Anda di halaman 1dari 18

Perlunya pemurnian faham umat islam

tentang ajaran islam

M. Labib Nabanil M 180601094


Fidel Gucci Muhammad 180601102
Fajar Shidiq R 180601115
M. Alhafa Ardy 180601120
Awanda Eka F 180601081
Latar belakang

 Kemunduran dunia Islam baik dalam lapangan keagamaan maupun politik dan
peradaban pasca kejatuhan Baghdad dan Andalusia  sungguh meluas dan
berlangsung beberapa abad. Umat Islam tertiodur lelap dalam kejumudan dan
ekspansi negara-negara Barat, hingga lahirlah gerakan pembaruan fase kedua.

 Dalam kondisi Islam yang penuh pencemaran dan kemunduran itu lahir gerakan
pembaruan yang dipelopori Muhammad Ibn Abul Wahhab di jazirah Arab, yang
tekananya lebih pada pemurnian ajaran Islam dengan corak gerakan yang
terbilang keras. Muhammad Ibn Abdil Wahhab ingin mengembalikan Islam pada
sumbernya yang aseli yaitu Al-Quran dan Hadis
Pemurnian menurut islam

 at-Tajdîd berasal dari kata jaddada (‫ َّد َد‬.‫ ) َج‬dan jadîd (‫ ِد ْي ٌد‬.‫) َج‬. Kata jadîd sering digunakan
dalam al-Qur`ân dan assunnah, juga sering dipakai oleh para Ulama. at-Tajdîd, menurut
bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan (‫إلحْ يَاء‬..‫) ِا‬, membangkitkan ‫ْث‬ ( ُ ‫ع‬..‫ ) لبا‬dan
mengembalikan (ُ‫إل َعا َدة‬..‫) ِا‬. Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu
keberadaan sesuatu (‫ ْونِيَة‬.‫ ) ُوج ُْود َك‬kemudian hancur atau hilang (‫ىأو ُدر ُْوس‬...‫) َ لَب‬

 Pemurnian secara bahasa yaitu dari kata “ Tajdid “ yang artinya Pembaharuan yang
memiliki dua makna, yakni pemurnian (tajdid salafi) dan pengembangan (tajdid khalafi).
Dasar hukum pemurnian ajaran islam

 Istilah at-tajdîd adalah istilah syar’i yang bersumber pada hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam :

“Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun, Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan
mengutus untuk umat ini orang yang akan memperbaharui agama mereka”
Dasar hukum pemurnian ajaran islam

 Karena istilah at-tajdîd bersumber dari sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
maka untuk memahmi pengertian dan ketentuan-ketentuannya harus berdasarkan sunnah
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Sesungguhnya iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak sebagaimana baju
bisa rusak, maka mohonlah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’alaagar Dia memperbaharui iman
dalam kalbu kalian”
hal yang harus dimurnikan dalam ajaran islam

 Ada 3 hal yang harus dimurnikan mengenai faham umat islam tentang ajaran islam yaitu
tentang:

 Aqidah
 Akhlak
 Ibadah
Aqidah
 Aqidah (ُ‫قِ ْي َدة‬..‫ا‬ ‫ ) َ ْل َع‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (‫ ْق ُد‬..‫ا‬
‫ ) ْل َع‬yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu(‫ ْوثِي ُْق‬..‫ ) لتَّا‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
(.‫إلحْ َكا ُم‬..‫ ) ْ ِا‬yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫و ٍة‬...‫ب‬ َّ ُ‫ر ْبطُ ِ ق‬..‫ا‬
َّ ‫ ) ل‬yang
berarti mengikat dengan kuat.

 Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

 Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah ّ‫ازوجل‬ dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman
kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama
Ibadah
 Ibadah (‫ )عبادة‬secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’,
ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Diantara
definisinya :
 a. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah , yaitu tingkatan ketundukan yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi,
 b. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah ,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin.
 c. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah : Ibadah adalah segala
sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala, baik berupa
ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi.
Akhlak

 Dalam hal ini ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan terminologi (peristilahan)
 Pendekatan Linguistik  (Kebahasaan)
Berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) yaitu merupakan isim jamid atau isim
ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang telah demikian
adanya.
Pendekatan Terminologi (Peristilahan)
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan
Hal hal yang harus dimurnikan dalam ibadah,
Aqidah, dan Akhlak
 bid,’ah
 Khurafat
 Akhlak Tercela
Bid’ah

 Secara bahasa, bid'ah atau bidah adalah (1) perbuatan atau cara yang tidak pernah dikatakan atau
dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam;
(2) pembaruan ajaran Islam tanpa berpedoman pada Alquran dan hadis; (3) kebohongan; dusta
(KBBI).

Dalam Islam, bid’ah adalah suatu amalan yang diada-adakan atau menambah amalan dalam
ritual ibadah, padahal tidak dicontohkan oleh Rosulullah Saw, sebagaimana pengertian secara
bahasa yang pertama di atas.

