Anda di halaman 1dari 14

1

KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : ICCHHRAMSYAH RACHMAN
KELAS : TEKNIKA 1C
NIT : 2302060
DOSEN PENGAMPU:
NUR SYAHRUL RITONGA, ST, M.PD

POLITEKNIK ADIGUNA MARITIM INDONESIA


PROGRAM STUDI: TEKNIKA
MEDAN 2023
2

I.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan
dari agama-agama lainyya. Agama yang didakwahkan secara
sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelamatkan dunia yang
terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling
mengintai dan berbagai krisi yang belum diketahui bagaimana cara
mengatasinya.
Tidak mudah membahas karakterisitik ajaran islam, karena ruang
lingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat
islam. Untuk mengkaji secara rinci semua karakteristik ajaran
islam perlu di telusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan
menjadi agama yang di ridhoi Allah, untuk dunia dan seluruh umat
manusia sampai datangya hari kiamat.
Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan
kebudayaan, pendidikan, social, ekonomi, kesehatan, politik,
pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran islam adalah
suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan
bersandarkan Al-Qur’an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu,
kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik,
pekerjaan, disiplin ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus.
Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran
Al-Quran dan Al-Hadits. Maka dari itu kedua sumber ini telah
menjadi pedoman hidup bagi setiap umat Islam sekaligus menjadi
sumber dari pembuatan makalah ini. Aspek-aspek sumber
kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu
pengetahuan, ekonomi, social, politik, pekerjaan, kesehatan, dan
disiplin ilmu untuk sepanjang masa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian islam menurut ajaran islam ?
2. Apa sajakah karakteristik ajaran islam ?
3. Bagaimana karakteristik islam dalam bidang ilmu dan
kebudayaan?
4. Hukum-hukum dalam Agama Islam
5. Perkembangan Agama Islam di Indonesia
3

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui pengertian islam menurut ajaran islam.
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik ajaran islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik islam dalam bidang ilmu dan
kebudayaan.

II.PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Islam Menurut Ajaran
Secara etimologi, kata islam berasal dari Bahasa Arab, yakni
Aslama, Yuslimu Islaman yang berarti keselamatan. Kata ini juga
bias dibentuk dari tiga susunan huruf yaitu sin, lam, dan mim.
Dalam Al-Qur’an kata-kata yang dibentuk dari huruf tersebut
memiliki banyak makna yaitu :
1. As-salmu yang berarti damai yang termaktub dalam Al-Qur’an
surah Anfaal:61

‫َو ِان َج َنُحوْا ِللَّس ْلِم َفاَج ْنْح َلهَا َو َتَو َّك َل َع َلى آِهَّلل إَّنُه ُهَو آاَّس ِم يُع آْلَعِليِم‬

Terjemah : “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka


condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya dialah yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui“.[1]
2. Aslama yang bermakna pasrah terdapat pada Al-Qur’an An-Nisa
ayat 125, yang artinya adalah “ Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan diri kepda
Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.[2]
3. Saliim sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Asy-Syu’ra ayat
89
4. Salamun yang berarti selamat, yang berada dalam Al-qur’am
Surah Maryam ayat 47.
Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari
manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi oleh
4

Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut kepada umat


manusia.
Dalam proses ajaran islam, nabi terlibat dalam memberi
keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun
keterlibatan inni masih dalam batas-batas yang dibolehkan tuhan.
Dengan demikian, secara istilah islam adalah nama bagi suatu
agama yang berasal dari Allah SWT.

