Anda di halaman 1dari 23

21

MAKALAH AQIDAH ISLAM


Dosen Pengampu : Muamal Gadafi, S.Ag.,M.Pd

Disusun oleh:
1. Aisya Nur Fadilah D./F1C123035
2. Arif Rahman Hijrah/F1C123003
3. Alif Laela Tomia/F1C123037
4. Ahmad Dzaki Fauzan/F1C123021
5. La Ode Muhammad Clay Fadil/F1C123053
6. Salsabila Maharani/F1C123069
7. Safitri/F1C123029
8. Nur Jeda/F1C123013
9. Jabal Nur Hidayat/F1C123009
10. Muh Reza Ramadhan/F1C123055

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KENDARI
2023
21

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Agama. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terimaksih.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, 10 November 2023

Penulis
21

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Pengertian Aqidah secara Etimologi dan Terminologi........................... 3


B. Macam-macam sumber Aqidah.............................................................. 4
C. Macam-macam fungsi Aqidah................................................................ 6
BAB III PENUTUP........................................................................................... 8

A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
21

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Segala puji bagi Allah yang maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya
telah memberikan petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat-Nya dengan suri tauladan-Nya yang baik. Dan segala
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagikita semua.
Banyaknya paham-paham asing di seluruh lapisan masyarakat umum,
termasuk banyaknya jaringan teroris yang berkembang di sekitar kita terjadi
karena kurangnya pemahaman para generasi penerus bangsa mengenai
Aqidah. Maka dari itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan agar
para pembaca dapat lebih memahami tentang apa pengertian Aqidah baik
secara bahasa maupun istilah, darimana saja sumber-sumber Aqidah tersebut
diperoleh, dan apa saja fungsi dari Aqidah sesuai dengan ajaran Islam,
sehingga tidak terjadi hal-hal yang menyimpang beratasnamakan
Aqidah Islam.

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang
beriman
(mu’min). Makalah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam
islam, semua
ini di rangkup dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih
mudah
dipahami dan lebih singkat dan akurat. Makalah ini menampilkan beberapa
bahasan yang
bisa membantu siapa saja yang ingin memahami aqidah
21

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apapengertian Aqidah secara Etimologi dan Terminologi?
2. Apa saja sumber-sumber Aqidah?
3. Apa fungsi dari Aqidah?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari Aqidah baik secara
Etimologi (bahasa) ataupun Terminologi (istilah) dengantepat dan benar.
2. Mahasiswa dapat memahami berbagai sumber-sumber Aqidah yang sudah
pasti kebenarannya.
3. Mahasiswa dapat memahami apa saja fungsi dari Aqidah.
21

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah secara Etimologi dan Terminologi
1. Pengertian Aqidah secara Etimologi (Bahasa)
a. Menurut KBBI, akidah/aki-dah berarti kepercayaan dasar atau

keyakinan pokok.
b. Aqidah berasaldari bahasa Arab.
- ‫‘) ﺍﻝَﻉ ﺩ‬aqdual( yang berarti .ikatan
ْ
‫ﺙﻱ‬
- ‫ ﺍﻝ ﻭ ِ ْﻕ‬-keyakinan atau berartikepercayaan yang tautsiiqu) (at

yang kuat/kokoh.
- ‫( ﺓ ﻗَّﻮ ِﺏ ْ ﻻ‬ar-rabthubiquw-wah) yang berartimengikat dengan
kuat.
- ‫ﻡ َﻛ ﺎ ْﺡ ْﺍِﻻ‬ (al-ihkaamu) yang artinya mengokohkan atau
menetapkan.
c. Dari pengertian Aqidah berdasarkan kata di atas, dapat ditarik benang
merah bahwa, aqidah menurut bahasa adalah kepercayaan/keyakinan yang
kuat yang terdapat di dalam hati seseorang. Entah apakah yang ada
dalam keyakinan orang tersebut benaratau justru salah.
d. Dapat disimpulkan bahwa, aqidah merupakan keyakinan yang terdapat
di dalam hati yang tidak dapat terlihat. Namun kebenarannya
sudahlah pasti.
2. Pengertian Aqidah secara Terminologi (Istilah)

a. Menurut Hasanal-Banna
“ Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”.

b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy


“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (Kebenaran) itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan
21
kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu”.

c. Imam Ghazali
“Jika dalam diri seseorang telah tumbuh Aqidah pada hatinya, maka
mereka akan menganggap hanya Allah Subhanahu Wata'ala sajalah yang
memiliki kuasa atas segala sesuatu. Sementara segala yang ada hanyalah
mahluk”.

d. Menurut Abdullah Azzam,


“Aqidah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya
"beriman" berarti tidak mengingkari adanya enam rukun Iman.
Diantaranya adalah Iman kepada; Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari
kiamat serta Qada’ dan Qadar”.

e. Menurut Ibnu Tarmiyah,


“Aqidah adalah sesuatu yang tertanam dalam hati. Akan merasa tenang
orang yang memilikinya, dan di dalam jiwanya tidak sedikitpun
menaruh prasangka ataupun keraguan”.

f. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy,


“Aqidah adalah kebenaran logis yang mampu diterima manusia melalui
akal, wahyu dan juga fitrahnya. Dan kebenaran tersebut terletak pada hati
yang senantiasa akan menolak dengan tegas jika ada yang bertentangan
dengannya”.

g. Aqidah adalah Sebuah perkara yang sifatnya wajib untuk


dibenarkan oleh hati dan jiwa, sehingga orang yang memiliki kebenaran
tersebut akan merasa damai karenanya. Kemudian menjadi suatu
kenyataan yang teguh serta kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan
dan kebimbangan

h. Aqidah bisa dikatakan sebagai keimanan yang terdapat di dalam jiwa.


Keberadaannya terikat dan sangat kokoh. Dan apabila terdapat
keraguan atau prasangka, maka tidak dapat dikatakan sebagai aqidah.
21
i. Implementasi dari keberadaannya (iman/aqidah) yang terdapat dalam
hati atau jiwa, muncul dalam bentuk ucapan/lisan, dan diwujudkan
dalam bentuk perbuatan.

j. Singkatnya, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada

keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya

B. Macam-macam sumber Aqidah


1. Al-Qur’an sebagai sumber Aqidah
Firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril. Di dalamnya
Allah telah menjelaskan segala sesuatu yang telah dibutuhkan
oleh hamba-Nya sebagai bekal kehidupan di dunia dan di
akhirat. Ia merupakan petunjuk bagi orang-orang yang diberi
petunjuk, pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman, dan obat
bagi jiwa-jiwa yang terluka.

Sebagaimana Firman Allah dalam QS.Al-An’am:115.

“dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan


benardan adil. Tidak ada yang dapat mengubah Firman-Nya. Dan
Dia Maha

Mendengardan Maha Mengetahui”.

Al-Imam Asy-Syatibi mengatakan Bahwa sesungguhnya Allah telah


menurunkan syariat ini kepada Rasul-Nya yang didalamnya terdapat penjelasan
atas segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tentang kewajiban dan peribadatan
yang dipikulkan diatas pundaknya, termasuk didalamnya perkara aqidah. Allah
menurunkan Al-Qur’an sebagai sumber hukum aqidah karena Allah mengetahui
kebutuhan manusia sebagai seorang hamba yang diciptakan untuk beribadah
kepada-Nya. Bahkan jika dicermati akan ditemui banyak ayat dalam Al-Qur’an
yang dijelaskan tentang aqidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh
karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami aqidah
yang bersumber dari Al-Qur’an. Kitab mulai penjelasan langsung dari rabb manusia,
yang hak dan tidak pernah sirna ditelan masa.

2. As-Sunnah sumberkedua Aqidah


21
Seperti halnya Al-Qur’an, As-Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari
Allah SWT walaupun Lafadznya bukan dari Allah tapi maknanya datang darinya.
Hal ini diketahui dalam firman Allah QS. An-Najm: 3-4.

َّ ‫ََۡﺡ‬
‫ ﻯ‬٣ ‫ َﻭ ٗﻝ ﺇُﻩَﻭ ﻥ ِ ﺇ‬ٞ ‫ ۡﺡ‬٤ ‫ُﻳﻮ‬了 ‫ﭐ َﻉ َﻱ ﻥِﻁ ُﻕ َﻭ َﻡ ﺍ‬
‫ِﻥ‬
“dan tidaklah yang diucapkan-Nya itu (Al-Qur’an)
menurut keinginan-Nya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah
wahyu yang

diwahyukan kepadanya. ”

Rasulullah saw bersabda,


”tulislah demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidak keluar
dari-Nyakecualikebenaran sambil menunjuk lidahnya” (HR. Abu dawud).

menjadi persoalan adalah banyaknya hadits lemah yang beredar ditengah umat
dianggap“mutiara” yang bukan berasal dari Rasulullah SAW dinisbahakan kepada
beliau. Hal ini tidak lepas dari usaha penyimpangan yang dilakukan oleh musuh-
musuh Allah untuk mendapatkankeuntungan yang sedikit. Akan tetapi, maha suci
Allah yang telah menjaga kemurnian As-Sunnah hingga akhir zaman melalui
para ulama ahli ilmu. Selain melakukan penjagaan terhadap ahli sunnah, Allah
telah menjadikan As-Sunnah sebagai sumber hukum dalamAgama. Kekuatan As-
Sunnah dalam menetapkan syari’at termasuk perkara aqidah ditegaskandalam
banyak ayat Al-Qur’an, diantaranya firman Allah dalam Q.S. An-Nisa : 59.

‫。 ﺍ‬ َ َ َ ‫َﻑ‬
٥٩ ‫ﺃ ﻳًﻞ‬ ‫ۡﺥ ﺡﺱ‬ ‫ُﺭ ُّﺩ َﺵ 。 ِِﻑ ﺕ‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah pada Allah
(Al-Qur’an) dan Rasul (As- Sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yangdemikian itu, lebih utama bagimudan lebih baikakibatnya. ”

Firman Allah di atas menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi
seorang muslim untuk mengambil sumber-sumber hukum aqidah dari As-Sunnah
21
dengan pemahaman ulama. Ibnu Qayyim juga pernah berkata “Allah
memerintahkan untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya”, dengan
mengulangi kata kerja (taatilah) yang menandakan bahwa menaati Rasul wajib
secara independen tanpa harus mencocokkan terlebih dahulu dengan Al-Qur’an,
jika beliau memerintahkan sesuatu. Hal ini dikarenakan tidak akan pernah ada

pertentangan antara Qur’an dan Sunnah.

3. Ijma’ Para Ulama


Sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid Umat
Muhammad saw setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka
bukanlah orang yang sekedar tahu tentang ilmu tetap juga memahami dan
mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan ijma’, Allah swt berfirman dalam QS.An-
Nisa:115.

َ ‫َ َﺕ ََّّﻱ‬ ‫ۡﻱ َﻍ‬ ‫ََّﻱ‬


‫ُﻥ َﻭ ﺅِﻡ ِﻥ ُﻡ ﭐﻝ ِﺑﻲِﻝ َﺱ َ ﻉ َﻭ َﻱ َّﺕ ِﺏ ُﻩَﺩ َٰﻯ ﭐﻝ َ َﺏ َﻡ ﺍ ِﺩ َﺏ ﻉ ِﻡ ۢﻥ ﻝﻭ ﺭَّﭑﻟ ﻱُ َﺵ ﺍِﻕ ِﻕ َﻭ َﻡ ﻥ‬

ََ َّ ُ
َّ
١١٥ ‫ۡﻱ ﺍﺍ‬ ‫ﻥ ﻭﺱ ﺀَ ﺕ‬ ‫ﻥۦ‬ َٰ‫ﺍ ِﻝ‬

“dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas


kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
kami biarkan dia dalam kesesatanyang telah dilakukannya itu dan akan masukkan
ia kedalam Neraka Jahannam,

dan ituseburuk- buruk tempat kembali. ”

Imam Syafi’I menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pembolehan


disunnatkannya Ijma’, yaitu diambil dari kalimat “Jalannya orang-orang yang
beriman” yang berarti Ijma’. Beliau juga menambahkan bahwa dalil ini adalah dalil
21
Syar’I yang wajib untuk diikuti karena Allah menyebutkannya secara bersamaan
dengan larangan menyelisihi Rasul.

Di dalam pengambilan Ijma’ terdapat juga beberapa kaidah- kaidah penting


yang tidak boleh ditinggalkan. Ijma’ dalam masalah akidah harus bersandarkan
kepada dalil dari Al-Qur’an dan As- Sunnah yang shahih karena perkara aqidah
adalah perkara tauqifiyah yang tidak diketahui kecuali dengan jalan wahyu.
Sedangkan fungsi Ijma’ adalah menguatkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
menolak kemungkinan terjadinya kesalahan dalam dalil yang dzani sehingga
menjadi qotha’i

4. Akal Sehat Manusia


Selain ketiga sumber diatas, akal juga menjadi sumber hukum aqidah dalam
Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta
memberikan haknya sesuai dengan kedudukannya, dengan cara
memberikan batasan dan petunjukkepada akal agar tidak terjebak kedalam
pemahaman- pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang
memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atauperistiwa.

Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang yang Anda percaya berkata
kepada Anda bahwa ada korsleting listrik di rumah Anda yang dapat menyebabkan
kebakaran? Apa yang akan Anda lakukan jika seseorang berkata kepada Anda
bahwa di kantor tempat Anda bekerja ada bahan peledak? Walaupun kemungkinan
benarnya berita itu kecil sekali, tentu Anda akan langsung mencari dan
memeriksa rumah Anda sampai Anda yakin bahaya tersebut tidak ada.

Begitu juga jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa mati bukan
akhir dari segalanya, bahwa Pencipta alam ini telah menetapkan aturan-aturan
yang mengakibatkan kesengsaraan abadi (neraka) bagi orang yang tidak
menaatinya. Anda, seperti manusia lain, dengan fitrah Anda akan memperhatikan
hal-hal ini walaupun Anda sebenarnya berpikir bahwa kemungkinan benarnya kata-
kata tersebut kecil sekali. Sebab, apa yang dikatakan orang tersebut sangat
penting dan bernilai.
21
Itulah yang mendorong manusia untuk terus mencari dan mengetahui
hakikat mengenai hal tersebut sampai dia mendapatkan hasil yang meyakinkan,
terlepas dari positif atau negatifnya hasil yang dia dapatkan.

Agama Islam tidakmembenarkan pengagungan terhadap akal dan tidak pula


membenarkan pelecehan terhadap kemampuan akal manusia, seperti yang biasa
dilakukan oleh beberapa golongan (firqoh) yang menyimpang. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :

“akal merupakan syarat untuk memahami ilmu dan kesempurnaan beramal dengan
keduanya ilmu dan amal menjadi sempurna, hanya saja ia tidak dapat berdiri
sendiri. Di dalam jiwa ia berfungsi sebagai sumber kekuatan, sama seperti
kekuatan penglihatan pada mata yang jika mendapatkannya cahaya Iman dan Al-
Qur’an seperti mendapat cahaya matahari dan api. Tetapi jika berdiri sendiri, ia
tidak akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika sama sekali dihilangkan ia
akan menjadi sesuatu yang berunsur kebinatangan”.

Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa yang bisa dicerna tentang
perkara-perkara nyata yang memungkinkan panca indra untuk menangkapanya.
Adapun masalah-masalah gaib yang tidak dapat disentuh oleh panca indra maka
tertutup jalan bagi akal untuk sampai pada hakikatnya. Sesuatu yang abstrak/gaib,
seperti akidah tidak dapat diketahui oleh akal kecuali mendapatkan cahaya dan
petunjuk wahyu baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Al-Qur’an dan As-
Sunnah menjelaskan bagaimana cara memahami dan melakukan masalah tersebut.
Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima surga dan neraka
karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui penjelasan yang berasal
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka akan dapat diketahui bahwasanya
setiap manusia harus meyakininya. Mengenai hal ini Ibnu Taimiyah mengatakan
bahwa apa yang tidak terdapat dalam Al- Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ yang
menyelisih akal sehat karena sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat adalah
batil. Sedangkan tidak ada kebatilan dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ . Tetapi
padanya terdapat kata-kata yang mungkin sebagian orang tidak memahaminya
ataumereka memahaminya dengan makna yang batil.

5. Fitrah Kehidupan
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
21
“setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah
yang membuat ia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”( H. R. Muslim ).

Dari hadits dapat diketahui bahwa sebenarnya manusia memiliki


kecenderungan untuk menghamba kepada Allah. Akan tetapi bukan berarti bahwa
bayi yang lahir telah mengetahui rincian agama islam. Setiap bayi yang lahir
tidak mengetahui apa- apa. Tetapi setiap mamiliki fitrah untuk sejalan
dengan Islam sebelum dinodai oleh penyimpangan-penyimpangan. Bukti mengenai
hal ini adalah fitrahmanusiauntuk mengakuibahwa mustahil ada dua pencipta alam
yang memiliki sifat dan kemampuan yang sama.Bahkan ketika ditimpa musibah
pun banyak manusia yang menyeruh kepada Allah seperti dijelaskan dalam firmanya:
Q.S Al-Israa:67.

“dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang
biasa kamu seru, kecuali Dia. Tapi ketika Dia menyelamatkan kamu
kedaratan, kamu berpaling dari-Nya. Dan manusia memang selalu ingkar
(tidakber syukur). ”

C. Macam-macam fungsi Aqidah


Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi
bangunan semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus semakin
kokoh pondasi yang dibuat. Kalau pondasinya lemah bangunan itu akan
cepat ambruk, tidak ada bangunan tanpa pondasi. Seseorang yang memiliki
aqidah yang kuat pasti akan melaksanakan ibadah yang tertib dan memiliki akhlak
yang mulia. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT kalau tidak
dilandasi dengan aqidah.

Aqidah sesuai dengan fungsinya sebagai dasar agama, maka keberadaan


aqidah Islam sangat menentukan bagi seorang muslim, sebab dalam sistem teologi
agama ini diyakini bahwa sikap, perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam
perilaku dan aktivitas seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem teologi atau aqidah
21
yang dianutnya. Untuk itu signifikansi akidah dalam kehidupan seseorang
muslim dapat dilihat paling tidak dalamtujuh hal, yaitu:

1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam.


Di atas keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainnya, yaitu syari’ah
(hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan ajaran Islam
lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat
diamalkan di atas keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar,
pengamalan ajaran agamatidak akan memilikimakna apa-apa.

2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai


modal awal mencapai kebahagiaan di akhirat.

Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap


kehidupan kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan
perbuatannya di dunia, Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada
landasan aqidah maka ibadahkita tersebut tidakakan diterima.

3. Menuntun dan mengembangkan dasar ke Tuhanan yang dimiliki manusia


sejak lahir.
Akidah islam berfungsi untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau
non muslim. Begitupentingnya kajian akidah islam hingga bidang ini telah menjadi
perbincangan serius dikalangan para ahli sejak zaman awal Islam sampai hari ini,
termasuk di Indonesia. Di dalam apresiasinya, kajian mengenai bidang ini
melahirkan beberapa aliran, seperti Muktazilah, Asy’ariyah, Murjiah, Syiah,
Khawarij, Qadariyah, Jabbariyah dan lain-lain. Sebagai hal yang sangat
fundamental bagi seseorang, aqidah oleh karenanya disebut sebagai titik tolak
dan sekaligus merupakan tujuan hidup. Atas dasar itu maka aqidah memiliki peran
yang sangat penting di dalam memunculkan semangat peningkatan kualitas hidup
seseorang.
21

5. Akidah Dapat Menimbulkan Optimisme Dalam Kehidupan.


Sebab manusia yang di dalam dirinya tertanam akidah atau keyakinan
yang kuat, akan selalu merasa optimis dan merasa akan berhasil dalam segala
usahanya. Keyakinan ini didorong oleh keyakinan yang lain bahwa allah sangat
dekat padanya, bahkan selalu menyertainya dalam usaha dan aktivitas-
aktivitasnya. Sementara bagi orang yang tidak memiliki akidah yang benar dan kuat
tidak akan memilki keyakinan yang kuat, jiwanya akan menjadi gersang dan
hampa, dan selalu diliputi keraguan dalambertindak. Sehingga jika tertimpa sedikit
cobaan dan rintangan, ia menjadi gelisah, keluh kesah, yang sering kali berakhir
dengan putus asa, karena ia tidak memiliki pegangan batin yang kuat di
luarkemampuanya.

