Anda di halaman 1dari 13

ISI-ISI KANDUNGAN DALAM

AL-QURAN
Dosen Pengampu: Dr. Kamalia, M.Hum

Aura Balqis
0101222062
Amanda Wulan
0101221044
Widya Husaini Hsb
01012221042

1
A.Pengertian Al-Qur’an
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu
bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan
yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.
Konsep pemakaian katatersebut dapat dijumpai pada salah satu surah al Qur'an
yaitu pada surat alQiyamah ayat 17 - 18.Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai
kalam Allah swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat,
disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara
malaikat jibril dan membaca al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.
Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa
nafsu perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan
kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orang-orang
yang berimandan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagiorang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang
dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.Berikut ini
pengertian al Qur'an menurut beberapa ahli :

a. Muhammad Ali ash-Shabuni


Al Qur'an adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan
malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kita
secara mutawatir, membaca dan mempelajari al Qur'an adalah ibadah, dan
alQur'an dimulai dengan surat al Fatihah serta ditutup dengan surat an Nas.1

1
Abdul Ghofur,Al-Qur’an Hadis Kelas VII,(Penerbit dan Percetakan Mediatama,
Surakarta,April 2010), hlm 2

2
b. Dr. Subhi as-Salih
Al Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan
mutawatir serta membacanya adalah ibadah.

c. Syekh Muhammad Khudari Beik


Al Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita sec
aramutawatir ditulis dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri dengan
suratan an-Nas.Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahawa al
Qur'an adalah wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw
dengan perantara malaikat jibril, disampaikan dengan jalan mutawatir kepada
kita, ditulis dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah. Al Qur'an
diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw selama kurang
lebih 22 tahun.

2
Abdul Ghofur,Al-Qur’an Hadis Kelas VII,(Penerbit dan Percetakan Mediatama, Surakarta,April
2010), hlm 2

3
B.Kandungan dan Isi Al-Qur’an

Al-Qur’an berisi pesan-pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk umat manusia


yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw. Pesan-pesan tersebut
tidak berbeda dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan ras
ul-rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa, risalah itu adalah mentauhidkan
Allah.Konsep ketuhanan yang diajarkan oleh Al-Qur’an tidak berbeda dengan
konsep ketuhanan yang diajarkan oleh rasul yang pernah Allah utus didunia
ini.hanya persoalan hukum atau syariat sajalah yang selalu berubah sesuai dengan
perubahansituasi dan kondisi dimana nabi itu diutus.Bagaimanapun juga, kita
sering membaca perbincangan Al-Qur’an .Mengeni bumi, tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia, jagat raya, fenomena alam. 3dan sejarah. Perbincangan tersebut
dalam kitab Suci ini, merupakan rangkaian pembelajaran bagi
umat manusia mengenai tauhid dan ketundukan kepada Allah.Sebenarnya banyak
ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an.
Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa mau
memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan, banyak orang-
orang berlomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebenarnya bukan mengkhatamkan
yang diutamakan akan tetapi menelaah dan mempelajari Al-Qur’an yang sangat
dianjurkan agar tidak terjadi kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang
terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat
yang mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.Banyak timbul
perpecahan di dalam umat Islam salah satunya adalah tidak memahami kandungan
ayat Al-Qur’an seperti yang telah penulis katakan di atas.
Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak mempelajari. Itulah
gambaran umum isi kandungan Al-Qur’an. Para ahli telah banyak mengkaji dan
memperinci kandungannya. Hasil kajiannya menunjukan perbedaan-
perbedaan,sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.

3
Kadar M. Yusuf ,Studi Al-Qur’an,( Amzah: Jakarta, 2009), hlm 165.

4
C.Pokok-Pokok Isi Kandungan Al-Qur’an
Sumber pokok ajaran Islam adalah Al-Qur’an. Segala pokok syariat dan
dalil-dalil syar’I yang mencakup seluruh aspek hukum bagi manusiadalam
menjalankan hidup di dunia dan akhirat terkandung dalam Al-Qur’an. Adapun
pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut.4

1.Aqidah
Sesungguhnya aqidah merupakan masalah yang paling pokok
dan paling mendasar bagi setiap mukmin. Aqidah menjadi pintu awal masuknya
seseorang ke dalam Islam dan aqidah pula yang harus dia pertahankan hingga
akhir hidupnya. Seorang mukmin dituntut untuk membawa serta kalimah
tauhid, kalimat ikhlas ‘laa ilaaha illallah’ hingga menghembuskan napas yang
terakhir agar dia dikategorikan ke dalam hamba-hamba Allah yang
husnulkhatimah.
Semua mukmin meyakini bahwa barang siapa yang demikian
adanya pasti meraih ridha Allah Swt, rahmat Nya dan surga Nya.
Oleh karena itu bahasan tentang aqidah menjadi masalah paling urgen dan krusial
bagi setiapmukmin.
Aqidah dari segi bahasa (etimologis) berasal dari Bahasa Arab yang
bermakna 'ikatan' atau 'sangkutan' atau menyimpulkan sesuatu.
Diantaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al jazmu(penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama sendiri
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adany
Allah dan diutusnya pada Rasul. Jadi kesimpulannya, apa yang telah
menjadiketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun
salah.5

