Disusun oleh:
1. Aisya Nur Fadilah D./F1C123035
2. Arif Rahman Hijrah/F1C123003
3. Alif Laela Tomia/F1C123037
4. Ahmad Dzaki Fauzan/F1C123021
5. La Ode Muhammad Clay Fadil/F1C123053
6. Salsabila Maharani/F1C123069
7. Safitri/F1C123029
8. Nur Jeda/F1C123013
9. Jabal Nur Hidayat/F1C123009
10. Muh Reza Ramadhan/F1C123055
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KENDARI
2023
21
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Agama. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terimaksih.
Penulis
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Segala puji bagi Allah yang maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya
telah memberikan petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat-Nya dengan suri tauladan-Nya yang baik. Dan segala
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagikita semua.
Banyaknya paham-paham asing di seluruh lapisan masyarakat umum,
termasuk banyaknya jaringan teroris yang berkembang di sekitar kita terjadi
karena kurangnya pemahaman para generasi penerus bangsa mengenai
Aqidah. Maka dari itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan agar
para pembaca dapat lebih memahami tentang apa pengertian Aqidah baik
secara bahasa maupun istilah, darimana saja sumber-sumber Aqidah tersebut
diperoleh, dan apa saja fungsi dari Aqidah sesuai dengan ajaran Islam,
sehingga tidak terjadi hal-hal yang menyimpang beratasnamakan
Aqidah Islam.
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang
beriman
(mu’min). Makalah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam
islam, semua
ini di rangkup dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih
mudah
dipahami dan lebih singkat dan akurat. Makalah ini menampilkan beberapa
bahasan yang
bisa membantu siapa saja yang ingin memahami aqidah
21
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apapengertian Aqidah secara Etimologi dan Terminologi?
2. Apa saja sumber-sumber Aqidah?
3. Apa fungsi dari Aqidah?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari Aqidah baik secara
Etimologi (bahasa) ataupun Terminologi (istilah) dengantepat dan benar.
2. Mahasiswa dapat memahami berbagai sumber-sumber Aqidah yang sudah
pasti kebenarannya.
3. Mahasiswa dapat memahami apa saja fungsi dari Aqidah.
21
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah secara Etimologi dan Terminologi
1. Pengertian Aqidah secara Etimologi (Bahasa)
a. Menurut KBBI, akidah/aki-dah berarti kepercayaan dasar atau
keyakinan pokok.
b. Aqidah berasaldari bahasa Arab.
- ‘) ﺍﻝَﻉ ﺩaqdual( yang berarti .ikatan
ْ
ﺙﻱ
- ﺍﻝ ﻭ ِ ْﻕ-keyakinan atau berartikepercayaan yang tautsiiqu) (at
yang kuat/kokoh.
- ( ﺓ ﻗَّﻮ ِﺏ ْ ﻻar-rabthubiquw-wah) yang berartimengikat dengan
kuat.
- ﻡ َﻛ ﺎ ْﺡ ْﺍِﻻ (al-ihkaamu) yang artinya mengokohkan atau
menetapkan.
c. Dari pengertian Aqidah berdasarkan kata di atas, dapat ditarik benang
merah bahwa, aqidah menurut bahasa adalah kepercayaan/keyakinan yang
kuat yang terdapat di dalam hati seseorang. Entah apakah yang ada
dalam keyakinan orang tersebut benaratau justru salah.
d. Dapat disimpulkan bahwa, aqidah merupakan keyakinan yang terdapat
di dalam hati yang tidak dapat terlihat. Namun kebenarannya
sudahlah pasti.
2. Pengertian Aqidah secara Terminologi (Istilah)
a. Menurut Hasanal-Banna
“ Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”.
c. Imam Ghazali
“Jika dalam diri seseorang telah tumbuh Aqidah pada hatinya, maka
mereka akan menganggap hanya Allah Subhanahu Wata'ala sajalah yang
memiliki kuasa atas segala sesuatu. Sementara segala yang ada hanyalah
mahluk”.
j. Singkatnya, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
َّ ََۡﺡ
ﻯ٣ َﻭ ٗﻝ ﺇُﻩَﻭ ﻥ ِ ﺇٞ ۡﺡ٤ ُﻳﻮ了 ﭐ َﻉ َﻱ ﻥِﻁ ُﻕ َﻭ َﻡ ﺍ
ِﻥ
“dan tidaklah yang diucapkan-Nya itu (Al-Qur’an)
menurut keinginan-Nya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah
wahyu yang
diwahyukan kepadanya. ”
menjadi persoalan adalah banyaknya hadits lemah yang beredar ditengah umat
dianggap“mutiara” yang bukan berasal dari Rasulullah SAW dinisbahakan kepada
beliau. Hal ini tidak lepas dari usaha penyimpangan yang dilakukan oleh musuh-
musuh Allah untuk mendapatkankeuntungan yang sedikit. Akan tetapi, maha suci
Allah yang telah menjaga kemurnian As-Sunnah hingga akhir zaman melalui
para ulama ahli ilmu. Selain melakukan penjagaan terhadap ahli sunnah, Allah
telah menjadikan As-Sunnah sebagai sumber hukum dalamAgama. Kekuatan As-
Sunnah dalam menetapkan syari’at termasuk perkara aqidah ditegaskandalam
banyak ayat Al-Qur’an, diantaranya firman Allah dalam Q.S. An-Nisa : 59.
。 ﺍ َ َ َ َﻑ
٥٩ ﺃ ﻳًﻞ ۡﺥ ﺡﺱ ُﺭ ُّﺩ َﺵ 。 ِِﻑ ﺕ
Firman Allah di atas menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi
seorang muslim untuk mengambil sumber-sumber hukum aqidah dari As-Sunnah
21
dengan pemahaman ulama. Ibnu Qayyim juga pernah berkata “Allah
memerintahkan untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya”, dengan
mengulangi kata kerja (taatilah) yang menandakan bahwa menaati Rasul wajib
secara independen tanpa harus mencocokkan terlebih dahulu dengan Al-Qur’an,
jika beliau memerintahkan sesuatu. Hal ini dikarenakan tidak akan pernah ada
ََ َّ ُ
َّ
١١٥ ۡﻱ ﺍﺍ ﻥ ﻭﺱ ﺀَ ﺕ ﻥۦ َٰﺍ ِﻝ
Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang yang Anda percaya berkata
kepada Anda bahwa ada korsleting listrik di rumah Anda yang dapat menyebabkan
kebakaran? Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang berkata kepada Anda
bahwa di kantor tempat Anda bekerja ada bahan peledak? Walaupun kemungkinan
benarnya berita itu kecil sekali, tentu Anda akan langsung mencari dan
memeriksa rumah Anda sampai Anda yakin bahaya tersebut tidak ada.
Begitu juga jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa mati bukan
akhir dari segalanya, bahwa Pencipta alam ini telah menetapkan aturan-aturan
yang mengakibatkan kesengsaraan abadi (neraka) bagi orang yang tidak
menaatinya. Anda, seperti manusia lain, dengan fitrah Anda akan memperhatikan
hal-hal ini walaupun Anda sebenarnya berpikir bahwa kemungkinan benarnya kata-
kata tersebut kecil sekali. Sebab, apa yang dikatakan orang tersebut sangat
penting dan bernilai.
21
Itulah yang mendorong manusia untuk terus mencari dan mengetahui
hakikat mengenai hal tersebut sampai dia mendapatkan hasil yang meyakinkan,
terlepas dari positif atau negatifnya hasil yang dia dapatkan.
“akal merupakan syarat untuk memahami ilmu dan kesempurnaan beramal dengan
keduanya ilmu dan amal menjadi sempurna, hanya saja ia tidak dapat berdiri
sendiri. Di dalam jiwa ia berfungsi sebagai sumber kekuatan, sama seperti
kekuatan penglihatan pada mata yang jika mendapatkannya cahaya Iman dan Al-
Qur’an seperti mendapat cahaya matahari dan api. Tetapi jika berdiri sendiri, ia
tidak akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika sama sekali dihilangkan ia
akan menjadi sesuatu yang berunsur kebinatangan”.
Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa yang bisa dicerna tentang
perkara-perkara nyata yang memungkinkan panca indra untuk menangkapanya.
Adapun masalah-masalah gaib yang tidak dapat disentuh oleh panca indra maka
tertutup jalan bagi akal untuk sampai pada hakikatnya. Sesuatu yang abstrak/gaib,
seperti akidah tidak dapat diketahui oleh akal kecuali mendapatkan cahaya dan
petunjuk wahyu baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Al-Qur’an dan As-
Sunnah menjelaskan bagaimana cara memahami dan melakukan masalah tersebut.
Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima surga dan neraka
karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui penjelasan yang berasal
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka akan dapat diketahui bahwasanya
setiap manusia harus meyakininya. Mengenai hal ini Ibnu Taimiyah mengatakan
bahwa apa yang tidak terdapat dalam Al- Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ yang
menyelisih akal sehat karena sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat adalah
batil. Sedangkan tidak ada kebatilan dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ . Tetapi
padanya terdapat kata-kata yang mungkin sebagian orang tidak memahaminya
ataumereka memahaminya dengan makna yang batil.
5. Fitrah Kehidupan
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
21
“setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah
yang membuat ia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”( H. R. Muslim ).
“dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang
biasa kamu seru, kecuali Dia. Tapi ketika Dia menyelamatkan kamu
kedaratan, kamu berpaling dari-Nya. Dan manusia memang selalu ingkar
(tidakber syukur). ”
5) Mengikhlaskanniathanyakepada Allah.
7) Memperoleh ketenanganjiwa.
BAB IV
KESIMPULAN
perbuatankekuasaan-Nya.
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan
sebagai pondasi. Dimana seluruh ajaran Islam berada di atasnya. Aqidah
merupakan beberapaprinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang
termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA
- Admin, Pengertian dan Makna Aqidah Islamiyah, Info Makalah, diakses dari
http://www.makalah.info/2016/11/pengertian-dan-makna-aqidah-
َ ۚ
ﭐ ﻥَﺱ َٰ ﻙ ﻭ ٦٧ ﺕ
َ ۚ
ﭐ ﻥَﺱ َٰ ﻙ ﻭ ٦٧ ﺕ
11