Anda di halaman 1dari 7

Nama:

Nim:

B. SOAL-SOAL

1. Setiap nabi dan rasul yang diutus Allah SWT membawa doktrin tauwhid dan
syariah. Apakah tawhid dan syariah mereka sama atau berbeda? Jelaskan
pendapat Saudara beserta contoh-contohnya dan dalil-dalinya (Alquran dan hadis
Nabi SAW).
Jawab: syariah yang dibawa masih tetap sama, semuanya menuju kebenaran.
Akantetapi, masing –masing rasul diutus khusus untuk kaum sesuai zamannya.
Dan Nabi Muhammad diutus sebagai nabi terakhir sebagai penyempurna segala
tauwhid dari asul-rasul sebelumnya.
‫ُأِل‬
‫ِإَّنَم ا ُبِع ْث ُت َت ِّم َم َص اِلَح اَأْلْخ اَل ِق‬

“Sesungguhnya aku (Rasulullah ‫ )ﷺ‬diutus untuk menyempurnakan akhlaq


yang baik.” (HR. Ahmad 2/381)

Tauhid sendiri adalah essensi ajaran Islam dan misi para Nabi dan Rasul. Nabi
Muhammad saw. hanya penyempurna dan penutup para Nabi dan Rasul, sebagai
pelanjut ajaran tauhid. Allah menyebut para Nabi dan Rasul, sebagai hamba-Nya
yang taat dan selamat di sisinya. Karena itu, Nabi gigih memberantas segala
macam bentuk kemusyrikan (polytheisme) seperti yang menyelimuti masyarakat
jahiliyah. Apabila seseorang dalam keadaan syirik, maka akan hancur seluruh
amalnya. Para filosof juga dalam proses berpikirnya, pada akhirnya kembali
kepada teori keesaan, karena sangat sulit diterima oleh akal sehat bahwa segala
yang ada, hakikatnya berasal dari sesuatu yang berbilang. Karena itu juga, agama
Islam menekankan pemurnian cara berpikir dengan berangkat dari tauhid,
sekaligus mencela perbuatan syirik, takhayul dan khurafat yaitu berupa mitologi
dan legenda-legenda karena tidak ada manfaatnya dan menyesatkan1.
Allah menegaskan dalam surah al-Anbiya’ ayat 25 yang terjemahnya:

