Anda di halaman 1dari 16

MAKALA AGAMA ISLAM

IMAN DAN ISLAM

DISUSU OLEH :

AMIN SYUKUR

H1A122108

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Islam merupakan salah satu dari tiga agama samawi yang memiliki pengaruh begitu luas bagi peradaban
manusia di bumi. Risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini merupakan risalah yang bersifat
universal tanpa membatasi siapapun untuk memeluk dan menganutnya. Ciri khas inilah yang menjadi
pokok pembeda islam dengan risalah lain yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad
SAW.

Populasi penganut agama islam di dunia ini begitu tersebar luas diberbagai penjuru bumi. Namun
besarnya populasi ini tidak menjamin semua penganut islam memahami konsep dasar agama yang
dianutnya. Islam, Iman, dan Ihsan adalah tiga komponen utama pembentuk jati diri seorang muslim
yang sudah sepatutnya untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hal-hal
yang menjadi antonim dari tiga pokok tadi menjadi perkara yang juga patut untuk dipahami agar
seorang muslim dapat menghindari sifat yang berlawanan dengan hakikat seorang muslim.

Inilah permasalah yang menjadi latar belakang utama pembuatan makalah ini sebagai salah satu sarana
pemahaman konsep dasar agama Islam.

2. RUMUSAN MASALAH

Hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah :

a. Definisi dari Islam, iman serta aspek-aspeknya;

b. Definisi dari kufur, syirik, dan aspek-aspeknya

3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Hal- hal yang menjadi tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Memberi sumbangsih sarana pemahaman konsep dasar islam, iman, syirik dan kufur serta aspek-
aspeknya;

b. Menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah tauhid;

iii
4. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi berbagai macam manfaat, diantaranya :

a. Sebagai sarana informasi dan sumber referensi dalam memahami konsep dasar dari Islam, Iman,
Kufur, dan Syirik serta aspek-aspeknya;

b. Sebagai salah satu sarana penilaian proses pembelajaran lebih khususnya penilaian bagi mahasiswa
yang terlibat dalam penulisan makalah ini.

BATASAN PEMBUATAN MAKALAH

Isi pembahasan utama makalah ini terbatas pada penerangan konsep dari Islam, Iman, Kufur dan syirik
serta aspek-aspeknya. Penerangannya pun sebatas pada konsep dasar karena ini mengacu pada satuan
acara perkuliahan mata kuliah tauhid semester satu. Adapun pambahasan lebih lanjut akan tertuang
pada makalah dari kelompok-kelompok selanjutnya.

BATASAN PEMBUATAN MAKALAH

Isi pembahasan utama makalah ini terbatas pada penerangan konsep dari Islam, Iman, Kufur dan syirik
serta aspek-aspeknya. Penerangannya pun sebatas pada konsep dasar karena ini mengacu pada satuan
acara perkuliahan mata kuliah tauhid semester satu. Adapun pambahasan lebih lanjut akan tertuang
pada makalah dari kelompok-kelompok selanjutnya.

BATASAN PEMBUATAN MAKALAH

Isi pembahasan utama makalah ini terbatas pada penerangan konsep dari Islam, Iman, Kufur dan syirik
serta aspek-aspeknya. Penerangannya pun sebatas pada konsep dasar karena ini mengacu pada satuan
acara perkuliahan mata kuliah tauhid semester satu. Adapun pambahasan lebih lanjut akan tertuang
pada makalah dari kelompok-kelompok selanjutnya.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP AGAMA ISLAM

Agama islam yang merupakan salah satu agama besar di dunia diturunkan oleh Allah SWT yang
diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamin.

Agama Islam meruapakan pedoman hidup umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat bagi yang meyakini dan mengamalkannya. Di dalamnya terdapat hukum dan aturan islam yang
lansung dibuat oleh Allah SWT dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui firman-Nya yang
sekarang kita kenal dengan Kitab Al-Qur’an. Hukum islam tersebut jauh ledih baik daripada hukum dan
aturan yang dibuat oleh manusia. Hal ini dapat membuktikan bahwa Aagama Islam merupakan agama
yang paling pantas untuk dipeluk sebagai keyakinan dan kepercayaan manusia dalam menjalani
kehidupan di dunia untuk bekal masa depan di akhirat.

1.1 Pengertian Islam

secara etimologi islam berasal dari kata salima yang berarti selamat. Dari kata salima terdapat kata
aslama yang berarti menyelamatkan.

