PENDAHULUAN
merupakan kasus kanker terbanyak kedua pada wanita di seluruh dunia. Setiap
tahun lebih dari 270.000 wanita meninggal karena kanker serviks, dan lebih
2013).
dapat diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSUD dr. Soedarso
terbanyak setelah kanker payudara yang pernah di rawat inap di RSUD dr.
1
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan vaksinasi dan
sasaran pada kelompok usia yang tepat dan sistem rujukan yang efektif di
payudara dan kanker serviks. Program deteksi dini kanker serviks yang
dimaksud dalam peraturan ini yaitu pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA). Pemeriksaan IVA merupakan salah satu metode deteksi dini kanker
serviks yang efektif digunakan di negara berkembang. Hal ini sesuai dengan
Obstetri dan Ginekologi RSUD M.Natsir Solok dan diharapkan agar dapat
pembaca.
2
1.4 Metode Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Anatomi
3 cm dan merupakan penghubung vagina dan uterus . Serviks uteri terbentuk dari
jaringan ikat, pembuluh darah, otot polos, dengan konsistensi kenyal. Ada dua
bagian utama serviks yaitu bagian ektoserviks dan bagian endoserviks. Bagian
dari serviks yang dapat dilihat dari dalam vagina selama pemeriksaan ginekologi
rahim. Os eksternal adalah pembukaan kanal yang ada diantara endoserviks dan
ektoserviks.1
Serviks dan vagina berasal dari duktus Mulleri yang pada awalnya berada
dalam barisan yang terdiri dari 1 lapis epitel kolumnar. Pada saat usia kehamilan
dan tumbuh ke atas. Hubungan antara epitel skuamosa pada vagina dan daerah
4
Permukaan pars vaginalis diselimuti epitel skuamosa, dan pars kanalis
serviks uteri dilapisi oleh epitel kolumnar. Perbatasan antara epitel skuamosa dan
2.1.2 Histologi
Serviks uteri terdiri dari porsio vagina eksternal (ektoserviks) dan jalur
skuamosa terletak di tengah tepat dijalur kecil yang disebut external os yang
kolumnar, epitel penghasil musin.1 Titik dimana terjadi pertemuan antara epitel
tranformasi.3
5
Gambar Histologi Serviks
2.2.1 Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
rahim atau mulut rahim, dimana sel – sel permukaan (epitel) tersebut mengalami
penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal. Kanker serviks
6
2.2.2 Epidemiologi
berkembang. Lima puluh persen pasien baru kanker serviks tidak pernah
25,0% pada ras Cina; 17,8% pada ras Melayu; dan di Thailand sebesar 23,7 per
100.000 penduduk.3
dekade terakhir di AS. Hal ini karena skrining Pap menjadi lebih populer dan lesi
jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17
rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432
sebesar 76,2% di antara kanker ginekologi. Terbanyak pasien datang pada stadium
lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu
stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga
kasus.4
7
2.2.3 Etiologi dan Faktor Resiko 5
Papilloma (HPV). HPV tersebar luas, dapat menginfeksi kulit dan mukosa epitel.
HPV dapat menyebabkan manifestasi klinis baik lesi yang jinak maupun lesi
kanker. Tumor jinak yang disebabkan infeksi HPV yaitu veruka dan kondiloma
vagina, anus dan penis. Sifat onkogenik HPV dikaitkan dengan protein virus E6
dan E7 yang menyebabkan peningkatan proliferasi sel sehingga terjadi lesi pre
Faktor Risiko
a. Umur
risiko kanker serviks. Data dari beberapa rumah sakit pusat pendidikan
tahun. Bahkan, pada tahun 2002, ditemukan kanker serviks stadium invasif
8
b. Paritas
terjadinya kanker serviks 2,5 kali lebih besardi bandingkan dengan wanita
dengan paritas tiga atau kurang. Eversi epitel kolumner selama kehamilan
sehingga terjadi integrasi DNA virus ke dalam genom sel penjamu dan
semakin tinggi.
seksual pada usia dini, khususnya sebelum umur 17 tahun. Faktor risiko
pria berisiko tinggi sebagai vektor yang dapat menimbulkan infeksi yang
9
perhatian difokuskan pada infeksi HPV sebagai penyebab primer lesi
prekanker.
dapat menginduksi ekspresi gen HPV pada serviks dan terjadi perubahan
berturut-turut.
e. Merokok
postulat yaitu :
10
Ditemukan kotinin, nikotin, fenol, hidrokarbon,dan tar
dengan lesi prekanker dan kanker serviks atas dasar bahwa sistem imunitas
CIN didapatkan sebanyak 13% pada HIV seronegatif, 17% pada HIV
seropositif tanpa AIDS, dan 42% pasien HIV seropositif dengan AIDS.
Klasifikasi kanker serviks dapat di bagi menjadi tiga yaitu (1) klasifikasi
serviks, dan (3) klasifikasi berdasarkan stadium stadium klinis menurut FIGO
11
a. Klasifikasi berdasarkan histopatologi :
dibatasi pada dasar ketiga dari lapisan cervix atau epithelium (dahulu
dua pertiga dari jaringan pelapis (dahulu disebut dysplasia sedang atau
moderat).
CIN 3, perubahan sel-sel abnormal hampir seluruh sel dan merupakan luka
prakanker pada sel-sel yang mencakup lebih besar dari duapertiga dari
asal
12
Gambar 2.4 Perubahan cerviks normal menjadi kanker
Kata "squamous" menggambarkan sel-sel yang tipis dan rata yang terletak
atau ASC-H, yang berarti tidak dapat meniadakan HSIL (lihat bawah).
Stadiu Karakteristik
13
m
2.2.5 Patofisiologi
Petanda tumor atau kanker adalah pembelahan sel yang tidak dapat
14
terdiri dari 4 fase yaitu G1, S, G2 dan M harus dijaga dengan baik. Selama fase S,
terjadi replikasi DNA dan pada fase M terjadi pembelahan sel atau mitosis.
Sedangkan fase G (Gap) berada sebelum fase S (Sintesis) dan fase M (Mitosis).
Dalam siklus sel p53 dan pRb berperan penting, dimana p53 memiliki
kemampuan untuk mengadakan apoptosis dan pRb memiliki kontrol untuk proses
Infeksi dimulai dari virus yang masuk kedalam sel melalui mikro abrasi
basal. Sel basal terutama sel stem terus membelah, bermigrasi mengisi sel bagian
keganasan, protein yang berperan banyak adalah E6 dan E7. mekanisme utama
protein E6 dan E7 dari HPV dalam proses perkembangan kanker serviks adalah
mengikat p 53 yang merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan
yang juga merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan sistem
kontrol untuk proses proliferasi sel itu sendiri. Protein E6 dan E7 pada HPV jenis
yang resiko tinggi mempunyai daya ikat yang lebih besar terhadap p53 dan
protein Rb, jika dibandingkan dengan HPV yang tergolong resiko rendah. Protein
virus pada infeksi HPV mengambil alih perkembangan siklus sel dan mengikuti
deferensiasi sel.
dari kondisi immunologik tubuh penderita CIS akan berkembang menjadi mikro
15
dan sel tumor masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel
tumor sudah terdapat >1mm dari membrana basalis, atau <1mm tetapi sudah
tampak dalam pembuluh limfa atau darah, maka prosesnya sudah invasif. Tumor
mungkin sudah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis belum
tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai ganas praklinik
fornices vagina, korpus uterus, rektum, dan kandung kemih, yang pada tingkat
akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula rektum atau kandung kemih.
prasakral, praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut melalui trunkus
limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru-paru, hati , ginjal,
Faktor diperoleh :
Sel normal
- Kimia
- Radiasi Mutasi yg diturunkan
- Virus HPV
Berhasil memperbaiki - Gen mempengaruhi
- Kontrasepsi Kerusakan DNA repair DNA
oral DNA - Gen mempengaruhi
apoptosi
Mutasi pd Genom
dan sel sornatis
Obstruksi Total
retrograd
Menekan Infeksi dan Sifat sel Peningkatan
serabut saraf nekrosis kanker kebutuhan
Hidronefrosis jaringan mudah metabolisme
berdarah berdarah
CRF Nyeri Keputihan
dan bau Coitus Nutrisi <
Eksofilik
khas kebutuhan
kanker tubuh
Perdraha Perdar
Perubahan n ahan
terhadap pola spontan kontak
seksua dan
ganguan konsep
diri 17
Anemia
Kelemahan
fisik
↓perfusi CO,
Kurang perawatan perfusi jaringan
diri dan intoleransi tdk adekuat
aktivitas
waktu sekitar 10-15 tahun. Oleh sebab itu kanker serviks biasanya ditemukan
pada wanita yang sudah berusia sekitar 40 tahun. Ada empat stadium kanker
serviks yaitu Stadium satu kanker masih terbatas pada serviks (IA dan IB), pada
stadium dua kanker meluas di serviks tetapi tidak ke dinding pinggul (IIA
stadium III kanker menjalar ke vagina, dinding pinggul dan nodus limpa (IIIA
kencing, mengganggu fungsi ginjal dan menjalar ke nodus limpa), pada stadium
empat kanker menjalar ke kandung kencing, rektum, atau organ lain (IVA:
dan nodus limpa panggul, perut, hati, sistem pencernaan, atau paru-paru). 8
18
Gambar 2.3 Stadium Kanker Serviks
2.2.6 Diagnosis
Anamnesis
Tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks.
gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang
19
dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi
nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena
obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker
Gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan Fluor albus
(keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
merupakan gejala karsinoma serviks (75 - 80%). Pada tahap awal, terjadinya
kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa
sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan
berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar
dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih
bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi
vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan
berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang
air kecil atau buang air besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri
pinggang, edema kaki unilateral dan obstruksi ureter.10 Sementara itu, tanda lain
yang mungkin timbul antara lain hilangnya nafsu makan dan berat badan, nyeri
20
pada anggota gerak (kaki), keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina,
hingga terjadi patah tulang panggul. Apabila kanker sudah berada pada stadium
lebih lanjut, bias terjadi perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul.11
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik umum biasanya terdapat pembesaran kelenjar limfe supra
klavikula dan inguinal. Selain itu bisa juga terdapat pembesaran liver, ascites, dan
b. Pemeriksaan ginekologi
1) Vaginal toucher
Vagina: fluor, fluksus, dan tanda-tanda penyebaran/infiltrasi pada vagina.
Porsio: berdungkul, padat, rapuh, dengan ukuran bervariasi, eksofitik atau
endofitik.
Korpus uteri: normal atau lebih besar, kalau diperlukan dilakukan sondase
untuk konfirmasi besar dan arah uterus apakah terjadi piometra dan
hematometra.
Adneksa/ parametrium: tanda-tanda penyebaran, teraba kaku/ padat,
2) Rectal toucher
21
Menilai penyebaran penyakit ke arah dinding pelvis yaitu Cancer Free Space
(CFS), yaitu merupakan daerah bebas antara tepi lateral serviks dengan dinding
CFS 100% : belum ada tanda-tanda penyebaran.
CFS 25-100% : penyebaran belum mencapai dinding pelvis.
CFS 0% : penyebaran mencapai dinding pelvis.8
Pemeriksaan Penunjang
a. Tes sitologi
tes Pap Smear. Pap smear diperkenalkan oleh Dr. George Papanicolaou pada
1962 di Yunani. Melalui tes pap smear dapat diketahui apakah terdapat infeksi,
panduan bahwa setiap wanita seharusnya melakukan tes pap smear 3 tahun
sekali setelah pertama kali memulai aktivitas seksual atau saat berusia 21 tahun. 8
Klasifikasi Papanicolaou.
22
- Kelas III: mencurigakan kearah keganasan
b. Kolposkopi
pembesaran antara 6-40 kali dan terdapat sumber cahaya didalamnya. Alat
ini diperkenalkan oleh Hans Hinselmann pada 1925. Salah satu hasil
23
c. Biopsi
Apabila hasil tes pap smear yang telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan
serviks untuk diteliti oleh ahli patologi. Biopsi dilakukan didaerah yang
adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan teknik cone
kelainan yang ada pada serviks. Jaringan yang diambil dari daerah bawah
kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu
d. Radiologi
24
enema barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
2.2.7 Penatalaksanaan
prasarana yang ada. Pada tingkat pelayanan primer dengan sarana dan
dengan tes IVA. Skrining dengan tes IVA dapat dilakukan dengan cara
single visit approach atau see and treat program, yaitu bila didapatkan
sederhana dengan krioterapi oleh dokter umum atau bidan yang sudah
terlatih.
25
Gambar Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana IVA16
total.
26
Gambar Algoritma deteksi dini (program skrining) dengan Pap
Smear16
observasi 1 tahun.
observasi 6 bulan.
27
Beberapa metode terapi destruksi lokal antara lain: krioterapi dengan N2O
ditujukan untuk destruksi lokal lapisan epitel serviks dengan kelainan lesi
28
anestesia umum. Tetapi fisiologi serviks dapat
Gambar Konisasi
29
Gambar Punch Biopsi
Gambar LEEP
30
Gambar Trakelektomi Radikal
serviks.
31
Konisasi (Cold knife conization). Konisasi sudah adekuat yang
d) Stadium IA2,IB1,IIA1
Pilihan :
1. Operatif.
risiko lainnya.
32
2. Non operatif
Pilihan :
1. Operatif
2. Neoajuvan kemoterapi
kemoterapi.
f) Stadium IIB
Pilihan :
1. Kemoradiasi
2.Radiasi
3. Neoajuvan kemoterapi
33
Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi dan
pelvik limfadenektomi.
