Anda di halaman 1dari 9

NAMA :Zakiah Nufus

NIM :A1Q120057

KELAS :A

TUGAS 1

1.Fungsi Bimbingan dan Konseling

Prayitno dan Amti (2004:197-217) menyatakan fungsi bimbingan dan


konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan
apa yang diperoleh melalui layanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan
dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu: 1) Fungsi
Pemahaman, 2) Fungsi Pencegahan, 3) Fungsi Pengentasan, 4) Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan.

Adhiputra (2013:14-16) juga mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi


bimbingan dan konseling. Berdasarkan perbaikan dan tujuan yang
ingin dicapai, layanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi,
yaitu 1) Fungsi Pemahaman, 2) Fungsi Pencegahan, 3) Fungsi Perbaikan, 4)
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, dan 5) Fungsi Penyesuaian. Selain
itu Giyono (2015:81) menyatakan fungsi bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut: 1) Fungsi Pemahaman, 2)Fungsi Pencegahan, 3)
Fungsi Pengembangan, 4) FungsiPerbaikan/Pengentasan, dan 5) Fungsi Advokasi.

Berdasarkan Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat


disimpulkan fungsi bimbingan dan konseling adalah

1) Fungsi Pemahaman

Dalam fungsi pemahaman ini ada beberapa yang perlu di pahami oleh seorang
konselor

a.pemahaman tentang klien

b.pemahaman tentang masalah klien


c.pemahaman tentang lingkungan yang “lebih luas”

2) Fungsi Pencegahan

Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan


untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan
individu,upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus,tetapi adalah
suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc Elhaney,1993).Oleh karena
itu,pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas
kewajibannya yang amat penting.

2) Fungsi Pengentasan/Perbaikan
Fungsi pengentasan ini sendiri dilakukan dengan dua metode yaitu:
1). pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
tiga dimensi diagnosis
a. Diagnosis mental/psikologis
b. Diagnosis sosil-emosional
c. Diagnosis instrumental

2).pengentasan masalah berdasarkan teori konseling

beberapa teori konseling menurut para ahli,antara lain menurut Erickson


teori ego-counseling,menurut Eric Berne pendekatan transactional
analysis,menurut Carl Rogers,pendekatan konseling berdasarkan self-
theory,menurut Frita Perl gestalt counseling dan masih banyak lagi

3).Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangann.

Apa bila berbicara tentang “pemeliharaan”,mapemeliharaan yang baik


bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh,tidak
rusak dan tetap dalam keadaannya semuala,melainkan juga mengusahakan agar
hal-hal tersebut bertambah baik,kalau dapat lebih indah,lebih menyenagkan
,memiliki nilai tambah dari pada waktu –waktu sebelumnya.

sumber jurnal untan ac.id dan buku dasar-dasar bimbingan dan konseling
2. Prinsip Bimbingan Dan Konseling

Sumber (Bernard&Fullmer,1969dan
1979;Crow&Crow,1960;Miller&Fruehling,1978).

1. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik


secara peroorangan maupun kelompok.Individu-individu itu sangat
bervariasi,misalnya dalam hal umurnya,jenis kelaimnya,status sosial,ekonomi
,keluarga,kedudukan,pangkat dan jabatannya keterikatannya terhadap suatu
lembaga tertentu,dan variasi-variasi lainnya.

2. Prinsip-prinsip Berkenaan Dengan Masalah Individu

Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu-


individu tidaklah selalu positif.Faktor-faktor yang pengaruhnya negative akan
menimbulkan hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan
individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu.

3. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling baik diselenggarakan secara


“incidental”,maupun terprogram.Pelayanan “incidental” diberikan kepada klien-
klien yang secara langsung (tidak terprogram atau terjadwal) kepada konselor
untuk meminta bantuan.

4. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang bersifat


“instidental”maupun terprogram) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan
layanan.Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu yang
dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya,yaitu konselor profesional.

5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling,sekolah merupakan


lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas.Di sekolah pelayanan bimbingan
konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengat amat baik mengingat
sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur ; sekolah memiliki
kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori


dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan.Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan sasaran
layanan,masalah individu ,program dan penyelenggaraaan pelayanan bimbinfdan
dan konseling.Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut,di sekolah maupun
diluar sekolah.

3. Azas-azas Bimbingan dan Konseling

Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas


kerahasiaan,kesukarelaan,keterbukaan,kekinian,kemandirian,kegiatan,kedinamisan
,keterpaduan,kenormatifan,keahlian,alih tangan,dan tut wuru handayani
(Prayitno,1987)

sumber buku dasar-dasar bk

1. Asas Kerahasiaan

Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan


keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .

2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan
kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan
yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan
3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya .

4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek
sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa
sekarang.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum
BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi
individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima
diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri.

6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.
7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak
monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .

8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor
maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing.

9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap
layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan
peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam
hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan
BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas


harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru
pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa para
pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli
dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah
profesional.

11. Asas Alih Tangan


Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan
BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberi rasa aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan
dan dorongan serta kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan
konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah
kepada suatu tujuan.

Sesuai dengan tuntutan keilmuan dan prosedur keilmuan dan prosedur


pelaksanannya,bimbingan dan konseling diselenggarakan menurut berbagai
asas,yaitu asas
kerahasiaan,kesukarelaan,keterbukaan,kekinian,kemandirian,kegiatan,ketera
mpilan,keterpaduan,kenormatifan,keahlian,alih tangan,dan tut wuri
handayani.Asas –asas ini perlu terlaksana dengan baik demi kelancaran
penyelenggaraan serta tercapainya tujuan bimbingan dan konseling yang
diharapkan.

4.Bimbingan dan Konseling sebagai suatu sistem

Konseling dapat terlaksana dengan efektif dan efisien apabila semua unsur
yang terlibat dalam proses konseling dipandang sebagai sistem.

Variabel-variabel (komponen-komponen) sistem dalam konseling yaitu:

1.Raw input;

2. Instrumental input;

3.Enviromental input;

4. Proses atau perantara;

5.Output.
6. Input

7. Raw input (Siswa/individu);

8.Instrumental input ( konselor, program, tahapan, dan sarana)

9.Enviromental input ( norma, tujuan, lingkungan sekolah);

10.Proses atau Perantara

11. relasi/interaksi,

12.Perlakukan,

13.Kontrak perilaku yang disepakati untuk dikuasai/diubah,

14. Dinamika.

15.Output

16. perubahan perilaku,

Di dalam sistem hubungan antara komponen satu dengan komponen lain dikaji
secara khusus dan mendalam dalam kaitnnya dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh individu yang dilayani.

Proses konseling menyangkut proses perilaku individu di dalam sistem, sehingga


yang menjadi target intervensi konseling bukanlah individu yang terlepas dariu
sistem, melainkan individu di dalam sistem, sehingga kepedulian utamanya terletak
pada interaksi individu dalam sistem.

Proses konseling pada dasarnya proses perubahan perilaku individu dalam sistem,
dan kepedulian utamanya terletak pada interaksi individu dalam sistem. Individu
dalam sistem mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui konseling.

Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku pada diri individu, baik
dalam bentuk pandangan, sikap, sifat maupun keterampilan yang lebih
memungkinkan individu dapat menerima, mewujudkan diri, mengembangkan diri,
mencegah dan mampu mengatasi permasalahan secara optimal sebagai wujud dari
individu yang memiliki pribadi mandiri.

Anda mungkin juga menyukai