Anda di halaman 1dari 19

“STUDI AQIDAH AKHLAK"

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Keislaman
Dosen pengampu :
Samsul Rifa’I, M.Pd.I

Kelompok 10
Di susun oleh :
1. Vina Qudina Hasya (1860308231039)
2. Evita Lu'luil Mainin (1860308231034)
3. Sabrina Indah W. A (1860308231038)

PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunianya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Studi Akidah Akhlak” dengan
tepat waktu. Tak lupa juga kami mengapresiasi atas kerja sama kelompok dalam menyelesaikan
makalah ini, tanpa kerja sama kita makalah ini mungkin tidak dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Keislaman yang
dipimpin oleh Ahmat Saepuloh, M.Ag. kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menimbah ilmu di
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. H. Ahmad Rizqon Hamami Lc,M.A, Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan
Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Hj. Uswah Wardana, M.Si. Selaku Koordinator prodi Psikologi Islam UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
4. Bapak Samsul Rifa’I, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas
dan pengarahan pada makalah kami sehingga terwujudnya makalah ini.
5. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang anda temukan dalam makalah ini. Penulis mengharapkan adanya kritik serta saran dari
anda apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini, agar kedepannya dapat diajdikan
evaluasi.
Tulungagung, 4 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
A. Rukun Iman ......................................................................................................................... 3
B. Rukun Islam ......................................................................................................................... 6
C. Allah dan Sifat-Sifatnya....................................................................................................... 6
D. Perbedaan Nabi, Rasul, Wali, Dan Ulama ........................................................................ 10
E. Malaikat Dan Sifat-Sifatnya .............................................................................................. 11
F. Narasi Kiamat .................................................................................................................... 12
BAB III .......................................................................................................................................... 14
PENUTUP...................................................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untuk menumbuhkan


keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah.Dalam ayat-ayat Al-qur’an, Allah tidak
diperkenalkan sebagai sesuatu yang bersifat materi. Jika dijelaskan dengan sifat materi
berarti Ia berbentuk dan dibatasi oleh tempat. Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak
memerlukan sesuatu.Allah adalah Tuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas. AL-
Qur’an juga tidak memperkenalkan Allah sebagai zat nonmaterial yang tidak dapat diberi
sifat atau digambarkan dalam kenyataan sehingga sulit untuk dijangkau oleh akal manusia.
Jika Allah diperkenalkan dengan cara ini tentu hati manusia tidak akan tenteram dan yakin
karena akalnya tidak dapat memahami hakikat-Nya.

Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untuk menumbuhkan


keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah.Dalam ayat-ayat Al-qur’an, Allah tidak
diperkenalkan sebagai sesuatu yang bersifat materi. Jika dijelaskan dengan sifat materi
berarti Ia berbentuk dan dibatasi oleh tempat. Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak
memerlukan sesuatu.Allah adalah Tuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas.

AL-Qur’an juga tidak memperkenalkan Allah sebagai zat nonmaterial yang tidak
dapat diberi sifat atau digambarkan dalam kenyataan sehingga sulit untuk dijangkau oleh
akal manusia. Jika Allah diperkenalkan dengan cara ini tentu hati manusia tidak akan
tenteram dan yakin karena akalnya tidak dapat memahami hakikat-Nya.
Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu memperkenalkan sifat-sifat
Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah antara lain dikenal dengan sifat dan
asma Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha
Menghidupkan, dan Mematikan, serta Yang bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan
tersebut akanmengantarkan kita pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh akal. Namun
demikian AL-Qur’an juga tetap menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.
Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu memperkenalkan sifat-sifat
Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah antara lain dikenal dengan sifat dan
asma Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha
Menghidupkan, dan Mematikan, serta Yang bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan

1
2

tersebut akanmengantarkan kita pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh akal. Namun
demikian AL-Qur’an juga tetap menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.
Sifat wajib bagi Allah termasuk diantaranya adalah Wujud, Qidam, Baqa’,
Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat,
Sama’, Bashar, Kalam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan :


1. Bagaimana Akidah Islam dan Rukun Iman
2. Apa yang Dimaksud Allah dan Sifat-Sifatnya
3. Perbedaan Nabi, Rosul, Wali, dan Ulama
4. Apa yang Dimaksud Malaikat dan Sifat-Sifatnya
5. Penjelasan dari Narasi Kiamat

C. Tujuan
Berikut beberapa tujuan :
1. Untuk Mengetahui Akidah Islam dan Rukun Iman
2. Untuk mengetahui Allah dan sifat - sifatnya
3. Untuk mengetahi perbedaan Nabi,Rasul,Wali, dan Ulama’
4. Untuk mengetahui apa yang di maksud Malaikat dan sifat-sifatnya
5. Untuk mengetahui Penjelasan dari Narasi Kiamat

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Rukun Iman

Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman hidup bagi
seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Iman. Menurut bahasa, artinya
membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat, maksudnya mengakui dengan
lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq) dengan hati dan mengamalkannnya dengan
anggota tubuh.
Adapun Rukun iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain:

1. Iman kepada Allah.


2. Iman kepada para malaikat.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada had akhir (kiamat).
6. Iman kepada Qodar Allah yang baik atau yang buruk.

Untuk memudahkan untuk memahami Makna masing-masing rukun kita hanya


berpedoman pada pengertian iman itu sendiri, yaitu:

a. Mengakuinya dengan lisan


b. Membenarkannya dengan hati dan kemudian
c. Mengamalkannya dengan anggota tubuh.

1. Makna iman kepada Allah

Iman kepada Allah bermakna bahwa kita meyakini tentang penjelasan Allah dan
Rasulnya mengenai keberadaan Tuhan. Untuk lebih terperinci lagi, makna iman kepada
Allah dapat kita jabarkan dalam empat poin. Pertama, meyakini bahwa penciptaan
manusia adalah kehendak Allah dan tidak mahkluk lain yang terdapat di semesta alam
tanpa pengetahuan Allah swt, kedua ialah meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan
bumi dan alam semesta dan Allah pulalah yang memberikan reski kepada manusia dan
mahkluk lainnya. Ketiga, yaitu meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan
hanya kepadaNyalah segala ibadah ditujukan, misalnya berzikir, sujud, berdoa, dan

3
4

meminta. Semuanya hanya kepada Allah semata. Keempat yaitu meyakini sifat-sifat
Allah yang tercantum dalam alquran (Asmaul Husna)

2. Makna Beriman kepada Malaikat Allah

Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya, dengan ketaatan
selalu menjalankan perintah Allah dan kesanggupannya untuk beribadah kepada Allah.
Malaikat diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan hanya Allahlah Tuhan semesta
alam. Jumlah malaikat sangat banyak dan semuanya tunduk dan menjalankan perintah
Alla swt. Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan kedalam empat poin:
pertama, mengimani wujud mereka.
Kedua, mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui namanya,
sedangkan yang kita tidak ketahui namanya kita mengimaninya secara Ijmal (garis
besar).
Ketiga, mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis, misalnya Rasullullah
saw, pernah bertemu langsung dengan malaikat jibril yang memiliki 600 sayap
(Bukhari) di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril menutupi setiap ufuk
(Ahmad). Dan Keempat, yaitu mengimani tugas malaikat seperti yang telah
diberitahukan kepada kita. Malaikat senantiasa beribada kepada Allah; bertasbih siang
dan malam dan berthawaf di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.

3. Makna beriman kepada Kitab-kitab Allah

Pertama, mengimani bahwa kitab itu datangnya dari Allah swt. Kedua, mengimani
kitab tersebut baik secara rinci (tafshil) maupun secara garis besar (ijmal), tafshil
artinya mengimani bahwa kitab yang diturunkan kepada Nabi ini adalah kitab ini,
sedangkan secara garis besar kita meyaini bahwa kitab diturunkan kepada Nabi dan
Rasul meskipun tidak diketahui namanya.
Ketiga, yaitu membenarkan perkataan yang tertulis dalam kitab-kitab tersebut yang
masih murni (Belum dirubah). Keempat, mengamalkan hukum yang tertulis dalam
kitab tersebut selama kitab tersebut belum "dihapus", yang dimaksud dengan kata
dihapus disini ialah, kita hanya mengimani satu kitab saja yaitu Al quran, karena
kehadiran Al quran mengakibatkan kitab-kitab sebelumnya menjadi mansukh
(dihapus). Al quran ialah kitab yang mewakili setiap ummat sampai akhir masa.

