Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKIDAH AHKLAK
“Fungsi Aqidah Bagi Seorang Muslim”

TUGAS MAKALAH

KELOMPOK: 4

1. DIVA KHAIRUNNISA
2. YUNITA PUSPITADEWI

DOSEN PENGAMPUH :

BOBY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QU’ANIYA

MANNA BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam. Atas izindan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “fungsi Aqidah bagi seorang muslim” tepat waktu
tanpa kurang satu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
AKIDAH AHLAQ. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
apa itu puasa. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Manna, 25 Maret 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3


BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
C. TUJUAN PEMBAHASAN ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Aqidah .........................................................................................................6
B. Macam-macam sumber Aqidah .....................................................................................7
C. Macam-macam fungsi Aqidah bagi seorang muslim ...................................................12
D. Tujuan aqidah dalam islam .................................................................................15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................17
A. KESIMPULAN.............................................................................................................17
B. SARAN........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Segala puji bagi Allah yang maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya telah
memberikan petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat-Nya
dengan suri tauladan-Nya yang baik. Dan segala Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan anugrah, kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Banyaknya paham-paham asing di seluruh lapisan masyarakat umum,
termasuk banyaknya jaringan teroris yang berkembang di sekitar kita terjadi karena
kurangnya pemahaman para generasi penerus bangsa mengenai Aqidah. Maka dari
itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan agar para pembaca dapat lebih
memahami tentang apa pengertian Aqidah baik secara bahasa maupun istilah,
darimana saja sumber-sumber Aqidah tersebut diperoleh, dan apa saja fungsi dari
Aqidah sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tidak terjadi hal-hal yang menyimpang
beratasnamakan Aqidah Islam.
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan
kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang
yang beriman (mu’min). Makalah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah
dalam islam, semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat. Makalah ini
menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa saja yang ingin memahami
aqidah
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Aqidah?
2. Apa saja sumber-sumber Aqidah?
3. Apa fungsi dari Aqidah bagi seorang muslim?
4. Apa tujuan aqidah dalam islam?
C. TUJUAN MASALAH
1. Ingin memahami pengertian dari Aqidah baik dengan tepat dan benar.
2. Ingin memahami berbagai sumber-sumber Aqidah yang sudah pasti kebenarannya.

4
3. Ingin memahami apa saja fungsi dari Aqidah bagi seorang muslim
4. ingin mengetahui tujuan aqidah dalam islam.

5
BAB II
PEMBAHSAN
A. Penegertian Akidah
1. Pengertian akidah secara etimologi
a. Menurut KBBI, akidah/aki-dah berarti kepercayaan dasar atau keyakinan
pokok1.
b. Aqidah berasal dari bahasa Arab2.
1. al ‘aqdu yang berarti ikatan.
2. at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat/kokoh.
3. ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
4. al-ihkaamu yang artinya mengokohkan atau menetapkan.
c. Dari pengertian Aqidah berdasarkan kata di atas, dapat ditarik benang merah
bahwa, aqidah menurut bahasa adalah kepercayaan/keyakinan yang kuat yang
terdapat di dalam hati seseorang. Entah apakah yang ada dalam keyakinan
orang tersebut benar atau justru salah3.
d. Dapat disimpulkan bahwa, aqidah merupakan keyakinan yang terdapat di
dalam hati yang tidak dapat terlihat. Namun kebenarannya sudahlah pasti
2. Pengertian akidah secara termologi
a. Menurut Hasan al-Banna4,
“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya
oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”
b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy,
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (Kebenaran) itu dipatrikan

1
Ebta Setiawan, Akidah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi online/daring), diakses
dari https://kbbi.web.id/akidah, 26 April 2023, (12.35 WIB).
2
Kontributor Wikipedia, Akidah Islam, Wikipedia, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam, 26
April 2023, (12.35 WIB).
3
Admin, Pengertian dan Makna Aqidah Islamiyah, Info Makalah, diakses dari
http://www.makalah.info/2016/11/pengertian-dan-makna-aqidah-islamiyah.html, 26 April 2023, (12.30 WIB).
4
Manan Jumati, Makalah konsep Aqidah Dalam Islam, Mananjumati Wordpress, diakses dari
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam /, 26 Apri 2023, (12.23
WIB).

