Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMAN KEPADA ALLAH DAN IMAN KEPADA MALAIKAT

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Ilmu tauhid

Di susun oleh kelompok 7:

Rahmat pirjatullah :3323183

Resia putri :3323204

Rezi sesmita :3323202

Dosen pengampu:

WAHYUNI RISMA

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKIT TINGGI

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan
makalah ini dapat tersusun berkat keinginan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
pemakalah mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu WAHYUNI RISMA, selaku dosen
pengampu yang telah membantu pemakalah dalam menyelesaikan makalah ini.

Tentu saja penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, untuk itu
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan, agar makalah
selanjutnya bisa lebih sempurna. Serta segala kritik dan masukan dari berbagai pihak
pemakalah terima dengan senang hati.

Semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pemakalah dan
pembaca.

Bukittinggi, 18 september 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar belakang masalah .................................................................................. 1


B. Tujuan masalah ............................................................................................. 1
C. Rumusan masalah ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A. Iman kepada allah........................................................................................... 2


B. Iman kepada malaikat..................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9

A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Secara etimologi, iman berarti pembenaran hati. Secara terminologi, iman berarti pembenaran
dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. “Pembenaran
dengan hati” artinya, menerima seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam. “Pengakuan dengan lisan” artinya, mengucap dua kalimat syahadat. Yaitu, bersaksi
bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Pengamalan dengan anggota badan”
artinya, hati mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya dengan
melaksanakan ibadahIman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan
keEsaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya yang
tersebut di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai dengan
tuntunan al qur’an dan al sunnah.Keyakinan kita terhadap keberadaan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala harus dibentengi dengan iman yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala itu benar benar nyata.

B. Tujuan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada Allah?
2. Apa pengertian iman kepada Malaikat?

C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui iman kepada Allah?
2. Untuk mengetahui pengertian iman kepada Malaikat?

1
A. Pengertian Iman Kepada Allah

Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “‫“ امن‬yang artinya aman, damai, tentram.
Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan. Kata iman tersusun dari tiga huruf
(hamzah,mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan
ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 387.
Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai.

Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi
iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, karna pada dasarnya
tidak ada yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta. Di dalam Kitab
Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri menjelaskan arti Iman kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala sebagai sikap muslim yang meyakini wujud atau adanya Allah Yang
Maha Suci. Orang yang memiliki Iman kepada Allah.

Meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, mengetahui yang ghaib dan
yang tampak.Bahwasanya sebagai umat Islam yang beriman kita harus meyakini sepenuh hati
bahwa Allah itu benar ada dan selalu memantau tingkah laku umatnya, maka dari itu tidak ada
satu detikan yang membuat kita lupa atau tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sebagai umat manusia yang diciptakan secara sempurna, dimana kita diciptakan dengan diberi
anugerah akal dan pikiran oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pikiran yang kita emban ini
senantiasa mendorong kita untuk terus berpikir, dimana kita sebagai makhluk Allah yang
paling sempurna harus mempunyai pikiran bahwa alam semesta ini tidak secara mendadak ada
tanpa diciptakan, siapa lagi kalau bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan seluruh
keajaiban di alam semesta ini.

Proses Munculnya Iman Sad, Dzan, Dan Ilmu

Iman kepada Allah Adalah keyakinan atau membenarkan yang mantap dalam hati akan
wujud allah Adanya Allah maha mencipta, mengatur memberi rezeki, menghidupkan dan
mematikan (rububiyah) serta satu-satunya dzat yang berhak disembah oleh semua mahkluk
dengan segala bentuk peribadahan (khusu', hasyah, (takut) inabah (taubat) qasd (niat) thalab
(memohon doa dan nadzar. Imam = pasti (jelas, benar, bersih) Sad = mutlak (kebenaran mutlak)
Dzan=kira-kira, ragu-ragu, persangkaan Ilmu = proses pengertian dari belum tahu menjadi tahu
yang dilakukan oleh panca Indra secara terus menerus (rasa ingin tahu dari hal yang nyata
sampai abstrak).

2
Diakui atau tidak persoalan iman nampaknya dipahami hanya berhenti pada ranah
teologis (Rukun Iman yang enam) Hampir-hampir umat Islam terfokus pada kajian iman dalam
pengertian yang terbatas, parsial dengan melihat aspek iman hanya persoalan teologis kepada
Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, hari kiamat dan takdir. Padahal al-Qur’an mulia dan hadis-
hadis tentang iman menyatakan secara tegas bahwa iman selalu dikaitkan dengan amal saleh
dan akhlak. Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas; dengan hati, lisan, dan
perbuatan. Artinya kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus
dibarengi dengan perbuatan-perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan
di manapun berada.

Bertambah Dan Berkurangnya Iman

Kondisi iman masing-masing muslim berbeda-beda dan tidak konsisten. selalu


berubahubah terkadang naik dan terkadang turun.Dalam pembahasan ini diterangkan beberapa
ayat AlQur'an yang menjelaskan tentang bertambahnya iman.

1. Ayat al-Qur’an menerangkan bertambahnya Iman

َ‫يمانًا َوعَلَى َربِ ِه ْم يَت ََو َّكلُون‬


َ ِ‫ّللا َو ِجلَتْ قُلُوبُ ُه ْم َوإِذَا تُلِيَتْ عَلَي ِْه ْم آيَاتُهُ زَ ادَتْ ُه ْم إ‬ َ ُ‫إِنَّ َما الْ ُمؤْ مِ نُونَ الَّذِينَ إِذَا ذ‬
ُ َّ ‫كِر‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Tafsir al-Anfal ayat 2.

Dalam ayat diatas Allah menggambarkan bahwa hati orang-orang yang beriman
merasa takut dan bergetar ketika disebut nama Allah. takut disini berarti perasaan cemas
terhadap siksaan Allah. hal itu dikarenakan kuatnya iman yang ada di dalam hati mereka dan
besarnya perhatian terhadap tuhan, hingga merekapun merasa seakan-akan berada di
hadapannya.

2. Ayat al-qur'an yang menerangkan tentang menurunnya iman

Iman orang mukmin dapat bertambah namun juga dapat berkurang. hal-hal yang dapat
mengurangi iman tentunya merupakan hal buruk yang sering dilakukan oleh orang-orang yang
buruk perangainya. Seperti melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Semakin buruk perangai
seseorang maka semakin berkurang iman orang tersebut, apalagi sampai orang muslim
melakukan kekafiran lalu masuk lagi kedalam Islam lalu keluar lagi dan begitu seterusnya

3
maka orang tersebut tidak akan diberikan petunjuk oleh Allah. hal ini sesuai dengan firman
Allah Swt .surat an-Nisa ayat 137

ً ‫س ِب‬
‫يل‬ َ ‫ّللا لِيَ ْغف َِر لَ ُه ْم َو َل لِيَ ْه ِديَ ُه ْم‬ ْ ‫آمنُوا ثُ َّم َكف َُروا ثُ َّم‬
ُ َّ ‫ازدَادُوا ُكفْ ًرا لَ ْم يَ ُك ِن‬ َ ‫آمنُوا ثُ َّم َكف َُروا ثُ َّم‬
َ َ‫ِإ َّن الَّذِين‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian
kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya,Makansekali-kali Allah tidak akan memberi
ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

Ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita sebagai manusia
dimana makhluk paling sempurna memiliki kelebihan untuk berfikir dengan akal yang
diberikan Allah kepada kita umatnya. Beberapa contoh ciri-ciri orang beriman kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala diantara sebagai berikut:

1. Takut kepada Allah

Ketakutan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan salah satu ciri beriman
kepada Allah, ketakutan yang dimaksud kan yaitu menyadari bahwa Allah merupakan zat yang
maha Agung dan maha menguasai apapun yang ada didunia ini. Dengan rasa takut yang terus
kita pupuk didalam hati kita maka diri dan pikiran kita hanya akan tertuju kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.

2. Mendirikan Sholat

Selalu mendirikan sholat dengan tepat waktu dan khusuk merupakan ciri umat yang
beriman kepada Allah, karena saat melakukan sholat secara tidak langsung kita sejenak
meninggalkan urusan dunia dan hanya teringat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

3. Selalu bersyukur Sikap

Bersyukur menjadi salah satu rasa cinta kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
karena pada dasarnya saat kita sedang bersyukur berartikan kita mengingat Allah Tuhan sang
Pencipta alam semesta atas segala karunia yang telah Allah berikankepada kita.

4
4. Berakhlak baik

Pada dasarnya seseorang yang beriman akan selalu berjalan dijalan kebaikan untuk
mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang beriman akan senantiasa berbuat
baik dalam hal apapun karana mereka sadar bahwa setiap apa yang diperbuat sesungguhnya
dalam

pantauan Allah.

5. Bersikap sabar

Kita semua pasti tidak asing dengan kata sabar, pada dasarnya iman dan sabar
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui tingkat keimanan
umatnya Allah terkadang memberi kita cobaan dimana saat menerima cobaan kita harus
bersabar untuk mengubah tingkat keimanan kita menjadi lebih tinggi.

6. Tawakal

Tawakkal bukanlah sifat pasrah, melainkan menyandarkan diri kepada Allah saat
sedang susah, berteguh hati saat ditimpa kesukaran dalam kondisi hati yang tenangdan
tenteram. Tawakkal harus disertai dengan usaha sayangnya, konsep tawakal sering diartikan
hanya sebagai kepasrahan tanpa usaha1

B. Pengertian Beriman Kepada Malaikat

Malaikat adalah makhluk gaib diciptakan oleh Allah Ta’ala dari cahaya, walaupun
mereka memiliki keluarbiasaan yang sangat hebat mereka tidak berhak untuk diibadahi. Hal
tersebut dapat kita ketahui berdasarkan hadits Rasulullah dari ‘Aisyah ra.,“Malaikat itu
diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari percikan api, sementara Adam diciptakan dari
apa yang telah dijelaskan kepadamu.” (HR. Muslim).

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan yang mempunyai sayap, masingmasing dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Faathir: 1)

1 Husniyah Hazimah Amin, Salsabila Ramadhani, Muhammad Arsyam, Iman Kepada Allah, E Jurnal, Vol 5

5
Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Ta’ala. Keimanan kepada malaikat
merupakan salah satu rukun dari rukun iman, hal ini sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW.
dalam hadits Jibril, dimana malaikat Jibril bertanya kepada beliau tentang iman dan kemudian
dijawab oleh Rasulullah “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitabkitab-Nya,
Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qadar yang baik dan buruk.” (HR. Muslim). Ini
artinya orang yang tidak mengimani malaikat maka dia telah terjerumus dalam kekufuran
karena telah mengingkari salah satu rukun iman. Oleh karena itulah amat penting bagi kita
untuk mengetahui apa dan bagaimanakah bentuk keimanan yang benar terhadap makhluk-
makhluk Allah Ta’ala yang mulia ini.

Kita wajib mengimani secara rinci terhadap beberapa malaikat yang kita ketahui
namanya seperti Jibril, Mikail, Malik, serta Isrofil. Kita juga mengimani secara global adanya
malaikat-malaikat yang tidak kita ketahui namanya. Tidaklah diperbolehkan bagi seseorang
untuk menamakan malaikat tanpa adanya dalil-dalil yang shahih baik dari Al Qur’an maupun
Sunnah sebagaimana firman Allah,

“Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka


benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan.” (An Najm: 27)

Sifat malaikat yang paling utama adalah mereka tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan kepada mereka.
Mereka diciptakan oleh Allah khusus untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6).

Bentuk para malaikat terkadang berubah dari aslinya atas izin Allah, sebagaimana Jibril
datang pada Rasulullah dengan menyerupai laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat
hitam rambutnya. Nabi pernah mengabarkan bahwa Jibril memiliki enam ratus sayap yang
menutupi seluruh ufuk semesta alam. Beriman kepada Malaikat mengandung empat unsur,
yaitu:

6
a. Beriman terhadap keberadaan mereka, wujud mereka benarbenar ada, mereka bukanlah
kekuatan maknawi berupa kekuatan baik yang tersembunyi pada setiap makhluk sebagaimana
anggapan segolongan orang.

b. Beriman kepada nama-nama mereka yang telah dijelaskan dalam Qur’an dan Sunnah.
Adapun mereka yang tidak dijelaskan namanya kita mengimaninya secara global. Maksudnya
kita mengimani bahwa Allah telah menciptakan mereka meskipun kita tidak tahu namanya.

c. Beriman terhadap sifat mereka yang telah dijelaskan. Seperti ciriciri malaikat Jibril yang
dikisahkan dalam hadits di atas.

d. Beriman terhadap tugas-tugas para Malaikat sebagaimana telah dijelaskan. Mereka


melaksanakan tugas itu tanpa rasa capek dan bosan.

Kita juga mengimani bahwa ada berbagai macam malaikat beserta tugasnya masing-
masing. Di antara mereka adalah:

a. Malaikat yang bertugas membawa wahyu kepada para Rasul-Nya, yaitu malaikat Jibril. “Dia
dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (Asy Syu’ara: 193-194)

b. Malaikat yang diserahi tugas mengurusi hujan dan pembagiannya sesuai dengan kehendak
Allah. Sebagaimana hadits dari Abu Huroiroh dari Rasulullah, “Tatkala seorang laki-laki
berada di tanah lapang dia mendengar suara di awan,‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah
awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam…” (HR. Muslim)

c. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala, yaitu malaikat Isrofil.“…kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al Kahfi: 99)

d. Malaikat yang bertugas mencabut nyawa, yakni malaikat maut “Katakanlah,‘Malaikat maut
yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada
Tuhanmu-lah kamu akan dikembalikan.’” (As Sajdah: 11)

e. Para malaikat penjaga surga. Allah berfirman, “Sehingga apabila mereka sampai ke Surga
itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka,
‘kesejahteraan atasmu, berbahagailah kamu, maka masukilah Surga ini, sedang kamu kekal di
dalamnya.’” (Az-Zumar: 73)

f. Para malaikat penjaga Neraka Jahannam, yaitu malaikat Zabaniyah. Para pemimpinnya ada
19 dan pemukanya adalah malaikat Malik. Sebagaimana firman Allah tentang Neraka Saqor

7
“Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan membiarkan. (Neraka Saqor)
adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada
Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan malaikat.” (Al Muddatstsir: 27-30). Dan dalam
firman-Nya yang lain tentang permintaan penghuni Neraka kepada malaikat Malik “Mereka
berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘kamu akan tetap
tinggal (di neraka ini).” (Az Zukhruf: 77)

g. Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya.
Sebagaimana firman Allah, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua
hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…” (Al An’am: 61)

h. Para malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, yang baik maupun yang
buruk. Allah berfirman, “Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan
bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusanutusan (malaikat-malaikat)
Kami selalu mencatat di sisi mereka.”(Az Zukhruf: 80).2

2Dr.Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam, (CV.orbittrust publishing), E Book,
Hal 12-15

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan beriman kepada Allah :·Merealisasikan pengesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala


sehingga tidak menggantungkan harapan kepada selain Allah, tidak takut kepada yang lain,
dan tidak menyembah kepadaselain-Nya·Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta
mengagungkan-Nya sesuai dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha
tinggi·Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah serta
menjauhi apa yang dilarang-Nya

Kesimpulan beriman kepada Malaikat :·Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala
(kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).·Maksud
iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan
rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan
larangannya.·Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan
menjaga amanah.

B. Saran

Demikianlah makalah yang telah kami paparkan. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini. Harapan penyusun,semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan
baru dan bermanfaat bagi kita semua

9
DAFTAR PUSTAKA

Husniyah Hazimah Amin, Salsabila Ramadhani, Muhammad Arsyam, Iman Kepada Allah,
E Jurnal

Dr.Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam, CV.Orbittrust
Publishing, E Book

10

Anda mungkin juga menyukai