1
Parangrangi, T. (2014). TAUHID SEBAGAI ESSENSI AJARAN ISLAM. Al-MUNZIR, 7(2),
129-138.
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum engkau (Muhammad),
melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku (QS. al-Anbiya’/21: 25).
Misi tersebut juga telah diwasiatkan kepada para Nabi dan Rasul yaitu kepada
Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (QS. al-Syura42: 13). Ayat ini, menunjukan
bahwa akidah tauhid, bersifat tetap dan permanen, mutlak, absolut dan berlaku
sepanjang masa tanpa mengalami perubahan (QS. al-Rum/30: 30). Itulah akidah
tauhid sebagai inti ajaran Islam dan misi para Nabi dan Rasul. Karena itu, tauhid
harus dimurnikan dari segala bentuk syirik, tahyul dan khurafat, agar dapat
melahirkan keimanan yang murni dan kepatuhan kepada Allah serta
mereflekasikan al-akhlak al-karimah.
Dalam qishasul qur’an dan juga kisah pada kita-kitab agama samawi sebelumnya,
disebutkan bahwa pengertian manusia tentang Ketuhanan Yang Maha Esa
(monotheis), seumur dengan manusia itu sendiri, namun dalam perkembangannya
terjadi distorsi pemikiran yang berimplikasi kepada syirik (polytheisme) yang
beranggapan bahwa tuhan itu banyak, juga pantheisme (paham serba tuhan) yang
beranggapan bahwa tuhan itu adalah alam semesta. Bahkan ada yang atheisme
(paham tidak ada tuhan), paham yang mengingkari adanya tuhan. Dalam kaitan
ini, Nabi Muhammad saw. berusaha meluruskan akidah yang keliru itu
sebagaimana yang nampak pada masyarakat jahiliyah dalam berbagai bentuk
kemusyrikan, demi menyempurnakan misi yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul
sebelumnya yaitu mengesakan Allah dan manusia tidak menyembah selain Allah
(QS. al-Anbiya’/21: 25) (Parangrangi, 2014).
Ibadah tentunya tidak hanya diwujudkan dalam kegiatan ritual seperti, shalat,
shaum, haji, membaca al-qur’an zikir atau do’a semata. Ibadah juga wajib
diwujudkan dalam bentuk ketaatan total pada seluruh aturan Allah SWT sebagai
satu-satunya Zat yang diibadahi. Karena itu seorang muslim tidak boleh
memandang sepele ilmu tauhid karena ini yang yang sangat penting bagi
kebenaran aqidah kita2
2
Lubis, R. F. (2019). Menanamkan Aqidah Dan Tauhid Kepada Anak Usia Dini. Al-Abyadh, 2(2),
82-91.
1. Bagi yang menerima Islam, bearti ia mendapat hidayah-Nya. Adapun yang
menolak berarti ia sesat. Bukankah Allah SWT berkuasa memberi hidayah kepada
semua makhluk-Nya? Mengapa Allah SWT tidak menjadikan semua manusia
beragama Islam? Bagaimana pendapat Saudara serta dalil-dalinya?
Jawab: Kata hidayah dalam al-Qur’an tidak ditemukan dalam bentuk kata ‫)الهداية‬
alhidayah) secara eksplisit, melainkan hanya dalam bentuk kata yang memiliki akar
kata yang sama, yaitu sebanyak 293 kata dengan seluruh derivasinya. Secara
bahasa, hidayah berarti petunjuk atau bimbingan dari Tuhan. Adapun secara
terminologi berarti penjelasan dan petujuk jalan yang akan menyampaikan
seseorang kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah3
Allah SWT tidak menjadikan semua manusia beragama Islam bukan berarti Allah
tak sayang umat manusia. Membiarkan mereka terombang-ambing atas pilihannya
sendiri. tapi sebaliknya, Allah itu menspesialkan manusia dengan memberikan
kemerdekaan untuk menentukan pilihannya sendiri. Allah sudah memberikan
petunjuk kepada seluruh umat manusia akan kebenaran-Nya dan juga kesahihan
agamanya. Melalui perantara Al-Qur’an, Nabi, dan bahkan banyak ulama dan
ilmuwan yang menyatakan dengan yakin bahwa Islam adalah agama yang benar.
Tapi karena manusia punya kehendak sendiri untuk menentukan keimanannya,
maka ia bebas apakah ia akan beriman kepada Allah atau pun tidak

Allah berfirman: (Q.S. al-Baqarah/2: 190). “Selain itu juga kebebasan beragama
bukan berarti mengakui kebenaran agama orang lain, tetapi bebas bagi setiap
penganut agama untuk menilai dan menganggap agamanya itu adalah agama
yang paling benar dan melaksanakan ajaran sesuai dengan agamanya masing-
masing”.
Hidayah memiliki berbagai makna, di antaranya hidayah yaitu petunjuk Allah Swt.
kepada manusia mengenai keimanan dan keislaman; petunjuk yang diberikan
Allah kepada orang yang beriman; petunjuk yang diberikan Allah Swt. kepada
manusia sehingga mereka berada pada jalan lurus (sesuai dengan tuntunan-Nya);
dan petunjuk yang diberikan secara halus dan lembut. Hidayah diberikan oleh
Allah kepada manusia, supaya manusia mengikutinya dengan baik agar berhasil
memperoleh apa yang mereka butuhkan di dunia dan akhirat. Petunjuk dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari penggalan kata, petunjuk
yang berarti sesuatu (tanda, isyarat) untuk menunjukkan dan memberi tahu;
ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan
(nasihat); ajaran; dan tuntunan (ilham)4