· Menurut Kamus Istilah Agama Islam (KIAI) oleh Abu Muhammad F.H. dan Zainuri Siroj halaman 117

a. Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad yang ajarannya
bersifat fleksibel dan universal (rahmatan lil alamin);

b. Selamat, sentosa, dan sejahtera;

c. Penyerahan diri kepada Allah SWT, tunduk dan patuh kepada-Nya.

· Menurut Dr. Marzuki, M.Ag., dosen PKn dan Hukum FIS UNY dalam Buku PAI UNY tentang Kosep
Agama Islam.

v
Islam mengandung pengertian serangkaian peraturan yang didasarkan pada wahyu yang diturunkan
oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk ditaati dalam rangka memelihara keselamatan,
kesejahteraan, dan perdamaian bagi umat manusia yang termaktub dalam kitab suci.

1.2 Sumber Ajaran Islam

Dari yang kiat ketahui, sumber dalam ajaran islam ada 3 yang pokok, yaitu Al-Qur’an, Al-Hadist, dan
Ijtihad.

Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT memiliki kekuatan sebagai sumber islam yang paling utama. Di
dalamnya terdapat ribuan ayat yang menerangkan bagaimana sebaiknya kehidupan yang sebaiknya
manusia jalani. Ayat-ayat di dalam Al-Qur’an pun tidak diragukan lagi kebenarannya. Dalam Q.S. Al
Baqarah ayat 2 diterangkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ ‫ٰذلِكَ ْال ِك ٰتبُ ََل َري‬


ۛ َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ ُهدًى ل ِْل ُمت َّ ِقيْن‬

zaalikal-kitaabu laa roiba fiih, hudal lil-muttaqiin

"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)

Sumber ajaran islam yang kedua adalah hadist atau sunnah. Sumber ajaran islam tersebut didapat dari
perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW. Hadist atau sunnah juga dapat dijadikan sebagai penjelas dari
ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang masih bersifat umum untuk diperjelas dan dipertegas arti dan
tafsirnya.

Sumber ajaran islam yang ketiga adalah ijtihad. Ijtihad juga sangat penting karena dapat digunankan
sebagai alat pemecah masalah yang dihadapi umat muslim mengenai suatu hal yang tidak bisa
dibuktikan dengan Al-Qur’an maupun sunnah.

1.3. Aspek-aspek Keislaman

A. Aspek Ibadah Dalam Islam

vi
Ibadah adalah segala bentuk perbuatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Ibadah disini bukan hanya semata-mata kegiatan rohaniah yang tak ada hubungannya dengan dunia,
tapiu harus berjalan dengan seimbang antara keduanya.

Pokok-pokok ibadah dalam islam

· Sholat

Menurut prof. Hasbi, sholat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah SWT yang mendatangkan
rasa takut dan menumbuhkan rasa pengakuan kebesaran dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusyuk
dan ikhlas, diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan yang diawali dengan tekbir dan diakhiri dengan
salam

Puasa

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS Al-Baqoroh; 183)

Puasa adalah menahan safsu syahwat, makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Tapi lebih dari itu, puasa merupakan upaya pembersihan jiwa (jasmani dan rohani), sehingga lebih
mudah dalam menerima hidayah yang datang dari Allah SWT

· Zakat

Zakat adalah suatu amalan maliyah (ibadah dari jalan kekayaan) yang wajib dikeluarkan oleh umat islam
jika telah memenuhi nishob (batas minimal) dan harus diberikan kepada orang orang tertentu yang
memenuhi syara’. Zakat berbeda dengan shodaqoh, jika zakat itu wajib dengan syarat-syarat tertentu,
maka shodaqoh itu bersifat sunnah, bebas diberikan kepada siapa saja.

· Haji

Prof. Hasbi mengatakan, haji ialah mengkasadkan baitullah yang yang telah dijadikan Allah ka’bah bagi
semua orang islam, untuk menthowafinya dan melaksanakan beberapa amalan yang telah ditetapkan
syara’ pada bulan Dhulhijah.

B. Aspek lembaga kemasyarakatan dalam islam

Islam zaman rasulullah saw berbentuk negara. Oleh sebab itu, sudah tentu ada lembaga
kemasyarakatan yang mendukung terbentuknya negara. Seperti pemerintahan, hukum, pengadilan, dll.