4
5

4. Makna beriman kepada Nabi dan Rasul

Beriman kepada Nabi dan Rasul, bermakna bahwa kita meyakini Nabi dan Rasul
ialah manusia utusan Allah yang diutus di muka bumi untuk menyampaikan kabar
gembira dan ancaman. Meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah mahkluk yang diutus
Allah ke Bumi untuk memberi petunjuk ke umat manusia hingga kembali ke jalan lurus.
Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya ialah memercayai segala ajarannya baik dari
lisan maupun sebagai sauri teladan. Dengan mengetahui maka beriman kepada Nabi
dan Rasul, Manusia sebagai hamba yang mulia sudah sepantasnya meyakininya dan
mengikuti jejak suri teladan Nabi dan Rasul

5. Makna beriman kepada hari akhir

Beriman kepada hari akhir artinya kita meyakini tanda-tanda akan datangnya hari
kiamat, seperti lahirnya dajjal turunnya Isa as. Datangnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya
matahari dari barat. Kemudiaan diangkatnya ilmu dari muka bumi yang ditandai
dengan wafatnya para ulama, semakin banyak terjadi perzinaan, amanah tidak lagi
dijalankan, urusan diserahkan kepada yang bukan ahlihnya, jumlah perempuan jauh
melebihi jumlah lak-laki dan terjadi kekacauan dan pembunuhan dimana-mana.
Selain itu Pula, makna beriman kepada hari akhir yaitu kita mengimani kejadian
gaib lainnya seperti dibangkitkannya manusia dari kubur, dikumpulkannya manusia di
padang mashar, adanya hari pembalasan, adanya siksa kubur dan nikmat kubur, dan
meyakini adanya surga dan neraka. Semua dilakukan semata-mata untuk mendekatkan
diri kepada Allah.

6. Makna beriman kepada qada dan qadar

Makna beriman kepada qada dan qadar artinya ialah kita mengimani bahwa apapun
yang terjadi di muka bumi bahkan kepada diri kita sendiri sebagai manusia baik maupun
buruk merupakan kehendak dari Allah swt. Namun keburukan tersebut tidak
dinisbahkan kepada Allah, melainkan kepada manusia sebagai mahkluk ciptaanNya,
sedangkan jika keburukan tersebut dikaiitkan dengan Allah, maka keburukan tersebut
merupakan suatu bentuk keadilan terhadap sesuatu pihak yang tidak dapat terduga oleh

5
6

pengetahuan manusia. Allah menciptakan mudharat pastilah ada maslahat. Di setiap


keburukan terdapat makna yang mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun
tidak diketahui oleh manusia

B. Rukun Islam
Sejatinya manusia dilahirkan sebagai seorang muslim di dunia ini. Dalam ajaran
islam, bayi yang baru lahir telah di islamkan oleh Allah semenjak ia akan dilahirkan di
Dunia. Walaupun demikian, banyak agama yang punya ajaran tersendiri, begitu juga
dengan Islam. Dalam agama islam, terdapat lima pilar yang menciri khaskan seorang
muslim. Pilar ini disebut sebagai Rukun islam. Rukun Islam inilah yang menjadi pedoman
umum seroang muslim dalam beribadah kepada Allah.
Adapun Rukun Islam itu sendri, antara lain:
1) Syahadat (Pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah, selain Allah
swt)
2) Mendirikan shalat.
3) Menunaikan zakat.
4) Puasa pada bulan Ramadhan dan
5) Haji ke Baitullah Al-Haram.

C. Allah dan Sifat-Sifatnya


Allah dalam Islam, Allah adalah satu-satunya Tuhan (tidak ada tandingannya), yang
nyata (tidak diciptakan atau diciptakan), Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa (tidak
bernyawa), kekal, awal dan akhir dan Dia tidak mempunyai awal dan akhir, yang
memutuskan segala sesuatu, siapa yang menginginkan segala sesuatu, siapa yang melihat
segala sesuatu dan siapa yang mendengar segala sesuatu, yang tiada sama dengan apa pun,
sempurna dan tidak memerlukan apa pun. Hakim seluruh ciptaan, Yang Maha Kuasa,
Maha Penyayang, Maha Penyayang dan Tuhannya Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq,
Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad
SAW.
Adapun Sifat-sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh Allah
SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya Allah SWT mempunyai sifat yang

6
7

tidak terbatas, namun ada beberapa sifat Allah yang wajib diyakini umat Islam, salah
satunya adalah wajib. 1
1) Wujud
Wujud merupakan sifat wajib pertama Allah SWT yang berarti suatu zat tertentu
yang “ada” dan berdiri sendiri. Sifat makhluk menandakan kehadiran Allah SWT, bukan
karena diciptakan oleh seseorang dan tidak ada tuhan lain selain Dia.
2) Qidam
Sifat qidam bermakna terdahulu atau permulaan karena Allah SWT sudah ada jauh
sebelum apapun yang diciptakannya. Qidam berasal dari bahasa Arab yang artinya
terdahulu, yang artinya tidak ada yang terdahulu sebelum Allah SWT di dunia ini.
3) Baqa
Baqa berasal dari bahasa Arab yang berarti kekal atau abadi. Allah SWT tidak akan
pernah mati seperti halnya ciptaannya karena kematian dan kehancuran itu sendiri adalah
ciptaannya.
4) Mukhalafatu Lil Hawaditsi
Mukholafatul Lilhawaditsi berasal dari bahasa Arab yang berarti berbeda dengan
sesuatu yang baru atau makhluk lain. Sifat Mukholafatul Lilhawaditsi artinya Allah SWT
berbeda dengan makhluk yang diciptakannya. Allah SWT maha sempurna dan tidak ada
makhluk yang bisa menandinginya.
5) Qiyamuhu Binafsihi
Sifat qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri dan tidak membutuhkan
pertolongan siapapun. Sesuai dengan kehendaknya, Allah SWT tidak akan pernah
bergantung pada siapapun karena Dia mempunyai keagungan pada segala ciptaannya.
6) Wahdaniyah
Sifat wahdaniah artinya Allah SWT itu tunggal atau Esa karena tidak mempunyai
sekutu. Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa dan satu-satunya Tuhan yang
menciptakan alam semesta.
7) Qudrat
Sifat qudrat artinya Allah SWT adalah pemilik dan berkuasa atas sesuatu. Allah
SWT adalah satu-satunya zat yang berkuasa atas segala sesuatu dan tidak ada makhluk lain
yang mampu menandingi kekuasaan tersebut.

1
(Febriani, 2023). 20 Sifat Wajib Allah, Lengkap Dengan Pengklarifikasinya,
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6584709/20-sifat-wajib-allah-lengkap-dengan-
pengklasifikasiannya.

7
8

8) Iradat
Iradat berasal dari kata Arab yang berarti berkehendak. Sifat iradat artinya Allah
SWT akan melihara seluruh alam semesta dan segala isinya. Allah SWT tidak dapat berbuat
apa pun atas perintah dan paksaan makhluk lain. Jika Allah SWT menghendaki maka tidak
ada yang mustahil dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini bekerja dan terjadi sesuai dengan kehendak Allah SWT tanpa campur
tangan siapapun.
9) Ilmun
Ilum dalam bahasa Arab berarti pengetahuan tentang segala sesuatu. Sifat ilmun
artinya Allah SWT mengetahui segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang tidak
diketahui Allah SWT. Ilmu dan kecerdasan Allah SWT itu sempurna, artinya ilmu yang
dimiliki Allah SWT tidak terbatas atau terbatas.
10) Hayat
Hayat dalam bahasa Arab artinya hidup atau kehidupan. Hakikat kehidupan artinya
Allah SWT yang selalu hidup dan kekal serta memberi kehidupan. Allah SWT tidak hidup
karena Dia telah bangkit, namun hidup sesuai kehendak-Nya karena Allah SWT maha
sempurna. Hakikat kehidupan juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak membutuhkan
makhluk hidup seperti makan, minum, tidur, istirahat dan aktivitas hidup manusia lainnya.
Kehidupan Allah SWT kekal dan abadi tanpa mengenal kematian.
11) Sam’un
Sam'un dalam bahasa Arab artinya mendengar. Sifat Sam’un artinya Allah SWT
yang mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta. Namun kedua hal itu terucap
dan tersembunyi di dalam hati dan jiwa manusia. Tidak ada satu pun wujud suara yang
tidak dapat didengar oleh Allah SWT, sekalipun suaranya lemah dan pelan karena
mendengar Allah SWT.
12) Bashar
Bashar dalam bahasa Arab artinya melihat. Sifat basar artinya Allah SWT melihat
segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik yang kasat mata maupun yang
tersembunyi. Visi Allah SWT tidak terbatas pada apapun dan sama sekali tidak terpengaruh
oleh jarak atau terhalang oleh apapun.
13) Kalam
Kalam dalam bahasa Arab artinya berfirman. Sifat kalam Allah SWT adalah
mampu berbicara dan berkata dengan sempurna tanpa ada batasan atau bantuan siapa pun.
14) Qadiran

8
9

Qidran dalam bahasa Arab berarti kekuatan. Sifat wajib Qadiran artinya Allah
SWT maha kuasa atas alam semesta dan segala isinya. Kekuasaan Allah SWT tidak terbatas
pada apapun atau siapapun karena Dialah pencipta dan satu-satunya yang berkuasa atas
kehidupan alam semesta.
15) Muridan
Muridan dalam bahasa Arab artinya kehendak. Sifat muridan artinya Allah SWT
bersedia menerima keadaan dan kondisi apa pun yang menentukan apa pun di alam
semesta. Allah SWT yang berkehendak atas nasib dan takdir manusia dan alam semesta.
16) Aliman
Aliman dalam bahasa Arab artinya mengetahui. Sifat wajib Aliman artinya Allah
SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik yang telah terjadi
maupun yang belum terjadi di bumi dan di alam semesta. Tidak ada sesuatu pun yang tidak
diketahui oleh Allah SWT dan tidak ada sesuatu pun yang dapat disembunyikan dari-Nya.
17) Hayyan
Hayan dalam bahasa Arab artinya hidup. Sifat wajib hayyan artinya Allah SWT
hidup tidak pernah tidur, tidak lengah, lelah apalagi mati. Allah SWT hidup selamanya dan
tidak dibatasi oleh waktu, keadaan dan tempat, sebab Allah SWT Maha Sempurna.
18) Samian
Sam'an dalam bahasa Arab artinya mendengar. Sifat wajib sam'an artinya Allah
SWT maha mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta.
19) Bashiran
Basiran dalam bahasa Arab artinya melihat atau mengamati. Sifat wajib basiran
artinya Allah SWT selalu mengawasi segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, termasuk
gerak dan perilaku manusia.
20) Mutakkaliman
Mutakaliman dalam bahasa Arab artinya berfirman atau berbicara. Sifat wajib
mutakalliman mengandung arti bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa yang
berfirman segala nikmat-Nya kepada alam semesta sebagai ciptaan-Nya. Firman Allah
SWT telah diturunkan melalui para nabi dan rasul yang menjadi insan pilihan yang dapat
dipercaya untuk menyampaikan firman-Nya. 2

2
Cantika,Y. (2023). 20 Sifat Wajib Allah, Ini Makna & Pengelompokannya.
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-wajib-allah/

9
10

D. PERBEDAAN NABI, RASUL, WALI, DAN ULAMA

Di kalangan umat Islam, semakin berkembang pemahaman bahwa nabi adalah


orang yang diberi wahyu oleh Allah untuk menjalankan suatu syariat (ajaran Allah),
sementara ia sendiri tidak diperintahkan untuk menyampaikan ajaran itu kepada orang
lain.

Sedangkan rasul ialah orang yang diberi wahyu oleh Allah untuk menjalankan
suatu syariat (ajaran Allah) dan ia diperintahkan untuk menyampaikan atau menyebarkan
ajaran itu kepada orang lain.
Kenabian dalam Alquran menggunakan istilah nabi dan Rasul. Istilah Nabi
berkaitan dengan kata naba’yang maknanya berita, kabar, warta atau cerita. Sedangkan
Rasul, secara harfiah berarti pesuruh atau diutus. Kata jamaknya adalah rusul. Alquran
sering pula menyebut para rasul itu dengan istilah al-mursalin, yaitu mereka yang diutus.
perdebatan para ulama ada pada seputar pembahasan nabi dan rasul, jumlah mereka dan
persamaan atau keutamaan para nabi. 3
Sebagai organisasi sosial keagamaan, sejak dulu ulama-ulama mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembelaan dan pembangunan masyarakat, baik
melalui pendidikan, dakwah, dan lain-lain.
Ulama adalah pewaris ajaran Nabi. Sementara itu, tugas ulama selain meneliti,
membentuk, dan mengembangkan pemikiran keagamaan, juga mencakup tugas yang tidak
kalah penting dan bahkan strategis yang berkaitan dengan persoalan sosial dan kebangsaan,
yaitu tugas membangun masyarakat yang bertujuan. dari pembentukan karakter.
Ulama adalah pewaris ajaran Nabi. Sementara itu, tugas ulama selain meneliti,
membentuk, dan mengembangkan pemikiran keagamaan, juga mencakup tugas yang tidak
kalah penting dan bahkan strategis yang berkaitan dengan persoalan sosial dan kebangsaan,
yaitu tugas membangun masyarakat yang bertujuan. dari pembentukan karakter. 4
Sedangkan wali dalam Bahasa arab berarti adalah seseorang yang dipercaya atau
pelindung, makna secara umum menjadi “ Teman Allah “ dalam dalam kalimat waliyullah.
Al-Qur’an menjelaskan waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertaqwa.
Sedangkan dalam kisah penyebaran islam dinusantara, menurut consensus para ulama dan

3
Khalidah, S. (2019). Penafsiran Kata Nabi dan Rasul dalam Al-Qur‟ an (studi komparatif Tafsir Al-
Mizan dan Tafsir Al-Kasysyaf).
4
bin Ahmad, S. (2011). Pengaruh Pemikiran Ulama di Semenanjung Malaysia Abad Ke-20 (UUM
Press).Cet ke-1

10
11

raja waktu itu, terdapat 9 orang yang patut dianggap sebagai wali, karena mereka sangat
mumpuni baik dari ilmu agama islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap
kehidupan Masyarakat dan kenegaraannya, yang dikenal dengan sebutan walisongo.

E. MALAIKAT DAN SIFAT-SIFATNYA


Malaikat adalah makhluk Tuhan yang mempunyai persamaan dengan manusia yaitu
beribadah kepada Tuhan. Perlu adanya keyakinan bahwa malaikat itu sendiri ada, karena
meyakini adanya malaikat merupakan salah satu dari rukun iman yang kedua. Malaikat
diciptakan Allah dari Nur (cahaya).
Malaikat diciptakan untuk mengemban tugas yang dipercayakan Tuhan kepada
mereka. Malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan, tidak makan dan minum, tidak
mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada
Allah dan tidak pernah durhaka kepada-Nya, selalu beribadah kepada Allah tanpa henti dan
mereka senang mencari dan mengelilingi majlis dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan
yang diberikan oleh Tuhan untuk dapat berubah bentuk menjadi menyerupai manusia atau
lainnya. 5
Sedangkan sifat yang dimiliki oleh malaikat yaitu:

1) Mereka selalu patuh dan taat atas perintah Allah


2) Malaikat tidak memiliki jenis kelamin
3) Malaikat tidak makan dan minum
4) Malaikat mampu merubah dirinya sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah
5) Malaikat selalu mendoakan hamba Allah yangg duduk menunggu untuk salat
berjamaah
6) Malaikat Selalu Bertasbih
7) Malaikat Tidak jenuh dan letih
8) Mereka Melarang Berbuat Maksiat
9) Malaikat Memiliki sifat malu
10) Malaikat tidak pernah membantah

5
Seto, W.A.W.,(2022). Pengertian Malaikat, Penciptaan, Sifat dan Tugasnya.
https://jateng.tribunnews.com/amp/2022/02/24/pengertian-malaikat-penciptaan-sifat-dan-
tugasnya

11
12

F. NARASI KIAMAT

Hari kiamat dalam arti hancurnya alam semesta bisa juga disebut dengan as-Sa'ah
(terompet/sangkakala). Bahkan Malaikat Jibril pun penasaran dan bertanya kepada Nabi
Muhammad SAW tentang datangnya as-Sa'ah, namun Rasulullah malah menjawab bahwa
orang yang bertanya kemungkinan besar tidak mengetahui lebih banyak dibandingkan
orang yang bertanya. Dalam arti lain, secara etimologis dapat disebut hari kebangkitan
(yaumul ba'tsi). Setelah kiamat, semua orang mati akan dibangkitkan dan dikumpulkan di
padang Mahsyar. Jadi, walaupun tanda-tanda kiamat sudah dijelaskan, namun Allah belum
mengungkapkan kapan terjadinya, bahkan Nabi tercinta pun belum diberitahu rahasia
kemunculannya.

Di dalam Islam, memang diharuskan mempercayai datangnya hari kiamat, yang


merupakan pilar bagi keimanan pemeluknya, tetapi masalahnya seberapa banyak orang
mengandai-andai dan berimajinasi tentang datangnya kiamat, ketimbang fakta sebenarnya
mengenai tanda-tanda zaman yang ditunjukkan oleh ayat-ayat Alquran maupun hadis-
hadis Nabi. Kiamat digambarkan sebagai masa kehancuran alam semesta, dengan
fenomena langit terbelah dan bintang berjatuhan. Apabila langit tergulung dan laut
mendidih, serta planet bumi berguncang hebat, isi perut bumi mengeluarkan semua isinya.
Dalam beberapa surah Al-Quran terdapat nama-nama yang langsung merujuk pada kata
“al-Qiyamah”, antara lain at-Takwir, al-Infithar, al-Insyiqaq yang juga memuat gambaran
fenomena kiamat sekaligus peringatan. sehingga masyarakat siap menghadapinya.

Berdasarkan Ustadz Vs Ilmuwan, beberapa tahun lalu beredar rekaman Ustadz


Rahmat Baequni bahwa pada tanggal 15 Ramadhan 1441 Hijriah, bertepatan dengan
tanggal 8 Mei 2020 M, pukul 05.00 WIB, sebuah asteroid akan menghantam bumi. Ustadz
terkenal itu mengutip kesaksian sebuah hadis yang menjelaskan bahwa jika mendengar
suara yang mengerikan di waktu fajar, itu adalah tanda Hari Kiamat. Barangkali ustaz perlu
memeriksa keabsahan suatu hadis yang dikutipnya, apakah hadis tersebut kuat (qawi) atau
sekadar hadis dhaif yang menunjukkan kelemahan sanadnya.

Agus Purwanto, seorang akademisi dalam ilmu fisika menilai jika memang ada
asteroid yang mendekati Bumi, seharusnya lembaga terkait seperti LAPAN sudah
mengeluarkan peringatan dini. Sejauh ini belum ada peringatan dari NASA maupun
LAPAN karena tahun tersebut sudah memasuki tahun 1444 Hijriah atau 2023 M. Secara
ilmiah, para ilmuwan memperkirakan akhir dunia akan terjadi dalam miliaran tahun
12
13

mendatang. Tentu saja, kita semua telah menghilang, dan juga sulit untuk memprediksi,
dalam jangka waktu yang lama, apakah umat manusia akan bertahan atau punah.

Berbeda dengan narasi agama, para ilmuwan mempunyai kisah kiamatnya sendiri,
yaitu membengkaknya matahari menjadi objek yang 200 kali lebih besar dari saat ini. Suhu
bumi akan meningkat secara ekstrem dan membunuh semua makhluk hidup. Sekalipun
bumi tidak dihancurkan, bumi akan menjadi batu karang yang tidak bernyawa. Bagi para
ilmuwan, jika awal mula alam semesta adalah big bang (dentuman besar), maka akan ada
saatnya alam semesta menyusut hingga terbentuk. Umur bumi diperkirakan 4,5 miliar
tahun, sedangkan umur alam semesta 13,8 miliar tahun. 6

6
Saefullah, S. (2023). Narasi Kiamat Sudah Dekat. https://www.islampos.com/kiamat-sudah-
dekat-268041/

13
14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia


untuk mengenalkan adanya Allah SWT dengan memperhatikan alam sebagai bukti
hasil perbuatan kekuasaan-Nya. Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat
diibaratkan sebagai pondasi. Dimana seluruh ajaran Islam berada di atasnya. Aqidah
merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang
termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya
keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh
Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw. Semoga apa yang kita
sampaikan dapat diterima dan bermanfaat, semoga berguna bagi kehidupan kita
sekarang dan di masa yang akan datang.
Allah dalam agama Islam dianggap sebagai entitas yang bersifat mutlak dan
sempurna. Konsep tentang Allah terdapat dalam Al-Quran, yang menyatakan bahwa
Dia adalah pencipta segala sesuatu, tidak memiliki awal dan akhir, serta tidak terbatas
oleh waktu dan ruang. Dia juga dianggap sebagai satu-satunya Tuhan yang layak
disembah tanpa sekutu, pemberi kehidupan, dan pembuat aturan yang mutlak. Dalam
ajaran Islam, terdapat berbagai sifat yang diatributkan kepada Allah, antara lain
keesaan, keabadian, ketidakserupaan dengan makhluk ciptaannya, kekuasaan yang
mutlak, kebijaksanaan yang sempurna, pengetahuan yang meliputi segala hal,
kehadiran yang menyeluruh, dan kasih sayang yang tak terbatas. Keyakinan ini menjadi
landasan bagi praktik ibadah, spiritualitas, dan etika kehidupan umat Muslim di seluruh
dunia.
Malaikat merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang bersifat rohaniah, diciptakan
dari nur (cahaya), dan memainkan peran penting dalam kehidupan agama. Mereka
diberi tugas oleh Tuhan untuk melaksanakan berbagai misi di dunia dan di alam
semesta. Meskipun memiliki kemampuan untuk berubah bentuk, mereka tetap berada
di bawah kehendak Tuhan dan selalu taat pada perintah-Nya. Keberadaan mereka
adalah bagian penting dari ajaran agama dan keyakinan umat beragama di berbagai
tradisi spiritual. Dengan kualitas spiritual yang mendalam, mereka dianggap sebagai
perantara antara Tuhan dan manusia, sering kali membawa pesan atau wahyu dari

14
15

Tuhan kepada umat manusia. Selain itu, mereka selalu beribadah tanpa henti, memiliki
sifat malu, dan tidak pernah durhaka kepada Allah.
Bahwasanya kepercayaan pada Hari Kiamat merupakan salah satu pilar iman,
tetapi tanggal pasti dan detail tentang kapan akan terjadi masih menjadi rahasia. Ada
perbedaan antara pandangan agama dan ilmu pengetahuan terkait akhir dunia, di mana
ilmuwan meramalkan perubahan alam semesta dalam skala waktu yang sangat lama,
sementara agama menggambarkan kiamat sebagai saat kehancuran alam semesta
dengan tanda-tanda tertentu. Beberapa klaim terkait asteroid dan tanda-tanda kiamat
harus diperiksa keabsahannya.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. b. (2011). Pengaruh Pemikiran Ulama di Semenanjung Malaysia Abad Ke-20.


Sintok: UMM.
Cantika,Y. (2023). 20 Sifat Wajib Allah, Ini Makna & Pengelompokannya.
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-wajib-allah/.

Febriani, A. R. (2023). 20 Sifat Wajib Allah, Lengkap dengan Pengklasifikasinya. Detik


Hikmah. https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6584709/20-sifat-wajib-allah-
lengkap-dengan-pengklasifikasiannya.
Hamka. (1984). Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Khalidah, S. (2019). Penafsiran Kata Nabi dan Rasul dalam Al-Quran studi komparatif
Tafsir Al-Mizan dan Tafsir Al-Kasysyaf. Jakarta: Institut Ilmu Al-Quran.
Saefullah, S. (2023). Narasi Kiamat Sudah Dekat. https://www.islampos.com/kiamat-sudah-
dekat-268041/.
Seto, W.A.W.,(2022). Pengertian Malaikat, Penciptaan, Sifat dan Tugasnya.
https://jateng.tribunnews.com/amp/2022/02/24/pengertian-malaikat-
penciptaan-sifat-dan-tugasnya.
Shihab., Q. (2000). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Taimiyah., I. (1997). Majmu'ah Al-Fatawa. Beirut: Darul Fikr.

16

Anda mungkin juga menyukai