Anda di halaman 1dari 8

KETAUHIDAN KEPADA ALLAH SWT

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH:
FERDY LUKMANSYAH

202221320022

DOSEN MATA KULIAH:


Dr. Muhajir, M.Ed

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tauhid adalah ajaran inti dari konsepsi ketuhanan dalam agama Islam.
Disimpulkan dalam potongan pertama kalimat syahadatain, lā ilāh illā Allāh, konsep
ini meng- ajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya dan segala-galanya dalam
penyembahan dan penciptaan. Ujungnya jelas, yaitu menolak kemusyrikan
(polytheism) karena Allah tidak mengenal imitator (laysa kamitslihi syay’) dan
kompetitor (lam yakun lahu kufuw aḥad). Bisa dipastikan bahwa umat Islam nyaris
tidak memiliki permasalahan yang berarti dalam memahami tauhid pada masa
Rasulullah s.a.w. Akan tetapi setelah beliau wafat, problematika tauhid muncul satu
persatu dari rahim sejarah umat Islam seiring dengan timbulnya berbagai pendapat
mengenai iman dan amal. Meskipun pada awalnya permasalahan ini lebih condong
dipersepsikan sebagai masalah politik, namun pergerakannya meluas hingga
memasuki wilayah kalam (teologi).

II. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dmaksud dengan “tauhid” sebagai landasan aqidah Islamiyah?


2. Bagaimana hakekat dan kedudukan tauhid dalam Islam?
3. Bagaimana pengaruh tauhid dalam kehidupan seorang muslim?

III. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah yang berjudul Tauhid landasan aqidah seorang
muslim adalah:
1.      Meningkatkan pemahaman mengenai konsep “tauhid” sebagai landasan aqidahh
Islamiyah?
2.      Mengetahui hakekat dan kedudukan tauhid dalam Islam?
3.      Mengkaji pengaruh tauhid dalam kehidupan seorang muslim?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid

Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau
menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid
adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan,
memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini. Keyakinan seperti ini
dalam ajaran tauhid disebut dengan Rubūbiyyah. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, kita
dituntut untuk melaksanakan ibadah hanya tertuju kepada Allah swt. Dengan kata lain hanya
Allah yang berhak disembah dan diibadati. Keyakinan ini disebut dengan Ulūhiyyah. Kedua
ajaran tauhid ini (yakni Rubūbiyyah dan Ulūhiyyah) harus kita jadikan bagian dari hidup dan
kehidupan kita, dalam menghadapi berbagai keadaan, baik dalam menghadapi hal-hal yang
menyenangkan karena memperoleh nikmat atau dalam menghadapi hal-hal yang
menyedihkan, karena ditimpa oleh musibah.

Dalam ajaran tauhid, paling tidak ada tiga hal mendasar yang dibicarakan.
Pertama, Ilāhiyyāt, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan, baik sifat-sifat-Nya,
perbuatan-perbuatan-Nya dan hubungan antara Tuhan dan hamba-hamba-Nya.
Kedua, Nubuwwāt, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan para nabi yang diutus oleh Allah swt.
kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan syariat-syariat-Nya kepada mereka.
Ketiga, Sam’iyyāt, yaitu informasi-informasi yang dibawa oleh para nabi tersebut berupa
wahyu yang mereka terima dari Allah swt. untuk disampaikan kepada umat mereka masing-
masing.

Dalam ketiga ajaran dasar ini, termuat ajaran tentang malaikat, kitab dan takdir. Dan
dari ajaran dasar inilah ditegakkan rukun-rukun Islam, berupa syahadat, salat, puasa, zakat
dan haji serta ibadah-ibadah lainnya. Sebagai pelengkap, sekaligus penyempurna,
disyariatkan pula ihsān yang harus menyertai berbagai ibadah yang kita lakukan. Dan buah
dari ketiga ajaran Islam ini (yakni Iman, Islam dan Ihsān) adalah baiknya prilaku atau akhlak
seorang hamba Allah swt. baik dalam rangka berhubungan dengan Allah swt. dengan sesama
manusia, ataupun dengan alam lingkungannya. Semua hal ini, telah direalisasikan oleh Nabi
Besar Muhammad saw. dalam kehidupan beliau sehari-hari. Dan kita sebagai umat beliau
diminta untuk meneladani seluruh aspek kehidupan beliau semampu kita.

B. Macam-Macam Tauhid

Tauhid terbagi ke dalam tifa jenis, yaitu rauhid rububiyah, tauhid uluhiyah,
dan tauhid asama wa sifat. Pembagain ketiganya mengacu pada alquran surah An-
Nas. Mengutip buku Al-Quran dan Hadis yang disusun oleh Muhaemin, berikut
penjelasan dari setiap jenis tauhid.
1. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta,


pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan
takdir-Nya serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya
Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan
Allah SWT atas semua makhluk yang diciptakan-Nya.

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti
salat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya. Tauhid jenis ini
bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT semata yang berhak
disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat, dan
mengikuti perintah-Nya.

3. Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya,
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya. Mempelajari tauhid
yang artinya beriman kepada nama Allah dan sifat-Nya ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq) dan
mutlak.

C. Hakekat dan kedudukan Tauhid

1. Hakekat Tauhid

Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Alloh


kepada setiap hamba-Nya. Namun, sangat disayangkan kebanyakan kaum muslimin
pada zaman sekarang ini tidak mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Padahal
tauhid inilah yang merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Oleh karena itu
sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan
tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Alloh. Bentuk pengesaan ini terbagi
menjadi tiga, berikut penjelasannya.

1.1. Mengesakan Alloh dalam Rububiyah-Nya

Maksudnya adalah kita meyakini keesaan Alloh dalam perbuatan-perbuatan


yang hanya dapat dilakukan oleh Alloh, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam
semesta beserta isinya, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan
lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Hal yang seperti ini diakui oleh
seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan
keingkarannya hanya karena kesombongan mereka.
1.2. Mengesakan Alloh Dalam Uluhiyah-Nya

Maksudnya adalah kita mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang
kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap,
cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan
tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang
merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum
musyrikin Quraisy.

1.3. Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya

Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang
diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa
hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di
Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna).

2. Kedudukan Tauhid

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Pada
kesempatan kali ini kami akan membawakan tentang kedudukan Tauhid
Uluhiyah (ibadah), karena hal inilah yang banyak sekali dilanggar oleh mereka-
mereka yang mengaku diri mereka sebagai seorang muslim namun pada kenyataannya
mereka menujukan sebagian bentuk ibadah mereka kepada selain Alloh, baik itu
kepada wali, orang shaleh, nabi, malaikat, jin dan sebagainya.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tauhid (Arab :‫)توحيد‬, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.

Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu

suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam

ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah

kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. ( al-Baqarah:163,

Muhammad 19 ). Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma

Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang

mengesakan Tuhan.

2. Hakekat tauhid adalah kewajiban seluruh muslim untuk mengesakan Allah dan

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukannnya sangat penting

karena tauhid inilah yang merupakan tujuan pertama diciptakannya manusia, diutusnya

rasul dan tujuan pokok kehidupan manusia. Tauhid dibagi menjadi tiga jenis yaitu tauhid

rububiyah, uluyiah dan tauhid asma wa sifat.

3. Tauhid sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim, yaitu menjadi landasan

kuat dalam menjalankan segala aktivitas, baik aktivitas keagamaan maupun aktivitas

duniawi lainnya. Dengan tauhid seorang muslim akan menjalani kehidupannya dengan

tenang, tawakal dan sabar. Oleh karena itu tauhid merupakan modal dasar bagi suksesnya

seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat.


B. Saran

Setelah mengkaji masalah tauhid di atas, maka saran dari penulis khususnya bagi

penulis sendiri, bahwa memegang teguh tauhid yaitu meyakini secara mutlak

keesaan Allah merupakan modal utama dalam mengarungi kehidupan modern

dewasa ini. Oleh karena itu, mempelajari tahuid yang sebenarnya merupakan

keharusan bagi seorang muslim


Daftar Pustaka:
https://repository.uin-suska.ac.id/5823/2/BAB%20I.pdf

https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-tauhid.html

https://www.uin-antasari.ac.id/realisasi-tauhid-dalam-kehidupan/#:~:text=Menurut%20bahasa%2C
%20tauhid%20adalah%20Bahasa,yang%20ada%20di%20alam%20ini.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6126587/arti-tauhid-dan-3-jenisnya-yang-perlu- dipahami-

umat-islam#:~:text=Tauhid%20terbagi%20ke%20dalam%20tiga,Qur'an%20surah%20An%20Nas.

Anda mungkin juga menyukai