2.2 Pilar-pilar Agama Islam


Iman merupakan pondasi aqidah. Iman menjadi pondasi
bagi semua perilaku orang yang beragama. Tanpa iman, agama
menjadi kosong. Semua perintah dan larangan agama menjadi
mentah jika tidak ada iman. Maka iman menjadi pondasi pertama
bagi seorang yang hendak menyatakan diri beragama. Iman dalam
agama Islam ada enam: iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-
malaikat Allah, Rosul-rosulnya, kitab-kitab-Nya, iman pada hari
akhir dan juga iman kepada Qodo dan Qodar. Ini kita kenal dengan
rukun iman. Tidak ada toleransi dan diskon. Semua harus diimani
tidak kecuali.
kedua yaitu Islam. Disebutkan bahwa Rukun atau
komponen pokok Islam adalah: Syahadatain, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, menjalankan puasa Ramadhan, dan
menunaikan Haji. Lima rukun ini menjadi komponen pokok dalam
Islam dengan pintu masuk Syahadatain. menyatakan diri bersaksi
bahwa Tuhannya adalah Allah tidak yang lain, dan Muhammad itu
sebagai utusan, Nabi dan Rosul Allah SWT. Begitu masuk pintu
syahadat, maka kewajiban syariat membebaninya, dari mendirikan
shalat hingga menunaikan ibadah haji ke baitullah. Ini adalah
syariat dasar dalam agama Islam.
Ketiga, pondasi agama Islam adalah Ihsan. Dinyatakan
oleh Rosul bahwa ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seolah engkau tengah berhadapan dan bersitatap langsung dengan
Beliau. Jika tidak engkau mampu demikian, maka keyakinan dalam
hatimu tidak boleh tidak adalah bahwa Allah senantiasa ada
bersamamu dan mengetahui semua hal-ihwal yang engkau
lakukan. Dengan dasar ihsan ini maka tidak mungkin seorang
hamba main-main dalam kehidupannya. Karena tentu dia
menginginkan yang terbaik dipersembahkan kepada Tuhannya
dalam bentuk ketaatan. Orang yang berihsan atau yang disebut
muhsin dalam bahasa arab adalah orang yang memperbaiki
perilaku atau menyempurnakan perangai.Ihsan sendiri berarti
kebaikan atau kesempurnaan. Jadi sudah jelas kiranya, seorang
5

muhsin selalu menghadirkan kesempurnaan dalam perilakunya.


Minimal dia selalu berusaha melakukan yang terbaik, semaksimal
mungkin yang dapat dia lakukan.
Terakhir dasar yang keempat, dalam hadits tersebut Jibril
bertanya tentang hari kiamat dan tanda-tandanya. Maka satu hal
yang kita bisa pahami, bahwa pondasi dasar agama kita yaitu
keyakinan yang mutlak akan hadirnya hari akhir dan kehidupan
setelahnya.Ini merupakan ajaran pokok hampir semua agama,
bahwa manusia akan mengalami hari setelah kematian yang
merupakan tempat pertanggungjawaban dan pengadilan atas segala
apa yang menjadi perangai manusia di bumi. beberapa tanda akan
hadirnya hari kiamat, yaitu ketika para budak melahirkan tuannya,
dan ketika orang miskin tiba-tiba menjadi kaya dan bersaing dalam
kemewahan.

2.3 Ajaran Dasar Agama Islam


A.Tauhid
Tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai
Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan
segala sesuatu yang ada di alam ini. Keyakinan seperti ini dalam
ajaran tauhid disebut dengan Rubūbiyyah. Dalam Islam, tauhid
dibagi menjadi tiga aspek utama:

Tauhid Rububiyyah: Ini mengacu pada kepercayaan


bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, dan
pengatur alam semesta. Tidak ada yang memiliki kekuasaan sejati
selain Allah. Ini berarti bahwa semua tindakan di dunia ini, baik
yang terlihat maupun yang tidak terlihat, adalah hasil dari
kehendak Allah.

Tauhid Uluhiyyah (Tauhid Ibadah): Ini berhubungan


dengan konsep bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak
untuk diibadahi. Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah, dan
semua bentuk ibadah, seperti shalat, puasa, dan berdoa, harus
ditujukan hanya kepada-Nya.