6. Akidah Dapat Menumbuhkan Kedisiplinan.


Disiplin dimaksud, seperti disebut oleh Yusuf Qardhawiy, adalah kepatuhan
dan ketaatan dalam mengikuti semua ketentuan dan tata tertib yang berlaku,
termasuk hukum alam (sunnah Allah) dengan kesadaran dan tanggung jawab.
Akidah yang mantap akan mampu menempatkan diri seseorang sebagai makhluk
berdisiplin tinggi dalam kehidupannya. Disiplin adalah kata kunci untuk keberhasilan.
Karena itu bila seseorang muslim ingin berhasil, ia harus berdisplin. Tanpa disiplin,
tidak mungkin seseorang dapat meraih kesuksesannya. Dalam konteks
peningkatan kualitas hidup displin sangat dituntut terutama: Disiplin dalam
waktu. Artinya, tertib dan teratur dalam memanfaatkannya dalam penanganan
kerja maupun dalam melakukan ibadah mahdhah.

Disiplin dalam bekerja. Artinya, seorang muslim yang berakidah


menyadari bahwa ia harus bekerja, sebagai pelaksanaan tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah. Dan agar kerjanya berhasil baik, diperlukan sikap
displin. Sebab penangan kerja dengan kedisplinan akan menghasilkan sesuatu
secara maksimal dan membahagiakan.

7. Aqidah Berpengaruh Dalam Peningkatan Etos Kerja.


21
Sebab seseorang yang memilki keyakinan yang mantap akan selalu
berupaya keras untuk keberhasilan kerjanya, sebagai bagian dari
pemenuhan kataatanya pada Allah.Dengan demikian melalui aqidahnya akan
tersembul etos kerja yang baik yang tercermin dari ciri-ciri berikut ini:

a) Memiliki jiwakepeloporan dalam menegakan kebenaran.


Kepeloporan disini dimaksud sebagai mengambil peran secara aktif untuk
mempengaruhi orang lain agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Jadi, ia memilki kemampuan untuk mengambilposisi dan
sekaligus memainkan peran (role) sehingga kehadirannya selalu dirasakan
memberikan spirit bagi munculnya semangat peningkatan kualitas hidup
setiap orang di sekitarnya.

b) Memiliki perhitungan (kalkulatif)


Setiap langkah dalam hidupnya selalu diperhitungkan dari segala aspek,
termasuk untung dan resikonya, dan tentu saja sebuah perhitunganyang
rasional.

c) Tidakmerasapuas dalamberbuat kebajikan.


Tipe muslim yang memilki aqidah yang kaut akan tampak dari semangatnya
yang tak kenal lelah melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai dan
menegakan kebaikan. Sekali dia berniat, ia akan menepati cita-citanya secara
serius dan cermat, serta tidah mudah menyerah bila berhadapan dengan cobaan
dan rintangan. Dengan semangat semacam ini seorang muslim selalu
berusahamengambil posisi dan memainkan peranan positif, dinamis, dan
keratif dalam penanganankerjanya,dan memberi contohkepada orangyang
disekitarnya. Sedemikian pentingnya peran dan kontribusi aqidah bagi
peningkatan kualitas hidup seorang muslim, hingga pemerhati masalah-
masalah tauhid, Ismail Razi al- faruqi menyebut aqidah (tauhid) sebagai
prinsip ekonomi Islam dalam bentuk etika produksi, etika distribusi dan etika
konsumsi. Aqidah sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi
seorang muslim memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam hidupnya
antara lain :
21
1) Menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna
kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya
dengan Tuhan.

2) Aqidah/ keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam


pengabdian dan penyerahan dirinya secarautuh kepada Dzat Yang Maha
Besar.

3) Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya


dalam pengawasan Allah semata.

4) Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).

5) Mengikhlaskanniathanyakepada Allah.

6) Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbulkarena jiwayang


kosong dari aqidah .

7) Memperoleh ketenanganjiwa.

8) Meluruskan tujuan dan perbuatan daripenyelewengan dalam beribadah kepada


Allah dan bermu’amallah dengan orang lain.

9) Menuntun orang untuk berbuat dan mempertanggung jawabkan perbuatannya


dengan sungguh-sungguh.

Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan beribadah


dengan tertib, memiliki akhlaq mulia dan bermu’amallah (hubungan sesama
manusia) dengan baik dan tanpa pamrih. dengan Ideologi bagi sebuah negara, jika
pondasi suatu negara lemah, maka negara itu akan cepat ambruk. (Dijawab oleh
Dwi Nielam)

3. Pertanyaan dari Andy Prabowo, kelompok 5.


- Apa pendapat kelompok mengenai orang yg terlalu fanatik terhadapagama,
tanpamemikirkan dunia sama sekali ?
21
- Dapat dilihat dari pembahasan macam-macam fungsi Aqidah, bahwa
seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan beribadah dengan
tertib, memiliki akhlaq mulia dan bermu’amallah (hubungan sesama
manusia) dengan baik dan tanpa pamrih. Jadi sesorang yang terlalu fanatik
terhadap agama dan tidak memikirkan dunia sama sekali, tidak
menerapkan konsep Aqidah di dalam dirinya. (Dijawab oleh Junita
Retnosari).
19

BAB IV
KESIMPULAN

Menurut Etimologi (Bahasa) Aqidah dapat diartikan sebagai


kepercayaan dasar atau keyakinan pokok. Dan menurut Terminologi (Istilah)
Aqidah bisa dikatakan sebagai keimanan yang terdapat di dalam jiwa.
Keberadaannya terikat dan sangat kokoh. Dan apabila terdapat keraguan atau
prasangka, maka tidak

dapat dikatakan sebagai aqidah.


Pada hakikatnya aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan
Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada
manusia untuk mengenalkan adanya Allah SWT dengan memperhatikan alam
sebagai bukti hasil

perbuatankekuasaan-Nya.
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan
sebagai pondasi. Dimana seluruh ajaran Islam berada di atasnya. Aqidah
merupakan beberapaprinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang
termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah SWT

melalui wahyukepada Nabi-Nya, Muhammad Saw.


Semoga apa yang kita sampaikan dapat diterima dan bermanfaat,
semoga berguna bagi kehidupan kita sekarang dan di masa yang akan datang.
16

DAFTAR PUSTAKA

- Ebta Setiawan, Akidah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi


online/daring), diakses darihttps://kbbi.web.id/akidah, 18 September 2017,
11.35 WIB

- Kontributor Wikipedia, Akidah Islam, Wikipedia, diakses


dari https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam, 18 September 2017, 13.08

- Admin, Pengertian dan Makna Aqidah Islamiyah, Info Makalah, diakses dari
http://www.makalah.info/2016/11/pengertian-dan-makna-aqidah-

islamiyah.html, 18 September 2017, 13.30 WIB.

- Manan Jumati, Makalah konsep Aqidah Dalam Islam, Mananjumati


Wordpress, diakses dari
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-

dalam-islam/, 19 September 2017, 13.13 WIB

- ^Lisaanul 'Arab (IX/311:‫ )ﻋﻘﺪ‬karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t


dan Mu'jamul Wasiith(II/614:‫)ﻋﻘﺪ‬

- Andiyani Muhadi, Bahriani dan Rezky Nur Wahyuni, Aqidah Akhlak


Sumber- sumber Aqidah Islam,
“http://avbahriani.blogspot.co.id/2016/06/sumber- sumber-aqidah-islam.html”
18 September 2017, 18:11.
16
‫‪11‬‬

‫َ‬ ‫ۚ‬
‫ﭐ ﻥَﺱ َٰ ﻙ ﻭ ‪٦٧‬‬ ‫ﺕ‬

‫َ‬ ‫ۚ‬
‫ﭐ ﻥَﺱ َٰ ﻙ ﻭ ‪٦٧‬‬ ‫ﺕ‬
11

Anda mungkin juga menyukai