KANKER SERVIKS
Oleh:
Vina Firmanty Mustofa
NIM. 102114153023
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan definisi kanker serviks
2. Menjelaskan epidemiologi kanker serviks
3. Menjelaskan faktor risiko kanker serviks
4. Menjelaskan patofisiologi dan patogenesis kanker serviks
5. Menjelaskan manifestasi klinis kanker serviks
6. Menjelaskan stadium pada kanker serviks
7. Menjelaskan deteksi dini dan diagnosis kanker serviks
8. Menjelaskan penatalaksanaan kanker serviks
9. Menjelaskan pencegahan kanker serviks
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui secara teoritis pengetahuan tentang kanker serviks
mulai dari definisi hingga penatalaksanaannya.
2. Mahasiswa mampu memahami teori tentang kanker serviks yang telah dipaparkan.
3. Sebagai bahan acuan untuk menambah informasi tentang kanker serviks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor menginvasi
mukosa kandung
kemih, rektum
dan/atau mencapai
T4 IV pelvis minor (edema
bulosa tidak cukup
untuk
mengklasifikasikan
tumor sebagai T4)
Tumor menginvasi
mukosa kandung
T4a IVA kemih atau rektum
(edema bulosa tidak
cukup untuk
mengklasifikasikan
tumor sebagai T4)
N1 Metastasis kelenjar
getah bening regional
6) Stadium IIB
Pilihan :
1. Kemoradiasi (Rekomendasi A)
2. Radiasi (Rekomendasi B)
3. Neoajuvan kemoterapi (Rekomendasi C)
Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi dan pelvik
limfadenektomi.
4. Histerektomi ultraradikal, laterally extended parametrectomy (dalam
penelitian)
7) Stadium III A III B
1. Kemoradiasi (Rekomendasi A)
2. Radiasi (Rekomendasi B)
8) Stadium IIIB dengan CKD
1. Nefrostomi / hemodialisa bila diperlukan
2. Kemoradiasi dengan regimen non cisplatin atau
3. Radiasi
9) Stadium IV A tanpa CKD
1. Pada stadium IVA dengan fistula rekto-vaginal, direkomendasi terlebih
dahulu dilakukan kolostomi, dilanjutkan :
2. Kemoradiasi Paliatif, atau
3. Radiasi Paliatif
10) Stadium IV A dengan CKD, IVB
1. Paliatif
2. Bila tidak ada kontraindikasi, kemoterapi paliatif / radiasi paliatif dapat
dipertimbangkan.
Gambar. Algoritma Penanganan Kanker Serviks Invasif
2.10 KESIMPULAN
1. Kanker serviks adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di
kalangan wanita. Di seluruh dunia kanker serviks adalah peringkat keempat yang
sering terjadi keganasan pada Wanita. Di Indonesia kanker serviks menempati
urutan kedua setelah kanker payudara.
2. Penyebab utama dari kanker serviks yakni infeksi HPV (Human Papillomavirus)
yang berada di dalam tubuh manusia. Diketahui bahwa DNA HPV dapat ditemukan
pada 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Kejadian kanker serviks
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor sosio demografi yang meliputi
usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama
kali 3 melakukan hubungan seksual, pasangan seksual yang berganti-ganti,
pasangan seksual yang tidak disirkumsisi, paritas, kurang menjaga kebersihan
genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, riwayat keluarga penderita kanker
serviks, trauma kronis pada serviks, penggunaan pembalut dan pantyliner,
dietilstilbestrol (DES) serta penggunaan kontrasepsi oral.
3. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kanker
yaitu dengan melakukan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia 30-50
tahun dengan menggunakan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
Pemerintah telah membuat berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Indonesia
dengan mewujudkan penanggulangan kanker yang terintegrasi. Namun hal ini perlu
melibatkan semua unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat.
2.11 SARAN
1. Bagi pemerintah diharapkan dapat menetapkan kebijakan terkait pencegahan kanker
serviks agar dapat menekan angka kejadiannya
2. Bagi masyarakat diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadarannya terhadap
kejadian kanker serviks dengan melakukan deteksi dini.
3. Bagi layanan kesehatan diharapkan meningkatkan kemampuan dan fasilitas dalam
pelayanan deteksi dini kanker serviks.
4. Bagi advokat kesehatan masyakarat dapat memberikan edukasi dan menggalakkan
upaya promotif dan preventif guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terkait kanker serviks dimulai dengan upaya deteksi dininya.
3.2
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Hari Kanker Sedunia 2019. Biro
Komunikasi Dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia2019.html
Wulandari, S. 2018. Hubungan Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks
dengan Keikutsertaan dalam Melakukan IVA Tes di Puskesmas Tambusai
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2018. Jurnal Maternity and Neonatal. 2(6). 327-340.
Ahmad, M. (2020). Perilaku Pencegahan Kanker Serviks (R. R. Rerung & D.Putry (eds.)).
CV. Media Sains Indonesia. Perilaku Pencegahan Kanker Serviks - Mukhlisiana
Ahmad, SST., M.Kes. - Google Buku
Rasjidi I. (2009). Deteksi Dini & Pencegahan Kanker pada Wanita.Jakarta: Sagung Seto.
Pulungan, P. W., Rusmini, Zuheriyatun, F., Faizah, S. N., Kurniasih, H., Winarso, S. P., Aini,
F. N., Amalia, R., Lubis, R. I. P., & Nurul, U. vina. (2020). Teori Kesehatan
Reproduksi (1st ed.). Rikki, Alex. https://books.google.co.id/books?
id=micKEAAAQBAJ&pg=PR9&dq=deteksi+dini+kanker+serviks&hl=id&sa=X&v
ed=2ahUKEwin863Cn5HuAhXVXisKHb5gBJIQ6AEwA3oECAAQAg
Pusat Data dan Informasi. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Buletin Jendela Data & Informasi
Kesehatan. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/buletin/
buletin-kanker.pdf
Laras L. 2009. Analisa Faktor Pendidikan Pada Wanita Peserta Program Penapisan Kanker
Leher Rahim dengan Pendekatan “See and Treat” untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker
dan Pengobatan dengan Terapi Beku. Jakarta: FK UI.
American Cancer Society. (2015). A Guide to Chemotherapy. American Cancer Society.
Fatimah, A.N., 2009, Studi Kualitatif Tentang perilaku Keterlambatan Pasien Dalam
Melakukan Pemeriksaan Ulang Pap Smear di Klinik Keluarga Yayasan Kusuma
Buana Tanjung Priuk Jakarta Tahun 2008, Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia.
Malehere, J. 2019. Analisis Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Pasangan Usia
Subur Berdasarkan Teori Health Promotion Model. Skripsi. Program Studi
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya