Anda di halaman 1dari 14

AQIDAH AKHLAK

RUKUN IMAN DAN HIKMAH DALAM KEHIDUPAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak yang diampu
oleh Bapak H. Ahmad Labib, M.Pd.I.

Oleh :
K. Anggie Ismaya Dewi
NIM : 2213087

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga dengan hal itu penulis telah dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan Salam kita ucapkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
telah menghantarkan umat manusia ke jalan yang di Ridhoi Allah SWT.

Ucapan terima kasih kepada beliau Bapak H. Ahmad Labib, M.Pd.I. selaku dosen
pengampu pada mata kuliah ‘Aqidah Akhlak’ yang telah memberikan bimbingan serta
arahan sehingga makalah yang berjudul “Rukun Iman dan Hikmahnya dalam kehidupan"
ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Seiring dengan usaha kerja keras penulis, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, karena tanpa bimbingan dan dorongannya,
penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Penulis pun menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mempunyai
tanggapan yang positif serta dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Amin Ya Rabbal
‘Alamin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kendal, 11 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
1. Pengertian Iman...............................................................................................................3
2. Dalil Tentang Rukun Iman...............................................................................................4
3. Pembagian Rukun Iman...................................................................................................5
4. hikmah rukun iman dalam kehidupan..............................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................10
1. Kesimpulan....................................................................................................................10
2. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Agama menurut Islam adalah apa yang diturunkan oleh Allah SWT. Dalam Al-
Qur’an dan Sunnah yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk
bagi kemaslahatan umat baik itu urusan dunia maupun akhirat. Beragama Islam adalah
suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan dalam Al-Qur an.

Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman
terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal
yang “ghoib”, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia.
Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah:

1) iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya),

2) iman kepada Malaikat-Malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan


keberadaankekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta),

3) iman kepada Kitab-kitab Allah(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya),

4) iman kepada Rasul-rasul Allah(mencontoh perjungan para Nabi dan Rasul dalam
menyebarkan dan menjalankan kebenaranyang disertai kesabaran),

5) iman kepada hari Kiamat (bahwa setiap perbuatan akan adapembalasan) dan

6) iman kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yangditentukan
Allah pada alam semesta).

Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki
oleh setiap muslim.

2. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan rukun iman

2) Bagaimana dalil tentang rukun iman

3) Bagaimana pembagian rukun iman

4) hikmah rukun iman dalam kehidupan


3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui makna rukun iman

2) Untuk mengetahui dalil tentang rukun iman

3) Untuk mengetahui pembagian rukun iman

4) Untuk mengetahui hikmah rukun Imah dalam kehidupan


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman
Rukun Iman merupakan pilar-pilar keimanan yang harus dimiliki seorang muslim.
Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al- Qur'an maupun
Hadits. Sebagaimana hadits berikut ini:

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah


syar'i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota
badan". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman
seorang hamba akan bertambah dan meningkat bilamana ketaatan dan ibadahnya
bertambah dan meningkat, sebaliknya keimanannya akan menurun bilamana kadar
ketaatan dan ibadahnya menurun. Sebagaimana perbuatan maksiat sangat berpengaruh
kepada iman apabila seseorang, kemaksiatan tersebut dalam bentuk syirik besar atau
kekufuran, maka bisa mengikis keimanan sampai ke akar-akarnya. Apabila kemaksiatan
tersebut tidak sampai ketingkatan syirik atau kufur, maka akan menghambat
kesempurnaan iman yang wajib dimiliki setiap orang, atau bisa mengeruhkan
kejernihannya, atau melemahkannya Iman.

Secara bahasa, Iman biasanya diartikan diartikan dengan percaya atau


mempercayai. Dalam bahasa Arab pada umumnya menggunakan bi berarti ‚ telah beriman
atau percaya kepada obyek utama yaitu Tuhan. Jika obyeknya Alquran maka artinya
menjadi ‚ percaya bahwa Alquran adalah kalam Tuhan, jika objeknya nabi maka artinya
menjadi ‚ percaya bahwa nabi adalah utusan Tuhan. Dalam hal ini, pengertian Iman
beralih dari ‚ merasa aman menjadi ‚ percaya kepada, maka Iman sendiri dapat diartikan ‚
Barangsiapa yang percaya – kepada Tuhan, maka tidak akan merasa aman. Artinya, jika
seseorang tidak mengakui Tuhan atau tidak memiliki keimanan terhadap-Nya dan
terhadap hal-hal lain turunan dari keimanan pada Tuhan ini (kebenaran tentang Kitab
Suci, dll) maka di dalam hatinya tidak mungkin merasa aman, damai, integral, dll.(Farah,
N., & Fitriya, 2018)

Menurut Fazlur Rahman, Iman adalah suatu fiil hati, yaitu berupa penyerahan diri
seseorang yang tegas kepada Tuhan dan Risalah - Nya serta memperoleh kedamaian dan
keamanan serta benteng dari gangguan-gangguan. Iman merupakan perkara hati nurani
atau hati dan pikiran, namun harus berujung dengan tindakan. Jika Iman dipisahkan dari
amal soleh, maka telah melenceng dari Al-Qur’an.
Sebagaimana dalam firman Allah pada ayat Q.S. Al-baqarah : 143

‫َو َك َٰذ ِلَك َجَع ْلَناُك ْم ُأَّم ًة َو َس ًطا ِلَتُك وُنوا ُش َهَداَء َع َلى الَّناِس َو َيُك وَن الَّرُسوُل َع َلْيُك ْم َش ِهيًداۗ َو َم ا َجَع ْلَنا اْلِقْبَلَة‬
‫اَّلِتي ُكْنَت َع َلْيَها ِإاَّل ِلَنْع َلَم َم ْن َيَّتِبُع الَّرُسوَل ِمَّم ْن َيْنَقِلُب َع َلٰى َع ِقَبْيِهۚ َو ِإْن َكاَنْت َلَك ِبيَر ًة ِإاَّل َع َلى اَّلِذ يَن‬
‫َهَدى ُهَّللاۗ َو َم ا َك اَن ُهَّللا ِلُيِض يَع ِإيَم اَنُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا ِبالَّناِس َلَر ُء وٌف َرِح يٌم‬

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan”
agarkamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksiatas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu
(berkiblat)kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan
siapa yangberbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali
bagi orangyang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

2. Dalil Tentang Rukun Iman


Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin, dalil-dalil rukun iman yang enam terdapat
dalamayat-ayat berikut:

Al-Baqarah: 285

‫آَم َن الَّرُسوُل ِبَم ا ُأْنِز َل ِإَلْيِه ِم ْن َر ِّبِه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۚ ُك ٌّل آَم َن ِباِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه اَل ُنَفِّر ُق َبْيَن َأَحٍد‬
‫ِم ْن ُرُس ِلِهۚ َو َقاُلوا َسِم ْعَنا َو َأَطْعَناۖ ُغ ْفَر اَنَك َر َّبَنا َو ِإَلْيَك اْلَم ِص يُر‬

Artinya :

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan
mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami
ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al-Baqarah: 285]

Al- Baqarah : 177

‫َلْيَس اْلِبَّر َأْن ُتَو ُّلوا ُوُجوَهُك ْم ِقَبَل اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِر ِب َو َٰل ِكَّن اْلِبَّر َم ْن آَم َن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َو اْلَم اَل ِئَك ِة‬
‫َو اْلِكَتاِب َو الَّنِبِّييَن‬

Artinya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. [Al-Baqarah: 177]

An-Nisa’: 136

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا آِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه َو اْلِكَتاِب اَّلِذ ي َنَّز َل َع َلٰى َر ُسوِلِه َو اْلِكَتاِب اَّلِذ ي َأْنَز َل ِم ْن َقْبُلۚ َو َم ْن‬
‫َيْكُفْر ِباِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض اَل اًل َبِع يًدا‬

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya. [An-Nisa’: 136]

Hadis Riwayat Muslim :

“Kemudian ia berkata lagi, “Beritahulah tentang Iman.” Nabi ‫ ﷺ‬menjawab,”Iman


adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-
Nya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” Dia
berkata, “Engkau benar.”

3. Pembagian Rukun Iman


Nabi Muhammad SAW bersabda :"Keimanan itu ialah engkau akan percaya
(beriman) pada Allah, Malaikat - Malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir (kiamat) danengkau akan percaya kepada takdir baik dan buruk dari pada-Nya"
(HR. Muslim).

Menurut hadits di atas telah diterangkan bahwa rukun iman itu ada 6 yaitu:

1) Iman kepada Allah SWT.

Iman kepada Allah SWT artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah itu ada (wujud). Iman kepada Allah termasuk Rukun Iman yang
pertama. Setiap muslim wajib mempercayai-Nya, walaupun kita belum pernah melihat
wujud-Nya, mendengar suara-Nya atau menyentuh-Nya. Untuk mengenal Allah SWT,
kita harus mengetahui sifat-sifat-Nya (wajib, mustahil, dan jaiz). Manusia akan
mengerti kebesaran dan keagungan Allah. Hal ini berguna sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

2) Pengertian Iman Kepada Malaikat

Iman kepada malaikat artinya percaya terhadap adanya Malaikat-Malaikat


Allah. Iman kepada malaikat merupaka rukun iman yang ke 2. Kita diwajibkan
beriman kepada malaikat sekalipun kita sendiri tidak pernah melihatnya. Kita meng
imaninya /mempercayainya karena Allah SWT memerintahkan dalam firman Allah
Surat Al-Baqarah ayat 285 :

‫آَم َن الَّرُسوُل ِبَم ا ُأْنِز َل ِإَلْيِه ِم ْن َر ِّبِه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۚ ُك ٌّل آَم َن ِباِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه‬

(QS. Al-Baqarah ; 285)Artinya :"Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-


Nya, kitab- kitab-Nya danrasul-rasul-Nya". (QS. Al-Baqarah ; 285)

Malaikat bukan laki-laki bukan pula perempuan. Malaikat dibekali oleh Allah
dengan akal, akan tetapi tidak mempunyai nafsu. Malaikat adalah makhluk Allah SWT
yang paling taat dan selalu menjalankan perintah Allah dan tidak pernah
melanggarnya.(Hudarrohman, 2012)

1) Pengertian Kepada Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dr. Abdul Majid Az-Zindani menerangkan bahwa beriman dengan kitab-kitab


artinya membenarkan secara pasti bahwa seluruh kitab tersebut diturunkan dari sisi
Allah dan bahwa Allah berbicara secara hakiki dengan kitab-kitab tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:

ۚ‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا آِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه َو اْلِكَتاِب اَّلِذ ي َنَّز َل َع َلٰى َر ُسوِلِه َو اْلِكَتاِب اَّلِذ ي َأْنَز َل ِم ْن َقْبُل‬
‫َو َم ْن َيْكُفْر ِباِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض اَل اًل َبِع يًدا‬

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya”. [an-Nisa’: 136]
Jumlah kitab yang Allah SWT telah turunkan berjumlah empat kitab. Keempat
kitab tersebut adalah Al Quran (diturunkan untuk Nabi Muhammad SAW), Injil
(diturunkan untuk Nabi Isa As), Taurat (diturunkan untuk Nabi Musa As) dan Zabur
(diturunkan untuk Nabi Daud As).

4) Pengertian Iman kepada Nabi dan Rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dr. Muhammad Na’im Yasin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan


beriman kepada para Nabi dan Rasul adalah beriman kepada siapa saja yang Allah
Ta’ala sebut dalam kitab-Nya sebagai para rasul dan Nabi-Nya.

Beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla bahwa Dia telah mengutus para rasul
selain yang telah disebutkan dalam Al-Quran begitu juga dengan para nabi yang tidak
diketahui jumlahnya dan nama-namanya kecuali Allah Ta’ala yang telah mengutus
mereka.

Allah Ta’ala berfirman:

‫َو َلَقْد َأْر َس ْلَنا ُرُس اًل ِم ْن َقْبِلَك ِم ْنُهْم َم ْن َقَص ْص َنا َع َلْيَك َو ِم ْنُهْم َم ْن َلْم َنْقُصْص َع َلْيَك‬

Artinya :

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula)yang tidak
Kami ceritakan kepadamu”. [Ghafir: 78]

5) Pengertian Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)

Dr. Na’im Yasin mengatakan maksud dari beriman kepada hari akhir adalah
beriman keapda segala yang Allah Azza wa jalla beritakan dalam kitab-Nya dan
dikabarkan oleh Rasul-Nya tentang apa saja yang akan terjadi setelah kematian seperti
fitnah kubur, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan, pengumpulan manusia,
lembaran amal, hisab, mizan (timbangan), al-Haudh (telaga), ash-Shirath (jembatan
yang membentang di atas neraka Jahannam), syafaat, surga, neraka, dan apa saja yang
AllahTa’ala janjikan kepada para penguninya seluruhnya. Peristiwa tersebut terjadi
dalam dua fase, yakni kiamat sugro (kecil) dan kiamat kubro (besar).
 Kiamat sugro adalah terjadinya kejadian hancurnya jagat raya dengan skala yang
kecil. Misalnya adalah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung
meletus, banjir dan sebagainya

 Kiamat kubro adalah kiamat yang sesungguhnya, yaitu proses hancurnya alam
semesta beserta seluruh penghuninya. Kiamat kubro ini merupakan salah satu
tanda dimulainya kehidupan akhirat. Dengan demikian, pahala manusia akan mulai
ditimbang dan dipertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. Tanda-tanda
hari kiamat kubro ini adalah munculnya Dajjal, turunnya Yakjuj dan Makjuj,
terbitnya matahari dari barat dan lain-lain.

6) Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar

Syaikh At-Tuwaijiri mengatakan bahwa beriman kepada takdir adalah


membenarkan secara pasti bahwa kebaikan dan keburukan yang terjadi dan segala
sesuatu yang terjadi maka semua itu terjadi dengan ketetapan dari Allah dan takdirnya
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

‫ َو َم ا َأْم ُرَنا ِإاَّل َو اِح َد ٌة َك َلْم ٍح ِباْلَبَص ِر‬## ‫ِإَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْقَناُه ِبَقَد ٍر‬

Yang Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.


Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata”. [Al-Qamar: 49-50]

Takdir Allah terbagi atas 2 :

a) Qadha

Menurut bahasa, qadha berarti ketetapan yang sudah dituliskan sebelum manusia
diciptakan. Catatan tersebut termuat dalam kitab Lauh Mahfudz mulai dari
kehidupan, jodoh, kebaikan, serta kematian. Meskipun hal ini tidak diketahui
kapan waktunya namun sebagai makhluk kita harus senantiasa bersiap. Caranya
yaitu dengan taat beribadah serta berusaha menghindari larangan Allah.

b) Qadar

Menurut bahasa, qadar merupakan ketentuan atau kepastian yang masih bisa
berubah dengan usaha. Oleh karenanya manusia dianjurkan untuk selalu berdoa.
Doa sendiri dipercaya sebagai senjata umat Islam bahkan dipercaya bisa merubah
ketentuan yang bersifat tidak tetap. Antara qadha dan qadar saling berkaitan satu
sama lain bahkan dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib untuk
diyakini keberadaannya

4. hikmah rukun iman dalam kehidupan


1) Iman kepada Allah

Hikmah mman kepada Allah di antaranya membuat hati kita lebih tenang, diberi
kemudahan hidup, mendapat kebahagiaan sesungguhnya, dan mencegah perbuatan
syirik.

2) Iman kepada malaikat Allah

Hikmah dari iman kepada malaikat yaitu membuat kita semakin semangat dalam
berbuat kebaikan, menghindari kegiatan maksiat, senantiasa berbuat baik, dan menjadi
yakin pada pertolongan Allah melalui malaikat-Nya.

3) Iman kepada kitab-kitab Allah

Hikmah iman kepada kitab-kitab Allah di antaranya mengetahui pedoman hidup yang
harus dijalankan, mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
serta memupuk sikap toleransi.

4) Iman kepada rasul Allah

Hikmah rukun iman keempat yakni pada rasul Allah yaitu menjadikan teladan sifat-
sifat yang dimiliki para rasul, dan menjadikan kisah para rasul sebagai ibrah atau
pelajaran. Selain itu, hikmah lain dari iman kepada rasul yakni memunculkan
kecintaan kepada para Rasul atas pengorbanan mereka untuk agama.

5) iman kepada hari akhir

Hikmah iman kepada hari akhir yaitu selalu berbuat baik dan benar, selalu beramal
saleh, dan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk hari akhir.

6) Iman kepada qada dan qadar

Hikmah iman kepada qada dan qadar yaitu mendorong sikap seimban antara
optimisme dan tawakal dan melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada
Allah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Inilah enam rukun iman. Ketiadaan salah satu dari rukun iman ini
menyebabkaniman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap secara
kokoh di dalamakidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan pengaruh yang
besar terhadapperilakunya, antara lain:

a) Membenarkan dan yakin secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah
danrasul-Nya seta tunduk secara penuh kepadanya.

b) Muraqabah

Sesungguhnya muraqabatullahi Ta’ala (merasa senantiasa diawasi oleh Allah


Ta’ala)dalam keadaan tersembunyi maupun terbuka merupakan buah yang agung dari
buah-buah iman dan pengaruh yang agung-dari pengaruh-pengaruh iman.

c) Al-Izzah (kemuliaan)

Sesungguhnya seorang mukmin sejati yang bersikap jujur kepada Rabbnya


itumeyakini bahwa kemuliaan itu hanyalah milik Allah seluruhnya. Allah Ta’ala
berfirman

Yang Artinya : Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan bagi
orang-orang beriman. [Al-Munafiqun: 8]

2. Saran
Dari uraian mengenai rukun iman di atas, sudah sepatutnya kita menyadari pondasi
kekuatan dariseorang hamba berada pada tingkat keimanannya terhadap Allah Ta’ala.
Mempertahankan sebuah keimanan pun bukanlah hal yang mudah karena ada banyak
godaan yang bisa merusak akidah dan juga akhlak diluar sana, sehingga tak heran jika
tempat akhirnya InsyaAllah diakhirat adalah surga.
DAFTAR PUSTAKA

Farah, N., & Fitriya, I. (2018). Konsep Iman, Islam Dan Taqwa. Rausyan Fikr: Jurnal
StudiIlmu Ushuluddin Dan Filsafat, 14(2),
209–241.https://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/rsy/article/view/349

Hudarrohman. (2012). Rukun Iman. PT Balai Pustaka


(Persero).https://books.google.co.id/books?id=JHDJDAAAQBAJ

Iman, M. R. (n.d.). Mengenal Rukun Iman dan Islam.


GUEPEDIA.https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=TEpKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA23&dq=Mengenal+Rukun+Iman+dan+Isl
am&ots=mXO3JAbI_M&sig=IWfQ4R-Zj9aWqr144YyuxRCeaPk

https://www.facebook.com/pusatjamdigitalmasjid. (2021). 6 Rukun Iman: Dalil, Makna,


Penjelasan, Urutan, & Urgensinya Lengkap. Retrieved December 2, 2021, from Pusat Jam
Digital Masjid Murah Bergaransi website: https://pusatjamdigital.com/rukun-iman/

Anda mungkin juga menyukai