MODUL PERKULIAHAN
U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Agama Islam
Dosen : Ir. H. Muhammad Kholil, MT.,Ph.D.,IPU
Abstrak Sub-CPMK
02
Tim MKCU Pendidikan Agama Islam
Agama Islam
Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan rasul
sebagai utusan-Nya yang terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh umat manusia
hingga akhir zaman. Agama Islam adalah satu-satunya agama yang di akui di sisi Allah
SWT. Ajaran dan ketentuan-Nya yaitu Al-qur’an dan Sunnah. Sehingga beruntunglah bagi
mereka yang telah menjadi pengikutnya kemudian dapat pula melaksanakan dan
mengamalkan ajaran Islam secara baik dan benar. Islam lahir membawa akidah
ketauhidan dan melepaskan manusia kepada ikatan berhala-berhala, serta benda- benda
lain yang posisinya hanyalah sebagai makhluk Allah SWT dan ajaran Islam di dukung
oleh kerangka dasar agama Islam yaitu akidah, tauhid, dan akhlak.
Oleh karena itu kita perlu memiliki akidah dan menjaganya jangan sampai rusak
serta tidak menyimpang dari aqidah yang sebenarnya. Apalagi mencampur adukkannya
dengan suatu kepercayaan yang dapat merusak akidah. Yang mana akidah berarti
“keyakinan”, keyakinan bahwa Allah SWT itu Maha Esa yang menjadi pegangan hidup
setiap pemeluk agama Islam. Dan Akidah juga berarti ikatan yang kuat antara sesama
manusia dalam satu keyakinan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT
sebagai Khaliq.
Perkataan Islam berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata kerja "salima".
Kata Islam adalah bentuk mashdar. Dari segi sematik, Islam mengandung makna
selamat, sejahtera dan damai. Kata Islam satu akar dengan kata salam. Dari kata salam
tersebut timbul ungkapan assalamu'alaikum yang telah membudaya dalam masyarakat
Indonesia, artinya semoga selamat, damai, sejahtera.
Menurut Prof. Dr. Muhammad Abdullah Draz, arti sebenarnya kata Islam adalah
penyerahan diri secara total terhadap kehendak Allah tanpa perlawanan. Begitu juga
menurut Prof. Dr. M. Tahir Azhary, Islam berarti penundukan diri sepenuhnya (secara
total) setiap makhluk Allah SWT (terutama manusia), terhadap kehendak dan ketetapan-
Nya (Sunnatullah).
Orang yang secara bebas telah memilih untuk patuh dalam makna menyesuaikan
kehendaknya dengan kehendak Allah SWT disebut Muslim. Seorang Muslim adalah
orang yang menerima petunjuk Tuhan dan menyerahkan diri untuk mengikuti kemauan
Ilahi. Artinya seorang Muslim adalah orang yang melalui penggunaan akal dan
kebebasannya, menerima dan mematuhi kehendak dan petunjuk Tuhan. (Mardani,
2017:19)
ن َو ٱَّتَبَع ِم َّلَة ِإۡب َٰر ِهيَم َح ِنيٗف ۗاٞ َو َم ۡن َأۡح َس ُن ِد يٗن ا ِّمَّم ۡن َأۡس َلَم َو ۡج َه ۥُه ِهَّلِل َو ُهَو ُم ۡح ِس
َم ا َك اَن ِإۡب َٰر ِهيُم َيُهوِد ّٗي ا َو اَل َنۡص َر اِنّٗي ا َو َٰل ِكن َك اَن َح ِنيٗف ا ُّم ۡس ِلٗم ا َو َم ا َك اَن
٦٧ ِم َن ٱۡل ُم ۡش ِرِكيَن
67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
ُقۡل َء اَم َّنا ِبٱِهَّلل َو َم ٓا ُأنِزَل َع َلۡي َنا َو َم ٓا ُأنِزَل َع َلٰٓى ِإۡب َٰر ِهيَم َو ِإۡس َٰم ِع يَل َو ِإۡس َٰح َق
َو َيۡع ُقوَب َو ٱَأۡلۡس َباِط َو َم ٓا ُأوِتَي ُم وَس ٰى َو ِع يَس ٰى َو ٱلَّنِبُّيوَن ِم ن َّرِّبِهۡم اَل ُنَفِّر ُق
٨٤ َبۡي َن َأَح ٖد ِّم ۡن ُهۡم َو َنۡح ُن َل ۥُه ُم ۡس ِلُم وَن
84. Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
ِإَّن ٱلِّديَن ِع نَد ٱِهَّلل ٱِإۡل ۡس َٰل ُۗم َو َم ا ٱۡخ َتَلَف ٱَّل ِذ يَن ُأوُت وْا ٱۡل ِكَٰت َب ِإاَّل ِم ۢن َبۡع ِد َم ا
١٩ َج ٓاَء ُهُم ٱۡل ِع ۡل ُم َبۡغ َۢي ا َبۡي َنُهۗۡم َو َم ن َيۡك ُفۡر َِٔباَٰي ِت ٱِهَّلل َفِإَّن ٱَهَّلل َس ِر يُع ٱۡل ِحَس اِب
19. Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih
orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh
ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap
ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
…َاْلَيْو َم َاْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َاْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتْي َو َر ِض ْيُت َلُك ُم اِاْل ْس اَل َم ِد ْيًنۗا َفَمِن اْض ُطَّر
٣ ِفْي َم ْخ َم َص ٍة َغْيَر ُم َتَج اِنٍف ِاِّل ْثٍۙم َفِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم
َو َم ن َيۡب َتِغ َغ ۡي َر ٱِإۡل ۡس َٰل ِم ِد يٗن ا َفَلن ُيۡق َبَل ِم ۡن ُه َو ُهَو ِفي ٱٓأۡلِخ َر ِة ِم َن ٱۡل َٰخ ِس ِر يَن
٨٥
85. Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan
diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.
ُح ِّر َم ۡت َع َلۡي ُك ُم ٱۡل َم ۡي َت ُة َو ٱلَّد ُم َو َلۡح ُم ٱۡل ِخ نِز يِر َو َم ٓا ُأِه َّل ِلَغ ۡي ِر ٱِهَّلل ِبِهۦ
َو ٱۡل ُم ۡن َخ ِنَقُة َو ٱۡل َم ۡو ُقوَذُة َو ٱۡل ُم َتَر ِّد َيُة َو ٱلَّنِط يَح ُة َو َم ٓا َأَك َل ٱلَّسُبُع ِإاَّل َم ا َذَّك ۡي ُتۡم
َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى ٱلُّنُص ِب َو َأن َتۡس َتۡق ِس ُم وْا ِب ٱَأۡلۡز َٰل ِۚم َٰذ ِلُك ۡم ِفۡس ٌۗق ٱۡل َي ۡو َم َيِئَس
ٱَّلِذ يَن َك َفُروْا ِم ن ِد يِنُك ۡم َفاَل َتۡخ َش ۡو ُهۡم َو ٱۡخ َش ۡو ِۚن ٱۡل َي ۡو َم َأۡك َم ۡل ُت َلُك ۡم ِد يَنُك ۡم
َو َأۡت َم ۡم ُت َع َلۡي ُك ۡم ِنۡع َم ِتي َو َر ِض يُت َلُك ُم ٱِإۡل ۡس َٰل َم ِد يٗن ۚا َفَمِن ٱۡض ُطّر َ ِفي
٣ مٞر َّر ِح يَٞم ۡخ َم َص ٍة َغ ۡي َر ُم َتَج اِنٖف ِإِّل ۡث ٖم َفِإَّن ٱَهَّلل َغ ُفو
3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang
٥٦ َو َم ا َخ َلۡق ُت ٱۡل ِج َّن َو ٱِإۡل نَس ِإاَّل ِلَيۡع ُبُد وِن
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
َأَلۡم َت َر ۡو ْا َأَّن ٱَهَّلل َس َّخ َر َلُك م َّم ا ِفي ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو َم ا ِفي ٱَأۡلۡر ِض
ۗٗة
َو َأۡس َبَغ َع َلۡي ُك ۡم ِنَع َم ۥُه َٰظ ِهَر ٗة َو َباِط َن َو ِم َن ٱلَّناِس َم ن ُيَٰج ِد ُل ِفي ٱِهَّلل
٢٠ ِبَغ ۡي ِر ِع ۡل ٖم َو اَل ُهٗد ى َو اَل ِكَٰت ٖب ُّمِنيٖر
20. Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah
menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya
untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang
membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan
tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama
adalah Alquran dan Sunah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk
memaham Alquran dan Sunah. Ketentuan itu sesuai dengan agama sendiri sebagai
wahyu yang berasal dari Allah SWT yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW, dan di dalam Alquran surah An-Nisa ayat 59, kita dianjurkan agar menaati Allah
dan Rasulnya serta Ulil Amri (pemimpin) yang berbunyi:
ٍء ا ْنٰٓيَاُّي ا اَّلِذ ٰا ْٓو ا َاِط وا الّٰل َاِط وا الَّر َل ُاوىِل اَاْل ِر ِم ْنُك ْۚم َفِا
ْي َش ْيِف ْمَزْعُت َن
َت ْم َه ْيَن َمُن ْيُع َه َو ْيُع ُسْو َو
َفُر ُّدْو ُه ِاىَل الّٰلِه َو الَّر ُسْو ِل ِاْن ُك ْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِبالّٰلِه َو اْلَيْو ِم اٰاْلِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َسُن َتْأِو ْياًل
Penjelasan mengenai sumber ajaran Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Alquran, Asy-Syafi'i mengatakan bahwa Alquran bukan berasal dari akar kata apa
pun, dan bukan pula ditulis dengan memakai hamzah. Lafal tersebut sudah lazim
digunakan dalam pengertian kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sementara itu. Al-Farra berpendapat bahwa lafal Alquran berasal
dari kata Qarain jamak dari Qarinah yang berarti kaitan, karena dilihat dari segi
makna dan kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu sama lain saling berkaitan. Al-
Asy'ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa lafal Alquran diambil dari akar
kata Qarn yang berarti menggabungkan sesuatu atas yang lain, karena surat-surat
dan ayat-ayat Alquran, satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.
Sunah yang menjadi hujah dalam penetapan hukum yang tentunya adalah
sunah yang mutawatir atau diriwayatkan oleh orang banyak dari orang banyak
hingga sampai kepada kita yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk berdusta.
Yang kedua adalah sunah yang sahih, syarat kesahihan sunah ini ada 4:
1) Ketersambungan sanad
2) Diriwayatkan oleh yang adil dan dabit
3) Tidak mengandung 'illat (cacat)
4) Tidak bertentangan dengan sunah yang lebih kuat darinya.
Sunah yang tidak dapat dijadikan hukum syara' ada tiga macam:
Yang harus dikerjakan ialah amal ibadah yang engkau sukai dan semangat
dalam melakukannya, sedangkan yang harus diabaikan ialah hawa nafsu dan
urusan dunia yang sering memengaruhi.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, ia telah menjadi
sasaran studi sejak dahulu, kini, dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan
tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri,
masyarakat dan lingkungan hidupnya. Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang
studinya masing-masing, tetapi sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata
sepakat tentang manusia. Ini terbukti dari banyaknya penamaan manusia, misalnya homo
sapien (manusia berakal), homo economicus (manusia ekonomi) yang kadangkala
disebut economic animal (binatang ekonomi), dan sebagainya.
Di dalam al-Quran manusia disebut antara lain dengan bani Adam (QS. al-Isra'
(17):70), basyar (QS. al-Kahfi (18):110), al-insan (QS. al-Insan (76):1), an-nas (QS. an-
Nas (114):1). Berbagai rumusan tentang manusia telah pula diberikan orang. Salah satu
di antaranya, berdasarkan studi isi al-Quran dan al-Hadis, berbunyi (setelah disunting)
sebagai berikut: Al-insan (manusia) adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi
untuk beriman (kepada Allah), dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan
1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang
paling sempurna. "Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya,” (QS. at-Tin (95): 4). Karena itu pula keunikannya
(kelainannya dari makhluk ciptaan Tuhan yang lain) dapat dilihat pada bentuk dan
struktur tubuhnya, gejala-gejala yang ditimbulkan jiwanya, mekanisme yang terjadi
pada setiap organ tubuhnya, proses pertumbuhannya melalui tahap-tahap tertentu.
