Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU TAUHID

MACAM-MACAM ILMU TAUHID

Dosen Pengampu: Dalmi Iskandar Sultoni, S. Pd. I., M. Pd. I

Oleh: Kelompok 1

1. Lesiana (221434143)
2. Laila Fidia Salam (221434167)
3. Nadiah Azlila (221434126)
4. Fitria Rhamadona (221434103)
5. Nur Hunava (221434171)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA

AL WASLIYAH

T.A 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Tauhid dengan baik dan tepat waktu. Tujuan dari pembuatan makalah yaitu untuk
mengetahui apa saja macam-macam ilmu tauhid. Adapun judul makalah ini adalah
“Macam- Macam Imu Tauhid”.

Penulisan makalah berjudul macam- macam ilmu tauhid. Kami susun


dengan maksimal dan telah kami sepakati secara bersama sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen Penanggung


jawab bapak Dalmi Iskandar Sultoni S,Pd. L.,M,Pd.I yang telah memberikan
materi dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan, Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassaalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan,07 Februari 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 6

A. Tauhid Rubudiyah ...................................................................... 6


B. Tauhid Uluhiyah ......................................................................... 8
C. Tauhid Asma wa Shifat .............................................................. 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling penting dalam


agama Islam, dikatakan penting karena tauhid mengambil peranan dalam
membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain itu juga sebagai inti atau akar
daripada ‘Aqidah Islamiyah. Keimanan itu merupakan akidah dan pokok yang di
atasnya berdiri syari’at Islam. Kemudian, dari pokok itu keluarlah cabang-
cabangnya.

Tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam rububiyah-


Nya, mengikhlaskan ibadah haya kepada-Nya srta menetapkan nama-nama dan
sifat-sifat kesempurnaan bagi-Nya.1

Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwasanya


Allah itu Maha esa. Seorang muslim wajib mengimani akan keesaaan Allah ta’ala
dan bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah ta’ala,
adapun kalimat tauhid itu sendiri yang dimaksud ialah “La ilaha illah” yang
berarti tidak ada yang berhak disembah selain Allah.

Ada tiga macam tauhid dalam islam, yakni : Tauhid Rububiyah, Uluhiyah,
Asma wa sifat. Ketiga tauhid tersebut harus dimiliki oleh manusia sebagai hamba-
Nya. Sebagai umat muslim kita tidak boleh hanya memiliki salah satu dari ketiga
tauhid tersebut, karena ketiga tauhid tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan. Apabila kita hanya mempercayai salah satu diantaranya maka
kita tidak bisa disebut sebagai seorang yang syirik bahkan keluar dari islam.

1
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam, hal 1

4
Jadi tiga jenis Tauhid di atas, wajib diketahui oleh setiap muslim (dan
segala ubudiyah kita kepada Allah wajib dengan ketiga tauhid itu semua) karena
Tauhid adalah pondasi keimanan seseorang kepada Allah ta’ala, sehingga
hendaklah kita senantiasa menjaga kemurnian tauhid kita di dalam beribadah
kepada Allah ta’ala dari apa saja yang dapat merusak Tauhid kita.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah?

b. Apa yang dimaksud dengan Tauhid Uluhiyah?

c. Apa yang dimaksud dengan Asma wa Shifat?

C. Tujuan

a. Untuk memahami Tauhid Rububiyah

b. Untuk mengetahui pengertian Tauhid Uluhiyah

c. Untuk mengetahui pengertian Tauhid Asma wa Shifat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tauhid Rububiyah

Definisi dari jenis tauhid ini dengan berbagai ungkapan, semisal apa yang
dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 'Dan tauhid Rububiyah itu ialah
(menyakini) tidak ada pencipta selain Allah Shubhanhahu wa ta’alla. (Karena)
tidak mungkin ada suatu apapun yang lepas dari -Nya, dalam hal penciptaan suatu
benda atau urusan, bahkan, bila -Dia menghendaki pasti terjadi, dan bila tidak
menghendaki maka tidak mungkin terjadi'.2

Tauhid rubidiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya


dengan meyakini bahwa Dia sendiri menciptakan segenap makhluk, (Q.S Al-
Zumar: 62) pemberi rezeki bagi setiap manusia, binatang dan seganap ciptaan
lainnya, (Q.S Hud: 6).3

Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Nama Rabb terhimpun padanya makna yang
mencakup bagi seluruh makhluk yaitu yang menguasai segala sesuatu dan
menciptakan serta maha mampu untuk melakukan hal tersebut. Dan itu semua
tidak mungkin bisa luput sedikitpun dari rububiyah -Nya, dan setiap apa yang ada
di langit serta di muka bumi adalah hamba yang ada dalam genggaman -Nya serta
dibawah kekuasaan -Nya".

