Anda di halaman 1dari 3

Konseling Gizi

A. PENGERTIAN
Konseling gizi adalah suatu proses memberi bantuan kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien
B. TUJUAN
Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi
dan kesehatan klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan
perubahan tindakan.Dalam konseling gizi terjadi proses komunikasi dua arah
memberikan kesempatan konselor dan klien saling mengemukakan pendapat.
C. SASARAN
Sasaran Konseling dapat ditinjau dari berbagai segi. Ditinjau dari segi umur
konseling dapat dibedakan menjadi konseling anak-anak, konseling remaja,
konseling orang dewasa dan konseling orang lanjut usia. Koseling saat ini tidak
hanya diperlukan oleh individu yang mempunyai masalah, tetapi diperlukan juga
oleh individu yang sehat atau individu yang ingin mempertahankan kesehatan
optimal atau dalam kondisi berat badan ideal.
D. TEMPAT DAN WAKTU KONSELING
Konseling dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, di posyandu, di
poliklinik, di puskesmas atau tempat lain yang memenuhi syarat Tertentu
E. MANFAAT KONSELING ANTARA LAIN
Konseling diharapkan mampu memberi manfaat kepada klien
1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang
dihadapi.
2. Membantu klien mengatasi masalah.
3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.
F. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM KONSELING
1. Tentukan tujuan komunikasi. Sebelum memulai proses konseling, biasanya
konselor menanyakan tujuan dari klien datang ke tempat konseling.
2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi. Konselor harus
benar-benar memahami pesan yang akan disampaikan kepada klien.
3. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi dalam
pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya.
4. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan
komunikasi.
5. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan (seperti leaflet,
poster, brosur, booklet, food model atau benda asli , video untuk proses
terjadinya penyalit dan yang lainnya).
G. Teknik – Teknik Konseling
Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menamakan teknik konseling yaitu
keterampilan konseling, strategi konseling, dan teknik-teknik konseling. Semua
istilah tersebut mengandung pengertian yakni cara yang digunakan oleh seorang
konselor dalam hubungan konseling untuk membantu klien agar berkembang
potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai sosial, budaya dan
agama
H. Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan konseling diantaranya adalah :
1. Sarana konseling
Untuk dapat menjamin keberhasilan pelayanan konseling perlu di dukung dengan
sarana yang menunjang. Sarana yang perlu diperhatikan dalam konseling yaitu
ruangan tempat pelaksanaan konseling harus nyaman dan di dukung dengan sarana
bahan-bahan penunjang konseling yang sesuai.
2. Suasana konseling
Untuk dapat menjamin keberhasilan pelayanan konseling perlu
diciptakan suasana konseling yang baik sehingga dapat membantu munculnya
kepercayaan dan saling keterbukaan klien kepada konselor.
3. Pelaksanaan konseling
Untuk menjamin keberhasilan pelayanan konseling perlu dipersiapkan konselor
yang baik sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan keterbukaan klien.
Konselor yang baik harus memiliki persyaratan khusus
I. PERBEDAAN KONSELING DENGAN KONSULTASI(TUJUAN, PROSES,
KEDUDUKAN)
1. Secara sekilas konseling dan konsultasi kelihatannya sama, bahkan sering di
sama artikan. Namun jika kita lihat dengan saksama maka antara konseling dan
konsultasi terdapat perbedaan antara lain seperti yang disajikan pada Tabel 1.2.
2. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi dalam
pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya.
3. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan
komunikasi.
4. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan (seperti leaflet,
poster, brosur, booklet, food model atau benda asli , video untuk proses
terjadinya penyalit dan yang lainnya).
5. Berikan informasi secukupnya, tidak berlebihan atau tidak kurang, sesuai
situasi dan keadaan penerima pesan.
J. langkah-langkah yang diambil dalam memberikan konseling gizi
Contoh pada anak balita gizi kurang yaitu:
1. Langkah pertama: menentukan apakah anak saat ini sakit atau
mempunyaipenyakit kronis yang mungkin menjadi penyebab dari anak kurang
gizi.
2. Langkah kedua: memberi penjelasan bahwa ada banyak penyebab kurang gizi,
menanyakan kepada ibu beberapa pertanyaan untuk mengetahui kondisi anak
yang sesungguhnya dan dengan bantuan ibu menentukan penyebab
masalahnya.
3. Langkah ketiga: menanyakan kepada ibu apakah anak menyusu atau makan
lebih sedikit dari biasanya.
4. Langkah keempat: tanyakan kepada ibu tentang cara pemberian makan dan
perawatan kesehatan anak.
5. Langkah kelima: menanyakan kepada ibu apakah anak sering lelah atau sering
sakit (diare, batuk, dan demam).
6. Langkah keenam: kajilah faktor penyebab masalah (sosial dan lingkungan)
yang mempunyai pengaruh yang merugikan pada perawatan dan pemberian
makanan pada anak.
7. Langkah ketujuh: bersama-sama dengan ibunya, identifikasi penyebab yang
paling utama anak mengalami gizi kurang.
8. Langkah kedelapan: memberikan konseling tentang bagaimana mengatasi
penyebab kurang gizi

Anda mungkin juga menyukai