6
oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”
c. Imam Ghazali,
“Jika dalam diri seseorang telah tumbuh Aqidah pada hatinya, maka
mereka akan menganggap hanya Allah Subhanahu Wata'ala sajalah yang
memiliki kuasa atas segala sesuatu. Sementara segala yang ada hanyalah
mahluk.”
d. Menurut Abdullah Azzam,
“Aqidah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya "beriman"
berarti tidak mengingkari adanya enam rukun Iman. Diantaranya adalah Iman
kepada; Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta Qada' dan Qadar”.
B. Macam-macam Sumber Akidah5
1. Al-Qur’an sebagai sumber Aqidah
Firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah melalui perantara
malaikat Jibril. Di dalamnya Allah telah menjelaskan segala sesuatu yang telah
dibutuhkan oleh hamba-Nya sebagai bekal kehidupan di dunia dan di akhirat. Ia
merupakan petunjuk bagi orang-orang yang diberi petunjuk, pedoman hidup bagi
orang-orang yang beriman, dan obat bagi jiwa-jiwa yang terluka.
Sebagaimana Firman Allah dalam QS.Al-An’am:115.

‫ص ْدقًا َّو َع ْداًل ۗ اَل ُمبَد َِّل لِ َكلِمٰ تِ ٖه ۚ َوهُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
ِ ‫ك‬ ْ ‫َوتَ َّم‬
ُ ‫ت َكلِ َم‬
َ ِّ‫ت َرب‬

“dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil.
Tidak ada yang dapat mengubah Firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui”6.
Al-Imam Asy-Syatibi mengatakan Bahwa sesungguhnya Allah telah
menurunkan syariat ini kepada Rasul-Nya yang didalamnya terdapat penjelasan
atas segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tentang kewajiban dan peribadatan
yang dipikulkan diatas pundaknya, termasuk didalamnya perkara aqidah. Allah
menurunkan Al-Qur’an sebagai sumber hukum aqidah karena Allah mengetahui
kebutuhan manusia sebagai seorang hamba yang diciptakan untuk beribadah
5
Andiyani Muhadi, Bahriani dan Rezky Nur Wahyuni, Aqidah Akhlak Sumber sumber Aqidah Islam,
“http://avbahriani.blogspot.co.id/2016/06/sumber-sumber-aqidah-islam.html”26 Apri 2023,(13.30 wib).
6
Sahifa, Al Quran QS Al-An’am/6:115

7
kepada-Nya. Bahkan jika dicermati akan ditemui banyak ayat dalam Al-Qur’an
yang dijelaskan tentang aqidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh
karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami aqidah
yang bersumber dari Al-Qur’an. Kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung
dari Rabb manusia, yang hak dan tidak pernah sirna ditelan masa.
2. As-Sunnah sumber kedua Aqidah Seperti halnya Al-Qur’an, As
Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah SWT walaupun
Lafadznya bukan dari Allah tapi maknanya datang darinya. Hal ini diketahui
dalam firman Allah QS. An-Najm: 3-4.

ۙ‫ق َع ِن ْالهَ ٰو اِ ْن هُ َو اِاَّل َوحْ ٌي يُّوْ ٰحى‬


ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬

“dan tidaklah yang diucapkan-Nya itu (Al-Qur’an) menurut keinginan-Nya.


Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”7
Rasulullah saw bersabda,
”tulislah demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidak keluar dari-Nya
kecuali kebenaran sambil menunjuk lidahnya” (HR. Abu dawud)
Yang menjadi persoalan adalah banyaknya hadits lemah yang beredar
ditengah umat dianggap “mutiara” yang bukan berasal dari Rasulullah SAW
dinisbahakan kepada beliau. Hal ini tidak lepas dari usaha penyimpangan yang
dilakukan oleh musuh-musuh Allah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit.
Akan tetapi, maha suci Allah yang telah menjaga kemurnian As-Sunnah hingga
akhir zaman melalui para ulama ahli ilmu.
Selain melakukan penjagaan terhadap ahli sunnah, Allah telah menjadikan
As-Sunnah sebagai sumber hukum dalam Agama. Kekuatan As-Sunnah dalam
menetapkan syari’at termasuk perkara aqidah ditegaskan dalam banyak ayat Al-
Qur’an, diantaranya firman Allah dalam QS.An-nisa:59.

‫اَيُّها الَّذ ْينَ ٰامنُ ْٓوا اَط ْيعُوا هّٰللا واَط ْيعُوا ال َّرسُوْ ل واُولى ااْل َمر م ْن ُك ۚم فَا ْن تَنَازَ ْعتُم في َشي ٍء فَ ُر ُّدوْ ه الَى هّٰللا‬
ِ ِ ُ ْ ْ ِ ْ ِ ْ ِ ِ ْ ِ َ َ ِ َ َ ِ َ ِ َ
‫ك خَ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬ ‫هّٰلل‬
َ ِ‫ࣖ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬

“Wahai orang -orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah pada Allah

7
Sahifa, Al Quran QS An-Najm/53:3-4.

8
(Al-Qur’an) dan Rasul (As-Sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian.Yang demikian itu, lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.8”
Firman Allah di atas menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi seorang
muslim untuk mengambil sumber-sumber hukum aqidah dari As-Sunnah dengan
pemahaman ulama. Ibnu Qayyim juga pernah berkata “Allah memerintahkan
untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya”,dengan mengulangi kata kerja
(taatilah) yang menandakan bahwa menaati Rasul wajib secara independen tanpa
harus mencocokkan terlebih dahulu dengan Al-Qur’an, jika beliau memerintahkan
sesuatu. Hal ini dikarenakan tidak akan pernah ada pertentangan antara Qur’an
dan Sunnah.
3. Ijma’ Para Ulama
Sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid Umat
Muhammad saw setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka
bukanlah orang yang sekedar tahu tentang ilmu tetap juga memahami dan
mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan ijma’, Allah swt berfirman dalam QS.An-
Nisa:115.

ْ ‫ق ال َّرسُوْ َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْاله ُٰدى َويَتَّبِ ْع َغ ْي َر َسبِ ْي ِل ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ نُ َولِّ ٖه َما ت ََو ٰلّى َونُصْ لِ ٖه َجهَنَّ ۗ َم َو َس ۤا َء‬
‫ت‬ ِ ِ‫َو َم ْن يُّ َشاق‬
‫ص ْيرًا‬
ِ ‫ࣖ َم‬

“dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran


baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami
biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan masukkan ia
kedalam Neraka Jahannam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali.”9
Imam Syafi’I menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pembolehan
disunnatkannya Ijma’, yaitu diambil dari kalimat “Jalannya orang-orang yang
beriman” yang berarti Ijma’. Beliau juga menambahkan bahwa dalil ini adalah
dalil Syar’I yang wajib untuk diikuti karena Allah menyebutkannya secara
bersamaan dengan larangan menyelisihi Rasul.
Di dalam pengambilan Ijma’ terdapat juga beberapa kaidah-kaidah penting
yang tidak boleh ditinggalkan. Ijma’ dalam masalah akidah harus bersandarkan
kepada dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih karena perkara aqidah
adalah perkara tauqifiyah yang tidak diketahui kecuali dengan jalan wahyu.
8
Sahifa, Al Quran QS An-Nisa/4:59.
9
Sahifa, Al Quran QS An-Nisa/4:115

9
Sedangkan fungsi Ijma’ adalah menguatkan Al -Qur’an dan As-Sunnah serta
menolak kemungkinan terjadinya kesalahan dalam dalil yang dzani sehingga
menjadi qotha’i.
4. Akal Sehat Manusia
Selain ketiga sumber diatas, akal juga menjadi sumber hukum aqidah dalam
Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta
memberikan haknya sesuai dengan kedudukannya, dengan cara memberikan
batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak kedalam
pemahaman- pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang
memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.
Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang yang Anda percaya berkata
kepada Anda bahwa ada korsleting listrik di rumah Anda yang dapat menyebabkan
kebakaran? Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang berkata kepada Anda
bahwa di kantor tempat Anda bekerja ada bahan peledak? Walaupun kemungkinan
benarnya berita itu kecil sekali, tentu Anda akan langsung mencari dan memeriksa
rumah Anda sampai Anda yakin bahaya tersebut tidak ada.
Begitu juga jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa mati bukan akhir
dari segalanya, bahwa Pencipta alam ini telah menetapkan aturan-aturan yang
mengakibatkan kesengsaraan abadi (neraka) bagi orang yang tidak menaatinya.
Anda, seperti manusia lain, dengan fitrah Anda akan memperhatikan hal-hal ini
walaupun Anda sebenarnya berpikir bahwa kemungkinan benarnya kata-kata
tersebut kecil sekali. Sebab, apa yang dikatakan orang tersebut sangat penting dan
bernilai.
Itulah yang mendorong manusia untuk terus mencari dan mengetahui hakikat
mengenai hal tersebut sampai dia mendapatkan hasil yang meyakinkan, terlepas
dari positif atau negatifnya hasil yang dia dapatkan.
Agama Islam tidak membenarkan pengagungan terhadap akal dan tidak pula
membenarkan pelecehan terhadap kemampuan akal manusia, seperti yang biasa
dilakukan oleh beberapa golongan (firqoh) yang menyimpang. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah mengatakan:
“akal merupakan syarat untuk memahami ilmu dan kesempurnaan beramal
dengan keduanyalah ilmu dan dan amal menjadi sempurna, hanya saja ia tidak
dapat berdiri sendiri. Di dalam jiwa ia berfungsi sebagai sumber kekuatan, sama
seperti kekuatan penglihatan pada mata yang jika mendapatkannya cahaya Iman

10
dan Al-Qur’an seperti mendapat cahaya matahari dan api. Tetapi jika berdiri
sendiri, ia tidak akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika sama sekali
dihilangkan ia akan menjadi sesuatu yang berunsur kebinatangan”
Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa yang bisa dicerna tentang
perkara-perkara nyata yang memungkinkan panca indra untuk menangkapanya.
Adapun masalah-masalah gaib yang tidak dapat disentuh oleh panca indra maka
tertutup jalan bagi akal untuk sampai pada hakikatnya. Sesuatu yang abstrak/gaib,
seperti akidah tidak dapat diketahui oleh akal kecuali mendapatkan cahaya dan
petunjuk wahyu baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Al-Qur’an dan
As-Sunnah menjelaskan bagaimana cara memahami dan melakukan masalah
tersebut. Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima surga
dan neraka karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui
penjelasan yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka akan dapat diketahui
bahwasanya setiap manusia harus meyakininya. Mengenai hal ini Ibnu Taimiyah
mengatakan bahwa apa yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan
ijma’ yang menyelisih akal sehat karena sesuatu yang bertentangan dengan akal
sehat adalah batil. Sedangkan tidak ada kebatilan dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan
ijma’. Tetapi padanya terdapat kata-kata yang mungkin sebagian orang tidak
memahaminya atau mereka memahaminya dengan makna yang batil.
5. Fitrah Kehidupan
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
“setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah
yang membuat ia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”( H. R. Muslim )
Dari hadits dapat diketahui bahwa sebenarnya manusia memiliki
kecenderungan untuk menghamba kepada Allah. Akan tetapi bukan berarti bahwa
bayi yang lahir telah mengetahui rincian agama islam. Setiap bayi yang lahir tidak
mengetahui apa-apa. Tetapi setiap mamiliki fitrah untuk sejalan dengan Islam
sebelum dinodai oleh penyimpangan-penyimpangan. Bukti mengenai hal ini
adalah fitrah manusia untuk mengakui bahwa mustahil ada dua pencipta alam
yang memiliki sifat dan kemampuan yang sama. Bahkan ketika ditimpa musibah
pun banyak manusia yang menyeruh kepada Allah seperti dijelaskan dalam
firmannya: Q. S Al-Israa’:67

