Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSELING DALAM PELAYANAN KB MENGGUNAKAN KLOP

DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

WIDYA DHARMA HUSADA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi, informasi, edukasi (KIE) yang dilakukan dengan pendekatan


multimedia dengan pesan-pesan yang disampaikan sesuai dengan sasaran dan
melibatkan secara intensif unsur-unsur potensial lainya dalam usaha untuk
meningkatkan, memantapkan penerimaan masyarakat.

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

B. Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
2.      Apa saja tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
3. Apa yang dimaksud Hipertensi?

C. Tujuan

1.      Mengetahui apa yang dimaksud konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB
2.      Mengetahui apa saja tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB
3.      Mengetahui apay yang dimaksud Hipertensi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui
saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek. Komunikasi
kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat,
dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.

Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui


masyarakat (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah
yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga
kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap
memberikan pelayanan kesehatan.

B. Pengertian Konseling
Konseling adalah pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak
membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri
kemudian bertindak sesuai keputusannya.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling
berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi
yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua
aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Dengan
informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam
memutuskan ntuk memilih kontrasepsi (Informed Choice).
Beberapa Pengertian Konseling menurut para ahli
1.      Konseling adalah adalah prosespertukaran informasidan interaksi positif antara
klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi
terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang
dihadapi (Lusa, 2009).
2.      Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana, bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat memberi pelayanan
(Sulistyawati, 2011).
3.      Konseling adalah suatu hubungan timbal balik antara konselor (bidan) dengan
konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara individu atau pun kelompok,
yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti dalam
kehidupan (Yulifah, 2009).

C. Tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB


1.    Meningkatkan penerimaan. Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara
mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan
informasi mengenai KB oleh klien.
2.    Menjamin pilihan yang cocok. Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik
yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien.
3.    Menjamin penggunaan yang efektif. Konseling efektif diperlukan agar klien
mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi
yang keliru tentang cara tersebut.
4.    Menjamin kelangsungan yang lebih lama. Kelangsungan pemakaian cara KB akan
lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan
mengatasi efek sampingya.
5.    Agar klien dapat dan ingin merencanakan, membuat pilihan, dan klien tahu dimana
mendapat pelayanan kesehatan yang ditawarkan.

Hal-hal yang harus diperhatikan supaya konseling berhasil dengan baik adalah
bahwa konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan antar manusia, dimana kita
melakukan serangkaian tindakan yang akhirnya akan memebantu peserta/ calon peserta
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
D. Prinsip –Prinsip Konseling
Prinsip-prinsip konseling sebagai paduan kajian teoritik dan lapangan untuk
menjadi pegangan dan pedoman dalam bimbingan konseling. Prinsip konseling KB
meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary choice; Informed
consent; Hak klien / clien’t rights dan Kewenangan / empowerment.
Beberapa prinsip-prinsip konseling, diantaranya adalah:
1.Prinsip-prinsip berkenan dengan sasaran pelayanan. Bimbingan konseling
memberikan perhatian utama kepada perbedaan atau yang menjadi orientasi pokok
pelayanannya, memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan aspek perkembangan,
tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial
ekonomi melayani semua individu, serta berurusan dengan sikap dan tingkah laku
yang komplek dan unik.
2.Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu. Perhatian utama yang menjadi
faktor timbulnya masalah dalam pelayanan bimbingan konseling diantaranya
kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya. Berurusan dengan pengaruh lingkungan
terhadap kondisi mental dan fisik klien terhadap penyesuaian diri di rumah,
sekolah, kontak sosial, dan pekerjaan.
3.Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan. Bimbing konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan, sehingga
bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, sesuai dengan kebutuhan
individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. Program bimbingan dan konseling
disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai yang

E. Keuntungan Konseling KB

Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana


kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:

 Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.


 Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
 Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
 Membangun rasa saling percaya.
 Mengormati hak klien dan petugas.
 Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
 Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

F. Hak Pasien

Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut:

 Terjaga harga diri dan martabatnya.


 Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
 Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan.
 Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
 Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
 Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.

G. Pendidikan KB

Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut:

 Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia.


 Menyediakan informasi terkini dan isu.
 Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah.
 Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa.
 Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

H. Peran Konselor KB

Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan


keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah
sebagai berikut:

 Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling
sesuai dengan kebutuhannya.
 Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode
kontrasepsi yang tersedia.
 Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan
Tindakan Medik.

I. Ciri Konselor Efektif

 Memperlakukan klien dengan baik.


 Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.
 Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
 Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi.
 Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan
kondisinya.

J. Definisi Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya
cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara
teratur.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh
angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, hipertensi diartikan sebagai keadaan dimana tekanan darah
meningkat. Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan darah saat menekan dinding
pembuluh darah arteri, pembuluh nadi yang menghantarkan darah ke seluruh tubuh.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik
garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per
delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic mencapai 90 mmHg atau lebih,
atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,
yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi
ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling
tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

K.  Tanda Dan Gejala Hipertensi


Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai
tanda-tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh orang
tersebut. Sering hal itu ketahuan tiba-tiba, misalnya pada waktu mengadakan
pemeriksaan kesehatan, atau pada saat mengadakan pemeriksaan untuk asuransi jiwa.
Kadang-kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi yang digambarkan itu adalah sakit
kepala, pusing, gugup, dan palpitasi (Knight, 2006).
Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya tekanan darahnya ialah apabila
terjadi komplikasi. Tanda yang umum ialah sesak nafas pada waktu kerja keras. Ini
menunjukkan bahwa otot jantung itu sudah turut terpengaruh sehingga tenaganya sudah
berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai
kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh
darah, dan pada kasus berat, edema pupil(edema pada diskus optikus) dan penglihatan
kabur (Knight, 2006).
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang
mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan
berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut
sesungguhnyadapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan darah
yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk
meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung
beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata
kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).

L. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan
diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan
sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan
tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit
secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang
melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua
denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan
diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1). Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia.
2). Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma,
koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 2.)
Tabel 1.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 –139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 –159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Tabel 2.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 –179 100 –109
Hipertensi ringan 140 –159 90 –99
Hipertensi perbatasan 120 –149 90 –94
Hipertensi sistolik perbatasan 120 –149 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80
M. Patofisiologi Hipertensi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem
saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuhyang melibatkan
berbagai organ terutama ginjal.
1)   Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses
multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit
substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi
lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan
plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah,
obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau
bagian tubuh tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan
pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu
molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi
pada kasus hipertensi primer

2)   Sistem renin-angiotensin


Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh    angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam         menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama.
a.      Meningkatkan sekresi Anti-Diureti Hormon (ADH) dan rasa haus. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b.      Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan
cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang
pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3)      Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

N. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ
tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi
hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor
angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β).
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:
1.      Jantung
a.      Hipertrofi ventrikel kiri
b.      Angina atau infark miokardium
c.       Gagal jantung
2.      Otak
a.      Stroke atau transient ischemic attack
3.      Penyakit ginjal kronis
4.      Penyakit arteri perifer
5.      Retinopati

O. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap hipertensi.
Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau keluarganya sakit
keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Tidak semua penderita hipertensi
memerlukan obat. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka masih dapat dikontrol
melalui sikap hidup sehari-hari.
Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah pencegahan amat baik agar
penderita hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya. Usaha pencegahan juga
bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya
harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh dokter.Agar terhindar dari
komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High
Blood Pressure), antara lain dengan cara menghindari faktor risiko hipertensi.
1.      Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang rendah
lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu
rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. Untuk
menanggulangi keadaan tekanan darah yang tinggi, secara garis besar ada empat
macam diet, yaitu :
a.      Diet rendah garam
Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu :
1)      Diet ringan, boleh mengkonsumsi 1,5-3 gram sodium perhari, senilai
dengan 3,75-7,5 gram garam dapur.
2)      Diet menengah, boleh mengkonsumsi 0,5-1,5 gram sodium perhari, seniali
1,25-3,75 gram garam dapur.
3)      Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau kurang
dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan retensi (penahan) air
dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Walaupun
rendah garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah
komposisi makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori,
protein, mineral maupun vitamin yang seimbang.
b.      Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan
berat badan bagi penderita yang kegemukan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur diet ini antara lain sebagai berikut :
1)   Hindari penggunaan lemak hewan, margarin dan mentega terutama goreng-
gorengan atau makanan yang digoreng dengan minyak.
2)   Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis lainnya serta sea food (udang,
kepiting), minyak kelapa dan kelapa (santan).
3)   Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu.
4)   Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis kacang.
5)   Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis manis, seperti sirup, dodol,
kue, dan lain-lain.
6)   Lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah, kecuali durian dan nangka.
Selain itu, juga harus memperhatikan gabungan makanan yang dikonsumsi
karena perlu disesuaikan dengan kadar kolesterol darah.
c.       Diet tinggi serat
Diet tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi makanan
berserat tinggi. Beberapa contoh jenis bahan makanan yang mengandung serat
tinggi yaitu :
1)   Golongan buah-buahan, seperti jambu biji, belimbing,papaya, mangga, apel,
semangka dan pisang.
2)   Golongan sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang, kacang
panjang, daun singkong, tomat, wortel, touge.
3)   Golongan protein nabati seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai,
kacang merah, dan biji-bijian.
4)   Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.
d.      Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Orang yang berat badannya lebih (kegemukan) akan beresiko tinggi terkena
hipertensi. Demikian juga orang yang berusia diatas usia 40 tahun.
Penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pembatasan asupan kalori, hal
yang harus diperhatikan yaitu : 
1)         Asupan kalori dikurangi sekitar 25
2)         Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi
3)         Aktivitas olahraga dipilih yang ringan-sedang
2.      Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk
menetralisir tekanan darah.
3.      Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu :
bejalan kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang
lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang lebih banyak.
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan darah tinggi.
Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi
juga dapat menurunkan tekanan darah.

P. PENGOBATAN HIPERTENSI
1.       Umum
Setelah diagnose hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut golongan
atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan dasar yaitu :
a.      Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah
diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi, misalnya
menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan
mengurangi asupan garam serta rileks.
b.      Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi ygang telah terbukti
kegunaannya dan keamanannya bagi penderita. Obat-obatan yang digunakan pada
hipertensi adalah :
1)   Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone
2)   Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol
3)   ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril
4)   Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin
5)   Antagonis kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine, nifedipine
6)   Vasodilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine
7)   Angiotensin reseptor antagonis, contohnya losartan.
8)   False-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens   Khusus
Upaya terapi khusus ditujukan untuk penderita hipertensi sekunder yang
jumlahnya kurang lebih 10 % dari total penderita hipertensi. Tanda-tanda dan
penyebab hipertensi perlu dikenali sehingga penderita dapat di rujuk lebih dini dan
terapi yang tepat dapat dilakukan dengan cepat. Perlu pemerikasaan dengan sarana
yang canggih.

Q. Aplikasi KLOP

1. Link Aplikasi KLOP :

https://play.google.com/store/apps/details?

id=info.android.materialdesignwhoversiRelease&hl=in

Link cara penggunaan applikasi KLOP : https://www.youtube.com/watch?

v=OybeEMvfL_o

2.
3. 4.

5.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling adalah Proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan


secara sistematis dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan keterampilan klinik bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedanga dihadapi dan menentukan jalan
keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur

B. Saran

Pembaca diharapkan dapat mengetahui serta memahami lingkup KIE dan


penggunaan KLOP dalam konseling KB sehingga dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya tetapi tidak hanya terpaku pada makalah ini. Karena masih banyak
referensi terbaru yang dapat dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai