Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MUSKULOSKELETAL “ FRAKTUR”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. Andika Nata saputra
2. Eli Muflihah
3. Nuranita
4. Siti Maemunah
5. Tuti Sulistyaningrum

Program Studi S1 Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Yatsi Tangerang
Tahun 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ PATAH TULANG (FRAKTUR) ”
1. Topikpenyuluhan : GangguanSistemMuskuloskeletal
2. Pokokbahasan : PatahTulang (Fraktur)
3. Sub pokokbahasan : Pemahamantentangpenyakit
4. Sasaran : Keluarga dan penderita yang dirawat di ruang 10 RSDP serang
5. Waktupertemuan :
Hari : Jumat
Tanggal : 20 maret 2021
Pukul : 09.30-10.00 WIB
6.Penyaji:Kelompok V Praktek Klinik Program Studi Keperawatan YATSI
 Andika nata saputra
 Eli muflihah
 Nur anita
 Siti maemunah
 Tuti sulistyaningrum
7.Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang fraktur diharapkan
Penderita dan keluarga yang dirawat di ruang 10 RSDP serang mampu mengerti,
Memahami tanda dan gejalafraktur
2. Tujuan khusus :
a.Penderita dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari fraktur.
b.Penderita dan keluarga mengetahui penyebab dari fraktur.
c.Penderita dan keluarga mengetahui tanda dan gejala fraktur.
d.Penderita dan keluarga mampu menyebutkan penanganan / perawatan dari
fraktur.
e.Penderita dan keluarga faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan
penyambungan tulang
Tahapanke Kegiatanperawat Kegiatanklien Media
giatan
Pembukaan  Salam pembukaan Mendengarkan Ceramah
( 5 menit)  Memperkenalkan keterangan penyaji /leaflet
diri
 Menjelaskan
maksud dantujuan
 Membagikan leaflet
Penyajian Menyampaikanmateri: Memperhatikan dan Ceramah
( 5 menit)  Pengertian fraktur mendengarkan
 Penyebab dari keterangan penyaji
fraktur
 Tanda dan gejala
 Perawatan fraktur
Penutup (10  Melakukan tanya Mendengarkan dan Ceramah
menit) jawab bertanya
 Menutup pertemuan

MATERI
1. Pengertian fraktur
Fraktur/patah tulang adalah terputusnya keteraturan jaringan tulang yang
Umumnya timbul secara mendadak. Fraktur terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Fraktur sederhana, yaitu fraktur tanpa disertai kerusakan jaringan
sekitarnya
b.Fraktur kompleks, fraktur yang disertai kerusakan jaringan di sekitarny
asampai tulang keluar
2. Penyebab fraktur
 Penyebab langsung
Misalnya :beturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang
 Penyebab tidak langsung
Misalnya :jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang patah
3. Tanda dan gejala
 Nyeri terus menerus dan bertambah berat
 Adanya perubahan bentuk dari yang semula
 Terjadinyapemendekantulangdari yang sebenarnya
 Saat diperiksa teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang
teraba akibat gesekan antara framen tulang satu dengan lainnya
 Pembengkakand an perubahan warna local pada kulit.

Semua gejala diatas tidak semua terdapat pada setiap fraktur

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi ( rontgen ), pada daerah yang dicurigai fraktur,
harus mengikuti aturan role of two yang terdiri dari :
 Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral
 Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal
 Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang
cedera maupun yang tidak terkena cidera ( untuk
membandingkan dengan yang normal )
 Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan
b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
 Darah rutin
 Factor pembekuan
 Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi)
 Urinalisa
 Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk
klien ginjal)
c. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan
vaskuler akibat fraktur tersebut
5. Pertolongan pertama fraktur
a. Pertahankan, jaringan jangan sampai terjadi pergerakan (pasang bidai bila
perlu)
b. Segera bawa kerumah sakit
6. Tindakan yang diberikan di Rumahsakit
a. Reposisi immobilisasi dengan gips dilakukan bila tulang yang patah tidak
merusak jaringan di sekitarnya, patah tulang yang sederhana dan tidak
mengenai sendi
b. Operasi pembersihan dan pemasangan penyanggah tulang
c. Operasi pembersihan dilakukan pada tulang yang merobek kulit dan keluar
sempat terkena udara bebas
d. Operasi pemasangan penyangga tulang dilakukan pada patah tulang yang
tidak stabil, misalnya hancur atau pada posisi tertentu seperti sendi

Untukpasien yang memerlukan tindakan operasi diperlukan persiapan medis


sebagai berikut:

a. Surat persetujuan tindakan medis yang ditandatangani pasien/keluarga dan


atau dokter yang menangani bila mengancam nyawa
b. Puasa bagi pasien sebelum pembiusan sekurang-kurangnya 6 jam
c. Persiapan obat-obatan dan infus perlu dilakukan sebelum operasi

7. Penyembuhan fraktur
a. Terapi konserfatif terdiri dari :
 Proteksi saja, misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum
humeri dengan kedudukan baik
 Imobilisasi saja tanpa reposisi,misalnya pemasangan gips pada
fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik
 Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips,
misalnyapadafraktursuprakondilus, reposisi dapat dalam anastesi
umum atau local
 Traksi, untuk reposisi secara perlahan. Pada anak dipakai traksi kulit
(terapi Hamilton russel, traksibryan). Traksi kulit terbatas untuk 4
minggu dan beban< 5 kg. Untuk traksi dewasa harus traksi skeletal
berupa balance traction
b. Terapi operatif terdiri dari:
 Reposisi terbuka (OREF)
 Reposisi tertutup (ORIF) dengan control radiologi diikuti fiksasi
eksternal
8. Factor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan penyambungan tulang
 Usia
 Sirkulasi dan adanya oksigen dijaringan
 Kondisi luka dan patah tulang
 Derajat kesehatan dan penyakit penyerta
 Personal hygiene atau kebersihan luka
 Nutrisi/makanan yang mengandung kalsium
 Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. Et all. 1999. KapitaSelektaKedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Soeparman. 1990. IlmuPenyakitDalamJilid II. Jakarta :Balaipenerbit FKUI


S. HeruAdi. 1995. KesehatanMasyarakat. Jakarta. : EGC

Anda mungkin juga menyukai