Anda di halaman 1dari 5

5.

PENGERTIAN ASAS ASAS BIMBINGAN KONSELING


Definisi asas menurut Kamus Besar Basa Indonesia (KBBI) adalah dasar
(sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Sedangkan pengertian dari
bimbingan dan konsling menurut Tohirin (2013:25) Bimbingan dan Konseling menurut
Tohirin adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya
sendiri.

Asas-asas Bimbingan dan Konsling

Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas


kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri
handayani.

Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1) Asas Kerahasiaan.
Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2) Asas Kesukarelaan.
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau klien,
maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan
dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
3) Asas Keterbukaan.
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana
keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini
bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam
hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka
diri untuk kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4) Asas Kekinian.
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan
bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami masa
mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak
boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan
klien dari pada yang lain.
5) Asas Kemandirian.
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
6) Asas Kegiatan.
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak
berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan
sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
7) Asas Kedinamisan.
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan
dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu
yang lebih maju.
8) Asas Keterpaduan.
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu
yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki
berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan
menimbulkan masalah.
9) Asas Kenormatifan.
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini
diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10) Asas Keahlian.
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor
perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai
keberhasilan usaha pemberian layanan.
11) Asas Alih tangan.
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien
belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-
tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12) Asas Tutwuri handayani.
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing

6. KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Landasan


pelayanan konseling dalam kurikulum sekolah disebutkan dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
a. Pasal 1 butir 6,yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik.
b. Pasal 3, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik
c. Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
d. Pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Sedangkan kedudukan bimbingan dan konseling dalam kurikulum itu
sendiri adalah:
1. Kedudukan BK dalam kurikulum 1975 dan PPSP Tugas-tugas
konselor antara lain:
 Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan
konseling disekolah

 Mengumpulkan, menyusun, mengelola, serta menafsirkan


data, yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua staf
bimbingan di sekolah.
 Memilih dan mengunakan sebagai instrument psikologis
untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat
khusus, minat, kepribadian, dan intelegensi untuk
masingmasing siswa.
 Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan
individ ual.
 Mengumpulkan, menyusun dan mempergunakan informasi
tenta ng berbagai permasalahan pendidikan, pekerjaan,
jabatan, atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi
dalam proses belajar mengajar.
 Melayani orang tua wali murid ingin mengadakan konsultasi
tentang anak-anak.
2. Kedudukan BK dalam kurikulum 1984 Dalam kurikulum 1984 bk
memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu
mengembangkan kemampuan karir siswa. Konselor berperan sebagai
seseorang pendidik dalam hal pengembangan keterampilan karir siswa.
3. Kedudukan BK dalam kurikulum 2004 (KBK) Implentasi kegiatan BK
dalam pelaksanaan KBK sangat menentukan keberhasilan PBM. Oleh
karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat
penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian pembelajaran yang
dirumuskan.
4. Kedudukan BK dalam kurikulum 2007 (KTSP) BK adalah bagian
integral dari KTSP yang sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 1
ayat 1 dan 6, dan PP 19 tahun 2005 serta PERMEN No. 22,23 dan 24 tahun
2006. Layanan konseling yang diberikan memberikan kesempatan kapada
peserta didik untuk mengembangkan potensinya seoptimal mugkin.
5. Kedudukan BK dalam kurikulum 2013 Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dalam pendidikan yang memposisikan
kemampuan peserta didik untuk mengeksplorasi, memilih, berusaha
meraih, dan mempertahankan karier yang ditumbuh-kembangkan secara
komplementer oleh guru bimbingan dan konseling dan oleh guru mata
pelajaran dalam setting pendidikan. Peminatan peserta didik yang
difasilitasi oleh bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan
pilihan dan keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta didik,
melainkan harus diikuti layanan pembelajaran yang mendidik,
aksesibilitas perkembangan yang luas, dan penyiapan lingkungan
perkembangan belajar yang mendukung.
Untuk itu, bimbingan dan konseling berperan secara kolaboratif dalam
hal sebagai berikut:
a. Menguatkan pembelajaran yang mendidik
b. Memfasilitasi advokasi dan aksesibilitas
c. Menyelenggarakan fungsi outreach

https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-asas-
bimbingankonseling.html#:~:text=Asas%2DAsas%20Bimbingan%20dan
%20Konseling,tangan%20dan%20tut%20wuri%20handayani

Jusmawati jusmawati, satriawati satriawati, Irman R, Abdul Rahman, Nurdin Arsyad,


2020. Model-model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Surabaya : Samudra
Biruhttp://opiseo- baca.blogspot.com/2017/07/kedudukan-bk-dalam-pendidikan-
dan_30.html Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pres. Niamah.
2013. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Online

(http://warnaawarnii.blogspot.co.id/2013/01/ruang-lingkup-pelayanan-bimbingan- dan.html)
Diakses tanggal 03 Oktober 2015 pukul 08.15 WIB. Tohirin. 2007. Bimbingan Dan
Konseling Disekolah dan Madrasah (Berbasis Intregasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winkel dan M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi

Anda mungkin juga menyukai