Disusun Oleh :
Kelompok 8
Dosen Pengampu :
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI .............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
I. Latar Belakang ............................................................................................. 3
II. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
III. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
I. Tauhid ........................................................................................................... 4
A. Pengertian ................................................................................................. 4
B. Macam-Macam Tauhid ............................................................................. 4
II. Sifat-sifat wajib,mustahil dan jaiz Allah SWT. ........................................ 6
A. Sifat wajib dan mustahil Allah SWT ........................................................ 6
B. Sifat Jaiz Allah SWT. ............................................................................... 7
III. Sifat-Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Rasul ............................................... 8
A. Sifat wajib dan mustahil bagi rasul .......................................................... 8
B. Sifat Jaiz bagi Rasul ................................................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sesungguhnya agama islam adalah akidah dan syari’ah. Adapun yang
dimaksud dengan akidah yaitu setiap perkara yang dibenarkan oleh jiwa, yang
dengannya hati menjadi tentram serta menjadi keyakinan bagi para
pemeluknya, tidak ada keraguan dan kebimbangan didalamnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan syari’ah adalah tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan
oleh islam seperti shalat, puasa, zakat, berbakti kepada kedua orang tua dan
lainnya. Landasan aqidah Islamiyah adalah beriman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan
beriman kepada qada dan qadar-Nya. Yang baik maupun yang buruk.
Islam mengajarkan keyakinan dengan cara bertauhid, yang mana
dikonsepkan bahwa Allah SWT. Adalah zat Yang Maha Esa yang merupakan
sebab dari segala sebab dalam rantai kausalitas. Jika seorang muslim sudah
menyatakan bahwa dia bertauhid kepada Allah SWT. Maka dia juga harus
beriman kepada sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT dan Rasul-Nya selaku
utusan-Nya. Baik sifat wajib, mustahil maupun sifat yang harus bagi Allah
SWT. dan Rasul.
II. Rumusan Masalah
1. Apa arti penting Tauhid bagi seorang muslim?
2. Berapa jenis Tauhid?
3. Apa saja sifat wajib, mustahil dan harus bagi Allah dan Rasul-Nya?
III. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami makna penting dari Tauhid
2. Mengetahui dan memahami jenis Tauhid
3. Mengetahui, memahami dan hafal sifat-sifat wajib, mustahil dan harus
bagi Allah SWT. dan Rasul-Nya
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. Tauhid
A. Pengertian
Tauhid merupakan dasar agama islam yang secara persis diungkapkan
dalam frasa “La ilaha illallah”. Menurut bahasa, tauhid adalah bentuk
masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu itu
satu. Tauhid dalam Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau menganggap
sesuatu itu Esa atau tunggal. Dalam ajaran islam, yang dimaksud dengan
tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah SWT. Sebagai Tuhan yang telah
menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada dialam
ini. Tauhid juga akan memberikan cara pandang muslim terhadap manusia,
kemasyarakatan, alam semesta dan akhir kehidupan. Seorang muslim jangan
memahami tauhid secara pasrial. Tauhid itu sebagai sistem artinya tidak
tunggal dan ada rangkaian yang lainnya yang berhubungan dan saling
mendukung. Tauhid juga merupakan salah satu sebab diterimanya ibadah.
Sesungguhnya ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT itu tidak disebut
ibadah kecuali dengan menauhidkan Allah SWT. Karena itu ibadah menjadi
tidak sah jika disertai dengan syirik. Dan tidaklah seseorang itu disebut ‘abd
(hamba) Allah kecuali dengan merealisasikan tauhid, mengesakan Allah
semata dalam beribadah.
B. Macam-Macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
Beriman kepada Rububiyah Allah yaitu kepercayaan yang pasti
bahwasanya Allah adalah Rabb yang tidak ada sekutu begi-Nya, dan
mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatanNya, yakni dengan meyakini
bahwa Allah adalah Dzat satu-satunya yang menciptakan segala apa yang ada
di alam semesta ini.
Mengakui bahwasanya Allah adalah Rabb segala sesuatu. Pemilik,
pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan, yang
memberi manfaat dan mendatangkan bahaya, yang bagiNya segala urusan,
yang ditanganNya segala kebaikan, dan bahwasanya Dia Maha Kuasa atas
4
segala sesuatu, dan Dia tidak memiliki sekutu apapun. Dan bahwasanya Allah
adalah yang memiliki segala sesuatu. Allah berfirman :
)١٢٠( ض َو َما ّفي ّْهنَّ ۗ َوه َُو ع َٰلى ك ُّل ش َْيء قَ ّديْر
ّ ت َو ْاْلَ ْر َّ لِل ُم ْلكُ ال
ّ سمٰ ٰو ّّٰ
Artinya : "Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Ma'idah 5:120)
2. Tauhid Uluhiyah
Beriman kepada Uluhiyah Allah adalah kepercayaan secara pasti bahwa
hanya Allah semata yang berhak atas segala bentuk ibadah, baik yang lahir
maupun yang batin. Seperti do’a, khauf (takut), tawakkal (berserah diri),
isti’anah (memohon pertolongan), shalat, zakat, puasa dan lain-lain. Jadi
hamba tersebut yakin bahwa Allah adalah ma’bud (Dzat yang
disembah),yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena itu, tidak ada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Allah, sebagaimana firman-Nya :
Dalam ayat diatas Allah mengabarkan bahwa sesembahan yang haq hanya
satu,karena itu dilarang menjadikan sesembahan lain selain dari pada-Nya
dan tidak boleh ada yang disembah kecuali Dia.
5
ض َج َع َل لَ ُك ْم ّم ْن اَ ْنفُ ّس ُك ْم اَ ْز َواجا َّو ّمنَ ْاْلَ ْن َع ّام اَ ْز َواجا َي ْذ َر ُؤ ُك ْم
ۗ ّ ت َو ْاْلَ ْر
ّ سمٰ ٰو ّ َف
َّ اط ُر ال
َ فّ ْي ّۗه لَي
َّ ْس ك َّمثْ ّله ش َْيء َوه َُو ال
)١١(س ّم ْي ُع ا ْلبَ ّصي ُْر
Artinya : "(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak
pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha
Mendengar, Maha Melihat." (QS. Ash-Shura 42:11)
a. Mengenal Allah SWT. Barang siapa yang beriman kepada asma’ Allah,akan
bertambah pengetahuannya tentang Allah, sehingga tidak diragukan lagi
akan bertambahnya pula keimanan mereka kepada Allah.
b. Memuja-muji Allah dengan asma’ul husna Nya (nama-nama
agungNya).Dan ini adalah bentuk dzikir yang paling utama.
c. Memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya dengan asma’ dan sifat-
Nya.
d. Kebahagiaan dan kehidupan yang baik didunia, dan kenikmatan surga di
akhirat.
6
4. Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah
tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat Ma’ani tentu ada sifat
Ma’nawiyah. Artinya, sifat Ma’nawiyah merupakan kondisi yang selalu
menetapi sifat Ma’ani.
Sifat yang wajib dan mustahil bagi Allah masing-masing ada 20 yang
saling berlawanan:
1. Ada (wujud), lawannya tidak ada (‘adam)
2. Dahulu (qidam), lawannya baru (hudust)
3. Kekal (baqa’), lawannya berubah-ubah (fana’)
4. Tidak menyerupai sesuatu (mukhalafatu lil hawaditsi), lawannya
menyerupai sesuatu (almumatsalatu lil hawaditsi)
5. Berdiri sendiri (qiyamuhu binafsihi), lawannya berhajat kepada orang lain
(al-ihtiyaju lighairihi)
6. Esa (wahdaniyah), lawannya berbilang (ta’addud)
7. Kuasa (qudrat), lawannya tidak kuasa (‘ajz)
8. Berkehendak (iradah), lawannya terpaksa (karahah)
9. Mengetahui (‘ilm), lawannya bodoh (jahl)
10. Hidup (hayat), lawannya mati (mauty)
11. Mendengar (sama’), lawannya tuli (shamam)
12. Melihat (bashar), lawannya buta (‘umyu)
13. Berbicara (kalam), lawannya bisu (bukm)
14. Yang berkuasa (qadiran), lawannya Yang tidak berkuasa (‘ajizan)
15. Yang berkemauan (muridan), lawannya Yang terpaksa (mukrahan)
16. Yang berpengetahuan (‘aliman), lawannya Yang bodoh (jahilan)
17. Yang hidup (hayyan), lawannya Yang mati (mayyitan)
18. Yang mendengar (sami’an), lawannya Yang tuli (ashamm)
19. Yang melihat (basyiran), lawannya Yang buta (a’ma)
20. Yang berbicara (mutakalliman), lawannya Yang bisu (a’ma)
7
menghendaki maka tidak pula terwujud. Allah membuat atau tidak membuat
segala sesuatu yang mungkin,hanyalah kemungkinan belaka.Sifat membuat
alam ini atau tidak membuatnya adalah sifat jaiz bagi Allah.Artinya hal itu bisa
saja boleh terjadi atau tidak terjadi.Apabila dikehendaki,maka hal itu akan
terjadi.
8
Argumen dari sifat ini seandainya para rasul tidak cerdas dan cekatan,
niscaya mereka tidak mampu menghadapi pihak-pihak yang menentang
risalah yang dibawanya. Ketidak mampuan seperti ini bertentangan dengan
pangkat dan martabat mereka sebagai rasul. Untuk meyakinkan mereka yang
akan menerima risalah kerasulan, tentu perlu dalil dan argumentasi yang
memadahi. Dalil dan argumentasi tersebut hanya bisa dibangun oleh orang
yang mempunyai kecerdasan tinggi.
Kemudian :
ُ ٰهذَا ا َّّْل بَشَر ّمثْلُ ُك ْم يَأ ْ ُك ُل ّم َّما تَأ ْ ُكلُ ْونَ ّم ْنهُ َويَش َْر
)٣٣( َب ّم َّما تَش َْربُ ْون
"Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang
mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri
kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia, "(Orang) ini tidak lain
9
hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia
minum apa yang kamu minum."" (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 33)
1. Rasa Takut
Salah satu bukti bahwa rasul memiliki sifat jaiz bisa dilihat dalam
kisah pertemuan antara Nabi Muhammad SAW dengan malaikat jibril
di gua Hira. Saat pertama kali didatangi oleh Jibril, Nabi Muhammad
merasakan takut yang luar biasa sampai badannya menggigil dan minta
diselimuti oleh istrinya Khadijah. Al-Qur’an kemudian mengabadikan
momen ini di dalam surat Al-Muzammil.
2. Sakit
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad menderita sakit mata hebat dan
membuat kakeknya kerepotan saat usia beliau baru 7 tahun. Penyakit
ini membuat matanya menjadi merah dan mengeluarkan kotoran
berwarna kuning kehijauan.
3. Dapat merasakan haus dan membutuhkan minum.
4. Bisa merasa lelah dan butuh waktu untuk tidur atau istirahat.
5. Bisa meninggal dunia.
6. Dapat menikah serta membina keluarga.
Di luar sifat kemanusiaan yang umum, rasul juga mempunyai sifat jaiz lain
yang agak spesial karena tidak akan dimiliki oleh manusia lain, yaitu
Iltizamurrasul dan Ishmaturrasul.
10
2. Sifat Jaiz Ishmaturrasul
Ishmaturrasul bisa diartikan sebagai orang yang ma’shum.
Maksudnya, setiap rasul terlindungi dari segala dosa serta kesalahan
dalam memahami agama. Tak hanya itu, mereka selalu taat kepada
Allah SWT dan menyampaikan wahyu-wahyu-Nya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memutuskan untuk bertauhid kepada Allah sama dengan meyakini
sepenuh hati akan ke Esaan Allah SWT. Menjalankan semua
perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
2. Tauhid terdiri dari 3 macam yaitu, Tauhid Rububiyyah, Tauhid
Uluhiya dan Tauhid ‘Asma wa Sifat
3. Sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada 20 sifat. Yang mana masing-
masing dari sifat tersebut saling berlawanan. Dan Allah juga
memiliki sifat jaiz yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak bagi
Allah.
4. Sifat wajib dan mustahil bagi Rasul ada 4 sifat selaku utusan-Nya.
Dan ke-4 sifat ini juga saling berlawanan. Serta sifat jaiz yang para
Rasul miliki merupakan sebuah sifat kemanusiaan yang mana sifat
ini melekat pada setiap individu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. 2014. Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan. Jilid 1, Darul Haq :
Jakarta Timur.
Tarigan, A. A., Nasution, M. S. A dan Marpaung W. 2021. Dari Muallaf Menuju
Muslim Kaffah. Ajaran-Ajaran Dasar Islam Bagi Muallaf. CV Merdeka
Kreasi Group : Medan.
Yasid, A. 2022. Paham Keagamaan Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA).
IRCiSoD :Yogyakarta.
13
DAFTAR RUJUKAN
Gramediablog. 2021. “Sifat Jaiz Rasul : Pengertian, Dalil, dan Contoh yang Harus
Kamu Ketahui”. https://www.gramedia.com/literasi/sifat-jaiz-rasul/. Diakses
5 Mei 2023.
Karim, A. 2019. “Relasi Tauhid dalam Kehidupan”. https://www.uin-
antasari.ac.id/realisasi-tauhid-dalam
kehidupan/#:~:text=Menurut%20bahasa%2C%20tauhid%20adalah%20Bah
asa,yang%20ada%20di%20alam%20ini. Diakses 15 Februari 2023.
Universitas Islam Indonesia. 2022. “Pentingnya Memahami Tauhid Bagi Umat
Muslim”. https://www.uii.ac.id/pentingnya-memahami-tauhid-bagi-umat-
islam/#:~:text=Tauhid%20juga%20akan%20memberikan%20cara,yang%20
berhubungan%20dan%20saling%20mendukung. Diakses 15 Februari 2023.
Wikipedia. 2022. “Tauhid”. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tauhid. Diakses 15
Februari 2023.
14