Anda di halaman 1dari 13

ISLAM: PENAMAAN DAN KARAKTERISTIK AJARANNYA

Makalah disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah


Pendekatan Studi Islam

Dosen Pengampu: Dr. Risdianto, S.Hi, M.H

Disusun Oleh:
Herman (20169200….)
Khairul Amri (2016920017)
Rudi Ruhimat (201692….)

MAGISTER STUDI ISLAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA (UMJ)
1438/ 2017
A. Pendahuluan
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karekteristik yang khas
dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian
agama Islam, sumber, dan ruang lingkup ajarannya serta cara untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam
itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat dihasilkan pemahaman Islam yang
komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keislaman
seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan keislaman yang
bersangkutan. Kita barangkali sepakat terhadap kualitas keislaman seseorang yang
benar-benar komprehensif dan berkualitas.
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang
waktu, kapanpun dan di manapun. Islam berlaku untuk semua orang dan untuk
seluruh dunia. Maka dari itu, tentunya ajaran Islam memiliki dasar sebagai pondasi
yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman oleh komunitasnya di seluruh dunia.
Setiap agama mempunyai tujuan, sumber, ruang lingkup dan karakteristik ajaran
yang membedakan dari agama-agama lain. Pada makalah kali ini, pemakalah akan
mencoba menjelaskan tentang penamaa dan karekteristik ajaran Islam dalam semua
bidang kehidupan.

B. Pembahasan
1. Definisi Islam
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “salima”
yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata “salima” yang
selanjutnya diubah menjadi bentuk “aslama” yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.1 Arti kata lain adalah tunduk patuh sebagaimana Allah berfirman:
َ ‫سلَ ْمنَا َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل اِإْل ي َمانُ فِي قُلُوبِ ُك ْم ۖ َوِإن تُ ِطيعُوا هَّللا‬ ْ ‫ت اَأْل ْع َرابُ آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُْؤ ِمنُوا َولَٰ ِكن قُولُوا َأ‬ ِ َ‫قَال‬
‫َو َرسُولَهُ اَل يَلِ ْت ُكم ِّم ْن َأ ْع َمالِ ُك ْم َش ْيًئا ۚ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم‬
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu
belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk
1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hal. 61-62.
Lihat juga Drs. H. Achmad Gholib, MA, Study Islam; Belajar memahami Agama, Al-Qur’an, Al-
Hadist & Sejarah Peradaban Isam, (Jakarta: Faza Media, 2005), hal. 25
ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Hujurat : 14)

ِ ِ‫سلَ َما َوتَلَّهُ لِ ْل َجب‬


‫ين‬ ْ ‫فَلَ َّما َأ‬
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (QS. As-Saffat: 103)

Dengan pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat sekali artinya dengan
agama yang berarti tunduk, patuh, menundukkan, balasan, dan kebiasaan. Perkataan
Islam adalah masdar dari kata kerja aslama seperti halnya perkataan Arab iman yang
berasalan dari kata amana. Maka kalau perkataan amana dapat diterjemahkan
menjadi “beriman” (yakni menempuh hidup percaya), perkataan aslama juga dapat
diterjemahkan dengan “berislam” (yakni menempuh hidup pasrah dan tuduk kepada
tuhan).2 Inilah pokok kekuatan Islam yang sesungguhnya. sehingga Philip K Hitti
menilai bahwa pengarahan sikap pasrah kepada Dzat Maha Kuasa ini sangat
memuaskan para pemeluk Islam yang tidak didapatkan oleh pemeluk agama lain.
Oleh karena itu pula yang mendasari jarangnya terjadi kasus bunuh diri dalam Islam.3
Islam adalah agama kebenaran, melingkupi segala kode kehidupan, yang
diwahyukan oleh Tuhan Yang Maha Menciptakan dan penguasa Seluruh Alam
kepada manusia agar dijadikan tuntunan hidup.4 Dengan itu maka islam pada asasnya
adalah agama perdamaian dan ajarannya yang pokok adalah keesaan Tuhan dan
keesaan semua umat manusia.5
Nama islam bukan nama yang lahir berdasarkan nama pendirinya seperti
agama Budha karena tokoh yang mendirikan agama Budha adalah Budha Gautama
atau yang agama yang lainnya. Nama Islam bukan berdasarkan nama tempat
kelahiran tokoh seperti halnya agama Hindu karena lahir di India, Hindia, Hindustan,
yakni lembah atau seberang sungai Hindus juga bukan berdasarkan kebangsaan,