Ada perbedaan pendapat mengenai munculnya lembaga kemasyarakatan dalam islam. Pertama,
lembaga tersebut ada setelah islam berbentuk negara, yaitu waktu setelah hijrah ke madinah. Kedua,
hal itu telah ada sejak seruan islam di mekkah.

vii
2. KONSEP KEIMANAN

2.1. Pengertian Keimanan

Secara etimologis, iman berarti membenarkan dengan hati

“‫(”وعمل قول اإليمان ونية‬iman ialah perkataan, perbuatan dan niat).

Adapun secara terminologi, maka iman adalah: (1)Pengucapan dengan lisan, (2)keyakinan dengan hati,
(3)pengamalan dengan anggota tubuh, (4)bertambah dengan melaksanaan ketaatan dan (5)berkurang
dengan melaksanakan kemaksiatan. Inilah definisi iman di sisi para ulama kaum muslimin. Inilah kelima
syarat atau rukun keimanan.

Di sini secara tegas disebutkan “ Ada pula yang mengatakan

“‫”بالجوارح وعمل بالقلب واعتقاد باللسان قول‬

(iman ialah perkataan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan perbuatan dengan organ tubuh

2.2. Aspek-aspek keimanan

Ditinjau dari segi istilah, maka keimanan itu merujuk pada hal-hal yang menjadi pokok
pemantapan hati dan jiwa dalam menginterpretasikan hakikat suatu agama yang dianut. Dalam hal ini,
agama islam mempunyai pandangan tersendiri bagaiamana hakikat iman yang sebenarnya sekaligus apa
saja yang menjadi aspek utama keimanan yang sejati. Adapun aspek-aspek utama dari keimanan
berdasarkan hadist Nabi yaitu :

· Tashdiiqun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)

Criteria yang pertama ini merupakan landasan pemantapan hati dalam mengimani suatu hal yang
tentunya ini harus terbebas dari segala macam bentuk paksaan. Keimanan yang hakiki tumbuh dari
dalam hati nurani secara murni, tanpa adanya pengaruh ancaman ataupun pemaksaan

· Qaulun Bil Lisan ( mengucapkan dengan lisan )

Criteria yang kedua ini merupakan bentuk pernyataan lebih lanjut dari adanya getaran iman dalam hati.
Seseorang yang memiliki keimanan yang hanya tersimpan dalam hati tanpa disampaikan secara lisan
tentu merupakan bentuk kelemahan dan ketidaksempurnaan iman tersebut. Maka dari itu, pernyataan
keimanan secara lisan mutlak menjadi salah satu syarat terlahirnya keimanan yang hakiki

viii
amaalu bil arkan ( diwujudkan dengan perbuatan )

Criteria ketiga inilah yang menjadi syarat terakhir dari lahirnya keimanan yang hakiki. Dengan
mengimpelementasikan keimanan dalam wujud amal di kehidupan sehari-hari menjadi bukti nyata
kemantapan hati, jiwa dan raga dalam mengimani suatu hal

Setelah ketiga aspek utama itu terpenuhi, maka seseorang akan mempunyai predikat kemurnian iman
yang dimilkinya. Namun disamping tiga aspek utama tadi, islam telah merumuskan obyek-obyek utama
dari keimanan yang menjadi aspek penilaian vital lurus atau tidaknya iman seseorang. Obyek-obyek
utama iman tersebut terangkum dalam rukun iman, yaitu :

a. Iman kepada Allah

b. Iman kepada para Malaikat Allah

c. Iman kepada kitab-kitab Allah

d. Iman kepada para rasul Allah

e. Iman kepada hari akhir

f. Iman kepada segala ketetapan Allah

Keenam poin ini menjadi tiang penyangga kekokohan iman seorang hamba yang tentunya menjadi titik
kesempurnaan akidah dan keteguhan dalam meyakini kebenaran tuntunan ajaran agama islam.

2.3Unsur Iman

Ø Positive Thinking –>Pikiran yang positif

Ø Positive Emotion –> Perasaan yang positif

Ø Positive Motion –> Aksi yang positif

2.4Hal-hal yang membatalkan Iman

ix
Pembatal iman adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya,
antara lain:

v Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan- kekhususanNya, atau mengaku memiliki
sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.

v Sombong serta menolak beribadah kepada Allah

v Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai (pertolongan) selain Allah.

v Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang ditetapkan oleh RasulNya.

v Mendustakan Rasullullah.

v Mengolok-olok atau mengejek-ejek Allah atau Al-Qur’an atau agama Islam atau pahala dan siksa yang
sejenisnya, atau mengolok-olk Rasullullah atau seorang Nabi, baik itu gurauan maupn sungguhan, dan
lain sebagainya.

3. KONSEP KUFUR

3.1 Pengertian Kufur

Secara etimologi, kufur artinya ‘menutupi’. Kata kufur dalam pengertian bahasa arab berarti
‘menyembunyikan dan menutup’. (Dr. Abdul Rahman Abdul Khalid, 1996:76)

Dalam Al Qur’an surat Al Hadid ayat 20, Allah berfirman, “Seperti hujan yang tanaman-tanamannya
membuat para kuffar menjadi kagum”. Kata kuffar dalam ayat ini bermakna ‘para petani’. Para petani
disebut kuffar karena mereka sering menutupi benih dengan tanah.

Kufur menurut bahasa artinya menutup, tidak percaya, ingkar, tidak mau berterima kasih. Sedangkan
kufur menurut istilah adalah sikap mengingkari atau tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Kufur
adalah sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya dan kufur adalah sifat dari orang kafir tersebut.

3.2 Aspek-aspek Kufur

Aspek-aspek kufur ditinjau dari berat tidaknya dosa ada 2 macam, yaitu kufur besar dan kufur kecil.

a. Kufur Besar

Kufur besar adalah perbuatan kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.Macam-
macam kufur besar, yaitu:

x
1. Kufur Takdzib

Kufur takdzib adalah kekufuran akibat mendustakan Islam.

Contoh kufur takdzib :

Misalnya jika ada orang yang berkeyakinan bahwa Muhammad itu berdusta dan Al Qur’an adalah
buatan Muhammad. Maka, orang tersebut sudah termasuk melakukan kufur takdzib.

Dalil yang menerangkan bahwa mendustakan Islam adalah kufur besar adalah firman Allah yang artinya,
“Dan siapakah yang lebih bersikap aniaya dibandingkan orang yang mengada-adakan kedustaan
terhadap Allah, atau mendustakan kebenaran tatkala kebenaran datang kepadanya? Bukankah dalam
neraka jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir?” (QS. Al-Ankabut:68).

2. Kufur Iba’ dan istikbar

Kufur iba’ dan istikbar adalah kekufuran karena enggan dan sombong, padahal orang itu membenarkan
Islam.

Contoh kufur iba’ dan istikbar :

Iblis mempercayai bahwa Allah itu esa, tetapi iblis tidak mau tunduk kepada Allah dan bersikap sombong.

Seperti firman Allah yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat, ‘Tunduklah
kamu kepada Adam’. Lalu, mereka tunduk kecuali iblis; ia enggan dan congkak, dan ia termasuk orang-
orang kafir.” (QS. Al-Baqarah:34)

3. Kufur Syak

Kufur syak adalah kekufuran karena ragu.

Contoh kufur syak :

Misalnya jika ada orang yang ragu bahwa Al Qur’an adalah benar wahyu dari Allah ataukah hanya
sekedar buatan manusia.

Dalil yang menerangkan bahwa perbuatan tersebut termasuk kufur syak adalah firman Allah yang
artinya, “Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia bersikap aniaya terhadap dirinya sendiri. Ia berkata, ‘Aku
kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira bahwa hari kiamat itu akan
datang, serta sekiranya aku dikembalikan kepada Rab-ku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang
baik.’ Temannya (yang mukmin) berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rab) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki? Akan tetapi. aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rab-ku, dan aku tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun.”(QS. Al-Kahfi:35–38).

4. Kufur I’rad

xi
Kufur i’rad adalah kekufuran karena berpaling dari agama Islam.

Contoh kufur i’rad :

Seseorang yang beragama Islam tetapi tidak peduli dan tidak mau tau tentang agamanya. Orang itu juga
tidak menjalankan perintah Allah seperti ibadah dan puasa.

Dalil bahwa perbuatan ini termasuk kekufuran adalah firman Allah, yang artinya, “Dan orang-orang itu
berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka.” (QS. Al-Ahqaf:3).

5. Kufur Nifaq

Kufur nifaq adalah kekufuran karena bersikap munafik.

Contoh kufur nifaq :

Seseorang yang memperlihatkan keislamannya secara lahiriyah, tetapi sebenarnya orang tersebut
menyimpan kekafiran di dalam hatinya.

Dalil bahwa hal ini termasuk kekufuran adalah firman Allah, yang artinya, “Yang demikian itu adalah
karena mereka beriman (secara) lahiriah lalu kafir (secara batiniah), kemudian hati mereka dikunci mati.
Karena itu, mereka tidak dapat mengerti”. (QS. Al-Munafiqun:3)

b. Kufur Kecil

Kufur kecil adalah perbuatan kekufuran yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam.

