DISUSUN OLEH:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Pada dasarnya konseling adalah kegiatan percakapan tatap muka dua arah antara klien dengan
petugas yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan masalah
yang dihadapi oleh klien dan pada akhirnya klien mampu mengambil keputusan sendiri mengenai
pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan situasi dan kondisi klien tersebut.
Konseling menyusui adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh petugas/konselor untuk
membantu ibu menyusui mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan bersama-sama
memilih alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisinya saat ini tanpa adanya unsur
paksaan.
- Tahapan-tahapan Konseling
1. masa kehamilan (periode antenatal care), konseling dilakukan sebanyak 3x yaitu 1x pada
trisemester II dan 2x pada trisemester III, pada tahap ini konselor menerangkan bahwa begitu
banyak manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi disamping bahaya
pemberian susu botol.
2. segera setelah persalinan (perinatal) konselor dapat membantu ibu menyusui tiga puluh menit
setelah kelahiran dengan menunjukan cara menyusui yang baik dan benar.
3. masa menyusui selanjutnya(post natal) menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif selama enam bulan pertama usia bayi dan teruskan menyusui sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih. Pada tahap ini konseling diberikan sebanyak 3x yaitu pada saat bayi berumur 7-
14 hari, bayi berusia 35 hari dan pada saat bayi berumur 60 hari.
- Tujuan Konseling
Secara umum tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku
yang berkaitan dengan masalah kesehatan, sehingga kesehatan klien menjadi lebih baik. perilaku
yang diubah meliputi ranah pengetahuan, ranah sikap dan ranah keterampilan (Supariasa, 2010).
- Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Konseling
Keberhasilan konseling dalam pelaksanaannya ditentukan oleh banyak faktor, dalam hal
ini menurut Gladding (dikutip oleh Lubis, 2013) menjelaskan ada 5 faktor yang mempengaruhi
konseling yaitu struktur, inisiatif, tatanan (setting) fisik, kualitas klien dan kualitas konselor.
Proses konseling akan berjalan baik jika dilakukan dengan mengikuti 4 unsur kegiatan yaitu
pembinaan hubungan baik (Rapport), penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan,
perasaan, kekuatan diri dan sebagainya), pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
perencanaan dan menindaklanjuti pertemuan (Wulandari, 2009).
Agar konseling dapat berjalan efektif dan efisien, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh konselor yaitu