Anda di halaman 1dari 25

Case Report

DEMAM BERDARAH DENGUE

Oleh:

Letda Ckm dr. Muhammad Rizqi Kholifaturrohmy

Pendamping:

dr. Evi Desrianti

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.04 PEKANBARU
PROVINSI RIAU
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
BAB II LAPORAN KASUS..............................................................................................4
2.1 Identitas Pasien.......................................................................................................4
2.2 Anamnesis..............................................................................................................4
2.3 Pemeriksaan Fisik...................................................................................................6
2.4 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................8
2.5 Diagnosis Holistik..................................................................................................9
2.6 Penatalaksanaan......................................................................................................9
2.7 Prognosis................................................................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................11
3.1 Definisi...................................................................................................................11
3.2 Epidemiologi..........................................................................................................11
3.3 Etiologi...................................................................................................................13
3.4 Patogenesis.............................................................................................................14
3.5 Manifestasi Klinis...................................................................................................16
3.6 Diagnosis................................................................................................................17
3.7 Penatalaksanaan......................................................................................................21
BAB IV ANALISA KASUS..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................24

2
BAB I

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyampuk terutama
Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di daerah tropis dan
subtropis di antaranya kepulauan di Indonesia hingga bagian utara Australia. Pada
banyak daerah tropis dan subtropis.1
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang membuat
penderitanya mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit
hingga ke tulang. Sebagian diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti
ribuan orang dalam waktu singkat. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang
mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi endemik pada lebih dari
100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia
Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi kasus DBD.2
Angka kejadian demam berdarah telah meningkat di seluruh dunia dalam
beberapa dekade terakhir. Telah terjadi sekitar 50 sampai 100 juta infeksi dengue
per tahun, dengan angka kematian mencapai 22.000 orang pertahunnya,
kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak. Saat ini diperkirakan 2,5 milyar
orang atau sekitar 40% dari pupulasi dunia tinggal di area berisiko terinfeksi
dengue.3
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin bertambah. Di Indonesia, demam berdarah pertama kali
ditemukan di Kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang
terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Sejak saat itu, penyakit ini
menyebar luas ke seluruh Indonesia.2 Berdasarkan data Profil Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2017, di 34 Provinsi di Indonesia,
kasus DBD berjumlah 68.407 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 493
orang.4

3
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama Pasien : An. IJ
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Rumbai Pesisir, Pekanbaru
Identitas Orang Tua
Keterangan Ayah Ibu
Nama Tn. MF Ny. M
Usia 40 tahun 40 tahun
Pekerjaan Tukang Bangunan Pedagang
Pendidikan Terakhir SMP SD

2.2 Anamnesis (8-04-2022)


 Keluhan utama: Demam
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam mendadak
tinggi, terus-menerus sejak 4 hari yang lalu. Demam disertai dengan
lemas, sakit kepala, mual dan muntah. Pasien mengeluhkan muntah
sampai 3 kali berupa makanan yang dimakan. Demam juga disertai
dengan nyeri perut. Timbulnya bintik-bintik merah di kulit disangkal,
gusi berdarah disangkal, mimisan disangkal, riwayat perdarahan
lainnya disangkal.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit sebelumnya disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
menderita demam seperti pasien. Namun, ada tetangga pasien yang

4
juga mengalami demam sekitar 2 minggu yang lalu. Riwayat penyakit
jantung, asma dan hipertensi pada keluarga disangkal.
 Riwayat Pengobatan:
Pasien belum dibawa berobat ke tempat lain dan baru berobat
ke IGD. Pasien tidak memiliki alergi obat.
Genogram Keluarga Pasien

Keterangan :

= Laki-Laki = Perempuan

= Pasien = Meninggal Dunia

= Bercerai = Tinggal Serumah

5
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Frek. Nadi : 92 x/menit
Frek. Nafas : 24 x/menit
Suhu aksila : 38,1 º C
Berat Badan : 22 kg
Tinggi Badan : 115 cm
Status Gizi : Normal
Status General
Kepala-Leher
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Hitam, lebat, distribusi merata
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-)
Telinga : Deformitas pinna (-), serumen (-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Tenggorok : Uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1-T1, detritus (-)
Gigi & mulut : Karies dentis (-), sianosis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru
Inspeksi:
1. Bentuk & ukuran: bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel chest (-),
pergerakan dinding dada simetris.
2. Permukaan dada: papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
nevi (-), vena kolateral (-), massa (-).
3. Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif, tidak tampak hipertrofi SCM,
otot bantu abdomen tidak aktif dan hipertrofi (-).
4. Iga dan sela iga: pelebaran ICS (-).
Palpasi:
1. Trakea: tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra.