 “Hati-hatilah kalian terhadap perkara yang diada-adakan, karena setiap perkara baru itu
bid’ah. Dan setiap kebid’ahan adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR.
Baihaqy, An Nasai)
Bid’ah

 Termasuk bid’ah pula yaitu perayaan-perayaan yang diadakan pada kesempatan-


kesempatan keagamaan seperti Isra’ Mi’raj dan hijrahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Perayaan-perayaan tersebut sama sekali tidak mempunyai dasar dalam syari’at,
termasuk pula hal-hal yang dilakukan khusus pada bulan Rajab, shalat sunnah dan puasa
khusus. Sebab tidak ada bedanya dengan keistimewaannya dibandingkan dengan bulan-
bulan yang lain, baik dalam pelaksanaan umrah, puasa, shalat, menyembelih kurban dan
lain sebagainya..

 “Barang siapa melakukan suatu amalan (dalam agama) yang tidak ada perintahnya dari
kami maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
Khurafat

 Sumber khurafat (ejaan lama: churafat) adalah dinamisme dan animisme. Dinamisme
adalah kepercayaan adanya kekuatan dalam diri manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda, dan kata-kata. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan adanya jiwa dan
ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia
 Khurafat diartikan sebagai cerita-cerita yang mempesonakan yang dicampuradukkan
dengan perkara dusta, atau semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantangan,
adat-istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran
Islam
Khurafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan atau keyakinan kepada
sesuatu perkara yang menyalahi ajaran Islam.
Khurafat

 Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat tertentu, atau sesuatu
yang dilihat, didengar, atau diketahui. (al-Qaulul Mufid). Di sebagian daerah, penduduk
membangun rumah menghadap arah tertentu.
 Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan pada seorang anak untuk menolak ‘ain atau
musibah. Sering kita melihat benda-benda yang digantungkan di rumah, mobil, toko, atau
dipakaikan pada anak dengan niat menolak bala.
 Perdukunan Ini adalah musibah yang melanda banyak kaum muslimin. Banyak orang
menjadi pelanggan dukun dalam keadaan senang ataupun susah, padahal ancaman bagi
dukun dan yang mendatanginya sangat besar.
Hal yang harus dilakukan dalam upaya pemurnian faham
umat islam tentang ajaran islam
 1. Pengajaran agama, menghidupkan sunnah-sunnah serta menolak kedustaan atas nama Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam.

 2. Memurnikan agama, membela aqidah yang benar, menjelaskan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , membela ahlussunnah serta menghancurkan kebid’ahan. Ketika menjelaskan tentang tajdîd, al-
Munâwi rahimahullah menyatakan, “Maksudnya adalah memberikan penjelasan tentang sunnah (sehingga
sunnah akan terbedakan-red) dari bid’ah, memperbanyak ilmu, membela ahli ilmu dan menghancurkan
kebid’ahan dan menghinakannya. Oleh karena itu imam Ahmad bin Hambal rahimahullah menyatakan,
“Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengutus orang yang akan
meluruskankan agama umat ini pada tiap penghujung seratus tahun.”[12]

 3. Menghidupkan kembali ma’âlim (syiar) agama yang telah melemah dan menghilang. Juga menghidupkan
semua sunnah, ilmu aqidah dan ibadah yang mulai dilupakan atau bahkan telah dilupakan oleh banyak kaum
Muslimin.Abu Sahli ash-Shu’lûki (wafat tahun 369 H) mengatakan, “Allâh telah mengembalikan agama ini
setelah sebagian besar syiarnya hilang dengan perantara” Imam Ahmad bin Hambal.[13]
Hal yang harus dilakukan dalam upaya pemurnian
faham umat islam tentang ajaran islam
 4. Menghidupkan ilmu (ihyâ’ul ilmi), sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :

Ilmu agama ini akan dibawa oleh orang-orang yang terpercaya pada setiap generasi. Mereka akan
menghapus tahrîf (perubahan) yang dilakukan oleh orang-orang yang melewati batas, ta’wîl
(penyimpangan arti) yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh dan kedustaan yang dilakukan
oleh orang-orang yang berbuat kepalsuan.[14]
 5. Membangkitkan kembali upaya mengamalkan al-Qur`ân dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam seluruh aspek kehidupan dan mengukur berbagai hal yang baru dengan al-
Qur`ân dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Kesimpulan

Islam merupakan agama yang sempurna dengan segala pedomannya dalam menjalani kehidupan.
Di dalam Islam telah diajarkan bagaimana berperilaku dengan baik terhadap sesama manusia
maupun terhadap Allah SWT. Dengan hal tersebut sudah selayaknya kita sebagai manusia menjaga
aqidah dan akhlak kita agar tetap di jalan yang benar dan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Hal
tersebut disebabkan karena praktik penyimpangan aqidah dan akhlak dewasa ini makin marak
terjadi dikalangan masyarakat. Akibatnya, banyak kehancuran dari berbagai aspek kehidupan yang
dapat kita lihat bersama.  Setelah kita mengetahui penyebab dan bentuk penyimpangan aqidah dan
akhlak ini, kita sebagai umat beragama seharusnya dapat lebih berhati-hati dalam setiap langkah
menjalani kehidupan agar tidak terjerumus dalam kehancuran serta mendapatkan berkah dari Allah
SWT.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai