Anda di halaman 1dari 3

KONSELING GIZI

KONSELING IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI

DISUSUN OLEH:

NAMA : NOVA ERDINA


NIM : P07131120049
KELAS : B/ IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Pada dasarnya konseling adalah kegiatan percakapan tatap muka dua arah antara klien dengan
petugas yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan masalah
yang dihadapi oleh klien dan pada akhirnya klien mampu mengambil keputusan sendiri mengenai
pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan situasi dan kondisi klien tersebut.
Konseling menyusui adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh petugas/konselor untuk
membantu ibu menyusui mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan bersama-sama
memilih alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisinya saat ini tanpa adanya unsur
paksaan.

- Tahapan-tahapan Konseling
1. masa kehamilan (periode antenatal care), konseling dilakukan sebanyak 3x yaitu 1x pada
trisemester II dan 2x pada trisemester III, pada tahap ini konselor menerangkan bahwa begitu
banyak manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi disamping bahaya
pemberian susu botol.
2. segera setelah persalinan (perinatal) konselor dapat membantu ibu menyusui tiga puluh menit
setelah kelahiran dengan menunjukan cara menyusui yang baik dan benar.
3. masa menyusui selanjutnya(post natal) menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif selama enam bulan pertama usia bayi dan teruskan menyusui sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih. Pada tahap ini konseling diberikan sebanyak 3x yaitu pada saat bayi berumur 7-
14 hari, bayi berusia 35 hari dan pada saat bayi berumur 60 hari.

- Langkah – Langkah Konseling


untuk melakukan konseling ada 6 langkah yang harus diperhatikan yaitu : salam,
tanyakan, uraikan, bantu, jelaskan dan ulangi. Selama konseling sampaikan informasi yang
berkaitan dengan masalah klien dan upayakan klien untuk memahami permasalahan yang
diahadapi, media dan alat peraga dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman klien.
Konselor dapat membantu klien untuk menyesuaikan permasalahan yang diahadapi
dengan kemungkinan pilihan untuk memperbaiki keadaannya, bantu klien untuk memahami
berbagai cara pemecahan masalah yang dapat dilakukan dan bantu klien untuk memahami
kemudahan maupun kemungkinan kesulitan dari berbagai cara permasalahan yang sudah
dibicarakan sehingga klien mampu untuk memutuskan pilihan cara pemecahan masalah yang
akan dilaksanakan (Depkes,2007).

- Tujuan Konseling

Secara umum tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku
yang berkaitan dengan masalah kesehatan, sehingga kesehatan klien menjadi lebih baik. perilaku
yang diubah meliputi ranah pengetahuan, ranah sikap dan ranah keterampilan (Supariasa, 2010).
- Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Konseling

Keberhasilan konseling dalam pelaksanaannya ditentukan oleh banyak faktor, dalam hal
ini menurut Gladding (dikutip oleh Lubis, 2013) menjelaskan ada 5 faktor yang mempengaruhi
konseling yaitu struktur, inisiatif, tatanan (setting) fisik, kualitas klien dan kualitas konselor.
Proses konseling akan berjalan baik jika dilakukan dengan mengikuti 4 unsur kegiatan yaitu
pembinaan hubungan baik (Rapport), penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan,
perasaan, kekuatan diri dan sebagainya), pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
perencanaan dan menindaklanjuti pertemuan (Wulandari, 2009).

- Hal-hal yang Harus Diperhatikan Konselor

Agar konseling dapat berjalan efektif dan efisien, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh konselor yaitu

1. menjadi pendengar yang aktif dan baik,


2. menggunakan bahasa verbal yang mudah dimengerti dan dipahami oleh klien,
3. menggunakan bahasa non verbal untuk menunjukan empati,
4. mengutamakan dialog (menggunakan pertanyaan terbuka) dan membantu klien untuk
mengeksplorasi perasaan mereka (Kemenkes, 2012).

Anda mungkin juga menyukai