Tauhid Asma' wa Sifat: Ini berkaitan dengan keesaan


Allah dalam sifat dan nama-Nya. Artinya, Allah memiliki sifat-
sifat yang unik dan sempurna, dan tidak ada yang bisa
dibandingkan dengan-Nya. Seluruh sifat dan nama Allah adalah
yang paling mulia dan sempurna.
6

B. Meyakini dan mengikuti ajaran serta tuntunan Rasulullah


Muhammad SAW.
Iman kepada rasul memiliki arti meyakini dan memercayai bahwa
Allah SWT mengutus kepada tiap umat seorang dari kalangan
mereka yang menyeru untuk beribadah kepada Allah semata.Umat
Islam diwajibkan beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT karena
termasuk orang yang sempurna (insani kamil), memiliki sifat
terjaga dari segala perbuatan dosa (maksum), serta apa yang
disampaikan merupakan wahyu Allah dan bukan hawa nafsu
sendiri.Dalam Quran surat Al An'am ayat 48 Allah SWT berfirman

Arab: ‫َو َم ا ُنْر ِس ُل اْلُم ْر َس ِلْيَن ِااَّل ُمَبِّش ِرْيَن َوُم ْنِذ ِرْيَۚن َفَم ْن ٰا َم َن َو َاْص َلَح َفاَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل‬
‫ُهْم َيْح َز ُنْو َن‬

Latin: wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, fa


man āmana wa aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn

Artinya: Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi
kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan
mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan
mereka tidak bersedih hati.
Beriman kepada Rasul bisa mendatangkan manfaat. Adapun, buah
iman kepada rasul adalah selamat dunia dan akhirat sesuai firman
Allah dalam Quran surat Al Fath ayat 13

‫َو َم ْن َّلْم ُيْؤ ِم ْۢن ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َفِاَّنٓا َاْعَتْد َنا ِلْلٰك ِفِر ْيَن َسِع ْيًرا‬
Latin: wa mal lam yu`mim billāhi wa rasụlihī fa innā a'tadnā lil-
kāfirīna sa'īrā

Artinya: Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-


Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-
orang kafir itu neraka yang menyala-nyala.
7

C. Ahklak Mulia
Akhlak mulia adalah berbuat baik kepada orang lain,
menghindari sesuatu yang menyakitinya dan menahan diri ketika
disakiti. Rasulullah adalah sosok yang memiliki akhlak yang
agung. Keagungan akhlaknya tidak hanya tergambar dalam
ucapannya, tetapi juga dalam tindakan dan perbuatannya. Allah
telah menegaskan di dalam al-Quran: Dan sesungguhnya engkau
benar-benar berbudi pekerti yang agung [QS al-Qalam [68]: 4].
Akhlak yang mulia adalah sebuah keadaan yang melekat di dalam
diri seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan-perbuatan
yang baik dan positif bagi kehidupan dan hal ini menjadi
kebiasaan. Diri Nabi, disebut teladan yang baik, karena Rasulullah
memiliki akhlak-akhlak yang mulia. Akhlak Rasulullah disebut
akhlak Islam, karena perilaku-perilaku keislaman yang benar
tergambar pada akhlak Rasulullah. Akhlak Rasulullah juga disebut
akhlak al-Quran, karena al-Quran menjadi petunjuk dan pedoman
hidup bagi setiap Muslim.

2.4 Tata Cara Ibadah dalam Agama Islam


A. Rukun Islam
B. Lima rukun Islam sebagai landasan ibadah
C. Penjelasan masing-masing rukun Islam
1. Syahadat
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji

1. Syahadat
Pembacaan dua kalimat syahadat merupakan syarat
mutlak untuk memeluk agama Islam. Belum syah Islamnya
seseorang bila belum mengucapkan kalimat syahadat.
8

Kalimat Syahadat termasuk rukun Islam pertama. Dari hadits


Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad
pernah bersabda:"Agama Islam berdiri atas lima dasar utama,
yakni mengucapkan dua kalimat syahadat yang bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Makkah jika
mampu.
Berikut lafaz dua kalimat syahadat:

‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna


muhammadar rasuulullah".

Artinya:"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan


Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah".

Setelah seseorang membaca dua kalimat syahadat, dia wajib


melakukan rukun islam lainnya seperti sholat, puasa, zakat, dan
haji jika mampu.

