TENTANG IMAN
Disusun Untuk memenuhi Tugas Kelompok pada mata Kuliah Ilmu Tauhid.
DOSEN PENGAMPU:
Disusun oleh:
MANDAILING NATAL
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan atas Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, dan
berkat karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul “Iman” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Makalah Ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok 10 pada mata
kuliah “ Ilmu Tauhid”.
Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembaca. Penulis
mengucapkan terima kasih pada Bapak “Drs.Puli Taslim, M.A”, selaku Dosen mata kuliah
Ilmu Tauhid. Berkat tugas yang diberikan ini membuat wawasan penulis menjadi bertambah
dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, seperti manusia
yang hakekatnya tidak luput dari kesalahan. Penulis memohon maaf atas kesalahan,
kekurangan, dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan.Oleh karena itu ,diharapkan
saran dan kritik untuk penulis dalam memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..i
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar belakang………………………………………………………...i
B. Rumusan masalah……………………………………………………..i
C. Tujuan…………………………………………………………………i
BAB II PEMBAHASAN.
B.Rukun Iman……………………………………………………………..i
A.Kesimpulan………………………………………………………………i
B.Saran……………………………………………………………………..i
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...i
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.
Tidak bisa disangkal lagi, bahwa keimanan merupakan inti agama, terlebih agama
islam. Persoalan iman ini sangat penting, bukan hanya karena masalah tersebut berkaitan
dengan esensi dan eksistensi islam sebagai agama, tetapi juga karena perbincangan mengenai
konsep ini menandai titik awal dari semua pemikiran teologi di antara orang-orang Islam
masa awal.
Dengan memperhatikan aspek sejarah keimanan, bahwa perselisihan atas makna kata
tersebut (iman) merupakan perselisihan intern pertama yang terjadi di antara orang-orang
islam, yang mengakibatkan masyarakat muslim terpecah menjadi beberapa sekte, dan aliran
yang berbeda-beda dalam menafsirkan term iman dalam al-Qur’an dan Sunnah, sehingga satu
sama lain saling mengkafirkan. Kelompok yang mula-mula masuk ke dalam gelanggang ini
adalah khawarij. Walaupun awal kemunculannya sebagai gerakan politik, namun kemudian
beralih menjadi gerakan teologi. Kelompok ini menafsirkan iman yang menekankan bahwa
siapa saja yang melakukan dosa besar ia telah menjadi kafir4.
1
MTsN Nganjuk.web official (2021),Literasi Ramadhan “Iman”.
2
Zainuddin, Pahala Dalam Islam, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1992, hlm. 1
3
Nasruddin Razaq, Dienul Islam , Bandung: PT al-Ma’arif, cet. ke5, 1982, h. 77.
4
Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Bandung: Pustaka Setia, cet.
ke-1, 2005, hlm. 85.
B. Rumusan Masalah.
4.Apa saja sifat-sifat orang beriman,dan apa saja yang dapat meningkatkan keimanan?.
C.Tujuan.
PEMBAHASAN.
Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu islaman yang
artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah. Orang yang melakukan demikian
selanjutnya disebut muslim.
Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang
diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk
melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena
menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman
kepada malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan
orang diharuskan mengafirinya.
اَل ِإْك َر اَه ِفي الِّديِن َقْد َتَبَّيَن الُّر ْش ُد ِم َن اْلَغ ِّي َفَم ْن َيْكُفْر ِبالَّطاُغ وِت َو ُيْؤ ِم ْن ِباِهَّلل َفَقِد اْسَتْمَس َك ِباْلُعْر َو ِة اْلُو ْثَقى اَل اْنِفَص اَم َلَها وَهَّلل
َسِم يٌع َع ِليٌم
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Oleh karena itu, manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman
dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan
identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan dalam hati,
sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.
B.Rukun Iman.
َلْيَس اْلِبَّر َأْن ُتَو ُّلوا ُوُجوَهُك ْم ِقَبَل اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِر ِب َو َلِكَّن اْلِبَّر َم ْن آَم َن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َو اْلَم اَل ِئَك ِة َو اْلِكَتاِب َو الَّنِبِّييَن
Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat,
Kitab- kitab, Nabi-nabi….”
Didalam ayat tersebut disebutkan rukun iman itu ada lima, yaitu beriman kepada Allah,
Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi.
َّما َك اَن َع َلى ٱلَّن ِبِّى ِمْن َح َر ٍج ِفيَم ا َفَر َض ٱُهَّلل َلُهۥۖ ُس َّنَة ٱِهَّلل ِفى ٱَّلِذيَن َخ َلْو ۟ا ِمن َقْبُلۚ َو َك اَن َأْم ُر ٱِهَّلل َقَد ًر ا َّم ْق ُدوًر ا
Artinya: “Tidak ada satu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah
baginya.(Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnahNya kepada nabi-nabi yang
telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.
Rukun iman ada 6.Wujud keimanan yang terakhir adalah percaya bahwa Allah sudah
menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada makhluknya,walaupun begitu bukan
berarti kita bermalas-malasan dan hanya berdiam diri saja,manusia tetap harus berusaha dan
berikhtiar dalam mencapai sesuatu.
Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah
karena cobaan.
Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
Senang mencari dan menambah ilmu
Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal sOleh yang dikerjakannya
belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat
yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.
dan masih banyak lagi.
Keimanan juga harus dibarengi dengan hal-hal yang bermanfaat yang dapat
meningkatkan keimanan dan taqwa kita kepada Allah Subhanahu
Wata’ala,diantaranya:
Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna
dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan kuasa-Nya. Semakin tinggi ilmu
pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah
tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan
kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang,
menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah
Senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya.
Keimanan kita kepada Allah adalah bahwa kita percaya dan takut kepada Allah,dan
kita wajib melaksanakan yang diperintahkan-Nya yang disampaikan melalui perantaraan
Malaikat Jibril ke Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan meninggalkan semua
larangannya dan Rasulnya,dan sepatutnya kita harus mengetahui apa saja hal-hal yang
merusak,memutus,atau bahkan membatalkan keimanan kita kepada Allah Subhanahu
Wata’ala yang sudah kami kutip dari berbagai sumber yang di antaranya:
1. Berbuat kesyirikan. Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu atau
menyamakan Allah dengan yang lain (menyembah selain Allah). Perbuatan syirik
adalah perbuatan sia-sia dan bertentangan dengan ajarann islam. Orang yang
menyembah selain Allah di sebut musyrik. Allah SWT sangat mengutuk perbuatan
syirik, karena sangat merendahkan Allah SWT dan tidak akan mendapat ampunan
dari Alloh SWT. Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 48: Yang artinya :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
5
Khalid Basamalah,(2021) Yahanana Official YouTube Channel:Pengertian Iman,dan Taqwa kepada Allah.
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S An-
Nisa 48).
2. Berkeras hati. Berkeras hati untuk mendatangi tempat – tempat tertentu yang kurang
membawa manfaat, sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam hadits. Dari Abu
Hurairah Rasulullah bersabda “jangan berkeras hati untuk berpergian kecuali untuk
menuju tiga buah masjid, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha”
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari keterangan materi-materi diatas kita tahu bahwa Islam dan Iman berhubungan
dan sangat kental,dikarenakan iman ialah dasar atau akar,maka Islam adalah pohonnya,dan,
keduanya melekat satu sama lain,begitu juga tentang rukun-rukun,sifat-sifat keimanan,dan
hal-hal yang merusak atau bahkan membatalkan (keluar) dari iman.Dan mudah-mudahan isi
dari makalah juga materi ini berguna untuk kita semua dan terutama untuk penulis sendiri dan
juga menambah wawasan kita semua yang membaca akan materi penjelasan ini.
B.Saran
Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Bandung:
Pustaka Setia, cet. ke-1, 2005, hlm. 85.