‫ض َّل َم ْن تَ ْد ُعوْ نَ آِاَّل اِيَّا ۚهُ فَلَ َّما نَ ٰ ّجى ُك ْم اِلَى ْالبَ ِّر اَ ْع َرضْ تُ ۗ ْم َو َكانَ ااْل ِ ْن َسانُ َكفُوْ رًا‬
َ ‫َواِ َذا َم َّس ُك ُم الضُّ رُّ فِى ْالبَحْ ِر‬

11
“dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang
biasa kamu seru, kecuali Dia. Tapi ketika Dia menyelamatkan kamu kedaratan,
kamu berpaling dari-Nya. Dan manusia memang selalu ingkar (tidak
bersyukur)”10
C. Fungsi Akidah Bagi Seorang Muslim
Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi
bangunan semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh
pondasi yang dibuat. Kalau pondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk, tidak
ada bangunan tanpa pondasi. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat pasti akan
melaksanakan ibadah yang tertib dan memiliki akhlak yang mulia. Ibadah seseorang
tidak akan diterima oleh Allah SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah.
Aqidah sesuai dengan fungsinya sebagai dasar agama, maka keberadaan aqidah
Islam sangat menentukan bagi seorang muslim, sebab dalam sistem teologi agama ini
diyakini bahwa sikap, perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam perilaku dan
aktivitas seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem teologi atau aqidah yang dianutnya.
Untuk itu signifikansi akidah dalam kehidupan seseorang muslim dapat dilihat paling
tidak dalam tujuh hal, yaitu:
1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam
Di atas keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainnya, yaitu syari’ah
(hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan ajaran
Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat
diamalkan di atas keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar, pengamalan
ajaran agama tidak akan memiliki makna apa-apa.
2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal awal
mencapai kebahagiaan di akhirat.
Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap
kehidupan kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan
perbuatannya di dunia, Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada
landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima
3. Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang
menyimpang, seperti bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya
4. Menuntun dan mengembangkan dasar ke Tuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.