2
Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, (Jakarta: Paramadina, 2001), hal. xii
3
Philip K Hitti, History of The arabs (Jakarta : Serambi, 2008) hal 161
4
Khurshid Ahmad, dkk., Prinsip-prinsip Pokok Islam, (Jakarta: Rajawali, 1989), hal. 14
5
H. A. Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Agama Islam, (Bandung: Mizan, 1990), hal. 50

3
kesukuan atau dinasti. Tetapi nama Islam itu khusus pemberian dari Allah dan telah
menjadi nama sebuah agama.

‫يت لَ ُك ُم اِإْل ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫اليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬ 
ْ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-
Maidah: 3)

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW Bukanlah sebuah agama
yang baru karena semua agama yang diturunkan dari Allah SWT Memiliki nama
Islam yang intinya adalah “menyerahkan diri secara bulat hanya kepada Allah”.
Para nabi atau para Rasul sebelumnya juga beragama Islam. Karena bertauhid
pada yang satu yaitu kepada Allah SWT. Jadi Islam merupakan agama yang
universal, karena berasal dari Dzat yang menguasainya, mengatur dan memelihara
sekalian alam. Ajaran Islam dimaksudkan untuk seluruh umat manusia bukan hanya
untuk kelompok tertentu saja, karena Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh
umat manusia sebagaimana yang termaktub dalam Q.S Al-Anbiya’ ayat 107 yang
artinya “Dan Kami tidak mengutus engkau wahai Muhammad melainkan untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam”.6
Syariat Islam merupakan ajaran Islam yang mengajarkan amalan manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah maupun hamba Allah. Islam juga berarti
mentauhidkan Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya serta mematuhi semua ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan Islam mencakup antara aqidah, syariat,
Akhlak.
2. Macam-macam Arti dan Makna Islam
Karena Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin maka universalitas
ajaran Islam dapat pula ditempuh melalui analisis dan kajian tentang pengertian
islam, karena yang pertama-tama menjadi sumber ide tentang universalitas Islam
adalah pengertian Islam itu sendiri. Kata Islam mengandung arti dan makna yang
bermacam-macam tetapi mengandung satu kesatuan makna diantaranya meliputi:

6
Prof. Dr. Muhaimin, M. A, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005),
hal. 66-67
a) “Islam” berasal dari kata al-salamu, al-salmu dan al-sihmu yang berarti:
menyerahkan diri, pasrah, tunduk dan patuh. Dengan demikian Islam
mengandung sikap penyerahan diri, pasrah, tunduk dan patuh dari manusia
terhadap Tuhannya atau makhluk terhadap sang Khalik, Tuhan Yang Maha
Esa.7 Menjalankan ajaran Islam bagi umat manusia adalah sama nilainya
dengan berjalannya alam mengikuti hukum-hukumnya sendiri yang
ditetapkan oleh Allah. Bagi Manusia yang melanggarnya maka akan
mengakibatkan kesengsaraan dan malapetaka, baik bagi umat manusia itu
sendiri maupun alam sekitarnya. Sebagaimana salah satu janji Allah terdapat
dalam Q.S. Fathir: 39.8
“Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri.
Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.”