4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah- Nya di bumi. Hal itu dinyatakan
Allah SWT dalam firman-Nya. Di dalam surat al-Baqarah (2):30 dinyatakan bahwa
Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Perkataan "menjadi
khalifah" dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan
manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia dengan jalan
melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi ini.
5. Di samping akal, manusia dilengkapi Allah SWT dengan perasaan dan kemauan
atau kehendak (seperti telah disinggung di atas). Dengan akal dan kehendaknya
manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi muslim; tetapi dengan akal
dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh
kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya (kafir). Karena itu, di dalam surat
al-Kahfi (18):29 Allah menegaskan, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu.
Barangsiapa yang mau beriman hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang tidak
ingin beriman, biarlah ia kafir”
7. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain.
Artinya, manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemampuan untuk membedakan
yang baik dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting,
menjadi komponen ketiga agama Islam. Kedudukan itu dapat dilihat dari Sunnah
Nabi yang mengatakan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Suri teladan yang diberikan Nabi semasa hayatnya merupakan contoh
yang seyogyanya diikuti oleh ummat Islam. Selain dari keteladanan beliau, butir-
butir akhlak banyak sekali terdapat dalam al-Quran. Ajaran akhlak yang berasal dari
al-Quran dan al-Hadis berlaku abadi, selama-lamanya. Perwujudannya kelihatan
pada sikap yang dilanjutkan dengan perbuatan baik atau buruk.
b. Ahkam ‘Amaliyah
Ahkam ‘Amaliyah berisi seperangkat kaidah yang mengatur perilaku
manusia, yang mencakup dua hubungan yaitu manusia dengan Tuhan nya
(ibadah) dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya (muamalah). Disiplin
ilmu aspek ahkam ‘amaliyah disebut ilmu fiqih.
c. Ahkam Khuluqiyah
Malik Win Dinar bercerita kepada kami; Ketika datang ke Syam, Umar bin
menginstruktikan kepada mereka untuk menulis nama-nama orang miskin Al Khattab
pergi berkeliling, lalu berhenti di dekat Homs. Kemudian, ia mengintruksikan kepada
mereka untuk menulis nama-nama orang miskin yang ada di sana.
Lantas, mereka pun membuat catatan daftar nama orang-orang miskin seperti
yang diminta oleh Umar dan menyerahkannya kepadanya. Ternyata, di antara nama
nama orang-orang miskin tersebut, tertulis nama Said bin Amir, amir Homs.
“Ya”,jawab mereka
"Wahai Amirul Mukminin, dia tidak pernah menyimpan suatu apa pun di
tangannya,” kata mereka kepada Umar.
Lalu, Umar menangis. Kemudian, dia mengambil uang sebanyak seribu dinar
dan memasukkannya ke dalam kantong, lalu mengirimkannya kepada Said bin Amir
sambil berpesan, “Tolong sampaikan juga salamku kepadanya, dan sampaikan
Kisah Inspiratif
kepadanya bahwa uang ini dikirim oleh Amirul Mukminin kepadanya untuk ia gunakan
memenuhi kebutuhannya.”
“Apakah salah satu tanda kiamat telah terjadi?” Tanya istrinya kembali.
2021 Pendidikan Agama Islam
17 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
“Jika begitu, lakukan apa saja yang engkau inginkan terhadapnya," kata
Istrinya.
Melihat hal itu, sang istri berkata, “Semoga Allah merahmatimu. Seandainya
engkau sisakan sedikit dinar tersebut untuk engkau gunakan memenuhi
keperluanmu!"
Fadlan Kamali Batubara, 2019, Metodologi Studi Islam, CV Budi Utama: Yogyakarta,
Kautsar
Mardani, 2017, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Depok: Prenadamedia
Group
Mohammad Daud Ali, 2018, Pendidikan Agama Islam, Depok: Rajawali Pers