10
Sahifa, Al Quran QS Al-Isra/67.

12
Akidah islam berfungsi untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau
non muslim. Begitu pentingnya kajian akidah islam hingga bidang ini telah
menjadi perbincangan serius dikalangan para ahli sejak zaman awal Islam sampai
hari ini, termasuk di Indonesia. Di dalam apresiasinya, kajian mengenai bidang ini
melahirkan beberapa aliran, seperti Muktazilah, Asy’ariyah, Murjiah, Syiah,
Khawarij, Qadariyah, Jabbariyah dan lain-lain. Sebagai hal yang sangat
fundamental bagi seseorang, aqidah oleh karenanya disebut sebagai titik tolak dan
sekaligus merupakan tujuan hidup. Atas dasar itu maka aqidah memiliki peran
yang sangat penting di dalam memunculkan semangat peningkatan kualitas hidup
seseorang.
5. Akidah Dapat Menimbulkan Optimisme Dalam Kehidupan.
Sebab manusia yang di dalam dirinya tertanam akidah atau keyakinan yang
kuat, akan selalu merasa optimis dan merasa akan berhasil dalam segala
usahanya. Keyakinan ini didorong oleh keyakinan yang lain bahwa allah sangat
dekat padanya, bahkan selalu menyertainya dalam usaha dan aktivitas-
aktivitasnya. Sementara bagi orang yang tidak memiliki akidah yang benar dan
kuat tidak akan memilki keyakinan yang kuat, jiwanya akan menjadi gersang dan
hampa, dan selalu diliputi keraguan dalam bertindak. Sehingga jika tertimpa
sedikit cobaan dan rintangan, ia menjadi gelisah, keluh kesah, yang sering kali
berakhir dengan putus asa, karena ia tidak memiliki pegangan batin yang kuat di
luar kemampuanya
6. Akidah Dapat Menumbuhkan Kedisiplinan.
Disiplin dimaksud, seperti disebut oleh Yusuf Qardhawiy, adalah kepatuhan
dan ketaatan dalam mengikuti semua ketentuan dan tata tertib yang berlaku,
termasuk hukum alam (sunnah Allah) dengan kesadaran dan tanggung jawab.
Akidah yang mantap akan mampu menempatkan diri seseorang sebagai makhluk
berdisiplin tinggi dalam kehidupannya.
Disiplin adalah kata kunci untuk keberhasilan. Karena itu bila seseorang
muslim ingin berhasil, ia harus berdisplin. Tanpa disiplin, tidak mungkin
seseorang dapat meraih kesuksesannya. Dalam konteks peningkatan kualitas
hidup displin sangat dituntut terutama: Disiplin dalam waktu. Artinya, tertib dan
teratur dalam memanfaatkannya dalam penanganan kerja maupun dalam
melakukan ibadah mahdhah.

13
Disiplin dalam bekerja. Artinya, seorang muslim yang berakidah menyadari
bahwa ia harus bekerja, sebagai pelaksanaan tanggung jawabnya sebagai khalifah
Allah. Dan agar kerjanya berhasil baik, diperlukan sikap displin. Sebab penangan
kerja dengan kedisplinan akan menghasilkan sesuatu secara maksimal dan
membahagiakan.
7. Aqidah Berpengaruh Dalam Peningkatan Etos Kerja.
Sebab seseorang yang memilki keyakinan yang mantap akan selalu
berupaya keras untuk keberhasilan kerjanya, sebagai bagian dari pemenuhan
kataatanya pada Allah. Dengan demikian melalui aqidahnya akan tersembul etos
kerja yang baik yang tercermin dari ciri-ciri berikut ini:
a. Memiliki jiwa kepeloporan dalam menegakan kebenaran.
Kepeloporan disini dimaksud sebagai mengambil peran secara aktif untuk
mempengaruhi orang lain agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Jadi, ia
memilki kemampuan untuk mengambilposisi dan sekaligus memainkan peran
(role) sehingga kehadirannya selalu dirasakan memberikan spirit bagi munculnya
semangat peningkatan kualitas hidup setiap orang di sekitarnya
b. Memiliki perhitungan (kalkulatif)
Setiap langkah dalam hidupnya selalu diperhitungkan dari segala aspek,
termasuk untung dan resikonya, dan tentu saja sebuah perhitungan yang rasional.
c. Tidak merasa puas dalam berbuat kebajikan.
Tipe muslim yang memilki aqidah yang kaut akan tampak dari
semangatnya yang tak kenal lelah melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai
dan menegakan kebaikan. Sekali dia berniat, ia akan menepati cita-citanya secara
serius dan cermat, serta tidah mudah menyerah bila berhadapan dengan cobaan
dan rintangan. Dengan semangat semacam ini
seorang muslim selalu berusahamengambil posisi dan memainkan peranan
positif, dinamis, dan keratif dalam penanganan kerjanya,dan memberi contoh
kepada orang yang disekitarnya. Sedemikian pentingnya peran dan kontribusi
aqidah bagi peningkatan kualitas hidup seorang muslim, hingga pemerhati
masalah-masalah tauhid, Ismail Razi al-faruqi menyebut aqidah (tauhid) sebagai
prinsip ekonomi Islam dalam bentuk etika produksi, etika distribusi dan etika
konsumsi. Aqidah sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi
seorang muslim memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam hidupnya
antara lain :