b) Islam berasal dari kata al-silmu atau as-salmu yang berarti damai atau aman.
Hal ini mengandung makna bahwa orang yang beragama Islam berarti orang
yang masuk dalam perdamaian dan keamanan. Seorang muslim adalah orang
yang membuat perdamaian dan keamanan dengan Tuhannya, manusia,
dirinya sendiri dan alam. Damai dengan Tuhan berarti tunduk dan patuh
secara menyeluruh kepada segala kehendak-Nya. Dengan kepasrahan kepada
Tuhan maka seseorang akan mampu mengembangkan seluruh kepribadiannya
secara menyeluruh untuk berdamai dan membuat kedamaian serta keamanan
di muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena Allah mengajarkan kepada umat
manusia untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di muka bumi.
Substansi ajaran dan realitas sejarah dari dakwah Nabi Muhammad SAW
bertujuan untuk menciptakan perdamaian di dunia ini dengan menegakkan
persaudaraan dan menghimpun kebenaran yang terdapat dalam agama yang
dulu, membetulkan ajaran yang salah, mengganti yang palsu dengan yang

7
Lihat Q.S Fushilat: 11, An-Nahl: 49, Al-Imran: 83
8
Prof. Dr. Muhaimin, M. A, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, hal. 70-71

5
benar, mengajarkan kebajikan yang abadi yang dulu belum pernah diajarkan
dan akhirnya perlu sekali mengajarkan tuntunan moral dan spiritual bagi
kemajuan umat manusia.9
c) “Islam” berasal dari kata-kata as-salmu dan salamatu yang berarti bersih dan
selamat dari kecacatan-kecacatan lahir batin. Pengertian ini dapat difahami
dari firman Allah dalam Q.S As-Syua’ra ayat 89
“kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”
Manusia terdiri dari dua substansi yaitu jasad dan ruh. Jasad manusia itu
tunduk, patuh dan pasrah kepada sunnatullah atau ajaran-ajaran Allah yang
berlaku di alam, sedangkan ruh manusia sudah melakukan perjanjian dengan
Tuhan dan siap untuk tunduk, patuh, dan pasrah kepada Allah. Semuanya ini
merupakan fitrah dari manusia. Selama manusia senantiasa menjaga diri dan
memelihara fitrahnya serta pilihannya mengarah pada pahalanya, maka dia
akan selamat dan bersih dari kecacatan-kecacatan lahir dan batin serta
selamat di dunia dan akhirat. Sebaliknya ,jika manusia dalam perjalanan
hidupnya menyimpang dari fitrahnya dan pilihan hidupnya mengarah pada
pilihan buruknya (dosa) maka dia akan sengsara, tidak selamat dan tidak
bahagia hidupnya lahir batin dan dunia akhiratnya.10
Dari berbagai uraian di atas dapat dipahami bahwa walaupun kata Islam itu
mempunyai arti atau makna yang banyak tetapi pada hakikatnya semua pengertian
yang dikandung menunjuk pada pengertian umum yang mendasar dan lengkap serta
menuju kepada yang satu yaitu penyerahan diri atau pasrah kepada Tuhan dengan
bentuk dan realisasinya. Dengan demikian Islam adalah sikap hidup yang
mencerminkan penyerahan diri, ketundukan, kepasrahan dan kepatuhan kepada
Allah. Dengan sikap yang demikian akan dapat mewujudkan kedamaian,
keselamatan, kesejahteraan serta kesempurnaan hidup lahir-batin dan selamat didunia
serta akhirat.

C. Karakteristik Ajaran Islam

9
Prof. Dr. Muhaimin, M. A, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, hal. 72-74
10
Prof. Dr. Muhaimin, M. A, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, hal. 74-75
Dilihat dari berbagai sumber kepustakaan Islam yang ditulis oleh para
cendekiawan atau para ulama, kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam
memiliki karakteristik yang khas, yang berbeda dari ajaran-ajaran agama lainnya.
Dimana karakteristik islam diantaranya meliputi:
1. Kesatuan Agama
Islam merupakan agama kesatuan, bukan agama tauhid semata. Kata tauhid
telah mempunyai pengertian khusus yang tidak akan dilewatinya, yakni kepercayaan
bahwa Tuhan itu Esa, menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada
diantara keduanya dan kepada Allah-lah segala urusan itu dikembalikan. Pengertian
ini merupakan kebalikan dari kepercayaan bahwa Tuhan itu dua atau banyak. Tauhid
merupakan karakteristik yang menonjol dalam setiap agama yang dibawa oleh setiap
rasul dari sisi Allah. Sebab agama berarti menghadapkan diri hanya kepada Allah,
hanya mengikuti sistem Allah dalam segala urusan kehidupan, hanya menerima
petunjuk dari Allah dalam urusan, beribadah hanya kepada Allah dengan menaati
sistemnya, syariatnya dan tatanannya, dan hanya beribadah kepada Allah.11
Disamping itu, Islam tidak hanya meyerukan tauhid saja melainkan ia
berlandaskan pada kesatuan dalam segala hal yang meliputi: segi ketuhanan, segi
politik, segi sosial, segi-segi dunia dan kehidupan yang lain.
Islam tidak hanya menetapkan kesatuan tentang Tuhan yang berhak disembah
melainkan juga menjelaskan bahwa agama ini dengan agama-agama samawi yang
sebelumnya merupakan satu kesatuan. Risalah Allah bagi umat manusia bersifat
universal, sebagian yang satu melengkapi sebagian yang lain, sesuai dengan hukum
perkembangan dalam pengajaran dan pendidikan. Karena semua agama yang dibawa
oleh para nabi dan rasul itu semua menuju satu tujuan yang sama sebagaimana yang
telah dipaparkan sebelumnya, hanya saja perbedaan terjadi dalam bentuk praktek
syariat yang ditempuh pada pelaksanaannya, karena latar belakang perbedaan waktu
dan peradaban umat manusia.12

2. Kesatuan Politik

11
Sayyid Qutb, Karakteristik Konsepsi Islam, (Bandung: Pustaka, 1990), hal. 239
12
Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa. Islam Suatu Kajian Komprehensif, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991),
hal. 14-16 

7
Dari segi politik bahwa Allah telah menganugerahkan Islam kepada bangsa
Arab. Mereka terdiri dari suku-suku yang mengalami disintegrasi. Sebagian yang
satu memusuhi dan memerangi sebagian yang lain. Karena itu sejarah mengenal apa
yang dinamakan “hari-hari arab” (ayyam al-‘arab), yakni peperangan mereka di
zaman jahiliyah. Dari orang-orang arab ini secara nyata Islam telah membentuk satu
ummat dengan satu pemimpin yang mengikuti satu politik dan mempunyai satu
tujuan yaitu menyebarkan agamayang hak kepada umat manusia seluruhnya untuk
dijadikan petunjuk jalan mereka menuju kebaikan di dunia dan akhirat. Kesatuan
politik yang diajarkan Islam itu dipraktekkan oleh Nabi Muhammmad dan para
pengikutnya, antara lain mempunyai pengaruh pada waktu pemilihan khalifah yang
pertama.13
1. Kesatuan Sosial
Kita melihat kesatuan yang ditetapkan Islam dalam segi sosial ini telah
mencapai satu tingkatan yang mengagumkan dan menjadi contoh yang menantang
sejarah dan umat manusia seluruhnya. Di India umpamanya tempat persemaian salah
satu agama dunia yang tertua ,kita melihat agama Hindu Brahma membagi-bagi para
pemeluknya ke dalam empat kasta. Kaum Brahmana menempati kasta tertinggi dan
rakyat jelata (periyai) menempati kasta terendah. Sedangkan dalam Islam tidak
mengenal adanya kasta dalm pembagian masyarakat sosialnya. Karena pada
hakekatnya manusia itu semua sama dihadapan Allah yang membedakan hanya
ketaqwaannya kepada Allah. Itulah indahnya Islam.14
2. Agama Akal dan Pikiran
Islam adalah agama akal dan pikiran. Ha ini tidak dapat diragukan lagi dan
mendapat kesaksian dan Al-Qur’an dan Rasul yang dalam banyak ayat dan hadistnya
menguatkan kedudukan akal. Hal ini juga ditunjukkan oleh akidah-akidah dan
pokok-pokok ajaran yang dibawa agama Islam.
Banyak ayat Al-Qur’an yang dengan keras menyuruh mencampakkan taklid
kepada para pendahulu, nenek moyang dan tokoh-tokoh yang lain. Dalam surat
Luqman, Allah mencela orang yang membantah keesaan Allah dan ajaran yang

13
Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa. Islam Suatu Kajian Komprehensif, hal. 17-18 
14
Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa. Islam Suatu Kajian Komprehensif, hal. 19
dibawa Rasul tanpa berdasarkan ilmu dan bukti yang kuat, hanya karena mengikuti
warisan nenek moyang.
Jika di dalam Al-Qur’an, Allah melarang taklid dan mencela orang-orang
yang melakukannya, maka di dalam banyak ayat Allah menyuruh untuk
menggunakan akal, perhatian dan pikiran sebagai jalan untuk mencapai kebenaran
dan iman yang benar kepada Pencipta yang Esa dan seluruh ajaran yang dibawa
Rasul-Nya.
3. Agama Fitrah dan Kejelasan
Islam, disamping mempunyai karakteristik-karakteristik tersebut di depan,
juga berkarakteristik sebagai agama fitrah dan kejelasan. Fitrah yang sempurna dan
sejati, dan kejelasan yang tidak membuat akal mengalami kesulitan untuk memahami
ajaran-ajarannya. Karena itu, Islam berbicara kepada akal, hati dan intuisi secara
bersamaan.
Islam dalam segi akidah hanya menyuruh kita untuk menyembah satu Tuhan,
yang tidah beranak dan tidak mempunyai sekutu di dalam kekuasaan-Nya. Dia tidak
mengatakan ada dua tuhan yang saling bertengkar, seperti yang dikatakan agama
dualistik yang menyatakan bahwa kehidupan itu merupakan pertarungan yang terus
menerus antara tuhan kebaikan dengan tuhan kejahatan.
4. Agama Kebebasan dan Persamaan
Islam menetapkan kebebasan dan persamaan dengan segala maam corak dan
warnanya. Islam telah membebaskan manusia dari penyembahan berhala yang tidak
bisa mengindera dan memberikan keuntukan dan bahaya kepada seseorang pun, juga
mempersamakan seseorang dengan yang lainnya. Hanya saja dalam hal ketakwaan
tidak.

D. Substansi Islam
Substansi dari agama Islam terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “…Islam adalah bahwa engkau mengakui
tiada Illah yang sebenarnya kecuali Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah

9
utusan Allah SWT, engkau menegakkan sholat, engkau menunaikan zakat, engkau
berpuasa di bulan ramadhan, dan engkau beribadah haji ke baitullah jika mampu”.15
Rasulullah SAW Bersabda yang artinya: “Islam adalah engkau yang
mengabdi kepada Allah saja tidak menyekutu-Nya dengan suatu yang lain dalam
pengabdian, engkau menegakkan shalat, engkau menunaikan zakat wajib, dan
engkau berpuasa di bulan ramadhan.16
Islam tidak hanya terdiri dari beberapa perkara seperti yang di sebutkan
dalam hadist diatas, karena Islam itu sangat tegas, mencakup berbagai segi
kehidupan. Yang disebut dua perkara dalam hadist diatas adalah landasan dari suatu
bangunan yang disebut Islam. Kita dikatakan mengabdi kepada Allah jika;
1. Kita mengakui dan menetapkan Allah sebagai Rabb berkaitan dengan
kedudukan dan perbuatanya seperti, penguasa alam semesta, pengatur,
pemelihara, penentu halal dan haram, yang mengabulkan do’a dan lain-lain.
Semuanya itu bagi Allah, mengakui dan menetapkan Allah sebagai Illah yang
haq yang berkaitan dengan semua perbuatan kita seperti, berdo’a, cinta, takut,
minta tolong, minta perlindungan, niat dalam seluruh amal, dan lain-lain yang
semua itu hanya ditujukan hanya kepada Allah.
2. Kita membenarkan seluruh yang berasal dari Allah, contohnya yaitu yang
berupa wahyu (Al Qur’an, Injil, Taurot, Zabur, Suhuf-Suhuf, dan lain-lain).
Dan menolak salah satu kitab yang disebutkan diatas atau bahkan satu ayat
saja maka akan merusak pengabdian kita kepada Allah.
3. Kita menaati Allah. Ini berjenjang mulai dari yang paling ringan dan sepele
sampai yang menyeluruh yakni semua yang dilakukan Rasulullah Saw.
Dalam sejumlah argumentasi substansi atau misi ajaran Islam adalah
pembawa rahmat untuk seluruh alam. Yang mana meliputi berbagai bidang
diantaranya:
a) Bidang Sosial
Islam memperkenalkan ajaran yang bersifat egaliter atau kesetaraan dan
kesederajatan antara manusia dengan manusia lain.

