Presentan :
Rafinia wiza zahra
18100707360803091
Preseptor :
dr. Gustin Sukmarini, Sp.A
(K)
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK
2020
ANATOMI
Asma
Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik
yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori
dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada
tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dini hari dan biasanya timbul jika
ada pencetus.
Pencetus
Sesuatu yang terdapat di
lingkungan yang
mengakibatkan sel imun
menghasilkan proses
inflamasi di paru-paru yang
dapat membuatnya lebih
sempit lagi dan berpotensi
kehilangan nyawa.
Asma atopic Asma non-
atopic
Bermula pada Bermula pada
masa kecil masa dewasa
Tidak ada
Riwayat keluarga Riwayat keluarga
atopic atopic
Patogenesis &
patofisiologi
Inspeksi Auskultasi
- Gelisah Palpasi Perkusi - Wheezing
- Biasnaya tidak - Bisanya tidak
- Sianosis - Ekspirasi
- sesak ada kelainan ada kelainan
memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Obat Obat
Reliever Kontroler
STEROID INHALASI
MDI DPI
Jenis Alat Inhalasi Sesuai Usia
Umur Alat inhalasi
< 5 tahun •Nebulizer dengan masker
•MDI dengan spacer, contoh: aerochamber,
optichamber, babyhaler
5-8 tahun •Nebulizer dengan mouth piece
•MDI dengan spacer
•Dry powder inhaler (DPI), contoh: diskhaler,
easyhaler, swinghaler, turbuhaler
>8 tahun •Nebulizer dengan mouth piece
•MDI dengan atau tanpa spacer
•DPI: diskhaler, swinghaler, turbuhaler
Inhalasi dosis terukur/Metered Dose Inhaler (MDI)
Bentuk : rotahaler
(single dose), Tidak
Obat dihirup saat Praktis dan mudah
diskhaler dan menggunakan
menarik napas dibawa
turbuhaler propelan
(multidose).
The Global Initiaitive for Asthma (GINA) :
Tatalaksana di rumah
A. Jika diberikan via nebulizer B. Jika diberikan via MDI + spacer
• Berikan agonis β2 kerja pendek, lihat • Berikan agonis β2 kerja pendek serial via
responsnya. Bila gejala (sesak napas dan
Tatalaksana
wheezing) menghilang, cukup diberikan
di rumah
spacer dengan dosis: 2-4 semprot.
• Berikan satu semprot obat ke dalam spacer
satu kali. diikuti 6-8 tarikan napas melalui antar
• Jika gejala belum membaik dalam 30 muka (interface) spacer berupa masker
menit, ulangi pemberian sekali lagi atau mouthpiece.
• Jika dengan 2 kali pemberian agonis β2 • Bila belum ada respons berikan semprot
kerja pendek vianebulizer belum berikutnya dengan siklus yang sama. Jika
membaik, segera bawa ke fasyankes. membaik dengan dosis 4 semprot, inhalasi
dihentikan.
• Jika gejala tidak membaik dengan dosis 4
semprot, segera bawa kefasyankes.
Pasien harus segera dibawa ke fasyankes terdekat jika:
- Pasien mempunyai satu atau lebih faktor resiko
- Pasien tiba-tiba dalam kondisi keadaan distress respirasi (sesak berat)
NON MEDIKAMENTOSA
Penghindaran
Program KIE
Pencetus
Keluhan utama :
• Sesak napas meningkat 1 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien sesak nafas meningkat 1 jam sebelum masuk rumah sakit,
awalnya pasien tidur malam hari kemudian terbangun karena sesak
nafas dan batuk- batuk, sesak nafasnya terdengar berbunyi, sesaknya
tidak disertai nyeri dada, pada saat sesak nafas pasien masih bisa
berbicara dalam bentuk kalimat dan untuk tidur pasien masih bisa
berbaring namun tampak kelelahan. sesak nafas sudah dirasakan sejak
5 hari yang lalu. Sebelumnya pada siang harinya pasien makan mie dan
kelelahan bermain. Pasien sesak nafas sering kambuh bila pasien
kelelahan, Makan makanan manis, dan kadang bila cuaca dingin.pasien
biasanya memakai obat pelega dan dapat mengurangi keluhan sesak
nafas pasien
Continue…
• Sesak nafas sering kambuh ± ada 1 kali dalam sebulan dalam 1
tahun terakhir ini. Pasien biasanya memakai obat pelega dan
dapat mengurangi keluhan sesak nafas pasien.
• Pasien mengeluhkan batuk –batuk sejak 5 hari ini, batuk
berdahak dan susah dikeluarkan.
• Pasien demam naik turun 5 hari ini, pasien sudah minum obat
penurun panas, panas masih naik turun.
• Nafsu makan menurun dari biasanya
• Mual dan muntah tidak ada
• BAB dan BAK Normal
Riwayat penyakit dahulu
− Pasien dikenal dengan asma sejak kecil
− Pasien sudah pernah dirawat 5x dengan asma, terakhir dirawat 3 bulan yang
lalu
− Pasien mendapat terapi obat kontroler asma 2 tahun yll, putus obat 1 tahun
− Riwayat penyakit jantung tidak ada
• Kesan : normal
Diagnosa kerja
• Asma bronkial persisten ringan dalam serangan ringan –sedang
+ observasi pebris
tatalaksana
• 02 1-2 Liter /menit
• Inhalasi combivent 1 respule + Nacl 0,9 % 3 cc setiap 6 jam
• Metilprednisolon 4 x 10 mg ( IV)
• IVFD kaen IB 58 cc/jam
• Paracetamol 3x 250 mg (1/2 tablet) ( k/p), (p.o)
ANALISIS KASUS
kasus Teori
Dari Anamnesa :
Anak perempuan umur 7 tahun didiagnosa Asma Berdasarkan teori, anamnesis pada asma
bronkial persisten ringan dalam serangan ringan- ditemukan, batuk berulang ,mengi, sesak
sedang + Observasi febris. Pada anamnesis napas, dada terasa berat, gejala biasanya akan
ditemukan adanya sesak nafas yang dipicu oleh memburuk pada malam hari yang dipicu
makanan seperti makan mie dan kelelahan, adanya dengan infeksi pernapasan dan inhalasi
nafas menciut, memberat malam-dini hari, bicara alergen.
masih dalam kalimat, lebih nyaman duduk darpiada
Untuk diagnosis derajat serangan dan
berbaring, sesak nafas sering kambuh + ada 1 kali
kekerapan asma sudah sesuai dengan teori
dalam sebulan, kemudian ada keluhan batuk,
yang ada.
adanya demam yang hilang timbul 5 hari ini.
kasus Teori
Dari pemeriksaan fisik:
• Berdasarkan teori, pemeriksaan fisik
Dari status generalisata ditemukan
yang ditemukan bermakna sudah
frekuensi nafas meningkat dan sesuai dengan teori asma berdasarkan
derajat serangan
frekuensi nadi meningkat. Pada
pemeriksaan status lokalis,
ditemukan nafas cuping hidung,
adanya retraksi minimal.
Kasus Teori
Berdasarkan pemeriksaan penunjang
sederhana yang telah dilakukan
dimana hasil laboratorium Diagnosa pasti asma ini dapat ditegakkan
pemeriksaan darah rutin didapatkan dengan pemeriksaan fungsi paru dengan
dalam batas normal. spirometri. Namun jika diagnosis asma
Namun pemeriksaan penunjang lain
sudah pernah ditegakkan, maka diagnosis
seperti spirometri dan rontgen thorax
belum dilakukan. derajat serangan dan kekerapan dapat
ditegakkan berdasarkan klinis dan
pemeriksaan fisik.
Kasus Teori
Penatalaksanaan pada pasien ini
diberikan O2 1-2 l/menit, nebulisasi Berdasarkan teori penatalaksaan yang
combivent dan injeksi diberikan pada pasien belum sesuai
metilprednisolon. dengan teori.
Untuk observasi demamnya diberikan Untuk tatalaksana asma serangan ringan
paracetamol 3x ½ tablet (jika demam). sedang berdasarkan teori adalah
pemberian nebulisasi ventolin terlebih
dahulu sebanyak 2x dengan jarak 20
menit, setelah itu jika tidak ada perbaikan
baru diberikan nebulisasi combivent,
untuk pemberian kortikosteroid pada
kasus asma ini sudah sesuai teori.
TERIMA KASIH
1.UKK respiratori, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman
nasional asma anak. Edisi ke 2. Jakarta: IDAI; 2016.
2.GINA Team. Pocket Guide for Asthma Management and
Prevention. Updated Desember 2011. Available at:
http://www.ginasthma.org. Accessed on 23 JuniTh 2017.
3.Waldo EM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi ke-15. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.