14
1. Menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna
kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya
dengan Tuhan.
2. Aqidah/ keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam
pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh kepada Dzat Yang Maha Besar.
3. Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya dalam
pengawasan Allah semata.
4. Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).
5. Mengikhlaskan niat hanya kepada Allah.
6. Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang
kosong dari aqidah .
7. Memperoleh ketenangan jiwa.
8. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermu’amallah dengan orang lain.
9. Menuntun orang untuk berbuat dan mempertanggungjawabkan perbuatannya
dengan sungguh-sungguh.
seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan beribadah dengan
tertib, memiliki akhlaq mulia dan bermu’amallah (hubungan sesama manusia)
dengan baik dan tanpa pamrih.
D. Tujuan Aqidah Dalam Islam11
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus
dipegang teguh, yaitu :

1. Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia
adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah
haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari
kosongnya hati dariakidah. Karena orang yang hatinya kosong dari
akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta
menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh
pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

11
Anonim, makalah akidah, “http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/makalah-aqidah.html” 26 Apri 2023,
13.35 wib.

15
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang
dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin
dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur,
Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-
Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang
lain.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah
kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar
akidah ini adalah mengimani para rasul, dengan mengikuti jalan mereka
yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.
5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap
pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa
takut dari siksa.

16
BAB III
A. KESIMPULAN
Menurut Etimologi (Bahasa) Aqidah dapat diartikan sebagai kepercayaan dasar atau
keyakinan pokok. Dan menurut Terminologi (Istilah) Aqidah bisa dikatakan sebagai
keimanan yang terdapat di dalam jiwa. Keberadaannya terikat dan sangat kokoh. Dan
apabila terdapat keraguan atau prasangka, maka tidak dapat dikatakan sebagai aqidah.
Pada hakikatnya aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk
mengenalkan adanya Allah SWT dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil
perbuatan kekuasaan-Nya. Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan
sebagai pondasi. Dimana seluruh ajaran Islam berada di atasnya. Aqidah merupakan
beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi
aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah SWT melalui wahyu
kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw.
Semoga apa yang kita sampaikan dapat diterima dan bermanfaat, semoga berguna
bagi kehidupan kita sekarang dan di masa yang akan datang
B. SARAN
Kami sebagai pembuat makalah, menyadari bahwasannya dalam pembuatan makalah
ini masih banyak mengalami kekurangan dikarenakan dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dari segi sumber dan waktu, untuk itu kami berharap kritik dan saran
yag membangun dari pemmbaca agar kedepannya makalah ini menjadi makalah yang jauh
lebih baik dari sebelumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ebta Setiawan, Akidah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi online/daring), diakses
dari https://kbbi.web.id/akidah, 26 April 2023, 12.35 WIB.
Kontributor Wikipedia, Akidah Islam, Wikipedia, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam, 26 April 2023, 13.08 WIB.
Admin, Pengertian dan Makna Aqidah Islamiyah, Info Makalah, diakses dari
http://www.makalah.info/2016/11/pengertian-dan-makna-aqidah-islamiyah.html, 26 April
2023, 13.30 WIB.
Manan Jumati, Makalah konsep Aqidah Dalam Islam, Mananjumati Wordpress,
diakses dari https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-
islam/, 26 Apri 2023, 13.13 WIB.
Andiyani Muhadi, Bahriani dan Rezky Nur Wahyuni, Aqidah Akhlak Sumber sumber
Aqidah Islam, “http://avbahriani.blogspot.co.id/2016/06/sumber-sumber-aqidah-
islam.html”26 Apri 2023, 13.35 wib.
Anonim, makalah akidah, “http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/makalah-
aqidah.html” 26 Apri 2023, 13.35 wib.

18

Anda mungkin juga menyukai