15
H.R. Muslim
16
H.R. Muslim
b) Bidang Ekonomi,
Dimana dalam ekonomi bersendikan asas keseimbangan dan pemerataan.
Dalam ajaran islam seseorang diperbolehkan memiliki kekayaan tanpa batas, namun
dalam jumlah tertentu dalam hartanya itu dapat milik orang lain yang harus
dikeluarkan dalam bentuk zakat, infaq dan shadaqah.
c) Bidang Politik,
Terlihat dari perintah Al-Qur’an agar seorang pemerintah bersikap adil,
bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan rakyat
daripada kepentingan dirinya, melindungi rakyat, memberikan keamanan dan
ketentraman masyarakat.
d) Bidang Hukum,
Terlihat dari perintah Al-Qur’an QS.An-Nisa’ ayat 58 yang artinya
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan menyuruh kamu apabila menerapkan hukum diantara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya allah adalah maha mendengar lagi
maha melihat”.
Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana
dalam memutuskan perkara dengan tidak memandang perbedaan pada orang yang
sedang berperkara.
e) Bidang pendidikan.
Hal ini terlihat dari ajaran islam yang memberikan kebebasan kepada
manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam
menganjurkan belajar dengan sungguh-sungguh dalam keadaan perang dan menuntut
ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat serta melakukannya sepanjang hayat.

E. Penutup
Dari uraian mengenai karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai
oleh pendekatan normatif, historis dan filosofis tersebut terlihat bahwa ajaran Islam
memiliki ciri-ciri secara keseluruhan amat ideal. Islam agama yang mengajarkan

11
perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras yang bermutu, demokratis,
adil, seimbang, antara urusan dunia dan akhirat, berharta, memiliki kepekaan
terhadap masalah-masalah sosial kemasyarAkatan, mengutamakan pencegahan
daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi
kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, lingkungan sekitar, dan sebagainnya.
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keIslaman dengan berbagai
cabangnya. Karakteristik Islam yang sedemikian idealnya itu tampak masih belum
seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran Islam yang ideal dan
kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan. Hal ini memerlukan
pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam
memahami agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Khurshid, dkk., Prinsip-Prinsip Pokok Islam, Jakarta: Rajawali, 1989

Ali, A. Mukti, H., Memahami Beberapa Aspek Agama Islam, Bandung: Mizan, 1990

Gholib, H. Achmad, Drs. MA, Study Islam; Belajar memahami Agama, Al-Qur’an, Al-
Hadist & Sejarah Peradaban Isam, Jakarta: Faza Media, 2005

Madjid,Nurcholis, Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 2001

Muhaimin, Prof. Dr. M.A, dkk. Kawasan dan Wawasan studi Islam, Jakarta: Prenada
Media, 2005

Nata, H. Abuddin, Prof. Dr. M.A., Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,
2004

Qutb, Sayyid, Karakteristik Konsepsi Islam, Bandung: Pustaka, 1990

Yusuf Musa, Muhammad, Prof. Dr., Islam Suatu Kajian Komprehensif, Jakarta:
Rajawali Pers, 1991

Hitti, Philip K, History of The arabs, Jakarta : Serambi, 2008

13

Anda mungkin juga menyukai