1. Kufur ‘amali

Kufur ‘amali adalah perbuatan dosa yang disebut dalam Al Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa
yang menyebabkan kekufuran tetapi tidak mencapai derajat kekufuran besar.

Contoh kufur ‘amali :

· Kufur kepada nikmat Allah.

Sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya, “Mereka mengetahui nikmat Allah,
kemudian mereka mengingkari, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir”. (QS. An-Nahl:83)

· Membunuh orang muslim.

Sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Mencaci orang muslim
adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

· Bersumpah dengan nama selain Allah.

xii
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barang siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah,
maka ia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” (HR. At-Tirmidzi, dan dinilai hasan oleh beliau; dinilai
sahih oleh Al-Hakim).

4. KONSEP DASAR SYIRIK

Syirik adalah menyekutukan Allah SWT atau menyamakan sesuatu dengan Allah sehingga ibadah tidak
dikarenakan Allah tetapi sesutu hal yang lain.Syirik adalah merupakan dosa yang besar dan musyrik yaitu
orang yang melakukan syirik tidak akan masuk surga dan akan kekal di neraka Jahanam sebelum
bertaubat sepebuh hati kepada Allah SWT.Allah telah berfirman dalam beberapa ayat Al-Qur’an agar
menjauhi syirik yang artinya :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan,’Sembahlah Allah
saja dan jauhi thaghut’...” Q.S An-Nahl : 36

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya
bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian.” Q.S Al-Anbiya’ : 25

“Katakanlah hai ahli kitab, marilah kepada satu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, yaitu bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
suatu apapun...” Q.S Ali ‘Imran : 64

4.1. Aspek-aspek Syirik

Dalam memahami aspek-aspek dari syirik, maka perlu ditinjau dari sudut mana kita
memandang perilaku syirik tersebut. Adapun pembagian syirik adalah sebagai berikut :

A. Syirik yang terkait dengan kekhususan terhadap Allah SWT

· Syirik di dalam Rububiyyah. Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi
rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.

· Syirik di dalam Uluhiyyah. Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau
manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.

· Syirik di dalam Asma’ wa Sifat Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki
sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang
merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.

B. Syirik Menurut Kadarnya

· Syirik Akbar Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.

xiii
* Syirik dalam berdoa Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah
dan isti’anah kepada selain-Nya.

* Syirik dalam niat, kehendak dan maksud Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-
mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.

* Syirik dalam keta’atan Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas
hukum tersebut.

* Syirik dalam kecintaan Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

· Syirik Ashghar yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi
pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’
termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.

· Syirik Khafi Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’,
dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun
pelakunya wajib bertaubat.

C. Syirik Menurut Letak Terjadinya

· Syirik I’tiqodi. Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun
bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan
pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.

· Syirik Amali. Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan,
seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.

· Syirik Lafzhi Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti
bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah
dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini
dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

xiv
· islam adalah agama yang diturnkan Allah SWT untuk menjadi tuntunan manusia di dunia ini untuk
mencapai kesejahteraan dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat kelak. Agama islam sendiri
memiliki beberapa aspek, diantaranya aspek ibadah, sejarah, politik, dan aspek kemasyarakatan

· iman adalah suatu bentuk keyakinan yang ada dalam hati nurani manusia, diwujudkan melalui
perkataan dan perbuatan. Berdasarkan konsep tersebut, terdapat beberapa aspek keimanan, yaitu
Tashdiiqun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati), Qaulun Bil Lisan ( mengucapkan dengan lisan ), ‘amaalu bil
arkan ( diwujudkan dengan perbuatan ).

Daftar Pustaka

Subhani,Syaikh Ja’far.1998.Tauhid dan Syirik:Studi Kritis Faham Wahabi.Bandung:Mizan.

M.Thalib.1994.100 Karakter Syirik dan Jahiliah.Solo:Ramadhani.

Khalid,Abdul Rahman Abdul.2004.Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman.Jakarta:Bumi Aksara.

Nasution,Harun.1984.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jakarta:UI-Press.

Nasikun.1984.Pokok-Pokok agama Islam.Yogyakarta:Bina Usaha.

Izutsu,Toshihiko.1994.Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam.Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya.

Al Hakami,Syekh Hafizh Ahmad.1994.Benarkah Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.Jakarta:Gema


Insani Press.

xv
xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai