Anda di halaman 1dari 5

NASKAH VIDEO KONSELING

“KONSELING KEHAMILAN”

Disusun untuk memenuhi penilaian Ujian Akhir Semester


MK KOMUNIKASI DAN KONSELING KIA-KESEHATAN REPRODUKSI

Dosen Pengampu: Dr. Mochammad Bagus Qomaruddin, Drs, MSc

Oleh:
Vina Firmanty Mustofa
NIM. 102114153023

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
KONSELING KEHAMILAN

Konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dalam mashdar dari “to counsel” secara
etimologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat. Konseling adalah terjadinya
hubungan antara seseorang yang mengalami masalah dan memerlukan bantuan untuk mengatasi
permasahannya tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik dari permasalahan yang
dialaminya (American Personel Guidance Association). Konseling bertujuan membantu klien mengenal
dan mengatasi masalah serta mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang dialami. Dalam lingkup Kesehatan ibu anak dan Kesehatan Reproduksi, tenaga
kesehatan memiliki peran dalam memberikan penjelasan mengenai topik kesehatan yang dibutuhkan
oleh penerima informasi, seperti perawatan kehamilan, perawatan bayi baru lahir, Keluarga Berencana
(KB), ASI Eksklusif, imunisasi pada bayi, dan yang lainnya.

Pada video yang dipersembahkan, konseling yang dilakukan adalah konseling pribadi. Layanan
konseling ini diselenggarakan oleh konselor terhadap klien dengan pertemuan yang bersifat individual,
artinya pertemuan tersebut dilakukan secara tatap muka oleh dua orang yang disebut konselor dan klien,
untuk membantu klien menyelesaikan masalahnya serta bertujuan agar klien dapat mengaktualisasikan
dirinya dan ke depannya klien dapat mengatasi masalah yang ada pada dirinya. Konseling pribadi yang
dilakukan ini bertemakan tentang kehamilan dan persiapan persalinan. Ibu hamil (bumil) memerlukan
perhatian khusus selama masa kehamilan. Setiap Ibu hamil akan memilliki permasalahan tersendiri
mengenai kehamilannya. Konseling merupakan serangkaian proses yang bertujuan untuk membantu
klien dalam menemukan alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Faktor terpenting dalam
proses konseling yaitu keterampilan konseling yang dimiliki oleh konselor. Selama ini proses konseling
kehamilan yang terjadi hanya sekedar sharing bukan konseling yang dapat membantu ibu hamil dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan pedoman dan masih terfokus pada keluhan
kehamilan. Konseling dilakukan dalam waktu yang relatif singkat sehingga penggalian informasi dari
pasien tidak maksimal.

Konselor : Bidan Vina


Klien/Konseli : Bunda Desi Natalia
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Oktober 2022
Pukul : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Outlet Daisy Mom and Baby Care Malang
Sarana yang digunakan
Media : Tab untuk menampilkan contoh gambar janin dan pelvic
PROSES KONSELING
A. TAHAP AWAL KONSELING (Entry Phase)
1. Konselor membangun hubungan baik (Rapport) dengan klien, sejak awal klien datang dengan
menyapa dan mengucapkan salam, disambut dengan konselor dengan hangat dan ramah agar
klien merasa nyaman. Konselor juga mempersilahkan klien duduk dengan nyaman.
• Konselor memperkenalkan diri sebagai bidan Vina.
• Klien adalah Ny. Desi.
2. Konselor menanyakan kabar dan suasana hati klien.
3. Konselor menanyakan keluhan/permasalahan mengapa klien datang untuk konseling.
4. Klien menjelaskan permasalahannya secara garis besar kepada konselor.
5. Konselor menangkap keluhan utama yang disampaikan klien, kemudian menjelaskan untuk
kontrak waktu sesi konseling akan berlangsung kepada klien.
• Klien menyampaikan bahwa dia adalah ibu hamil dengan Usia Kehamilan 38-39 Minggu.
• Klien menyatakan bahwa keluhannya adalah hingga kini masih belum merasakan
kontraksi yang adekuat, namun disampaikan bahwa sudah ada perut kaku namun masih
jarang (kontraksi palsu). Klien juga menyampaikan bahwa posisi kepala janin masih belum
sepenuhnya optimal, yaitu kepalanya masih agak tengadah ke atas.
B. TAHAP INTI KONSELING (Body Phase)
1. Konselor menggali lebih dalam terkait permasalahan yang dialami klien.
• Teknik Eksplorasi: konselor menggali permasalahan dan perasaan serta pengalaman klien
lebih dalam lagi. Berapa kali ibu mengalami perut kaku (kontraksi) dalam sehari?
2. Konselor mendengarkan masalah yang diungkapkan oleh klien dengan seksama.
• Teknik Attending: konselor melakukan kontak mata, ada gesture memperhatikan klien,
menyimak klien.
3. Sesekali konselor mengulang atau memverifikasi pesan yang telah disampaikan oleh klien.
• Teknik Paraphrasing: mengemukakan kembali informasi yang disampaikan klien.
4. Klien menyampaikan masalah yang menjadi keresahannya. Klien mulai resah karena sudah
mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL) namun masih belum ada kontraksi, sering mendapatkan
komentar negatif dari orang luar terkait kehamilannya yang tak kunjung melahirkan. Klien
merasa mulai down mendapatkan komentar yang kurang membangun, disebutkan pula bahwa
ibu mulai kurang bersemangat melakukan olahraga (prenatal yoga) yang biasa dilakukan
dengan intens.
• Empati: saat klien dapat lebih terbuka terkait turunnya perasaan, maka disinilah konselor
menggunakan teknik empati sebagai bentuk menghargai klien juga sebagai bentuk usaha
dalam lebih memahami perasaan yang dirasakan klien.
5. Klien menyampaikan informasi dari sumber lain yang dirasa membuatnya resah. Klien
menyatakan bahwa dari provider kesehatan memberikan informasi yang membuat dia resah
terkait kehamilannya, sehingga ibu mulai cemas menghadapi persalinannya.
• Teknik Interpretasi: Konselor disini berusaha mengulas pemikiran dan pengalaman dari
informasi yang didapatkan klien tersebut dengan merujukkan pada teori-teori yang ada,
sehingga informasi yang didapatkan klien dapat lebih diungkapkan lebih jelas dan klien
dapat lebih memahami informasi yang dimaksudkan. Konselor berusaha menjelaskan
informasi yang disampaikan provider ibu tersebut dengan Bahasa dan penyampaian yang
lebih mudah diterima dan dipahami dengan tidak menghilangkan intisari dari informasi
tersebut.
6. Klien bercerita lebih detail terkait masalah utamanya dan kaitan-kaitan dengan faktor luar
lainnya.
• Fokus: pada saat klien bercerita, kita sebagai konselor harus tetap fokus memusatkan
perhatian agar tetap dapat menangkap informasi yang disampaikan klien.
• Teknik Clarifying: sesekali konselor perlu mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang
terdengar samar agar baik konselor maupun konseli mendapatkan pemahaman yang sama.
7. Setelah klien dapat mengungkapkan semua masalah dan keresahannya, konselor memberikan
informasi yang berkaitan dengan masalah klien.
• Pemberian Informasi: konselor memberikan dan menjelaskan informasi yang berkaitan
dengan masalah atau keluhan yang dialami pasien. Konselor menjelaskan terkait fisiologis
kontraksi, fisiologis jalan lahir janin dan posisi kepala janin pada pintu pelvic. Konselor
juga menjelaskan jenis-jenis posisi janin yang optimal. Konselor menjelaskan secara detail
bagaimana memantau kontraksi, bagaimana menstimulasi kontraksi, yaitu dapat dilakukan
dengan 3 macam cara: 1) Rangsangan Puting Susu (RPS); 2) Melakukan hubungan suami-
istri; 3) Pijat induksi.
• Memberi Nasihat: konselor juga memberikan nasihat kepada ibu, juga menguatkan ibu
agar yakin untuk mulai semangat kembali dalam melakukan olahraga (prenatal yoga) lebih
intens lagi demi optimalisasi posisi janin menjelang persalinan.
C. TAHAP AKHIR KONSELING (Termination)
1. Konselor mempersilahkan klien untuk bertanya jika dirasa ada hal yang masih belum dapat
dipahami atau kurang jelas.
• Klien ingin dijelaskan lebih detail tentang posisi kepala janin dan kaitannya dengan
kontraksi.
• Konselor menjelaskan bahwa dengan adanya hormon oksitosin akan memunculkan
kontraksi yang mana nantinya akan mendorong kepala janin untuk membuka jalan
lahirnya.
2. Setelah pertanyaan terjawab dan klien sudah puas dengan penjelasan dari konselor, maka
dilanjutkan dengan merencanakan tindakan yang sekiranya akan dilakukan oleh ibu untuk
mengatasi masalahnya.
• Klien berencana untuk merutinkan lagi prenatal yoga agar fokus membuka area pintu atas
panggul untuk optimalisasi posisi janin.
• Klien juga akan lebih memaksimalkan RPS.
• Klien akan berencana mencoba pijat induksi untuk stimulasi hormon oksitosin.
3. Di akhir sesi, konselor melakukan terminasi dengan menyimpulkan semua hasil pembicaraan
dengan klien.
• Kesimpulan: Ibu Desi, Ibu hamil dengan Usia Kehamilan 38-39 Minggu. Keluhan utama
yaitu belum merasakan kontraksi yang adekuat, dan posisi janin belum optimal. Telah
dilakukan konseling dengan pemberian penjelasan terkait teori-teori yang berhubungan
dengan masalah ibu. Rencana tindakan yang akan dilakukan, ibu bersedia untuk mencoba
berbagai pilihan solusi yang ditawarkan oleh konselor.

Anda mungkin juga menyukai