(dalam penelitian)
1. Kemoradiasi
2. Radiasi
3. Radiasi
3. Radiasi Paliatif
1. Paliatif
1. Pembedahan
2. Radioterapi
34
Terapi ini menggunakan sinar ionisasi (sinar X) untuk merusak sel-
hanya akan diberikan pada stadium I sampai III B. Bila sel kanker
radioterapi, yaitu :
1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan
3. Kemoterapi
35
digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat
terapi awal / bersama terapi radiasi pada stage IIA, IIB, IIIA, IIIB,
36
dapat dilakukan atau tidakmenampakkan hasil; kanker serviks yang
Steroid)
tramadol
2.2.8 Pencegahan
dilakukan.14(WHO,2006)
1. Pencegahan Primer
37
pasangan, penggunaan kondom (untuk mencegah penularan
a) Vaksinasi
paling aman bagi wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18.
adalah
(serviks).
38
6. Affordable (Terjangkau lebih banyak perempuan).
2. Pencegahan Sekunder 15
Diagnosa kasus pada fase invasif hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar
mear test dan telah dilakukan di Negara negara maju. Pencegahan dengan
39
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan
tinggi (95-98%)
Syarat:
pervaginam
Indikasi:
40
Setiap 2-3 tahun pada wanita > 30 tahun jika 3 hasil tes
berurutan normal.
spatula ayre
cytobrush
kaca objek
alcohol 95%
41
Beri label nama pada ujung kaca objek
Pilih ujung spatula yang paling cocok dengan mulut serviks dan zona
transformasi.
Dengan putaran searah jarum jam diawali dan diakhiri pada jam 9, hasil
instrument dikeluarkan.
Jangan memulas sample pada saat ini jika belum akan fiksasi. Pegang
spatula antara jari dari tangan yang tidak mengambil sample, sementara
Pulas sampel pada spatula pada kaca obyek dengan satu gerakan halus.
42
Pulasan harus rata dan terdiri dari satu lapisan, hindari gumpalan besar
sebisanya tapi juga hindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel,
detik.
Evaluasi sitologi:
Klasifikasi Papanicolaou.
43
- Kelas I : sel-sel normal
Jika reaksi peradangan hebat, pasien harus diobati dulu. Setelah infeksi
definitif.
IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan asam
asetat 3–5% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang
terlatih. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna
44
pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal
atau abnormal.
Pelaksanaan IVA
Rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada
perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan
merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan
pra kanker.
- Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung
gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan
dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak
- Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat
dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi
epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan.
45
2.2.8 Prognosis
ini tergantung dari derajat/luas lesi, jenis histopatologis, dan jenis terapi
0 93%
I 93%
II A 80%
II B 63%
III A 35%
III B 32%
IV A 16%
IV B 15%
Kekambuhan Lokal
atau terapi radioterapi. Kekambuhan lokal pasca radioterapi dapat diterapi dengan
salah satu pilihan pada kekambuhan lokal ataupun resisten pada pemberian
46
cukup besar. Komplikasinya berupa stenosis ureter, fistula baik vesikovaginal
44%.
Kekambuhan Sentral
tahun pertama berkisar 6,8% pada 10 tahun pasca terapi 7,8% dan pada 20 tahun
9,6%. Hasil terapi yang menderita rekurensi > 36 bulan lebih baik jika
Kekambuhan regional
2.2.9 Edukasi
1. Nutrisi
Edukasi jumlah nutrisi , jenis dan cara pemberian nutrisi sesuai dengan
kebutuhan
sehat, tinggi buah, sayur, dan biji-bijian, serta rendah lemak, daging
47
aktivitas fisik sesuai kemampuan secara teratur dan menghindari gaya
hidup sedenter.
2. Metastasis
mobilisasi.
48
KESIMPULAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
Penyebab utama kanker serviks adalah virus yang disebut Human Papilloma
(HPV). Terdapat beberapa faktor risiko kanker serviks seperti umur, paritas,
kanker serviks tergantung kepada berat/luas dan jenis lesi. Pecegahan kanker
Skrining dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear dan Inspeksi Visual
49
DAFTAR PUSTAKA
FKUI
Pustaka
Harapan
Society
50
9. Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker.
10. Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, R.P. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta:
11. Purwoastuti dan Walyani.2015. Ilmu obstetri & ginekologi sosial untuk
12. Prayetni., 2007, Gambaran Umum Kanker Leher Rahim, Direktorat Bina
13. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana asuhan keperawatan
15. Sogukopinar, N., et all. 2003, Cervical Cancer Prevention and Early
51