut dan keadaan umum yang lemah,
serta lemahnya status sosial ekonomi yang terjadi pada sebagian besar pengidap
kanker serviks mempengaruhi prognosis dari penderita kanker serviks. Tinggi
rendahnya prognosis pada penderita kanker serviks juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan kurangnya pengetahuan mengenai kanker serviks yang sebenarnya
dapat dideteksi secara dini sebagai tindakan preventive bagi wanita yang telah
aktif dalam aktivitas seksual seperti menggunakan Pap Smears dan inspeksi visual
asetat (IVA) (RasjididanSulistiyanto, 2008 ; Rositchet al., 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher Rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.( Diananda, Rama, 2009 )
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
(Sarjadi, 2001)
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli penulis dapat
menyimpulkan bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal
yang terdapat pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah
dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
2.2 Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. Nyeri panggul,
b. Nyeri pinggul,
c. Nyeri kaki,
d. Penurunan berat badan,
e. Anoreksia,
f. Kelemahan dan kelelahan,
(Dedeh Sri Rahayu,2015)
Menurut Rubina Mukhtar tahun 2015 menyatakan bahwa tanda dan gejala
Ca. Serviks adalah perdarahan vagina abnormal seperti pendarahan pasca
menopause, menstruasi tidak teratur, menstruasi berat, metrorhagia
menyakitkan, atau perdarahan postcoital. Keputihan abnormal adalah keluhan
utama dari sekitar 10% dari pasien; debit mungkin berair, bernanah, atau
berlendir. Gejala panggul atau nyeri perut dan saluran kencing atau rektum
terjadi dalam kasus-kasus lanjutan. Nyeri panggul mungkin hasil dari loco
penyakit regional invasif atau dari penyakit radang panggul hidup
berdampingan.
3. Cardiac
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : ictus cordis teraba, v Perubahan denyut nadi
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : tidak ada bising
4. Abdomen
a) Inspeksi : simetris, tidak ascites, posisi tubuh menahan rasa nyeri di
daerah abdomen.
b) Palapasi : ada nyeri tekan
c) Perkusi : tympani
d) Auskultasi : bising usus normal
5. Genetalia
Inspeksi
b. Ada lesi.
c. Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk.
d. Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.
e. Urine bercampur darah (hematuria).
Palpasi
Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM (29/01/2020)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin (HGB) 10,10 g/dL 11,4 – 15,1
Eritrosit (RBC) 3,62 106 /µL 4,0 – 5,0
Hematokrit 30,50 % 38 – 42
Trombosit (PLT) 461 103/ µL 142 – 424
PDW 8,4 fL 9 – 13
P-LCR 12,9% 15,0-25,0
PCT 0,40% 0,150-0,400
Limfosit 18,2 % 25-33
Monosit 8,7% 2-5
Faal Ginjal
Ureum 10,4 mg/dL 16,6-48,5
Cortex
serebri
Nyeri
dipersepsikan
2 30/01/2020 DS: pasien mengatakan Ca serviks Resiko
mengalami perdarahan sejak 5 Syok
bulan yang lalu perdarahan
DO: k/u cukup, kes compos
mentis, GCS 456 hb turun
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 88x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 ºC
Hb: 10,10 g/dL
3 30/01/2020 DS: pasien mengatakan saat ini Ca serviks Resiko
mengalami keputihan lama dan infeksi
berbau amis disertai perdarahan perdarahan
DO: k/u cukup, kes compos
mentis, GCS 456 hb turun
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 88x/menit imunitas
RR: 20x/menit menurun
Suhu: 36,5 ºC
resiko infeksi
Leukosit : 10,81
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d pertumbuhan jaringan abnormal.
2. Resiko syok b.d perdarahan.
3. Resiko Infeksi b.d imunitas menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction Publishing.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Media.
Prawirohardjo, sarwono, 2010. IlmuKandungan. Jakarta: Yayasan bina pustaka.