2. Salah satu bentuk kekafiran adalah mengingkari adanya Hari Kebangkiran


(Kiamat). Seseorang disebut kafir karena ia mengatakan, bahwa Kiamat itu
sesuatu yang sulit dibuktikan secara empiris, karena Hari KIamat tidak ada.
Benarkan pendapat demikian? Sebutkan dan uraikan pendapat Saudara baik dari
sisi sains maupun teologi Islam.
3
Rustina, N. (2018). Konsep Hidayah dalam Al-Qur’an. FIKRATUNA: Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, 9(1).
4
Nugraha, E. AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH AL-ZUḤAILĪ (KAJIAN ATAS
KITAB ALTAFSĪR AL-MUNĪR FĪ AL-‘AQĪDAH WA AL-SYARĪ ‘AH WA AL-MANHAJ) (Bachelor's
thesis).
Jawab: Pendapat bahwa hari akhir atau hari kiamat tidak ada adalah perilaku yang
salah. Allah swt dengan jelas menegaskan:

Artinya: "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur."
(QS. al-Hajj/22: 7).

Konsep kafir pada umumnya hanyalah berbicara tentang penolakan keyakinan


terhadap Allah Swt. dan Muhammad saw. Asghar Ali Engineer salah satu pemikir
Islam kontemporer menawarkan konsep baru tentang kafir. Penafsiran Asghar
terhadap alquran atas konsep kafirnya sangat menarik. Hal ini tidak lain karena
kebaruannya. Dalam penafsirannya, Asghar sangat terpengaruh oleh teologi
pembebasan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hasil penafsiran Asghar
atas konsep kafirnya. Dengan tidak meyakini adanya hari kiamat, sudah
menengaskan bahwasanya mereka adalah kaum kafir5.

Secara literal, kata kafir berasal dari akar kata kaf, fa, ra yang berarti menutupi
(Galib, 2009:106). Dari pengertian tersebut kemudian muncul beberapa ungkapan
yang pada dasarnya dikembalikan kepada pengertian tersebut. Misalnya malam
disebut kafir karena ia menutupi siang, petani disebut kafir karena menutupi benih
dengan tanah, juga awan disebut kafir karena ia menutupi matahari. Dalam
leksikografi Ibnu Mandzur pun demikian, diartikan sebagai menutup atau
penutupan pada makna awalnya. Pada makna selanjutnya, Ibnu Mandzur
mengkategorisasikan makna kufr sebagaimana disebutkan oleh para ahli sebagai
berikut: (1) sebagai antonim dari iman; (2) sebagai antonim dari syukur; (3) kufr al-
inkar yaitu mengingkari Allah Swt. dengan hati dan lisannya; (4) kufr al-juhud yaitu
mengingkari keesaan Allah Swt. dengan lisannya; (5) kufr al-mu’anadat yaitu
mengetahui Allah Swt. dengan hati dan lisannya, tetapi enggan memeluk agama-
Nya 6.

Mereka yang beriman dan beramal soleh akan memperoleh syurga dan segala
nikmatnya. Sesiapa yang kufur dan tidak mempercayai perjumpaan dengan Allah
pada hari akhirat maka bagi mereka neraka dan segala azabnya. Gambaran hari
kiamat diterangkan dalam banyak bentuk tetapi mempunyai keseragaman
walaupun disebut dalam bentuk yang kecil sahaja. Bahkan lafaz yang digunakan
terserlah makna yang sesuai dengan gambaran yang hendak dijelaskan sama ada
permulaan kisah atau menguatkan dengan tujuan meneguhkan iman. Gambaran
hari kiamat dalam al-Quran adalah untuk beriman tetapi ia bersambung dengan

5
Anam, H. F. (2018). Konsep Kafir dalam Alquran: Studi Atas Penafsiran Asghar Ali
Engineer. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2(2), 89-97.

6
Anam, H. F. (2018). Konsep Kafir dalam Alquran: Studi Atas Penafsiran Asghar Ali
Engineer. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2(2), 89-97.
perasaan melalui perasaan kesenian. Sebagai contoh keributan dan kecelaruan
yang berlaku pada hari kiamat. Perkara yang dahsyat ini meliputi alam dunia,
manusia, haiwan secara keseluruhannya. Beliau membawakan ayat 1-14 surah al-
Takwir sebagai contoh. Sayyid Qutb telah menghimpun gambaran yang jelas
berkaitan pemandangan hari kiamat melalui ayat-ayat al-Quran. Kesenian bahasa
al-Quran amat tinggi sehingga bangsa Arab yang pertama dahulu mendengarnya
berasa takut dan gementar. Itulah sebenarnya yang perlu kita rasakan dalam jiwa
apabila mendengar ayat-ayat al-Quran berkaitan azab dan hari kiamat.7

3. Soal-soal Tematik

“ BATHIL”
Menurut bahasa kata batil atau batal berarti tidak terpakai, tidak berfaedah, rusak dan sia-
sia. Secara istilah, batil berarti terlepas atau gugurnya suatu perbuatan dari ketentuan
syarak serta tidak adanya pengaruh perbuatan tersebut dalam memenuhi tuntutan
syariat.

Dalam Alquran pemakaian kata batil sering dihadapkan dengan "yang benar" (al-haqq),
seperti firman Allah SWT yang berbunyi:

‫َو اَل َت ْلِبُسوا اْلَح َّق ِباْلَباِط ِل َو َت ْك ُتُموا اْلَح َّق َو َأْنُتْم َت ْع َلُموَن‬

"Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang batil ..." (QS. Al-
Baqarah:42).

Ada 26 ayat yang memakai kata batil dengan berbagai kedudukan dan fungsinya dalam
kalimat tersebut dan pemakaiannya terbagi dalam tiga hal. Pertama, yang menunjukkan
bahwa perbuatan tersebut tidak sesuai dengan akidah yang dikehendaki Alquran (QS al-
Baqarah: 42).

Kata batil (Ahmad Warson Munawwir, 1997: 92) memiliki kata dasar bathil yang bermakna
fasad atau rusak, sia-sia, tidak berguna, bohong. Al baathil sendiri berarti sesuatu yang
batil, yang salah, yang palsu, yang tidak berharga, yang sia-sia dan syaitan. Ar-Raghib al-
Asfahani (Abi alQasim al-Husain bin Muhammad arRaghib Al-Asfahani, 1961: 50-51)
menjelaskan, al baathil bermakna lawan dari kebenaran yaitu segala sesuatu yang tidak
mengandung apaapa didalamnya ketika diteliti atau diperiksa atau sesuatu yang tidak ada
manfaatnya baik di dunia maupun diakhirat. Shihab menyebutkan bahwa makna bathil

7
Malaysia, U., & Mohamad, K. A. (2021). Gambaran kiamat dalam al-Quran.
yaitu segala perkara yang diharamkan Allah SWT atau tidak ada haknya. Dalam artian
pelanggaran terhadap ketentuan agama atau persyaratan yang disepakati. Dalam konteks
ini dikaitkan dengan sabda Nabi SAW: “kaum muslimin sesuai dengan (harus menepati)
syarat-syarat yang mereka sepakati, selama tidak menghalalkan yang haram atau
mengharamkan yang halal”8.

C. Evaluasi pebelajaran

1. Umat Islam Indonesia beberapa tahun ini dituduh radikal dan intoleran.
Bagaimana Saudara menanggapi dan menyikapi tudingan tersebut?

Sikap saya dalam menyikapi tudingan tersebut yaitu Tuduhan tersebut terasa
menyakitkan bagi umat Islam, padahal kalau umat Islam tidak toleransi tentu tidak
akan ada stabilitas dan kerukunan di Indonesia.Din menegaskan bahwa umat
Islam adalah kelompok yang paling toleransi. Sebagai buktinya kesultanan-
kesultanan yang jumlahnya sekitar 70-an ikhlas bergabung untuk mendukung dan
berintegrasi dengan negara baru bernama Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Itu adalah sikap toleransi yang sangat besar.

2. Setelah saudara belajar Studi Islam, pengetahuan dan pengalaman apa yang
Saudara rasakan dalam beragama? Buatkan contohnya. Jelaskan pula hal-hal
baru setelah Saudara belajar mata kuliah ini. Sejauh mana mata kuliah ini
mengubah mindset dan prilaku Anda?
Dalam mempelajari studi islam ini, banyak sekali pengalaman baru yang saya
dapat cotoh nya dalam belajar ilmu fiqh Konsep ilmu menjadi titik poin sentral di
dalam memahami tradisi dan pemikiran Islam. Untuk itu, upaya ini ingin mengajak
para pembaca untuk mendalami dan memahami bagaimana konsep dan sejarah
pemikiran di dalam Islam yang sangat perlu kita fahami terutama di pelajaran fiqh
karna pelajaran ini adalah dasar untuk belajar islam.

3. Dari beberapa materi Pengantar Studi Islam, tema apakah yang menginpirasi
Saudara dalam beragama dan belajar? Uraikan dan jelaskan pengalaman
tersebut.

Tema yang paling menginspirasi saya dalam belajar studi islam adalah fiqh
karena Ilmu fiqih memberi banyak petunjuk bagi manusia tentang permasalahan
keseharian, juga memberi hukum yang berhubungan dengan perbuatan.
Perbuatan orang mukallaf.Hukum mempelajari ilmu fiqih itu untuk keselamatan
didunia dan akhirat.

4. Sebutkan saran dan masukan Saudara dalam pembelajaran Studi Islam.


Saran dan masukan saya terhadap studi islam yaitu
Pertama, mengingat Studi Islam di sini sebagai suatu disiplin ilmu, dan
8
Taufiq, T. (2018). MEMAKAN HARTA SECARA BATIL (Perspektif Surat An-Nisa: 29 dan At-
Taubah: 34). JURIS(Jurnal Ilmiah Syariah), 17(2), 245-258.
setiap disiplin keilmuan mesti jelas objek kajiannya, maka sudah barang tentu ada
objek yang dikaji dalam Studi Islam Sama halnya dengan studi (kajian) agama
yang memposisikan “agama” sebagai sasaran (objek) studi atau kajian, maka
agama Islam, dalam berbagai aspeknya, merupakan objek yang dibahas dalam
Studi Islam.
Kedua, studi islam juga perlu memperhatikan tiga hal ini (1) Islam sebagai suatu
agama atau ajaran (doktrin), yakni sebagaimana yang tertulis (tergelar) di dalam
wahyu Allah berupa al-Qur’an dan as-Sunnah. (2) Islam sebagai teologi (dan
semisalnya), sebagai interpretasi terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah, baik yang
sifatnya tekstual maupun kontekstual. (3) Islam sebagai yang telah diwujudkan
dalam berbagai bentuk perbedaan.

Reference:

Anam, H. F. (2018). Konsep Kafir dalam Alquran: Studi Atas Penafsiran Asghar Ali
Engineer. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2(2), 89-97.
Lubis, R. F. (2019). Menanamkan Aqidah Dan Tauhid Kepada Anak Usia Dini. Al-
Abyadh, 2(2), 82-91.
Malaysia, U., & Mohamad, K. A. (2021). Gambaran kiamat dalam al-Quran.
Nugraha, E. AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH AL-ZUḤAILĪ (KAJIAN
ATAS KITAB ALTAFSĪR AL-MUNĪR FĪ AL-‘AQĪDAH WA AL-SYARĪ ‘AH WA AL-
MANHAJ) (Bachelor's thesis).
Parangrangi, T. (2014). TAUHID SEBAGAI ESSENSI AJARAN ISLAM. Al-MUNZIR, 7(2),
129-138.
Rustina, N. (2018). Konsep Hidayah dalam Al-Qur’an. FIKRATUNA: Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan, 9(1).
Taufiq, T. (2018). MEMAKAN HARTA SECARA BATIL (Perspektif Surat An-Nisa: 29 dan
At-Taubah: 34). JURIS(Jurnal Ilmiah Syariah), 17(2), 245-258.

Anda mungkin juga menyukai