Anda di halaman 1dari 16

DOKTRIN KEPERCAYAAN DALAM ISLAM

MATA KULIAH STUDI ISLAM

DOSEN PENGAMPU: SYAFII AJI, M.Pd.I

MAKALAH

Disusun Oleh :
MAUKIYATUS SALSABILA
NIM : 20239801040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HAMIDIYAH

BANGKALAN
KATA PENGANTAR

         Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Swt yang telah

memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Doktrin Kepercayaan Dalam Islam”,

dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

         Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih

kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam

penyelesaian makalah ini.

         Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa

masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,

susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya

selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari

pembaca.

         Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat.     

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakanb..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

C. Tujuan Penelitian......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2

A. Pengertian Doktrin....................................................................................2

B. Bagaimana Islam Sebagai Doktrin...........................................................3

C. Doktrin-doktrin Sentral Dalam Islam.......................................................4

BAB III PENUTUP.............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Doktrin merupakan ajaran-ajaran atau asas untuk mendirikan suatu

agama atau sebagai tiang agama.. Banyak sekali doktrin yang ada dalaam

islam dan memang tidakk ada tuntutan untukk mengetahui semua doktrin

dalam islam, tapi ada beberapa doktrin sentral yang harus diketahui oleh

seorang muslim, Karena kita seorang muslim setidaknya kita harus

mengetahui enam doktrin sentral yangg ada dalam agama Islam.

B. Rumusan Masalah

1.    Apa itu Dokrin ?

2.    Bagaimana islam sebagai dokrin ?

3.    Bagaimana Doktrin sentral dalam Islam ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1.    Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Dokrin

2.    Mahasiswa mengetahui islam sebagai dokrin Agama islam

3.    Mahasiswa mengetahui Doktrin-Dokrin sentral dalam Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Doktrin

Kata doktrin berasal dari bahasa inggris yaitu “doctrine”  yang berarti

ajaran. Oleh karena itu doktrin lebih dikenal dengaan dengaan ajaran-ajaran

yang bersifat absolute yang tidak boleh diganggu-gugat. Kata doktrin berarti

dalil-dalil darii suatu ajaran. Kesesuaian pengertian ini dapatt kita temukan di

lapangan bahwa suatu ajaran dalaam agama maupun yang lainya pasti

mempunyai dasar atau dalil-dalil.

Pengertian yang sama juga dapatt ditemukan dalaam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, yaitu “doktrin ialah ajaran atau asas suatu aliran politik,

keagamaan; pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan,

ketatanegaraan secara bersistem, khususnya dalaam penyusunan kebijakan

negara”. Doktrin ialah ajaran-ajaran atau pendirian suatu agama atau aliran

atau segolongan ahli yang tersusun dalam sebuah sistem yang tidak bisa

terpisahkan antara yangg satu dengan yang lainnya.

Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa doktrin merupakan

ajaran-ajaran atau azas untukk mendirikan suatu agama atau organisasi-

organisasi lain yang ajaran-ajarannya bersifat absolute dan tidakk bisa

diganggu gugat.

2
3

B. Bagaimana Islam Sebagai Doktrin

Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut

oleh sekelompok manusia dengan selelau mengadakan interaksi dengan-Nya.

Pokok persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan,

manusia, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Tuhan dan hubungan

manusia dengan-Nya merupakan aspek metafisika,sedangkan manusia

sebagai makhluk dan bagian dari benda alamtermasuk dalam katagori fisika.

Taib Thahir Abdul Muin mengemukakan definisi agama sebagai suatu

peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal

untuk dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut,

guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia akhirat.Ada empat unsur yang

menjadi karakteristik agama sebagai berikut : Pertama,unsur kepercayaan

terhadap makhluk gaib, Kedua,unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan

kesejahteraan di dunia ini dan di akhirat tergantung pada adanya hubungan

yang baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud,

Ketiga,unsur respon yang bersifat emosional darimanusia,

keempat ,unsur paham adanya yang kudus (secred) dan suci, dalam bentuk

gaib,dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama yang

bersangkutan,tempat-temoat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan

upacara dan sebagainya.