6
2. Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
3. Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
4. Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
1. Sonor seluruh lapang paru.
2. Batas paru-hepar à Inspirasi: ICS VI, Ekspirasi: ICS IV; Ekskursi: 2 ICS.
3. Batas paru-jantung:
a. Kanan: ICS II linea parasternalis dekstra
b. Kiri: ICS IV linea midclavicula sinistra
Auskultasi:
1. Cor: S1 S2 tunggal regular, Murmur (-), Gallop (-).
2. Pulmo:
a. Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru.
b. Rhonki (-/-).
c. Wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi:
1. Bentuk: simetris
2. Umbilicus: masuk merata
3. Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi (-),
ikterik (-), massa (-), vena kolateral (-), caput medusae (-), papula (-),
petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi (-)
4. Distensi (-)
5. Ascites (-)
Auskultasi:
1. Bising usus (+) normal 8 kali per menit
2. Metallic sound (-)
3. Bising aorta (-)
Perkusi:
1. Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
2. Nyeri ketok (-)

7
Palpasi:
1. Nyeri tekan epigastrium (-)
2. Massa (-)
3. Hepar/lien/ren: tidak teraba
4. Tes Undulasi (-), Shifting dullness (-)
Ekstremitas: CRT < 2 detik

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah Lengkap (8-04-2022)
Parameter Value Reference
HGB 12,1 11 – 17 g/dL
RBC 4,26 4 – 6,2 x 106/uL
HCT 31,8 35 – 55 %
MCV 74,6 80 - 100 fL
MCH 28,4 25 – 34 pg
MCHC 38,1 30 – 35,5 g/dL
WBC 3,3 4 – 12 x 103/uL
PLT 77 150 – 400 x 103/uL
Darah Lengkap (9-04-2022)
Parameter Value Reference
HGB 10,5 11 – 17 g/dL
RBC 3,71 4 – 6,2 x 106/uL
HCT 28,5 35 – 55 %
MCV 76,8 80 - 100 fL
MCH 28,3 25 – 34 pg
MCHC 36,8 30 – 35,5 g/dL
WBC 4,8 4 – 12 x 103/uL
PLT 49 150 – 400 x 103/uL

8
Darah Lengkap (10-04-2022)
Parameter Value Reference
HGB 11,7 11 – 17 g/dL
RBC 3,93 4 – 6,2 x 106/uL
HCT 30,1 35 – 55 %
MCV 76,7 80 - 100 fL
MCH 29,8 25 – 34 pg
MCHC 38,9 30 – 35,5 g/dL
WBC 4,7 4 – 12 x 103/uL
PLT 73 150 – 400 x 103/uL
Darah Lengkap (11-04-2022)
Parameter Value Reference
HGB 11,5 11 – 17 g/dL
RBC 3,88 4 – 6,2 x 106/uL
HCT 29,2 35 – 55 %
MCV 75,3 80 - 100 fL
MCH 29,6 25 – 34 pg
MCHC 39,4 30 – 35,5 g/dL
WBC 3,8 4 – 12 x 103/uL
PLT 129 150 – 400 x 103/uL

2.5 Diagnosa
Demam Berdarah Dengue
2.6 Penatalaksanaan
 Terapi berdasarkan diagnosis pasien:
- IUFD RL Maintanance 24 tpm
- Paracetamol Infus 500mg
- Antasida sirup 3x1 cth
- Ranitidine 2x½ tab
- Caviplex sirup 1x1 cth

