Disusun Oleh :
3. Andini : 182150
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya dan disamping itu dapat membuat merasa lebih puas. Program KB
bersama-sama program kesehatan reproduksi dan kependudukan memiliki keuntungan
lain yang sangat penting yaitu meningkatkan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak
(Siswanto, 2010).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah wujud kepedulian
pemerintah membangun aspek kependudukan secara berkelanjutan. Pembangunan
keluarga diarahkan pada keluarga sejahtera, berkualitas, serasi, dan seimbang dengan
daya dukung sosial ekonomi wilayah. Atas dasar itu, paradigma pembangunan
kependudukan tidak lagi bersifat sentralistik dari pemerintah pusat, namun diamanatkan
pada pemerintah daerah sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Ini berarti bahwa
Undang-Undang kependudukan tersebut adalah piranti bagi pemerintah daerah untuk
menentukan ukuran penduduk ideal bagi pembangunan (Pitoyo, 2010).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini telah tersedia
berbagai macam metode-metode pengendalian kesuburan, namun tidak ada satu pun
metode kontrasepsi yang benar-benar aman dan efektif. Hal ini disebabkan masing-
masing metode kontrasepsi mempunyai kesesuaian dan kecocokan yang berbeda dari
setiap individu.
Macam-macam alat kontrasepsi ada 2 yaitu metode sederhana dan modern .
metode sederhana seperti kondom dan metode modern seperti pil KB, suntik KB
bulanan/tiga bulanan. Dan metode jangka panjang misalnya IUD/spiral/AKDR,
susuk/AKBK, tubektomi (kontrasepsi mantap wanita), vasektomi (kontrasepsi mantap
pria) (Hasanah, 2011).
Salah satu strategi dalam upaya menurunkan tingkat fertilitas adalah melalui
penggunaan kontrasepsi guna mencegah terjadinya kehamilan. Alat kontrasepsi yang
memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan adalah kontrasepsi yang
bersifat jangka panjang
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A DEFINISI
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi
terbaik dan membuat keputusanyang paling sesuai dengan kondisi yang sedang
dihadapi. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut
konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. (Frank
Parsons dan Carl Rogers,1908)
B TUJUAN KONSELING KB
a. Memberikan informasi yang tepat serta objektif mengenai berbagai metode
kotrasepsi sehingga klien mengetahui manfaat bagi diri sendiri dan keluarga.
b. Mengidentifikasi dan menampung persaan-perasaan negatif misalnya keraguan-
keraguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami klien sehubungan dengan
pelayanan KB atau metode-metode kontasepsi, sehingga konselor dapat membantu
klien dalam hal penanggulangan.
c. Membantu klien untuk memilih kontrasepsi trbaik bagi mereka, terbaik disini
berarti metode yang aman bagi klien dan yang ingin digunakan klien, dengan
perkataan lain metode yang secara mantap oleh klien
d. Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih
secara aman dan efektif memberikan informasi tentang cara mendapatkan bantuan-
bantuan dan tempat pelayanan KB.
C JENIS KONSELING
1. konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga
berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai
metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan
fungsi reproduksi keluarga.
2. Konseling Spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan /
konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang
diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
3. Konseling Pra dan Pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator /
konselor / dokter /bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur
yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi
tertulis asuhan mandiri.
D ASAS-ASAS KONSELING
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling selain terdapat fungsi dan
prinsip, juga terdapat kaidah-kaidah didalamnya yang dikenal dengan asas- asas
bimbingan konseling.
Dalam pemenuhan asas-asas tersebut dapat melancarkan pelaksanaan dan
keberhasilan layanan atau kegiatan lebih terjamin, sebaliknya jika asas-asas tersebut
terlalaikan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta
mengurangi atau mengaburkan hasil layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
H KOMUNIKASI KONSELING KB
6 Langkah Kunci Konseling :
1. Greet (Berikan salam)
Salam yg bersahabat akan membuat klien merasa diterima, membangun hubungan yg
baik dan menimbuilkan kepercayaan dalam diri klien
2. Ask (Tanyakan)
Menanyakan keluhan dan kebutuhan pasien menilai apakah keluhan/keinginan yang
disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang di hadapi. Petugas kesehatan harus
mempunyai kemampuan untuk bertanya dan mendengar dengan efektif
3. Tell (Berikan informasi)
Beritahu bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien adalah seperti yang
tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian masalah.
Petugas kesehatn harus dapat memberi berbagai alternatif kepada klien serta
konsekuaensinya
4. Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu juga yang harus
diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan menyelesaikan
masalah tersebut, termasuk keuntungan dan keterbatasan dari masing-masing cara
tersebut, minta pasien untuk memutuskan cara terbaik bagi dirinya. Petugas
kesehatan membantu klien mengambil keputusan yang tepat
5. Explaining
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan/dianjurkan dan hasil yang diharapkan
mungkin dapat segera terlihat/diobservasi beberapa saat hingga menampakan hasil
seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana pertolongan lanjut/darurat
dapat diperoleh. Petugas kesehatan mengingatkan / menjelaskan kepada klien apa
yang harus dilakukan setelah mengambil suatu keputusan.
6. Return
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai/buat jadwal
kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah diberikan. Setelah selesai petugas
kesehatan mengundang pasien kembali bila merasa membutuhankannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konseling adalah Proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematis dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan keterampilan klinik bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedanga dihadapi dan menentukan jalan
keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut
B. SARAN
Pembaca diharapkan dapat mengetahui serta memahami sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya tetapi tidak hanya terpaku pada makalah ini.
Karena masih banyak referensi terbaru yang dapat dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/55426/3/Kamelia_Husen_22010113140120_
Lap.KTI_Bab2.pdf Di akses pada tanggal 16 agustus 2020 pada jam
20.00
https://www.scribd.com/presentation/348012491/Konseling-KB
diakses pada tanggal 16 agustus 2020 pada jam 20.15