0
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoha makalah ini dapat dipergunakan sebagai
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan dan
profesi keguruan.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal kepada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai
ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.
SRI WAHYUNI
NIM 2202030042
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar……………………………..………………………………………………….1
Daftar Isi………………………………………………………..……………………………..2
Bab 1 (Pendahuluan)…………………………………………………..………………………3
Bab 2 (Pembahasan)……………………………………………………….………………….7
Bab 3 (Penutup)………………………………………………………………………...……27
Daftar Pustaka..………………………………………………………………………………28
3
BAB I
PENDAHULUAN
bagitiap agama, baik agama langit atau pun bumi Namun kesadaran manusia akan
Faktisitas berarti, bahwa eksistentsi selalu Nampak di depan kesadaran manusia
kesadaran manusia bahwa ia manusia, bukan hanya sekedar tubuh yang nampak dalam ruang
dan waktu bersama “ada” yang lain, namun manusia adalah makhluk yang dapat melampaui
dirinya melebihi dari batas ruang dan waktu dalam kesadarannya. Keberadaan kebutuhan
untuk mengerti merupakan modus yang paling jelas dari transendensikesadaran manusia.
Termasuk dalam kesadaran ini adalah bahwa manusia selalu terdoronguntuk selalu
suatu pertanyaan mengenai dari mana ia dan dunianya berasal. Dalam filsafatketuhanan,
pertanyaan ini akan bermuara pada wilayah mengenai eksistensi Tuhan. Persoalan mengenai
eksistensi Tuhan walau kadang suka melingkar pada pengulangan kata “ada dan tiada”
namun dpat diterangkan dengan beberapa argumentasi, yakni: argumentasi ontology, teologi
merupakan argumentasi yang bersifat apriost Setiap yang “ada” memiliki eksistensinya, dan
yang bereksistensi pasti memiliki sebab keberadaannya dalam mengada untuk sebuah “ada”
dari eksistensinya. Oleh karena hal itu, alam semestapun memiliki sebab dari bermulanya.
Pengejaran sebab atau alasan inilah yang menjadi kajian hangat dalamargumentasi sebuah
Adapun tentang iman , islam dan ihsan maka seseorang yang hanya menganut Islam
sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah
ketiga konsep di atas (Islam, iman, dan ihsan) dengan hari kiamat karena karena hari kiamat
(baca: akhirat) merupakan terminal tujuan dari segala perjalanan manusia tempat menerima
ganjaran dari segala aktifitas manusia yang kepastaian kedatangannya menjadi rahasia Allah
swt.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw di yakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama
Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari Al-Quran
yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama
agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari‟ah dan akhlak)
dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk
pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
5
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat.
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan dan
mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusiadi segala bidang. Seseorang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan tehnologi modern dan berakhlak mulia tentu saja akan memanfaatkan
sebagainya namun tidak di sertai akhlak yang mulia ,, maka dia akan membuat kerusakan di
dunia ini.
Maka dari itu faedah akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalamkehidupan perseo
kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih rendah derajatnya dari pada binatang.
Dalam Al-Qur‟an banyak yang menyebutkan tentang akal, maka para ulama menjadikan
akal sebagai sumber hukum yang ketiga di dalam ajaranIslam.Hasil dari akal inilah yaitu
Islam di atas akan dijabarkan secara terinci mulai dari Al-Qur‟an, Al Hadits atau As Sunnah
dan Ijtihad.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan
penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Berisi deskripsi Tentang materi agama yang berhubungan dengan daftar isi yaitu di
antara nya konsep ketuhanan , iman ,islam dan ihsan sampai bab munahakat ( pernikahan ) .
Berisi tentang kesimpulan atas pembahasan, dan saran dari kelemahan-kelemahan atas
Laporan yang penulis buat baik itu dari segi penulisan , tata Bahasa yang kurang efisien dan
lain-lain.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Perkataan iman berasal dari bahasa Arab yang berarti tashdiq (membenarkan). Iman
adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh,
iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat. Menurut Hassan Hanafi, ada
empat istilah kunci yang biasanya dipergunakan oleh para teologi muslim dalam
1
Haq ainal 2011. Konsep iman (www.academia.edu).
8
Keempat istilah kunci di atas misalnya terdapat dalam hadis Nabi saw. Yang diriwayatkan
)من رأي منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذالك أضعف االءيمان (رواه مسلم
hendaklah mengambil tindakan secara fisik. Jika engkau tidak kuasa, lakukanlah dengan
ucapanmu. Jika itu pun tidak mampu, lakukanlah dengan kalbumu. (Akan tetapi yang
Dan kemudian di dalam pembahasan ilmu tauhid/kalam, konsep iman ada beberapa pendapat
antara lain:
1. Iman adalah tashdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan nabi atau rasul
Allah. Menurut konsep ini, iman dan kufur semata-mata urusan hati, bukan terlihat
dari luar. Jika seseorang sudah tashdiq (membenarkan/meyakini) akan adanya Allah,
ia sudah disebut beriman, sekalipun perbuatannya tidak sesuai dengan tuntunan ajaran
agama. Konsep Iman seperti ini dianut oleh mazhab Murjiah, sebagaian penganut
2. Iman adalah tashdiq di dalam hati dan di ikrarkan dengan lidah. Dengan kata lain,
seseorang bisa disebut beriman jika ia mempercayai dalam hatinya akan keberadaan
Allah dan mengikrarkan (mengucapkan) kepercayaannya itu dengan lidah. Konsep ini
juga tidak menghubungkan iman dengan amal perbuatan manusia. Yang penting
tashdiq dan ikrar. Konsep iman seperti ini dianut oleh sebagian pengikut Maturidiah
2
Rosihan Anwar, Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), hlm.141-142.
9
3. Iman adalah tashdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan, dan dibuktikan dengan
perbuatan, konsep ketiga ini mengaitkan perbuatan manusia dengan iman. Karena itu,
keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep ini dianut oleh
Di samping masalah konsep iman, pembahasan di dalam ilmu tauhid/kalam juga menyangkut
masalah apakah iman.itu bisa bertambah atau berkurang atau tidak. Dalam hal ini ada dua
pendapat.
2. Iman bisa bertambah atau berkurang. Ulama yang berpendapat seperti ini terbagi pula
a. Pendapat yang mengatakan bahwa yang bertambah atau berkurang itu adalah tashdiq
dan amal.
b. Pendapat yang mengatakan bahwa yang bertambah dalam iman itu hanya tashdiqnya.
Menurut sebagian ulama, bertambah atau berkurangnya tashdiq seseorang tergantung kepada:
a. Wasilahnya. Kuat atau lemahnya dalil (bukti) yang sampai dan dterima oleh
b. Diri pribadi seseorang itu sendiri, dalam arti kemampuannya menyerap dalil-dalil
keimanan. Makin kuat daya serapnya, makin kuat pula tashdiq-nya. Sebaliknya, jika
daya serapnya lemah atau tidak baik, tashdiq-nya pun bisa lemah pula; 3
agama dengan baik dan benar dan frekuensi amaliahnya tinggi, akan merasakan kekeuatan
3
Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1998), hlm. 157-158.
10
iman/tashdiq yang tinggi pula. Makin baik dan tinggi frekuensi amaliahnya, makin bertambah
kuat iman/tashdiq-nya.
Tingkatan-tingkatan Iman:
1. Adapun
"Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah I sebagai
Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad r sebagai rasul." (HR. Muslim)
"
Ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia merasakan
nikmatnya iman: bahwa Allah I dan RasulNya r lebih dicintainya dari apapun selain
keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah I, dan dia benci kembali
kepada kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api neraka." (Muttafaqun
3. Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat
agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah
Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari
dua kata yakni Din ( )الدينdan Islam ()مس ا. Arti kata din baik secara etimologis maupun
terminologis sudah dijelaskan di depan.4 Sedangkan kata ‘Islam’ secara etimologis berasal
dari akar kata kerja ‘salima’ yang berarti selamat, damai, dan sejahtera, lalu muncul kata
‘salam’ dan ‘salamah’. Dari ‘salima’ muncul kata ‘aslama’ yang artinya menyelamatkan,
mendamaikan, dan mensejahterakan. Kata ‘aslama’ juga berarti menyerah, tunduk, atau
patuh. Dari kata ‘salima’ juga muncul beberapa kata turunan yang lain, di antaranya adalah
penghormatan, ‘taslim’ artinya penyerahan, penerimaan, dan pengakuan, ‘silm’ artinya yang
berdamai, damai, ‘salam’ artinya kedamaian, ketenteraman, dan hormat, ‘sullam’ artinya
tangga, ‘istislam’ artinya ketundukan, penyerahan diri, serta ‘muslim’ dan ‘muslimah’ artinya
orang yang beragama Islam laki-laki atau perempuan (Munawwir, 1997: 654-656).
Makna penyerahan terlihat dan terbukti pada alam semesta. Secara langsung maupun
tidak langsung alam semesta adalah islam, dalam arti kata alam semesta menyerahkan diri
kepada Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti matahari terbit dari timur dan terbenam di
barat yang berlaku sepanjang zaman karena dia menyerah (islam) kepada sunatullah yang
telah ditetapkan oleh Allah Swt. Ditegaskan dalam al-Quran Surat Ali ‘Imran (3): 83: 5
Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nyalah (mereka) menyerah diri, segala apa yang (ada) di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allahlah mereka kembali (mati).” (QS. Ali
4
Irfan fahrul 2013. Islam dan Konsep-konsep Asas Islam(www.academia.edu,2013)
5
Irfan fahrul 2013. Islam dan Konsep-konsep Asas Islam(www.academia.edu,2013)
12
didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk ditaati
perdamaian bagi umat manusia yang termaktub dalam kitab suci. Islam merupakan satu-
satunya agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui para nabi/rasul-Nya
mulai dari Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw. Inti ajaran Islam yang dibawa oleh
para nabi ini adalah satu, yaitu tauhid, yakni mengesakan Allah atau menuhankan Allah yang
Esa. Tidak ada satu pun di antara para nabi Allah yang mengajarkan prinsip ketuhanan yang
pengikutnya sepeninggal nabi pembawanya. Umat Nabi Musa tidak lagi bisa
mempertahankan Islam yang diajarkan Nabi Musa, begitu juga umat Nabi Isa tidak lagi
mempertahankan Islam yang diajarkan Nabi Isa. Kedua agama ini hingga sekarang masih
dianut oleh sebagian besar umat manusia dengan segala perubahan yang dilakukan oleh para
penganutnya. Karena tidak lagi mengajarkan prinsip tauhid, kedua agama itu tidak lagi bisa
disebut Islam. Melalui al-Quran, Allah memberikan nama khusus untuk kedua agama
tersebut, yakni Yahudi untuk agama yang dianut oleh para pengikut Nabi Isa. Ajaran
ketuhanan dalam kedua agama ini sudah jauh berubah dari prinsip tauhid, dan sudah
mengarah kepada syirik, yakni mengakui keberadaan Tuhan di samping Allah. Dari semua
Islam yang ada tersebut, tinggal Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. yang hingga
sekarang masih tetap mempertahankan ajaran tauhid dan semua ajaran lain yang secara rinci
telah termaktub dalam kitab suci al-Quran. Kitab al-Quran yang masih tetap autentik
memberi jaminan akan orisinalitas ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
6
Irfan fahrul 2013. Islam dan Konsep-konsep Asas Islam(www.academia.edu,2013)
13
hingga sekarang. Islam inilah yang merupakan agama terakhir yang berlaku untuk semua
kebenarannya oleh Allah. Allah hanya menurunkan satu agama kepada umat manusia
sejak zaman Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., karena itulah maka Allah
hanya mengakui Islam sebagai agama yang benar. Semua agama yang diajarkan oleh
nabi-nabi sebelum Muhammad juga disebut Islam. Ketika Allah menurunkan Islam
kepada Nabi Muhammad saw, agama-agama Islam sebelumnya sudah tidak ada lagi.
Kalaupun ada, ajarannya sudah mulai berubah dari prinsip utamanya, tauhid. Karena
itulah, sejak diutusnya Nabi Muhammad saw. Allah hanya mengakui satu agama
Islam, yakni Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali
Maksudnya adalah bahwa Allah tidak akan menerima seseorang yang memeluk
agama selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lainnya. Semua yang dilakukan
oleh penganut agama selain Islam dalam rangka pengamalan agamanya akan sia-sia, karena
7
Marzuki M.Ag. 2003. Konsep agama islam(http://staff.uny.ac.id )
14
tidak akan diperhitungkan oleh Allah sebagai amal baiknya. Allah menegaskan hal ini dengan
firman-Nya:
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Maksudnya adalah bahwa Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah
agama yang paling sempurna, karena ajarannya meliputi semua ajaran yang pernah
diturunkan oleh Allah kepada para nabi sebelum Muhammad. Ajaran agama Islam juga
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, mulai aspek ibadah dan muamalah hingga
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridoi Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. al-
Maksudanya adalah bahwa orang yang memeluk atau menganur agama Islam bukan
semata-mata atas kehendaknya sendiri, melainkan atas petunjuk atau hidayah dari Allah Swt.
8
Marzuki M.Ag. 2003. Konsep agama islam(http://staff.uny.ac.id )
15
Sebaliknya, orang yang tidak dapat memeluk Islam juga bukan karena semata-mata pengaruh
orang lain, tetapi karena Allah memang sengaja menyesatkan orang tersebut. Allah Swt.
berfirman:9
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang
siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
Di samping empat ayat di atas, kata Islam juga disebutkan dalam empat ayat al-Quran
lainnya, yakni :
9
Marzuki M.Ag. 2003. Konsep agama islam( http://staff.uny.ac.id )
16
Artinya : Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa
mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa
yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya),
kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka
jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya
Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka
sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (QS. al-
Artinya : Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat
Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. al-Zumar [39] : 22)
Artinya Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu,
17
sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". (QS. al-Hujurat(49): 17)
Artinya : Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta
terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zalim.
Dari empat ayat ini dapat diketahui bahwa hidayah Islam itu merupakan karunia dan
Ihsan itu ialah bahwa “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi jika
engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. (HR. Muslim)
Ihsan juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah
Ihsan ( ناسحI ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau
“terbaik.” Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah
18
Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan. Oleh
karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian terbesar dari
keislamannya.
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah,
muamalah, dan akhlak. Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan.
1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis
ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat
ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia
dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh
bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan
memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik
10
Farida ana 2012. Konsep ihsan (http://blog.umy.ac.id )
19
dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah
Artinya : “Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas.
Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga
jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan
isteri, meniatkan setiap yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti
itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya. 11
2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36,
yang berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat,
11
Farida ana 2012. Konsep ihsan (http://blog.umy.ac.id )
20
Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan sikap
seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat
kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam
bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:
Aspek ihsan dalam muamalah ini dijelaskan Allah SWT pada surah an Nisaa’ ayat 36:
Artinya : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
12
Farida ana 2012. Konsep ihsan (http://blog.umy.ac.id )
21
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan
sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah
melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk
dalam bahasannya. Aspek muamalah dalam berihsan ini dijelaskan memalui firman Allah di
atas.
3. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah
seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal
tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh
seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia
akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari hasil
keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah
Pelaksanaan ibadah dengan baik dan benar menjadi barometer ukuran akhlak ihsan
seseorang. Untuk membenahi akhlak seorang muslim maka dimulai dengan membenahi
Suatu ketika malaikat Jibril dalam rupa seorang manusia datang kpd Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam & para shahabat utk mengajarkan tentang pokok-pokok ajaran
Hadits tersebut kemudian dikenal dgn Hadits Jibril, sebuah hadits yg dipandang oleh para
ulama mempunyai posisi yg sangat penting, karena mencakup semua amal baik lahir maupun
13
Sumarna elan 2005. Kaitan iman islam dan ihsan (http://file.upi.edu )
23
Musaddad telah menceritakan kpd kami, ia berkata bahwa Isma’il ibn Ibrahim telah
menceritakan kpd kami, Abu Hayyan al-Taimiy dari Abi Zur’ah telah menyampaikan kpd
kami dari Abu Hurairah r.a berkata: Pada sesuatu hari ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sedang duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki & bertanya,
“apakah iman itu?”. Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “iman adl percaya Allah
Subhanahu wa ta’ala, para malaikat-Nya, & pertemuannya dgn Allah, para Rasul-Nya &
percaya pd hari berbangkit dari kubur. ‘Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “apakah Islam itu?
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam ialah menyembah kpd Allah & tdk
difardhukan & berpuasa di bulan Ramadhan.” Lalu laki-laki itu bertanya lagi: “apakah
Ihsan itu?” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ihsan ialah bahwa engkau
menyembah kpd Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau engkau tdk mampu
“apakah hari kiamat itu? “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “orang yg ditanya
beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah
24
melahirkan majikannya, & jika penggembala onta & ternak lainnya telah berlomba-lomba
membangun gedung-gedung megah. Termasuk 5 perkara yg tdk dpt diketahui kecuali oleh
Allah, selanjutnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat: “Sesungguhnya Allah
hanya pd sisi-Nya sajalah yg mengetahui hari kiamat… (ayat).[1] Kemudian orang itu pergi.
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kpd para sahabat: “antarkanlah orang itu.
Akan tetapi para sahabat tdk melihat sedikitpun bekas orang itu. Lalu Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda: “Itu adl Malaikat Jibril a.s. yg datang utk mengajarkan agama
kpd manusia.” (Hadis Riwayat: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Turmudzi, Ibnu Majah &
Islam, Iman & Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan ke lima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Oleh karena itulah para ulama’ menyatakan bahwa setiap mu’min pasti muslim,
karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam
hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam/amalan lahir. Dan belum tentu setiap
muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak
dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min
14
Sumarna elan 2005. Kaitan iman islam dan ihsan (http://file.upi.edu )
25
Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah
Dengan demikian jelaslah sudah bahwasanya agama ini memang memiliki tingkatan-
tingkatan, dimana satu tingkatan lebih tinggi daripada yang lainnya. Tingkatan pertama yaitu
islam, kemudian tingkatan yang lebih tinggi dari itu adalah iman, kemudian yang lebih tinggi
Iman adalah akar sikap hidup seorang muslim dalam segala dimensinya. Islam adalah
perwujudan nyata dari janji dan komitmen seseorang dengan keimanannya. Sedangkan Ihsan
diartikan sebagai pengawasan Allah Swt kepada hamba-Nya dan kondisi merasa diawasi diri
hamba oleh Allah Swt. Hal ini dapat kita contohkan seperti sebuah cermin, di mana kita dapat
melihat diri kita melalui cermin tersebut. Orang yang berbuat baik (muhsin) adalah orang
yang dapat melihat Allah Swt baik melalui zat (nanti di hari kiamat) maupun sifatNya, dan
apabila tidak bisa melihatNya maka yakinlah Allah Swt melihatnya. Dengan demikian,
muraqabah yaitu perasaan diri diawasi oleh Allah Swt dalam segala hal, termasuk bekerja-
merupakan hal penting dan utama untuk dilakukan karena muraqabah adalah merupakan
15
26
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah,
muamalah, dan akhlak. Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan
semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Dengan kesadaran penuh bahwa
Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan
oleh Allah, minimal akan membuatnya dapat menunaikan semua ibadah dengan sungguh-
sungguh dan baik. Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri
sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya
adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak,
menyenangkan isteri/suami dan bekerja.16 Oleh karena itulah Rasulullah Saw menghendaki
umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin
Dalam bekerja, seharusnya kita bekerja secara Ihsan. Bekerja secara ihsan adalah
bekerja dengan ikhlas, bekerja dengan mengharapkan pahala dan ridha dari Allah Swt.
Seorang yang bekerja secara ihsan akan melaksanakan pekerjaannya dengan sepenuh hati,
baik ketika berada di halayak ramai maupun ketika berada sendirian sehingga dia
boleh menghasilkan yang terbaik. Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang
diperoleh dari hasil ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah
adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang
yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang
dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapapun kita, apapun profesi kita, di mata
16
15 Fauziah uchi 2014.iman islam ihsan dan taqwa (https://id.scribd.com )
27
Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ke tingkat
Kita telah mengetahui pengertian iman secara umum, yaitu sikap percaya, dalam hal
ini khususnya percaya pada masing-masing rukun iman yang enam (menurut akidah
Sunni). Karena percaya pada masing-masing rukun iman itu memang mendasari tindakan
seorang maka sudah tentu pengertian iman yang umum dikenal itu adalah wajar dan benar.
Ada indikasi bahwa Islam adalah inisial seseorang masuk ke dalam lingkaran
ajaran Ilahi. Menurut Ibn Taimiyah, orang yang menerima warisan Kitab Suci (yakni,
ajaran-ajarannya) namun masih juga berbuat zalim adalah orang yang baru ber-Islam,
menjadi seorang Muslim, suatu tingkat permulaan pelibatan dari dalam kebenaran.
Nabi menjelaskan, "Ihsan ialah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya, dan kalau engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat
engkau." Maka ihsan adalah ajaran tentang penghayatan pekat akan hadirnya Tuhan
dalam hidup, melalui penghayatan diri sebagai sedang menghadap dan berada di depan
Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai dalam arti sesungguhnya.
Karena itu, seperti dikatakan Ibn Taimiyah di atas, ihsan menjadi puncak tertinggi
keagamaan manusia. 18
mengelompokkannya lewat 3 cabang ilmu pengetahuan. Rukun Islam berupa praktek amal
lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sbg
18
17 Fauziah uchi 2014.iman islam ihsan dan taqwa (https://id.scribd.com )
28
hamba Allah. Iman dipelajari melalui ilmu Tauhid (teologi) yg menjelaskan tentang pokok-
pokok keyakinan. Sedangkan utk mempelajari ihsan sbg tata cara beribadah adl bagian dari
ilmu Tasawuf.
Atas dasar tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam sebagai
agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-
keikhlasan tanpa pamrih dalam ibadah. Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam,
iman, dan ihsan) dengan hari kiamat karena karena hari kiamat (baca: akhirat) merupakan
terminal tujuan dari segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran dari segala aktifitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Iman, islam dan ihsan merupakan tiga rangkaian konsep agama islam yang sesuai
dengan dalil .
2. Iman, Islam dan Ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya menganut
Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan Iman. Sebaliknya, Iman
tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan
Islam dan Iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan Ihsan, sebab
3. ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu,
semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi
4. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam adalah sikap aktif
sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
19
18 Wahyudi ari Ssi 2008. Iman islam dan ihsan (https://muslim.or.id )
30
Daftar pustaka
Rosihan Anwar, Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), hlm.141-
142.
Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1998), hlm. 157-158.