9
 Edukasi
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa penyakit yang diderita
oleh pasien adalah demam berdarah dengue, yang merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
- Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai gejala-gejala yang
dapat timbul pada pasien dan tanda bahaya dari demam berdarah
dengue pada anak.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa penting untuk menjaga
agar tetap terehidrasi dengan memberikan pasien banyak minum.
- Menjelaskan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali

2.7 Prognosis pasien


- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam

10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang anak-anak yang bertendensi
menimbulkan syok dan kematian. Menurut World Health Organization (WHO),
demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada
demam berdarah dengue terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh.8
3.2 Epidemiologi
Angka kejadian demam berdarah telah meningkat di seluruh dunia dalam
beberapa dekade terakhir. Telah terjadi sekitar 50 sampai 100 juta infeksi dengue
per tahun, dengan angka kematian mencapai 22.000 orang pertahunnya,
kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak. Saat ini diperkirakan 2,5 milyar
orang atau sekitar 40% dari pupulasi dunia tinggal di area berisiko terinfeksi
dengue.3

Gambar 2. Distribusi Demam Berdarah Dengue di dunia tahun 2016.9

11
Berdasarkan data Profil Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Indonesia
pada tahun 2017 kasus DBD berjumlah 68.407 kasus, dengan jumlah kematian
sebanyak 493 orang. Jumlah tersebut menurun cukup drastis dari tahun
sebelumnya, yaitu 204.171 kasus dan jumlah kematian sebanyak 1.598 orang.
Angka kesakitan DBD tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 2016, yaitu dari
78,85 menjadi 26,10 per 100.000 penduduk.4

Gambar 3. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue per 100.000 Penduduk Menurut
Provinsi tahun 2017.4

Berdasarkan data Profil Kesehatan Dasar tahun 2017 untuk Provinsi Nusa
Tenggara Barat, ditemukan kasus DBD sejumlah 1.605 kasus, dengan incidence
rate 32,4%. Kasus terbanyak DBD tahun 2017 dilaporkan terjadi di Kabupaten
Sumbawa, Lombok Timur dan Kota Mataram. Kasus meninggal DBD tahun 2017
sebesar 4 orang dengan case fatality rate 0,2%.5

12
Gambar 4. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten
Provinsi NTB tahun 2017.5

Berdasarkan data pada Profil Puskesmas Kediri, pada tahun 2017 ditemukan
9 kasus DBD. Pada tahun 2018 ditemukan 11 kasus DBD. Pada awal tahun
2019, sampai 15 Januari 2019 telah ditemukan 9 kasus DBD, 2 kasus di Gersik
Selatan, 3 kasus di Gelogor Selatan, 1 kasus di Pelowok Selatan, 1 kasus di
Pelowok Timur, 1 kasus di Jagaraga dan 1 kasus di Kebun Baru. Berdasarkan
data jumlah kasus di Puskesmas Kediri, kasus DBD mengalami peningkatan
pada bulan Januari 2019 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.6

3.3 Etiologi

Gambar 5. Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus

13
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara,
Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia,
agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan
genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4.
Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak menunjukkan
manifestasi klinik yang berat.8 Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus
yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia. Nyamuk Aedes aegypti yang
aktif menggigit pada siang hari dengan dua puncak aktivitas yaitu pada pukul
08.00 – 12.00 dan 15.00 – 17.00.1

Gambar 6. Perkembangan nyamuk Aedes Aegypti 1


3.4 Patogenesis
Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak dalam
sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung
5-7 hari. Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral maupun selular,
antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin dan anti komplemen. Antibodi yang
muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi
mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada jadi
meningkat. Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah
sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga,
dan menghilang setelah 60-90 hari. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat

14
sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat
pada hari kedua.10

Gambar 7. Respon Primer dan Sekunder Infeksi Virus Dengue.10

Nyamuk Aedes spp yang sudah terinfeksi virus dengue, akan tetap infektif
sepanjang hidupnya dan terus menularkan kepada individu yang rentan pada saat
menggigit dan menghisap darah. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus
dengue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer hepar, endotel pembuluh
darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-paru.10

Gambar 8. Bagan Kejadian Infeksi Virus Dengue.10

15
Terdapat dua teori atau hipotesis immunopatogenesis DBD dan DSS yang
masih kontroversial yaitu infeksi sekunder (secondary heterologus infection) dan
antibody dependent enhancement (ADE). Dalam teori atau hipotesis infeksi
sekunder disebutkan, bila seseorang mendapatkan infeksi sekunder oleh satu
serotipe virus dengue, akan terjadi proses kekebalan terhadap infeksi serotipe
virus dengue tersebut untuk jangka waktu yang lama. Tetapi jika orang tersebut
mendapatkan infeksi sekunder oleh serotipe virus dengue lainnya, maka akan
terjadi infeksi yang berat. Pada teori ADE disebutkan, jika terdapat antibodi
spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka dapat mencegah penyakit yang
diakibatkan oleh virus tersebut, tetapi sebaliknya apabila antibodinya tidak dapat
menetralisasi virus, justru akan menimbulkan penyakit yang berat.10
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik untuk demam berdarah dengue (DBD) yaitu 1:
- Demam tinggi, timbul mendadak, kontinu, kadang bifasik.
- Berlangsung antara 2-7 hari.
- Muka kemerahan (facial flushing) , anoreksi, mialgia dan artralgia.
- Nyeri epigastrik, muntah, nyeri abdomen difus.
- Kadang disertai sakit tenggorok.
- Faring dan konjungtiva yang kemerahan.
- Dapat disertai kejang demam

Gambar 9. Perjalan Penyakit Demam Berdarah Dengue.5

16
Menurut WHO (2012) demam dengue memiliki tiga fase diantaranya fase
demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Pada fase demam, penderita akan
mengalami demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari yang sering dijumpai
dengan wajah kemerahan, eritema kulit, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital,
rasa sakit di seluruh tubuh, fotofobia dan sakit kepala serta gejala umum seperti
anoreksia, mual dan muntah. Tanda bahaya (warning sign) penyakit dengue
meliputi nyeri perut, muntah berkepanjangan, letargi, pembesaran hepar >2 cm,
perdarahan mukosa, trombositopeni dan penumpukan cairan di rongga tubuh
karena terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler.8
Pada waktu transisi yaitu dari fase demam menjadi tidak demam, pasien
yang tidak diikuti dengan peningkatan pemeabilitas kapiler tidak akan berlanjut
menjadi fase kritis. Ketika terjadi penurunan demam tinggi, pasien dengan
peningkatan permeabilitas mungkin menunjukan tanda bahaya yaitu yang
terbanyak adalah kebocoran plasma. Pada fase kritis terjadi penurunan suhu
menjadi 37.5-38°C atau kurang pada hari ke 3-8 dari penyakit. Progresivitas
leukopenia yang diikuti oleh penurunan jumlah platelet mendahului kebocoran
plasma. Peningkatan hematokrit merupakan tanda awal terjadinya perubahan pada
tekanan darah dan denyut nadi. Terapi cairan digunakan untuk mengatasi plasma
leakage.8
Fase terakhir adalah fase penyembuhan. Setelah pasien bertahan selama 24-
48 jam fase kritis, reabsorbsi kompartemen ekstravaskuler bertahap terjadi selama
48-72 jam. Fase ini ditandai dengan keadaan umum membaik, nafsu makan
kembali normal, gejala gastrointestinal membaik dan status hemodinamik stabil.8

3.6 Diagnosis
Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditegakan melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang 11:
1. Anamnesis 11
Keluhan
 Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.

17
 Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
 Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
 Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
 Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan,
batuk, pilek.
 Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
 Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.
Faktor Risiko
 Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah,
timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di
tempat tinggal pasien sehari-hari.
 Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
 Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien
2. Pemeriksaan Fisik 11
Tanda patognomonik untuk demam dengue :
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue :
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali

18
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda
efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
3. Pemeriksaan Penunjang 11
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
 peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar data populasi
menurut umur
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya dapat
terdeteksi setelah hari ke-5 demam.

Diagnosis Klinis Demam Dengue 11


1 Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
2 Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
maupun berupa uji tourniquet positif.
3 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4 Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar
rumah.
5 Leukopenia <4.000/mm3
6 Trombositopenia <100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih tanda
dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.

19
Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue 11
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
 Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau dari data
populasi menurut umur
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis,
ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup untuk
menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue.
Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.
Klinis Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah persisten
Letargi, gelisah
Perdarahaan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria
Laboratorium Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan
penurunan cepat jumlah trombosit
Hematokrit awal tinggi

20
3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa 11
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
3. Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial
Penatalaksanaan pada Pasien Anak 11
Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
 Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5 menit.
 Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air sirup, atau
susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk dehidrasi
sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau
Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
 Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
 Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
 Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai
kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di
atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium (DPL)
per 4-6 jam.
 Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
 Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan
syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali) per
oral. Hindari ibuprofen dan asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

21
Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok :
1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup
muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk pemeriksaan
DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis)
setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis, ulangi
pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30
menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid 10 – 20 ml/kgBB/jam
(maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi darah
bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6 jam
sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36 – 48
jam. Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

22
BAB IV

ANALISA KASUS

Pada anamnesis didapatkan keluhan demam mendadak tinggi, terus-


menerus sejak 4 hari yang lalu disertai lemas, sakit kepala, mual, muntah dan
nyeri perut. Dari anamnesis diketahui bahwa tetangga pasien juga mengalami
keluhan serupa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu pasien meningkat 38,1
ºC. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopenia dimana jumlah
trombosit pasien yaitu 77.000/uL. Hasil anamnesis adanya demam disertai dengan
gejala klinis lainnya, ditambah bukti pemeriksaan penunjang berupa
trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue
pada kasus ini.
Pasien pada kasus ini dirawat inap di Puskesmas Kediri selama 3 hari.
Terapi yang sudah diberikan untuk pasien ini adalah Infus RL loading 200 cc
maintanance 16 tpm, paracetamol 3x½ tab, antasida sirup 3x1 cth, ranitidine 2x½
tab dan caviplex sirup 1x1 cth. Tujuan terapi yang diberikan kepada pasien yaitu
untuk mencegah dan mengatasi demam, mengurangi nyeri perut yang dirasakan
pasien, mencegah pasien mengalami dehidrasi dan mencegah pasien mengalami
komplikasi akibat penyakit DBD.
Pasien diperbolehkan pulang pada tanggal 11 April 2022. Keluarga pasien
diberikan penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi lingkungan,
terutama metode 4M plus seminggu sekali.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Buletin Jendela


Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Diakses melalui :
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/
buletin-dbd.pdf pada 12 Januari 2019.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. INFODATIN Situasi
DBD. Diakses melalui : http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin%20dbd%202016.pdf pada 12
Januari 2019.
3. CDC, 2018. Dengue : Epidemiology. Diakses melalui :
https://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/index.html pada 12 Januari 2019.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Profil Kesehatan
Indonesia 2017. Diakses melalui :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf pada 12 Januari 2019.
5. Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2017. Profil Kesehatan Provinsi NTB tahun
2017. Diakses melalui :
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN
SI_2017/18_NTB_2017.pdf pada 12 Januari 2019.
6. Data Pasien DBD Puskesmas Kediri tahun 2017-2019.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Demam Berdarah
Dengue. Diakses melalui : http://www.kemkes.go.id/demam-berdarah-dengue
pada 12 Januari 2019.
8. WHO, 2009. Dengue : Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. Diakses melalui :
https://www.who.int/tdr/publications/documents/dengue-diagnosis.pdf pada
12 Januari 2019.
9. WHO, 2018. Dengue and Severe Dengue. Diakses melalui :
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
pada 12 Januari 2019.

24
10. Aryu Candra, 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis,
dan Faktor Risiko Penularan. Diakses melalui :
https://media.neliti.com/media/publications/53636-ID-demam-berdarah-
dengue-epidemiologi-patog.pdf pada 12 Januari 2019.
11. Ikatan Dokter Indonesia, 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Modul Pengendalian
Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
13. Endra F. Paradigma Sehat. Jurnal Saintika Medika, 6 (12). 2010. Diakses
melalui: http://dx.doi.org/10.22219/sm.v6i1.1012/ pada 12 Januari 2019.

25

Anda mungkin juga menyukai