2. Shalat
A. Rukun Shalat Wajib
Rukun shalat wajib adalah unsur-unsur yang harus ada
dalam shalat agar shalat tersebut sah. Jika salah satu rukun
shalat ditinggalkan atau tidak dilakukan dengan benar, maka
shalat tersebut batal. Rukun shalat wajib ada 14 yaitu:

– Niat
– Berdiri jika mampu
– Membaca takbiratul ikram
– Membaca surat al fatihah setiap rakaat
– Ruku’ dengan tuma’ninah
– I’tidal dengan tuma’ninah
– Sujud dengan tuma’ninah
– Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
– Duduk tasyahud akhir
– Membaca sholawat
– Salam
– Tertib
– Qauliyah (perkataan)
– Fi’liyah (perbuatan)

B. Syarat Wajib Shalat


9

Syarat wajib shalat adalah syarat-syarat yang


menyebabkan seseorang wajib menjalankan shalat. Jika salah
satu syarat wajib shalat tidak terpenuhi, maka seseorang tidak
dibebani kewajiban shalat. Syarat wajib shalat ada enam yaitu:

– Beragama Islam
– Dewasa (baligh)
– Berakal sehat
– Suci dari haid dan nifas
– Telah sampai ajaran Islam kepadanya
– Bersih dan suci dari najis

C. Syarat Sah Shalat


Syarat sah shalat adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebelum menjalankan shalat sehingga shalat seseorang menjadi
sah. Jika salah satu syarat sah shalat tidak terpenuhi, maka
shalat tersebut tidak sah dan harus diulangi. Syarat sah shalat
ada lima yaitu:

– Suci badan, pakaian dan tempat salat dari najis


– Suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil
– Menutup aurat
– Telah masuk waktu salat
– Menghadap kiblat

Hal-hal Yang Membatalkan Shalat:


Hal-hal yang membatalkan shalat adalah hal-hal yang jika
dilakukan oleh seseorang saat sedang salat maka salatnya menjadi
batal dan harus diulangi. Hal-hal yang membatalkan salat antara
lain:

– Sengaja berbicara atau mendengar orang berbicara


– Sengaja makan atau minum
– Sengaja mengeluarkan najis atau angin
– Sengaja mengubah posisi tubuh sehingga tidak
menghadap kiblat lagi
– Sengaja melakukan gerakan yang banyak dan tidak ada
hubungannya dengan salat
– Sengaja tertawa terbahak-bahak
– Hilang akal sehat karena gila atau pingsan
– Hilang kesadaran karena tidur atau pingsan
– Hilang suci karena haid atau nifas bagi wanita
10

D. Zakat
Zakat merupakan salah satu kewajiban keuangan dalam agama
Islam yang memiliki makna dan fungsi yang sangat penting
bagi umat Muslim. Selain sebagai bentuk ibadah, zakat juga
mempunyai tujuan dan manfaat dalam kehidupan sosial umat
Islam.

E. Puasa

Puasa dalam ajaran islam adalah salah satu rukun Islam


yang wajib dilakukan oleh pemeluknya. Dalam Al-Qur'an,
kewajiban untuk mengerjakan ibadah puasa telah tertuang
dalam firman Allah SWT pada surat AL-Baqarah ayat 183:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas


kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah: 183).

13 Macam Puasa dalam Islam


Berikut macam-macam puasa wajib dan sunnah yang dilansir
dari buku Fiqih Sunnah Jilid 2 dan buku Panduan Muslim
Kaffah Sehari-hari oleh Muh. Hambali:

Macam-macam Puasa Wajib:


1. Puasa Ramadhan
2. Puasa Kafarat
3. Puasa Nazar
4. Puasa Qadha

Macam-macam Puasa Sunnah:


1. Puasa Nabi Dawud
2. Puasa Senin Kamis
3. Puasa Ayyamul Bidh
4. Puasa Enam Hari Bulan Syawal
5. Puasa Arafah
6. Puasa Asyura
7. Puasa Tasu'a
8. Puasa di Bulan Sya'ban
9. Puasa di Bulan-bulan Haram
11

F. Haji
Ibadah haji merupakan salah satu sarana melakukan
komunikasi antara seorang hamba dengan Khalik-nya. Ibadah
ini pertama kali disyari’atkan pada tahun keenam Hijrah,
sebagaimana Firman Allah swt. dalam QS Ali ’Imran/3:96-97.
Kata al-Hajj menurut bahasa berarti menyengaja. Karena itu
menurut istilah syari’at Islam, ia berarti menyengaja
mengunjungi Ka’bah di Mekah untuk melakukan beberapa
rangkaian amal ibadah menurut rukun dan syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh syara’. Haji merupakan rukun Islam yang
kelima dan pokok ibadah yang keempat, yang diperintahkan
setelah disyari’atkan ketiga pokok ibadah sebelumnya, yakni:
ibadah salat, ibadah puasa Ramadhan, dan ibadah zakat.

2.5 Hukum-hukum dalam Agama Islam


A. Hukum Syariah
Mengatur tata cara beribadah dan melaksanakan aturan hukum
Islam.
B. Hukum Jinayat
Mengatur hukuman atas pelanggaran terhadap syariat Islam
yang berkaitan dengan kejahatan dan kekerasan.
C. Hukum Tazir
Mengatur hukuman bagi tindakan-tindakan yang tidak terdapat
dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

2.6 Kontribusi Agama Islam terhadap Kehidupan


Masyarakat
A. Kesenian dan Budaya
Kontribusi seni, sastra, dan arsitektur Islam yang kaya.
B. Pendidikan
Mewujudkan peningkatan pendidikan dan kesadaran intelektual
dalam masyarakat Islam.
C. Kepedulian Sosial
Menekankan pentingnya memberikan bantuan dan kepedulian
sosial kepada sesama.

2.7 Perkembangan Agama Islam di Indonesia


A. Masuknya Islam ke Nusantara
12

Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke-7 melalui pedagang


Arab dan penyebaran agama melalui perkawinan.
B. Penyebaran Islam di Tanah Jawa
Penyebaran Islam di pulau Jawa melalui kerajaan-kerajaan
Islam seperti Demak, Pajajaran, dan Mataram.
C. Pengaruh Sufisme
Pengajaran dan penerapan sufisme yang menjadi pengaruh
dalam perkembangan Islam di Indonesia.
13

III.PENUTUP
KESIMPULAN
Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari
manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi oleh
Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut kepada umat
manusia.
Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang
sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul
yang pernah diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan
kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as,
Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa
as. Hal demikian dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat di
dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk
orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu
ditegaskan, bahwa meskipun para nabi tersebut telah meyatakan
diri, akan tetapi agama yang mereka anut itu bukan bernama agama
islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam, tetapi agama
yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau
nama penduduk yang menganut agama tersebut.
14

DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metedeologi Study Islam. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,1998.
Razak, Nasruddin. Dienul Islam : Penafsiran Kembali Islam
Sebagai Suatu Aqidah dan Way Of Life. Jakarta : Al-Ma’rif, 1989.
Madjid, Nur Cholis. Islam: Doktrin dan
Peradapan. Jakarta: Paramida,2008.
Munawwir, A. W. 1984. Kamus Bahasa Arab-Indonesia
Terlengkap.Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif.
at-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. 2004. Ekonomi Islam: Prinsip,
Dasar, dan Tujuan, terj. M. Irfan Syofwani. Yogyakarta: Magistra
Insania Press.
Nata, Abudin. 2011. Metodologi Studi Islam. Jakarta:
RajaGrafindo
Persada.
Sudrajat, Ajat dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta:
UNY
Press.
https://smamuh3jogja.sch.id/berita/read/Empat-Aspek-Ajaran-
Islam-dan-Karakteristik-Agama-Islam
https://almanhaj.or.id/3191-karakteristik-agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai