Anda di halaman 1dari 17

Makalah Aqidah Islam Dan Ruang Lingkupnya

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : Muhammad Romdon M.Pd

Nama : Ayu Wandira

Kelas : 1-F

NIM : 23842021

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA GARUT

2023-2024
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberi kesehatan, ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan agama islamyang diberikan oleh
dosen pengampu a/n bapak Muhammad Romdon M.Pd.

Dalam penulisan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas ini. Saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun
tugas ini. Penulis juga berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.

Garut, 16 Januari 2024

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………...…………………..2
Daftar Isi……………………………………………………….………………….3

Bab 1………………………………………………………………………………4
Pendahuluan……………………………………………………………………….4
Rumusan masalah…………………………………………………………………4
tujuan masalah…………………………………………………………………….4

Bab 2………………………………………………………………………………5
Aqidah…………………………………………………………………………….5
Fungsi dan peranan akidah………………………………………………………..8
Ruang lingkup, kaidah, fungsi serta manfaat aqidah islam………………………11
Aliran aqidah……………………………………………………………………..16

Bab 3……………………………………………………………………………..17
Kesimpulan………………………………………………………………………17
Saran……………………………………………………………………………..17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh
Allah, dan kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak
disebut sebagai orang yang beriman (mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri
seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-
dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal
yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan
keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang
dapat memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang
qath’i.
Makalah kecil ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa
membantu siapa saja yang ingin memahami aqidah.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa landasan filosofis dan religiusnya?
3. Apa saja ruang lingkup aqidah?
4. Apa kaidah dari aqidah?
5. Apa fungsi dan peran aqidah?
6. prinsip aqidah ?
7. Aliran Aqidah Islam?
3. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan landasan filosofis dan religiusnya
3. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah
4. Menyampaikan fungsi dan peran aqidah
5. Memaparkan delapan kaidah aqidah
6. Menyampaikan prinsip Aqidah
7. Menyampaikan aliran Akidah

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akidah
1.1.Pengertian Akidah
Akidah merupakan kata serapan dari bahasa Arab ‘Aqiidatu ,
jamaknya ‘aqooidu yang artinya kepercayaan, keyakinan . Menurut
istilah, akidah islam adalah sesuatu yang dipercayai dan diyakini
kebenarannya oleh hati manusia sesuai ajaran Islam dengan
berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadis (Sunah Nabi Muhammad
SAW ) . Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa yang dijadikan
pedomann pokok dari akidah Islam adalah Al-Qur’an dan hadis shahih,
inilah yang harus dipegang teguh karena di dalam Al-Qur’an dan
Hadis mengandung nilai-nilai yang murni dan benar . segala macam
kepercayaan dan keyakinan yang tidak bersumber dari kedua hal
tersebut harus dihindari karena bisa menyesatkan dan menghancurkan
kehidupan manusia, baik di dunia maupun diakhirat .
Berikut pengertian akidah secara terminologis atau istilah menurut
tokoh-tokoh pergerakan .
a. Menurut Hasan Al-Banna
Dalam kitab Majmu’ah ar-Rasa’il disebutkan sebagai berikut .
“ Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan
keragu-raguan .
b. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
“ Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal,wahyu,fitrah dan
kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta
diyakini keshahihan dan keberadannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu .

5
Berdasarkan pengertian ulama diatas dapat disimpulkan
bahwa akidah adalah suatu keyakinan yang dikaitkan dengan
rukun iman dan merupakan asas dari seluruh ajaran Islam .
Dapat juga kita pahami, akidah merupakan suatu keyakinan
yang muncul dari hati nurani, tanpa ada keraguan . Hal ini
semacam hidayah karena tidak semua orang mendapat hidayah
. Kebanyakan dari kita berislam karena orangtua, walaupun kita
meyakini, terkadang kita masih butuh banyak pengetahuan
agama agar kita dapat memahami islam secara kaffah sehingga
kita mendapatkan hidayah dari Allah .
Dasar-dasar agama Islam dapat dibagi menjadi tiga aspek,
yaitu akidah,syari’at, dan akhlak . Dari ketiga aspek tersebut,
aspek akidah merupakan pokok ajaran Islam dan akidah
berkaitan dengan keyakinan (keimanan) kita terhadap yang
gaib . Akidah berhubungan dengan masalah hati . Adapun
aspek syariat berkaitan dengan amal ibadah kita, mengenai
hukum perintah dan larangan Allah Swt.. Adapun aspek akhlak
berkaitan dengan persoalan norma,etika,moral dan segala
bentuk perilaku sehari-hari . Ada beberapa istilah yang hampir
sama dengan akidah, yakni iman dan tauhid (keesaan) . Akidah
meliputi ilmu kalam,ushuludin, dan fikih akbar .

1.2 Landasan Filosofis Akidah Islam


Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan akidah tetap
bersumber pada Al-Qur’an .
Allah mengutus (Rasul) yang membawa pesab dari-Nya
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia . Pesan Allah itu
ditulis dalam Al-kitab (Al-Qur’an) . Allah menganugerahkan
kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal
adanya Allah degan memperhatikan alam sebagai bukti hasil
perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa .

6
Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Yang menerima hikmah-hikmai inilah yang disebut “Hukuman”
atau “Filosof.
Berikut beberapa pendapat para filosof barat tentang Tuhan:
➢ Pendapat Xenophanes
Xenophanes menyatakan : “ Tuhan hanya satu, yang terbesar
diantara dwa dan manusia, tidak serupa denngan makhluk yang
fana .
“ Tuhan yang Esa itu tidak dijadiakan tidak bergerak dan berubah-
ubah, dan ia mengisi seluruh alam . Dia melihat semuanya,
mendengar semua dan memikirkan seluruhnya . Mudah sekali ia
memimpin alam ini dengan kekuatan fikir-Nya” .
➢ Pendapat Socrates
Socrates menyatakan : “ Tuhan pencipta alam mini bukanlah hanya
untuk memikirkan dan memperhatikan manusia saja, tapi ialah roh
bagi manusia . Jika tidak begitu cobalah sebutkan padaku, hewan
manakah yang dapat mengetahui adanya Tuhan yang mengatur
susunan tubuh yang mempunyai sifat-sifat tinggi ini ! Coba kata
hewan mana selain manusia yang dapat dibawa akalnya
menyembah dan berkhidmah kepada Tuhan ? “
➢ Pendapat Descartes
Descartes menyatakan : “ Saya tidak menjadikan diri saya sendiri .
Sebab kalau saya menjadikan, tentulah saya dapat memberikan
segala sifat kesempurnaan kepada diri saya itu .
Oleh sebab itu tentu saya dijadika oleh Dzat yang lain . Dan sudah
pasti pula Dzat lain itu menjadikan saya mempunyai sifat-sifat
kesempurnaan, kalau tidak akan sama halnya dengan diri saya . “
“ Saya selalu merasa diri saya dalam kekurangan, dan pada waktu
itu juga diri saya merasa tentu ada Dzat yang tidak kekurangan,
yakni sempurna . Dan Dzat yang sempurna itu ialah Allah ” .

7
Mari kita kaji Al-Qur’an lalu kita perhatikan kandungannya, bahwa
apa yang dinyatakan oleh para filosofis diatas, semakna dengan apa
yang dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an :
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami
menciptakannya dari air .
Dan ia membuat perumpamaan bagi kami dan Dia lupa kepada
kejadiannya Ia berkata : “ Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang belulang, yang telah hancur luluh ? ” .
Katakanlah : “ Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama dan Dia Maha mengetahui
tentang segala makhluk . (QS.36:77-79)
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah Dia
diciptakan ? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar
dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan .
Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya
( Hidup sesudah mati ) . (QS.86:5-8)
Dari uraian diatas, nyatalah bahwa pada hakikatnya landasan
akidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah .

B. FUNGSI DAN PERANAN AKIDAH ISLAM


1. Fungsi akidah Islam diantaranya, yaitu :
a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam .
b. Merupakan awal dari ahlak yang mulia . Jika seseorang memiliki
akidah yang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib,
memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik .
c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan akidah
maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima .
2. Sedangkan peran akidah Islam meliputi :
a. Akidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah .
Allah berfirman : “ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul

8
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : “ Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thagut itu “ (QS.An-Nahl : 36 ) .
b. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah . Allah
berfirman : “ dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk menyembah-Ku “ . (QS.Adz-Dzariyat:56) .
c. Akidah yang benar dibebankan kepada setiap mukallaf . Nabi
bersabda : “ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya
selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul utusan Allah
. “ (Mutaffaq ‘alaih) .
d. Berpegang kepada akidah yang benar merupakan kewajiban
manusia seumur hidup .Allah berfirman sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka
beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka ) maka para malaikat
akan turun kepada mereka (seraya berkata): ” Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah
kamu dengan (memperoleh) surga yang djanjikan Allah
kepadamu.“( QS.Fushilat:30)
e. Akidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum
mninggalkan dunia yang fana ini . nabi SAW bersabda: “
Barangsiapa yang akhir ucapnnya “ Tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga “ . (HSR. Al-
Hakim dan lainnya ) .
f. Akidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik
dalam sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua
generasi sesudah mereka . Allah berfirma “ Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada
yang ma’ruf
g. dan mencegah kepada yang mungkar dan beriman kepada Allah . “
(QS.Ali-Imran:110) .

9
h. Kebutuhan manusia akan akidah yang benar melebihi segala
kebutuhan lainnya karena ia merupakan sumber kehidupan,
ketenangan dan kenikmatan hati seseorang. Dan semakin sempurna
pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah
semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah dan mengikuti
syari’atnya.

3. Landasan Religius Akidah Islam


Sumber akidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah . Artinya apa saja
yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah
dalam sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Akal
pikiran tidaklah menjadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba kalau diperlukan membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan sunnah . Itupun harus didasari oleh suatu
kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas . Sesuatu yang
terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas
. Misalkan, saat ditanya, kekal (sesuatu yang tidak terbatas) itu sampai
kapan ? maka akal tidak akan mampu menjawabnya karena akal itu
terbatas . Akidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian
sehingga tidak mungkin ada peluang bagi seseorang untuk
meragukannya . dan untuk mencapai tingkat keyakinan ini, akidah
Islam wajiblah bersumber pada dua warisan tersebut (Al-Qur’an
hadits) yang tidak ada keraguan sedikitpun padanya . Dan akal
bukanlah bagian dari sumber yang tidak ada keraguan padanya .

Dengan kata lain, untuk menjadi sumber akidah, maka asal dan
indikasinya haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung
sedikitpun keraguan .
Jika kita memandang Al-Qur’an dari segi wurud, maka ia adalah pasti
lagi meyakinkan karena telah ditulis selagi rasulullah masih hidup dan

10
juga dihafal serta sejumlah besar sahabat yang mustahil mereka
sepakat berdusta untuk memalsukannya . dan juga karena itu, tidak
pernah timbul perslisihan tentang keshahihan Al-Qur’an dikalangan
umat Islam sejak dahulu hingga sekarang .(7) Tidak pernah ada yang
berbeda pendapat bahwa Tuhan itu ada, bahwa Tuhan itu satu , bahwa
Tuhan itu maha kuasa . Akidah atau iman itu mempunyai peran dan
pengaruh dalam hati . Ia mendorong manusia untuk melakukan amal-
amal yang baik dan membimbing manusia kejalan yang lurus dan
benar serta menjaganya untuk tidak tergelincir kedalam lembah
kesesatan dan juga menanamkan dalam dirinya kecintaan kepada
kebenaran dan kebaikan . Sesungguhnya hidayah Allah hanya
diberikan kepada manusia yang hatinya telah dimasuki iman . (8)
Allah berfirman dalam surat At-Taghabun/64:11 :
. . . )11 ‫التغابن‬. . .( ‫ومنيؤمنباللهيهدقلبه‬
“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan
memberi hidayah kepada hatinya.”
Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau akidah ibarat nur atau
cahaya yang menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam
kehidupannya di dunia. Tanpa cahaya itu hati sangat gelap, sehingga
akan sangat mudah orang tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat
orang yang berjalan pada waktu malam tanpa lampu atau cahaya, ia
akan sangat mudah terperosok ke dalam lobang atau jurang.
Demikianlah peranan iman yang merupakan bangunan bawah/fondasi
utama dari kepribadian yang kukuh dan selalu mengawal serta
membuat hati agar selalu baik dan bersih, sehingga dapat memberi
bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang tenteram dan
bahagia.

C. RUANG LINGKUP, KAIDAH, FUNGSI SERTA MANFAAT


AQIDAH ISLAM
1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

11
Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah,
nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-
Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis,
Syetan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an
dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-
tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.[9]
Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga
mengikuti sistimatika arkanul iman (rukun iman) yaitu:
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain
seperti Jin, Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah

2. Delapan Kaidah Aqidah


1. Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakin adanya,
kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” berdasarkan
pengalaman masa lalu.
Misalnya, bila saya untuk pertama kali melihat sepotong kayu
di dalam gelas berisi air putih kelihatan bengkok, atau melihat

12
genangan air di tengah jalan [fatamorgana], tentu saja saya akan
membenarkan hal itu. Tapi bila terbukti kemudian bahwa hasil
penglihatan indera saya salah maka untuk kedua kalinya bila
saya melihat hal yang sama, akal saya langsung mengatakan
bahwa yang saya lihat tidak demikian adanya.
2. Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan
langsung, juga bias melalui berita yang diyakini kejujuran si
pembawa berita.
Banyak hal yang memang tidak atau belum kita saksikan
sendiri tapi kita meyakini adanya. Misalnya anda belum pernah
ke Thailand, Afrika atau Yaman, tapi anda meyakini bahwa
negeri-negeri tersebut ada. Atau tentang fakta sejarah, tentang
Daulah Abbasiyah, Umayyah atau tentang kerajaan Majapahit,
dan lain-lain, anda meyakini kenyataan sejarah itu berdasarkan
berita yang anda terima dari sumber yang anda percaya.
3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya
karena anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera anda.
Kemampuan alat indera memang sangat terbatas. Telinga tidak
bisa mendengar suara semut dari jarak dekat sekalipun, mata
tidak bisa menyaksikan semut dari jarak jauh. Oleh karena itu,
seseorang tidak bisa memungkiri wujudnya sesuatu hanya
karena inderanya tidak bisa menyaksikannya.
4. Seseorang hanya bisa menghayalkan sesuatu yang sudah pernah
dijangkau oleh inderanya.
Khayal manusiapun terbatas. Anda tidak akan bisa
menghayalkan sesuatu yang baru sama sekali. Waktu anda
menghayalkan kecantikan seseorang secara fisik, anda akan
menggabungkan unsur-unsur kecantikan dari banyak orang
yang sudah pernah anda saksikan.
5. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang
dan waktu.

13
Tatkala mata mengatakan bahwa tiang-tiang listrik berjalan
waktu kita menyaksikannya lewat jendela kereta api akal
dengan cepat mengoreksinya. Tapi apakah akal bisa memahami
dan menjangkau segala sesuatu? Tidak. Karena kemampuan
akalpun terbatas. Akal tidak bisa menjangkau sesuatu yang
tidak terikat dengan ruang dan waktu.
6. Iman adalah fithrah setiap manusia.
Setiap manusia memiliki fithrah mengimani adanya Tuhan.
Pada saat seseorang kehilangan harapan untuk hidup, padahal
dia masih ingin hidup, fithrahnya akan menuntun dia untuk
meminta kepada Tuhan. Misalnya bila anda masuk hutan, dan
terperosok ke dalam lubang, pada saat anda kehilangan harapan
untuk bisa keluar dari lubang tiu, anda akan berbisik “Oh
Tuhan!”
7. Kepuasan materil di dunia sangat terbatas.
Manusia tidak akan pernah puas secara materil. Seorang yang
belum punya sepeda ingin punya sepeda. Setelah punya sepeda
ingin punya motor dan seterusnya sampai mobil, pesawat, dan
lain lain. Bila keinginan tercapai maka akan berubah menjadi
sesuatu yang “biasa”, tidak ada rasa kepuasan pada keinginan
itu. Selalu saja keinginan manusia itu ingin lebih dari apa yang
sudah di dapatnya secara materil. Dan keinginan manusia akan
dipuaskan secara hakiki di alam sesudah dunia ini.
8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari
keyakinan tentang adanya Allah.
Jika anda beriman kepada Allah, tentu anda beriman dengan
segala sifat-sifat Allah, termasuk sifat Allah Maha Adil. Kalau
tidak ada kehidupan lain di akhirat, bisakah keadilan Allah itu
terlaksana? Bukankah tidak semua penjahat menanggung akibat
kejahatannya di dunia ini? Bukankah tidak semua orang yang
berbuat baik merasakan hasil kebaikannya?. Bila anda

14
menonton film, ceritanya belum selesai tiba-tiba saja dilayar
tertulis kalimat “Tamat”, bagaimana komentar anda? Oleh
sebab itu, iman anda dengan Allah menyebabkan anda beriman
dengan adanya alam lain sesudah alam dunia ini yaitu Hari
Akhir.
3. Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan.
Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan harus semakin
kokoh pula fondasi yang dibuat. Kalau fondasinya lemah bangunan
itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa fondasi.[10]
Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistimatika Aqidah Ibadah
Akhlak dan Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau
Iman Islam dan Ihsan, maka ketiga/keempat aspek tersebut tidak
bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain saling terkait.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia
dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan
diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah.
Misalnya orang nonmuslim memberi beras kepada seorang yang
miskin, amal ibadah orang itu nilainya NOL di hadapan Allah,
Allah tidak menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya
landasan aqidah.
Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban
formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari
aqidah. Misalnya, aqidah mewajibkan orang percaya bahwa Tuhan
itu cuma satu yaitu Allah, orang yang menuhankan Allah dan
sesuatu yang lain [uang misalnya] maka akan kelihatan nanti, tidak
bisa ditutup-tutupi, tidak bisa direkayasa. Entah dari bicaranya
yang seolah-olah uang telah membantu hidupnya, tanpa uang dia
tidak akan nisa hidup, atau dari perilakunya yang satu minggu
sekali datang ke pohon besar dan berdoa disitu.

15
Itulah sebabnya kenapa Rasulullah SAW selama 13 tahun periode
Mekah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar
dan kokoh. Sehingga bangunan Islam dengan mudah berdiri di periode
Madinah. Dalam dunia nyatapun ternyata modal untuk membangun
sebuah bangunan itu lebih besar tertanam di fondasi.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa
ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
D. ALIRAN AKIDAH ISLAM
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih + 120 H.pada abad permulaan kedua
hijriah di kota Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, karena
paham ini mampu menyusup ke dalam masyarakat Islam di Barat dan di
Timur bahkan sampai ke Indonesia.
Pokok-pokok pendirian mu’tazillah setiap orang yang memeluk aliran
mu’tazillah diharusan untuk memegang kepada lima ajaran :
a. Tauhid (Ke-Esaan)
b. Al-Adlu (Keadilan )
c. . Wal-wal Wa’id (Janji dan Acaman)
d. Al-Manzilah Bainal Manziladaini (tempat diantara dua)
e. Amar Ma’rup Nahi Munkar (Menyuruh krbaikan dan melarang
kejelekan)
Ahli sunnah dan jama’ah ini kelihatannya timbul sebagaireaksi
terhadap paham-paham glongan mu’tazilah yang telah dijelaskan
sebelumnya dan terhadap sikap mereka dalam menyiarkan ajaran-
ajaran itu. Aliran ini terdiri dari beberapa ajaran, diantaranya :
1. Ajaran-Jaran Al-asy’ariyah
2. Ajaran Maturi

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan
sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya.
Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah
seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya.
Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-
Nya, Muhammad Saw.Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah
tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan
kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya
Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya
Yang Maha Kuasa. Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah.
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu
kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang
terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah
maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
B. SARAN
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa
yang akan datang.

17

Anda mungkin juga menyukai