Seorang ulama yang bernama Safarini menyebutkan, "Tauhid rububiyah yakni


bahwa tidak ada pencipta, tidak ada pemberi rizki, tidak ada yang menghidupkan,
tidak ada yang mematikan, tidak ada yang mengadakan sesuatu yang tadinya tidak
ada melainkan hanya Allah ta'ala". Dan berkata Syaikh Sulaiman bin Abdillah bin
Muhammad bin Abdil Wahab, didalam penjelasan tentang makna tauhid
rububiyah tersebut, "Yaitu

2
Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria, Macam-Macam Ilmu Tauhid hal 4
3
Dr. Ilham Kadir, MA, Ilmu Tauhid: Inti Segala Pengetahuan hal 7

6
menetapkan bahwa Allah ta'ala adalah Rabb segala sesuatu, dan yang
menguasainya, menciptakan serta memberinya rizki.

Kesimpulannya, tauhid rubudiyah ialah menegaskan bahwa Allah Azza wa


Jalla adalah Tuhan semesta alam, pencipta dan pemberi rezeki, yang mematikan
dan menghidupkan, yang mendatangkan manfaat dan mara bahaya, yang maha
kuasa atas perbuatan yang diinginkan kapanpun waktunya, dan tidak ada sekutu
yang menandingi Allah SWT dan membantu-Nya dalam semua masalah tersebut.
Sebagaimana ditegaskan oleh Allah ta'ala didalam firman-Nya;

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-


orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezkiuntukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui". (QS al-Baqarah: 21-22).

Dengan demikian Tauhid Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga hal


yaitu:

1. Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah, baik sebagai pemberi


rezeki, menghidupkan serta mematikan dll
2. Berimag kepada Qadha dan Qadhar Allah
3. Beriman kepada keesaan Zat-Nya 4

4
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam, hal 15

7
B. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatanperbuatan


hamba yang dilakukan dalam rangka taqorub dan seperti berdoa, bernadzar,
menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.5 Yang sering diartikan
dengan mengesakan Allah Shubhanahu wa ta’alla dari perilaku hamba, atau biasa
juga diungkapan dengan tauhid uluhiyah, yaitu mengetahui serta mengakui
bahwasannya Allah azza wa jalla pemilik hak uluhiyah dan peribadatan atas
seluruh makhluk-Nya, dan mengesakan Allah ta’alla dengan ibadah dan
mengihklaskan agama hanya untuk-Nya semata. 6

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Baqoroh: 163)

“Allah berfirman: Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya Dialah


Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.” (QS. An
Nahl: 51)

Tauhid inilah yang dituntut harus dijalankan oleh setiap makhluk sesuai
dengan kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka tentang
Rububiyah dan kesempurnaan nama dan sifat Allah. Kemurnian Tauhid Uluhiyah
akan didapatkan dengan mewujudkan dua hal mendasar yaitu:

1. Seluruh ibadah yang dilakukan harus diniatkan atas nama Allah SWT,
tanpa mengharapkan balasan
2. Dalam pelaksanaan ibadah juga harus sesuai dengan syariat-syariat
yang telah disampaikan oleh Allah kepada kita melalui Rasul-Rasul-
Nya

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Karena
pada dasarnya manusia telah mengenal Allah meski secara global, maka para
Rasul utusan Allah diutus bukan untuk memperkenalkan tentang Allah semata.

5
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam, hal 15
6
Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria, Macam-Macam Ilmu Tauhid hal 21

8
Namun hakikat dakwah para Rasul adalah untuk menuntut mereka agar beribadah
hanya kepada-Nya. Dengan demikian materi dakwah para rasul adalah Tauhid
Uluhiyah. Oleh karena itu istilah tauhid tatkala disebutkan secara bebas (tanpa
diberi keterangan lain) maka ia lebih mengacu kepada Tauhid Uluhiyah.

C. Tauhid Asma Wa Shifat

Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam
nama dan sifat-Nya yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadist dilengkapi
dengan mengimani makan-maknanya dan hukum-hukumnya.7

Dan hal itu dengan cara pengakuan dan menetapkan secara pasti dengan
segala yang datang dalam al-Qur'an ataupun sunah Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam yang menjelaskan tentang nama-nama Allah Shubhanahu wa ta’alla
yang indah dan sifat-sifat-Nya yang mulia.

Kita semua sudah seharusnya meyakini bahwa tidak ada sesuatupun


menyerupai-Nya, tidak pula ada yang semisal dengan-Nya dari kalangan
makhluk-Nya, tidak dalam Dzat tidak pula dalam perkara sifat-sifat yang dimilki-
Nya, serta perbuata-Nya. 8 sesuai dengan firman Allah SWT:

‫س ا َِّْل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku (Q. S AZ-Zariyat ayat 56)

7
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam, hal 14

8
Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria, Macam-Macam Ilmu Tauhid hal 14

9
Allah berfirman:

َ ‫ع ْوهُ ِب َه ۖا َوذَ ُروا الَّ ِذيْنَ يُ ْل ِحد ُْونَ فِ ْيا َ ْس َم ۤا ِٕى ٖۗه‬
َ‫سيُ ْجََ ْون‬ ُ ‫َو ِللّٰ ِه ْاْلَ ْس َم ۤا ُء ْال ُح ْس ٰنى فَا ْد‬
ٓۖ َ‫ملُ ْون‬
َ ‫َما َكانُ ْوا يَ ْع‬

Artinya: ”Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya


dengan menyebut Asmaul Husna itu.” (QS. Al A’rof: 180)

Allah berfirman:

‫علَ ْي ٖۗ ِه َولَهُ ْال َمثَل ْاْلَع ْٰلى فِى‬


َ ‫ِي َي ْبدَؤُا ْالخ َْلقَ ث ُ َّم يُ ِع ْيد ُٗه َو ُه َو ا َ ْه َو ُن‬ ْ ‫َو ُه َو الَّذ‬
ُ ࣖ ‫ض َوهُ َو ْال َع َِي َُْ ْال َح ِك ْي ُم‬ ِۚ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ِ ‫السَّمٰ ٰو‬
“Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi.” (QS. Ar Rum
27).3

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid Asma dan Sifat adalah
sebagai berikut:

1. Menetapkan semua nama dan sifat tidak menafikan dan menolaknya.

2. Tidak melampaui batas dengan menamai atau mensifati Allah di luar


yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

3. Tidak menyerupakan nama dan sifat Allah dengan nama dan sifat
makhlukNya.

4. Tidak mencari tahu tentang hakikat bentuk sifat-sifat Allah.

5. Beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntutan asma dan sifatNya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tauhid Rubudiyah adalah suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah
subhanahu wa ta’alla satu-satunya pencipta, pemberi rezeki,
menghidupkan dan mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-
makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid Uluhhiyah adalah ibadah hanya kepada Allah tanpa
terkecuali. Keyakinan kepada tauhi uluhiyah merupakan poko yang telah
disepakati oleh kaum muslimin yang syariat nya sudah dijalakan dan
disebarkan oleh Rasul-rasul Allah SWT.
Tauhid Asma wa Shifat adalah meyakini keesaan Allah ta’ala
dengan kesempurnaan mutlak dari semua sisi dengan memberikan sifat-
sifat keagungan, kemuliaan, dan kesempurnaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria, Syaikh Abu Bakar Muhammad, 2014. “Macam-Macam Tauhid”


Hasbi, Muhammad, 2016. “Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi
Islam”. Yogyakarta: TrustMedia Publishing.
Kadir, Ilham, 2017. “Tauhid: Inti Segala Pengetahuan”. “Jurnal Pendidikan
Islam”

12

Anda mungkin juga menyukai