4
Ohan Sudjana , Fenomena Aqidah Islamiyah Berdasarkan Quran danSunnah, ( Jakarta : Media
Dakwah , 1994), hal 8
5
Nasruddin Razak, Dienul Islam,Penafsiran kembali islam sebagai suatu Aqidah &way of line,(
Bandung : PT Al-Ma’arif, 1989), hal 30

5
Secara terminologis terdapat beberapa definisi aqidah yangdikemukakan
oleh para ulama Islam, antara lain:
Menurut Hasan Al-Banna “Aqaid (bentuk jamak dari aqidah)
adalah beberapa perkara yang wajib di yakini kebenaranya oleh hati,mendatangkn
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan
keragu-raguan”.
Menurut Abu bakar Jabir al-Jazairy
“Aqidah adalah sejumlahkebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma)
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan di dalam hatiserta diyakini kesahihan dan keberadaanya secara pasti
dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”.

Dari dua definisi di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikandalam
rangka mendapatkan suatu pemahaman mengenai aqidah yang lebih proporsional,
yaitu:
a) Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran, indra
untukmencari kebenaran dan wahyu untuk menjadi pedoman
dalammenentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam
beraqidahhendaknya manusia menempatkan fungsi masing-masing
instrumentersebut pada posisi sebenarnya.
b) Keyakinan yang kokoh itu terbebas dari segala pencampur adukandeng
an keragu-raguan walaupun sedikit. Keyakinan hendaknya bulat
dan penuh, tiada bercampur dengan syak dan kesamaran. Oleh karena i
tuuntuk sampai kepada keyakinan itu manusia harus memiliki ilmu,
yaknisikap menerima suatu kebenaran dengan sepenuh hati setelah
meyakinidalil-dalil kebenaran. 6
c) Aqidah tidak harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa
kepadaorang yang meyakininya. Dengan demikian, hal ini

6
Ohan Sudjana, Fenomena Aqidah Islamiyah Berdasarkan Quran danSunnah, ( Jakarta : Media
Dakwah , 1994), hal 10-13

6
mensyaratkan adanyakeselarasan dan kesejahteraan antara keyakinan
yang bersifat lahiriyahdan keyakinan yang bersifat batiniyah. Sehingga
tidak didapatkan padanya suatu pertentangan antara sikap lahiriyah dan
batiniah.
d) Apabila seseorang telah meyakini suatu kebenaran, konsekuensinya
iaharus sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang bertentangan
dengankebenaran yang diyakininya itu.8Dari keterangan diatas
penyusun dapat menyimpulkan bahwa aqidahadalah perkara yang
wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteramkarenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yangtidka
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Sumber aqidah Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh allah dalam al-qur’an dan rasulullah dalam sunnah-nya wajib di
imani, diyakini, dan diamalkan.

2.Ibadah
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta
tunduk. Di dalam syara’, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna
dan maksudnya satu. Definisi ibadah itu antara lain :
1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah- perintah-
Nya (yang digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah , yaitu tingkatan ketundukan
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah(kecintaan) yang paling
tinggi, 7

7
Rachmat Syafe’i,Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan Hukum, (Bandung :Pustaka Setia, 2000),
hal 15

7
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahirmaupun
bathin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.

Di antaranya berdasarkan jenis perbuatan hamba, kualitasnya, keberadaan 'illah di


dalamnya, dan berdasarkan ruang lingkupnya serta berdasarkan hukum syariahnya.

1. Berdasarkan Pelaksanaannya

- Macam ibadah jasmaniah dan rohaniah (jasmani dan rohani). Contohnya: salat
dan puasa.

- Macam ibadah rohaniah dan maliyah (rohani dan harta). Contonya: zakat.

- Macam ibadah jasmaniah, rohaniah, dan maliyah (jasmani, rohani, dan harta).
Contohnya: ibadah haji.

2. Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya

- Macam ibadah dalam bentuk perkataan/ lisan. Contohnya: zikir, doa, dan baca
Al Quran.

- Macam ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya.


Contohnya: membantu atau menolong orang lain.

- Macam ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya.


Contohnya: sholat, puasa, zakat, ibadah haji.

- Macam ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri.
Contohnya: puasa, iktikaf, dan ihram.

- Macam ibadah yang berbentuk menggugurkan hak. Contohnya: memaafkan


kesalahan orang lain dan membebaskan hutang seseorang. 8

3.Akhlak
Menurut bahasa, akhlak berasal dari kata khuluqun atau
khulqun.Khuluqun artinya budi, yaitu sesuatu yang tersimpan dalam hati,

8
Karman,Materi Al-Qur’an,(Cetakan Pertama, Hilliana Press, Jakarta, 2014)

8
sangathalus, sulit diketahui orang lain, namun memiliki kekuatan yang
sangat besar terhadap tingkah laku perbuatan manusia. Khulqun artinya
perbuatan-perbuatan lahir.
Menurut istilah, akhlak artinya tingkah laku lahiriah yang diperbuat oleh
seseorang secara spontan sebagai cerminan hati seseorang yang menciptakan
hubungan baik antar pribadi dengan pribadi dan antarmasyarakat dengan
sesamanya.
Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang
memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangkadasar lainnya.
Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan
syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakan kesempurnaan dari bangunan
tersebut setelah fondasi dan bangunannya kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini
akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah
yang baik. Nabi MuhammadSaw.
dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya dimuka bumi ini
membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlakmanusia yang mulia. Nabi
bersabda:
Artinya: ”Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakanakhlak
yang mulia”. (HR . Ahmad).149
Apa yang dinyatakan Nabi sebagai misi utama kehadirannya bukanlah
suatu yang mengada-ada, tetapi memang sesuatu yang nyata dan Nabi benar-
benar menjadi panutan dan teladan bagi umatnya dan bagi setiap manusia yang
mau menjadi manusia berkarakter atau berakhlak mulia. Pengakuan akan akhlak
Nabi yang sangat agung bukan hanya dari manusia, tetapi dari Allah Swt. seperti
dalam firmannya:
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar -benar berbudi pekerti yang
agung.” (QS. al-Qalam [68]: 4).
Karena keluhuran akhlak dan budi Nabi itulah, Allah Swt.menjadikannya
sebagai teladan yang terbaik bagi manusia, khususnya bagi umat Islam. Allah

9
Rachmat Syafe’i, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan Hukum, (Bandung :Pustaka Setia, 2000),

9
Swt. berfirman: Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.al-Ahzab [33]:
21).
Karena itu, siapa pun yang bermaksud meneladani Nabi
atau bersikap dan berperilaku seperti Nabi, maka ia harus tunduk dan
patuh terhadap seluruh aturan yang ada dalam al-Quran, baik yang
berupa perintah-perintah Allah maupun larangan-larangan-
Nya. Di sinilah pentingnya umat Islam memahami isi kandungan al-Quran.

4.Hukum
Secara garis besar hukum yang diperbincangkan dalam Al-
Qur’an meliputi dua hal yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah meliputi shalat,
puasa, zakat, dan haji. Dan muamalah meliputi hukum keluarga, jinayah, politik
dan ekonomi. Ini menunjukan bahwa hukum islam sangat komprehensif, tidak ada
aspek kehidupan manusia tata aturan hukumnya. Inilah salah satu karakter khusus
hukum islam, yang tidak ada dalam hukum buatan manusia.10
Beberapa contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang mengatur tentang
ketentuan hukum-hukum tersebut;
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa
yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat”. (Q.S An-Nisa /4:105)
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu
mendapat keberuntungan.”(Q.S Al Maidah /5:90)

10
J.N.D. Andeson, Hukum Islam di Dunia Modern (Terjemah oleh: MachumHusein). Surabaya:
Amarpress, 1990

10
5. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan
ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untukmenyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan, tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
Al-Qur’an. 11

11
Syaikh Manna’ Al-Qathathan,Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Cet III (Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar, 2008),

11
PENUTUP
A.Kesimpulan

Alquran merupakan kitab suci umat Islam dan manusia seluruh alam
yangtidak dapat diragukan kebenarannya dan berlaku sepanjang zaman, baik
masalalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Al-Qur’an berisi pesan-pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk umat manusia
yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw. Pesan-pesan tersebut
tidak berbeda dengan risalah yang dibawa oleh
Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan rasul-rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa, risalah
itu adalah mentauhidkan Allah. Konsep ketuhanan yang diajarkan oleh Al-Qur’an
tidak berbeda dengan konsep ketuhanan yang diajarkan oleh rasul yang pernah
Allah utus didunia ini. Hanya persoalan hukum atau syariat sajalah yang
selalu berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi dimana nabi itu
diutus.

12
Daftar pustaka

Ghofur Abdul, Al-Qur’an Hadis Kelas VII,(Penerbit dan Percetakan Mediatama,


Surakarta, April 2010)
M. Yusuf Kadar , Studi Al-Qur’an,( Amzah: Jakarta, 2009)
Sudjana Ohan , Fenomena Aqidah Islamiyah Berdasarkan Quran dan
Sunnah, ( Jakarta : Media Dakwah , 1994)
Razak Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran kembali islam sebagai suatu
Aqidah &way of line( Bandung : PT Al-Ma’arif, 1989)
Syafe’i Rachmat,Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan Hukum,(Bandung:
PustakaSetia, 2000
Karman,Materi Al-Qur’an(Cetakan Pertama, Hilliana Press, Jakarta, 2014)
Andeson J.N.D, Hukum Islam di Dunia Modern (Terjemah oleh: Machum
Husein),Surabaya: Amarpress, 1990

13

Anda mungkin juga menyukai