Adapun ruang lingkup agama sebagai suatu sistem nilai meliputi tiga

persoalan pokok, yaitu : Pertama, Tata keyakinan atau credial, yaitu bagian

agama yang paling mendasar berupa keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan
4

yang supranatural, Dzat YangMaha Mutlak di luar kehidupan manusia.

Kedua, Tata kepribadian atau ritual, yaitu tingkah laku dan perbuatan

manusia dalam berhubungan dengan dzat yang diyakinisebagai konsekuensi

dari keyakinan akan keberadaan Tuhan. Ketiga, Tata aturan, kaidah-kaidah

atau norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia,

ataumanusia dengan alam lainnya sesuai dengan keyakinan dan peribadatan

tersebut. Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang paling sesuai

untuk manusia.Islam datang dari Allah Pencipta manusia. Pencipta lebih tahu

tentang kemampuan dan karakter yang diciptakannya.

Oleh karena itu, Agama Islam akan sesaui dengan segaladimensi

kemanusiaannya.Ajaran islam yang terhimpun dalam Al-Qur’an diturunkan

Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimuka bumi,

memberi petunjuk dasar kepada manusiaapa yang harus dilakukannya dalam

rangka mencapai kehidupan yang sejahtera di duniadan di akhirat.Dengan

demikian, Agama Islam menjadi dasar pedoman hidup bagi manusiadalam

mengatur kehidupannya baik dalam hubungannya dengan Allah, hubungan

dengansesame manusia serta dengan alam secara keseluruhan.

C. Doktrin-Doktrin Sentral Dalam Islam

1. Iman Kepada Allah

Imam ibnu Hibban dan al-Hakim Meriwayatkan dari Abu Said Al

Khudri dari Rasulullah bahwa beliau bersabda :

Musa Berkata : “ wahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang

dapat kupergunakan untuk memuji dan Menyebut-mu”. Allah


5

menjawab : “wahai Musa ucapkanlah, La ilaha ila Allah!. “Musa

berkata : “Wahai Tuhanku, semua hamba-Mu telah mengucapkannya”

Tuhan berkata : “Tidak apa-apa. Sekiranya tujuh lapis langit dan tujuh

lapis bumi berserta isinya, selain aku, diletakkan pada satu sisi timbangan

dan pada sisi timbangan lain diletakkan kalimat La ilaha ila Allah,

niscaya timbangan yang berisi La ilaha ilaAllah akan lebih berat dari sisi

timbangan yang satunya lagi.” (Moehammad Thahir Badri,1984:110)

Kalimat La ilaha ila Allah atau biasa di sebut dengan kalimat

thayyibah  adalah suatu pernyataan pengakuan tentang keberadaan

tentang keberadaan Allah Yang Maha Esa : Tiada Tuhan Selain Allah.

Ini merupakan lafad syahadatain yang harus di ucapkkan oleh seseorang

yang akan masuk dan memeluk agama Islam. Bentuk pernyataan

pengakuan terhadap Allah berimplikasi pada pengakuan-pengakuan

lainnya yang berhubungan dengan Allah, seperti zat Allah, sifat-sifat

Allah, Kehendak Allah, af’al Allah, Malaikat Allah, para nabi dan utusan

Allah, hari Kiamat, serta surga dan neraka.

Ia merupakan refleksi dari tauhid Allah yang menjadi inti Ajaran dan

kepercayaan dalam Islam. Oleh karena itu, ia yang merupakan kalimat

yang terdapat dalam hadis qudsi ini sangan sarat nilai. Pengakuan

terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan

lainnya yang di anut oleh para pengikut agama selain Islam.

2. Kemustahilan Menemukan Zat Allah


6

Allah adalah Maha Esa, baik dalam zat, sifat maupun perbuatan. Esa

dalam zat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang

terpotong-potong dan Dia pun tidak mempunyai sekutu. Esa dalam sifat

berarti bahwa tidak seorang pun yang memiliki sifat-sifat yang dimiliki

oleh Allah. Dan Esa dalam perbuatan (af’al) ialah bahwa tidak ada

seorang pun yang mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai

perbuatan Allah.

Allah dalam sifat rahman dan rahim-Nya, telah membekali manusia

dengan akal dan pikiran untuk digunakan dalam menjalankan

kehidupannya. Akal pikiran itu merupakan ciri keistimewaan manusia,

sekaligus faktor pembeda antara manusia dan mahkluk lainnya. Manusia

dapat mencapai taraf kehidupan yang mulia melalui akal pikirannya,

sebaliknya, manusia pun dapat terpuruk dalam kehidupan yang hina

melalui akalnya.Akal, sekalipun telah digunakan dengan sungguh-

sungguh, keberadaannya tetap dalm ruang lingkup yang terbatas. Artinya,

ada sejumlah persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal adalah

Zat Allah.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Allah tidak dapat dicapai

dengan penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan

itu dan Dia-lah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui.” (QS.al-an’am

[6]:103).

3. Imam Kepada Malaikat, Kitab, Rasul Dan Ketetapan Allah.


7

a. Malaikat Allah

Malaikat atau terkadang disebut al-mala’ al-a’la (kelompok

tertinggi) adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dari al-nur (cahaya),

seperti yang diterang dalam hadits riwayat imam Muslim yang

menjelaskan bahwa Allah Swt menciptakan malaikat dari cahaya, jin

dari api, dan Adam dari tanah. Penciptaan malaikat lebih dulu

daripada penciptaan manusia. Ketika Allah Swt berkehendak

menciptakan manusia sebagai khalifah dari bumi, Dia

memberitahukan rencana-Nya itu kepada malaikat sehingga terjadi

dialog antara Dia dan malaikat.

Malaikat termasuk mahkluk ruhasi yang bersifat gaib. Mereka

bukan kelompok makhluk yang berwujud jasmaniah yang dapat

diraba, dilihat, dicium, dan dirasakan karena mereka berada dialam

yang berbeda dengan alam manusia. Mereka disucikan dari syahwat

kebinatangan (al-nafs al-hayawaniyah) yang terhindar dari keinginan

hawa nafsu yang bersifat material. Mereka selalu patuh dan tunduk

kepada Allah Swt dan tidak pernah ingkar kepadanya.  Dengan

demikian, mereka menghabiskan waktu siang dan malamnya untuk

beribadah kepada Allah semata. Tidak seorang pun yang mengetahui

hakekat malaikat kecuali Allah Swt dan orang-orang yang telah

ditentukan-Nya, karena tidak didapatkan satu nas pun yang

menjelaskan bentuk dan hakikat malaikat (M. Taib Thahir Abd Muin,

1986:150).
8

 Akan tetapi, dalam keadaan tertentu malaikat menampakkan dirinya

dalam rupa manusia atau bentuk lain yang dapat dicapaioleh rasa dan

penglihatan manusia.

b. Kitab-Kitab Allah

Ayat-ayat Allah Swt yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntutan

itu dapat dibedakam menjadi dua: pertama, ayat-ayat yang tertulis

didalam kitab-kitab-Nya; dan kedua, ayat-ayat yangbtidak tertulis,

yaitu alam semesta.

Ayat yang tertulis dapat diformulasikan dalam empat kitab: Al-

Quran, Injil, Taurat, dan Zabur yang masing-masng diturunkan kepada

Nabi Muhammad Saw, Nabi Isa a.s, Nabi Musa a.s., dan Nabi Dawud

a.s. keempat kitab itu disebutkan kitab-kitab langit (al-kutub al-

samawiyah), karena kitab-kitab itu diyakini umat Islam sebagai firman

Allah yang diwahyukan kepda para nabi dan rasul. Hanya saja, kitab-

kitab selain Al-Quran sudah terkontaminasi oleh manusia

sebagaimana diberitakan dalam beberapa ayat dalam Al-Quran.

Islam mengajarkan bahwa mempercayai dan mengimani semua

kitab-kitab Allah itu adalah wajib. Ia merupakan konsekuensi logis

dari pembenaran terhadap adanya Allah Swt. Oleh karena itu, tidak

sepantasnya seoang mukmin mengingkari kitab-kita  tersebut (lihat

surah al-Baqarah [2]:4).

c. Rasul-Rasul Allah
9

Dokrin Islam mengajarkan agar setiap orang Islam berima kepada

semua rasul yang diutuskan oleh Allah swt tanpa membedakan antara

satu rasul dengan rasul lainnya. Secara bahasa, rasul (Inggris;

messenger, apostle) adalah orang yang diutus. Artinya, ia diutus untuk

menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang, dan misi

atau risalah, secara terminologi, rasul berarti orang yang diutuskan

oleh Allah Swt untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.

d. Percaya Pada Hari Akhir Dan Ketetapan Allah

Kiamat adalah masa dimana Allah akan menghalangi semua umat

manusia roh dan binatang menurut apa yang telah mereka lakukan.

Hari yang dikenal dngan berbagai istilah hari kebangkitan, hari

penghakiman yang mana hal ini tidak dipercayai oleh orang yang

tidak beriman. Manusia itu tersusun dari dua unsur: tubuh kasar dan

ruh. Ruh adalah urusan Allah yang termasuk gaib. Ketika manusia

mati, ruh tidak ikut mati tetapi kembali keaam arwah. Oleh karena itu,

akal pikiran manusia tidak mampu menerangkan ruh dengan jelas.

Kematian merupakan pintu bagi manusia untuk memasuki alam

kedua, alam kubur atau biasa disebut alam barzakh. Para ulam

mengartikan alam barzakh sebagai periode antara kehidupan dunia

dan akhirat. Keberadaan dialam barzakh memungkikan seorang dapat

melihat kehidupan dunia dan akhirat. Ia bagaikan suatu ruangan kaca

yang penghuninya bisa melihat kebagian depan berupa hari kemudian

dan ke arah belakang pentas kehidupan dunia . Kehidupan dialam


10

barzakh bisa menyenangkan, bisa juga menyedihkan; bergantung pada

kehidupan dalam kehidupan dunia. Jika amalnya baik, baik pula

kehidupan alam kuburnya; jika amal dunia buruk, buruk pula

kehidupan alam kuburnya. Setelah alam barzakh, manusia memasuki

kehidupan tahap ketiga, yaitu alam akhirat. Alam ini dimulai dengan

peniupan sangkakala yang pertama saat terjadinya hari kiamat yang

pada saat itu pula segala makhluk mengalami kerusakan dan kematian

kecuali malaikat Israfil yang meniup sangkakala yang kedua . Tiupan

sangkakala kedua  merupakan tiupan untuk membangkitkan makhluk

dari kematian dan selanjutnya digiring dan dikawal oleh para

malaikat  untuk berkumpul di Padang Mahsyar (tempat berkumpulnya

umat menghadapi pengadilan Allah).   

Pengadilan itu menggunakan timbangan yang sangat adil . Setelah

melalui proses pengadilan, manusia terbagi kepada dua kelompok:

penghuni surga dan penghuni neraka. Surga adalah tempat kebahagian

dan neraka adalah tempat penyiksaan.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah memahani tentang Doktrin kepercayaan dalam islam maka

dapat kita tarik kesimpulan:

1. Doktrin berasal dari bahasa Inggris “ doctrin’’ yang berarti ajaran atau

norma yang diambil dari wahyu yang diturunkan tuhan, atau pemikiran

mendalam filosofis yang diyakini mengandung kebenaran.

2. Doktrin kepercayaan islam itu meliputi 6 aspek yan harus diyakini

kebenarannya. Dan 6 aspek itu dalam islam dinamakan “ Rukun Iman ’’

yaitu :

a. Iman kepada allah

b. Iman kepada malaikat allah

c. Iman kepada kitab-kitab allah

d. Iman kepada rasul-rasul allah

e. Iman kepada hari akhir

f. Iman kepada qada’ dan qadar

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Abudin Nata. Metodologi studi islam. PT. Raja grafindo persada.

Jakarta.

Willian J. Soal. Reading muslim for Christ. Moody prees Chicago 1991.

Atang Abd Hakim. Jai mubarok. Metodologi Studi Islam.

Anda mungkin juga menyukai