Anda di halaman 1dari 7

SUMBER HUKUM ISLAM AR RA’YU BESERTA CONTOHNYA

KELOMPOK 3

SITI ZAHRA AZIZAH 214110405110


GHINA SHOFA CAMILA 214110405111
DEVI AULIA 214110405117
PENGERTIAN RA’YU

Secara etimologi kata (ra’yu) berasal dari Arab yang berarti “melihat”. Menurut Abû
Hasan kata ra’yu memilikiarti: pengelihatan dan pandangan dengan mata atau hati,
segala sesuatu yang dilihat oleh manusia, jamaknya (al-Ara’). Secaraterminologi, ra’yu
menurut Muhammad Rowas, yaitu segala sesuatu yang diutamakanmanusia setelah
melalui proses berfikir dan merenung. Lebih spesifik lagi, apa yangdiungkapkan oleh
Mahmud Hamid ‘Usman,seorang pakar usul fikih, mendefinisikan makna dari kata
ra’yu
MAHMUD HAMID ‘USMAN JUGA MENGUTIPBEBERAPA PENDAPAT ULAMA
YANG MENJELASKANTENTANG MAKNA RA’YU5 ,DIANTARANYA YAITU:

• Al-Baji, yang memberikan penjelasan tentang perbedaan antara ra’yu dan ijihad. Menurut al-Baji:
Perbedaan antara ra’yu dan ijtihad: ijtihad adalah mencari kebenaran, adapun ra’yu adalah
menemukan/memahami suatu kebenaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ra’yu yang
benar adalah apa yang telah kamu/kita lihat, ra’yu yang benar tidak dapatercapai kecuali dengan
sempurnanya ijtihad dan menemukan (memahami) suatu masalah.
• Ibn Khuwaiz Mandad berpendapat : Ra’yu adalah menentukan dampak/akibat yang baik
(yang dikehendaki ra’yu adalah suatu akibat yang paling baik).
• Ibn Qayyim berpendapa : Keteguhan hati setelah berfikir, untuk men-dapatkan suatu kebenaran bila
terjadi
pertentangan dalam suatu perkara.
PEMAHAMAN HUKUM SECARA KONTEKSTUAL

• Pemahaman s hukum secara kontekstual, berarti mencoba memahami ayat/kalimat yang terdapat di dalam
Alquran dan hadis terutama yang berhubungan dengan hukum untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan
manusia sesuai pada zaman dimana Alquran itu berada. Pentingnya memahami teks hukum secara kontekstual
karena segala hukum yang tergantung di dalamnya, adalah untuk kemaslahatan bagi umat manusia.
Melanggarnya adalah petaka bagi manusia sendiri.Butuh pemahaman yang dalam, upaya penafsiran yang
komprehensif agar apa yang dimaksud dalam suatu teks ayat dapat dipahami dengan lebih baik. Meskipun tidak
akan ada yang dapat menafsirkan ayat dengan author centre interpretation
RUMUSAN RA‟YU DALAM PANDANGAN IMAM ABU HANIFAH

Menurut Imam Abu Hanifah ma‟rifat itu adalah mengetahui dan mengenal Allah dalam
artian seorang hamba itu dengan mengenal Tuhannya berarti ia juga akan mengetahui apa
kehendak dari Tuhannya tersebut. Dalam hal ini tingkatan pengetahuan dalam mengetahui
kehendak Allah pada dasarnya ada pada setiap orang beriman dan memiliki tingkatan yang
sama sehingga dalam hal ini, ma‟rifat, keyakinan, tawakkal, kecintaan kepada Allah, ridha,
rasa takut dan keimanan akan selalul ada pada setiap orang beriman. Akan tetapi orang
beriman memiliki tingkatan yang berbeda dalam hal yang selain iman, Allah melebihkan
hamba hamba-Nya satu sama lain dan dengan sifat Maha Adil-Nya Allah memberikan pahala
yang berlipat ganda terhadap amal yang dilaksanakan oleh hamba hamba-Nya sebagai
anugerah dari-Nya dan Allah juga memberikan siksa atas dosa yang dilakukan oleh hamba
hamba-Nya sebagai wujud dari ke Maha Adil-Nya Allah SWT dan terkadang Allah
memaafkan dosa dosa hambaNya sebagai anugerah-Nya.
Batas-batas Penggunaan Ra’yu dalam Ijtihad

Penggunaan Ra’yu ijtihad dilakukan apabila dalam perkembangannya ada masalah atau hukum
Islam yang pemecahannya tidak dapat ditemukan secara eksplisit dalam Al-Qur‟an dan Hadits.
Biasanya dikarenakan masalah tersebut belum timbul pada masa Rasulullah. Atau masalah tersebut
sudah timbul pada masa Rasulullah, tapi ada perbedaan pendapat dalam menginterprestasikan
sebuah ayat Al-Qur‟an atau hadits yang masih bersifat universal atau umum. Hal ini sangatlah
wajar karena manusia memang memiliki akal pikiran yang berbeda-beda sehingga antara satu
dengan yang lain pasti mempunyai dalam menghadapi sesuatu. Namun, hal ini tidak lantas
membuat manusia dapat secara semena-mena membuat inovasi baru dalam Islam. Ijtihad terikat
pada beberapa hal sebagai berikut.Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah
mahdhah. Karena urusan ibadah mahdhah telah diatur oleh Al-Qur‟an dan Hadits secara jelas dan
terperinci..
TERIMA KASIH🙏🏻

Anda mungkin juga menyukai