Anda di halaman 1dari 21

  

MAKALAH TENTANG
TAUHID

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

CITRA RC DJEPPU ( 042020003 )

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

2020

i
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Tuhid, bapak Agus
Faisal serta teman-teman semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tauhid dalam Kehidupan Sehari-hari” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik
pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Palopo 01 Oktober 2020

ii
Daftar isi
Kata pengantar.........................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian tauhid..................................................................................................2
2.2 macam-macam tauhid..........................................................................................2
2.3 tauhid dalam kehidupan sehari hari......................................................................3
2.4 hal yang dapat merusak tauhid.............................................................................9
2.5 maanfaat mengamalkan tauhid.............................................................................10
2.6 keistimewaan pengamalaan tauhid.......................................................................13

2.7 cara membuktikan ketauhidan.............................................................................14


2.8 tingkatan tingkatan tauhid...................................................................................16

BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 saran.....................................................................................................................18
Daftar pustaka........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ajaran tauhid dalam islam tidak begitu saja dengan mudah dipahami, tapi
penuh dengan renungan mendalam agar ketauhidan tersebut mampu mengisi jiwa-
jiwa kemanusiaan, ruang-ruang pengetahuan sehingga mampu diterjemahkan
dalam wilayah aplikasi di dataran sosial. Ritual-ritual agama atau ibadah dalam
agama jika mampu dipahami secara hakekat akan menunjukkan sebuah ajaran
tauhid yang universal. Salah satunya adalah ibadah haji, dimana manusia
berkumpul secara bersama, melakukan ibadah yang seragam, dan memakai kain
putih yang seragam, manusia melepaskan ego mereka, tidak ada perbedaan status
jabatan, berbuat yang sama hal inilah yang menjadi ajaran yang luar biasa jika
diterjemahkan dalam ranah sosial. Ajaran tauhid kemudian menghilagkan
perbedaan, menyetarakan dan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari tauhid?


2. Bagaimana aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apakah manfaat mengamalkan tauhid dalam kehidupan sehari hari?
4. Keutamaan mengamalkan atau mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan?

1.3 Tujuan

1. Untuk melengkapi nilai dan tugas kelompok mata kuliah Tauhid


2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang ilmu tauhid
3. Agar dapat mencontoh aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tauhid

Tauhid (Arab :‫ ت)وحيد‬dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti “Keesaan Allah”,
mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah, Bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan.
Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam
ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat
La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. Sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT sendiri didalam surat Al-baqarah:163

artinya :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.

2.2 Macam macam tauhid

1. Tauhid Rububiyah

tauhid rububiyah artinya membenarkan dengan yakin bahwa allah ini satu satunya
pencipta segala sesuatu dialam semesta, pemeliharaan dan pengaturnya, pemberi rezeki atas
setiap makhluk dan penguasa atas makhluk makhluknya. Dia lah yang mengabulkan segala
doa dan hajat manusia. Dia yang memberi dan mencabut pemberiannya. Tauhid rububiyah ini
menjadi dasar utama dibangunnya tauhid tauhid lain.

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja
yang berhak dipuja dan dipuji. Memuja dan memuji selain Allah serta sikap ingin dipuji
maupun dipuja, baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi (dalam hati)
adalah perbuatan syirik1. Sebagaimana firman Allah dalam suratnya,
a
Artiny

“Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami mohon

1
Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dengan yang lain, seperti menyembah kuburan, patung tempat
keramat dan lain sebagainya.
pertolongan”. (Al-Fatihah, 1:5)

3.Tauhid Asma' was Shifat

Tauhid Asma' was Shifat merupakan bagian dari mentauhidkan (mengesakan) Allah
dalam akidah Islam. Tauhid ini merupakan bentuk penerapan pengesaan dari makhluk
terhadap Allah, mengenai nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, yang mana nama-nama dan
sifat-sifat ini telah diatributkan oleh-Nya sendiri.

2.3 Tauhid dalam kehidupan sehari-hari

Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah
adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara
konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya
kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti
Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa
yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.

Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan
yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta
dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang
sepadan dengan-Nya

kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa
perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan
mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.

Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah (tauhid) sebelum kita beribadah
& beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan
kesyirikan (menyekutukannya dalam peribadatan) , maka tegaknya ibadah & amalan kita
harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan dibawah ini:
“Ketahuilah (ya Muhammad) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq 2 kecuali Allah, &
mohonlah ampun bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. (QS. Muhammad : 19).

semoga Allah merohmatimu, sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta


mengutamakan untuk mengetahui dan berilmu tentang At tauhid dari pada beribadah yaitu
beristifghfar, dikarenakan ” mengenal tauhid menunjukkan ilmu ‘usul 3, adapun beristighfar
menunjukkan ilmu furu’4

Dan tidak ada perselisihan sedikitpun dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta
umat islam seluruhnya bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul adalah ke
empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah menetapkan &
memerintahkan kepada empat rasul yang mulia ini untuk ma’rifah ( berilmu & mengetahui )
ilmu usul dan dasar serta pondasi agama yaitu Tauhid sebelum ilmu furu’ ( sebagai aplikasi
dari ilmu usul ).

dengan selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah,
puasa, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya
karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Kita telah mengaplikasikan
sikap tauhid.

artinya

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-
Ku”(alDzariyat:56)
ar y
ti a
n

“Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon
pertolongan”(al-Fatihah:5)

artinya

“Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)
2
Haq disini diartikan sebagai hanya Allah yang berhak di sembah, tidak boleh menyembah kecuali kepada
Allah SWT.
3
Ilmu usul adalah ajaran islam yang sangat pokok, prinsip dan mendasar bagi umat islam
4
Ilmu furu’ adalah ajaran islam yang penting namun tidak pokok dan mendasar
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal
batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku, perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh
karena itu, orang-orang yang telah mampu memahami dan menghayati tauhid dengan benar
akan membawa kepada kebahagiaan baik itu segi lahir ataupun batin. Sehingga jelas bagi
seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk dimiliki dan dihayati, karena jika hanya demikian
hanya akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak berpengaruh
apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya akan berada diluar ketauhidan yang
sebenarnya, bahkan mungkin bisa sampai keluar dari keislamannya, karena maksud dan
tujuan tauhid bukan sekedar diakui dan diketahui saja,

berupaya mengaitkan semua dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir
sebagai pengawas kehidupan kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita menerima rezeki 5, pertolongan, bahkan
bencana semuanya selalu terkait dengan Allah. Allah-lah yang memudahkan semuanya
melalui tangan hamba-hamba-Nya. Terkadang kita hanya berterima kasih pada manusia. Kita
tak pernah sadar bahwa Allah-lah yang mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan
semuanya untuk kita. Jadi seharusnya, pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah
Allah. Baru manusia. Demikian juga misalnya kita menerima musibah. Musibah harus
menyadarkan kita bahwa itu adalah ujian, peringatan, atau bahkan azab dari Allah.

Fungsi tauhid dalam kehidupan modern

1.Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.

Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung
mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak
yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya pikir kritis
serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa orang-
orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh
di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-
pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan ( yang benar ). ". ( QS.
Al- Ahzaab : 66 - 67)

Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “Laailaahaillallah ” ( tidak ada Tuhan selain
Allah ).Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan “
tidak ada Tuhan selain Allah” berarti seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang
Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya. Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas
untuk melaksanakan “tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan
manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.

5
Rezeki adalah Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan untuk
2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu,
gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan
penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran jernih.
Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai


tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu
mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu)”. ( QS. Al- Furqon : 43 - 44).

3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan
hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak,
potensial, maupun yang konkret. Namun, kenyataannya umat muslim sekarang berada dalam
suatu ironi (keterbalikan) dimana kemiskinan, kelaparan dan kebodohan belum juga teratasi,
jarak antara si kaya dengan si miskin semakin tajam, keadilan dan kejujuran semakin langka,
serta kebenaran semakin mudah direkayasa di tengah – tengah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru demi upaya
pembebasan dan memudahkan manusia ( umat muslim khususnya) dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah hidup mereka.

4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.


Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan islam
tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani wilayah - wilayah
peradaban lokal menjadi peradaban mondial karena tauhid merupakan paradigma dari metode
ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai bukti banyak ilmuan
kelas dunia yang lahir dari dunia islam dan karya- karyanya telah menjadi landasan bagi
kelahiran ilmu pengetahuan dan peradaban barat modern.

5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan
perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak
terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan
maupun kekuasaan selain Illahirabbi.

6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka
Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian yang
terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-
Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib
( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang
patut untuk disembah dan tiada Tuhan selain Dia.[3]
2.4 Hal yang Merusak Sikap Tauhid dalam kehidupan

1. Penyakit riya
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri didalam Al-Qur’an sebagai peringatan bagi
manusia. Sebagaimana firman Allah:

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” qs. al-maarij-20

“dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir6,” qs. al maarij 21

2. Penyakit ananiah (egoisme)

Kemungkinan kedua bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap
riya ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya dengan
mementingkan diri sendiri. Namun sifat ini tidak akan tumbuh didalam pribadi yang mau
beribadah ihsan dan khusyu.

3. Penyakit takut dan bimbang

Rasa takut ini biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang belum terjadi.
Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan tawakal’alallah artinya mewakilkan
perkara yang kita takuti itu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan pemecahan
masalah tersebut.

4. Penyakit Zhalim

Zhalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu
yang tidak semestinya.

5. Penyakit hasad atau dengki

Hasad tumbuh dihati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang
lain. Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap diri paling hebat dan paling

6
Kikir adalah sifat seseorang yang amat tercela dan hina
berhak mendapatkan segala yang terbaik, sehingga jika melihat ada orang lain yang kebetulan
lebih beruntung, ia merasa tersaingi.

2.5 Manfaat mengamalkan tauhid

Berikut ini manfaat dari mempelajari ilmu tauhid dalam kehidupan manusia :

1.Tidak menyekutukan Tuhan

Ilmu tauhid mengajarkan bahwa Allah SWT esa. Esa adalah satu tunggal dan tidak
ada lagi saingan yang dapat menandingi keEsaa Tuhan. Dalam islam menyekutukan Tuhan
termasuk salah satu dosa besar yang dilakukan oleh seorang hamba yang disebut dengan
syirik. Dan dosa dari menyekutukan Tuhan dengan benda-benda lainnya adalah neraka 7. Ilmu
tauhid memberitahukan bahwa sebagai hamba tidak di izinkan untuk menyekutukan Tuhan
dengan hal apapun karena itu termasuk perbuatan yang tercela.

2. Sebagai pedoman hidup

Ilmu tauhid adalah pedoman bagi hidup. Dalam islam diajarkan bahwa segala hal yan
dimiliki di dunia merupakan anugerah dari Allah bagi sebagian hambanya. Jadi kesalahan
besar jika kita menganggap bahwa apa yang kita dapat adalah miliki kita seutuhnya. Ilmu
tauhid adalah ilmu yang mengarahkan manusia untuk tetap melakukan perbuatan yang baik
dalam menjalankan perannya sebagai hamba dan juga sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Pedoman hidup selain dari ilmu tauhid adalah alquran dan hadist yang akan tetap berlaku
hingga akhir zaman. Allah SWT telah menjanjikan bahwa tidak ada yang bisa merubah isi
dari firman-firmanNya di dalam alquran dan juga wahyu yang diturunkan pada Nabi
Muhammad SAW yang kemudian dibukukan melalui hadist-hadist.

3. Nasehat untuk diri sendiri

Nasehat adalah segala hal yang berasal dari lisan ataupun tertulis untuk kebaikan
hidup bersama dalam menjalani hidup. Ada kalanya kita merasa telah salah melakukan
tindakan. Dan hal itu bisa kita perbaiki dengan banyak membaca nasehat-nasehat atau
sekedar mendapat nasehat saat mengikuti kajian islam di mesjid-mesjid. Nasehat penting
karena manusia tidak pernah luput dari khilaf8. Itu kenapa manusia dianjurkan untuk saling
nasehati-menasehati dalam kebaikan. Artinya saling mengajak untuk berbuat baik yang
insyaallah akan mendatangkan berkah dalam hidup ini. Itulah fungsi dari seorang ulama dan
juga orang yang mengerti dan telah menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi
mengajak seseorang untuk berlaku baik maka otomatis pahalanya juga akan mengalir pada
kita selama menjalankannya karena niat sebab Allah SW. Dan manfaat dari nasehat untuk diri
sendiri ini merupakan manfaat agung yang terdapat dalam ajaran ilmu tauhid.

4. Mengajarkan kebaikan kepada sesama

7
Neraka adalah seburuk buruknya tempat, bagi mereka yang mengingkari ajaran Allah SWT.
8
Khilaf adalah suatu keadaan ketika manusia tidak sadar ketika melakukan sesuatu
Sama seperti manfaat untuk nasehat diri manfaat ilmu tauhid dalam kehidupan dunia
selanjutnya adalah mengajarkan kebaikan kepada sesama. Dalam agama islam berbuat baik
merupakan hal yan wajib. Justru tindakan yang jahat akan berakibat dosa yang membutakan
mata hati jika di biarkan terus menerus. Berbuat baik memiliki manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain. Sehingga dalam berbuat baik tidak ada seorangpun yang kita rugikan. Justru
mereka senang karena mendapatkan kebaikan. Kadang kalanya mungkin saja hari ini kita
berbuat kebaikan dan besoknya justru kita memerlukan kebaikan dari orang lain. Karena
hidup di dunia itu seperti roda yang berputar.

5.masuk surga tanpa dihisab

Hikmah/manfaat mempelajari dan menerapkan tauhid dalam kehidupan, yang


selanjutnya adalah masuk surga tanpa dihisab9, dengan mengerjakan tauhid dengan semurni
murninya.

artinya

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan, senantiasa patuh
kepada Allah dan menghadapkan diri (hanya kepadanya). Dan sama sekali dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), an-nahl 120

Artinya
“Dan orang-orang yang tidak berbuat syirik kepada tuhan mereka,”qs. al mu’minun 59

Husain bin Abdul Rahman menuturkan, “suatu ketika aku berada di sisi Said bin
jubair Lalu ia bertanya siapakah diantara kalian melihat bintang yang jatuh semalam?” aku
pun menjawab:. “aku” kataku; “ketahuilah Sesungguhnya aku ketika itu dalam keadaan salat,
tetapi terkena sengatan kalajengkin” ia bertanya “lalu apa yang kamu perbuat“ jawabku “aku
meminta ruqyah10 kemudian iya bertanya “apakah yang mendorong dirimu untuk melakukan
hal itu” jawab ku: “yaitu: sebuah hadis yang dituturkan oleh Asy-sya’bi kepada kami”, ia
bertanya lagi, “apakah hadis yang dituturkan kepadamu itu” Saya katakan: “Dia menuturkan
hadits dari Buraidah bin Hushaib:

9
Dihisab adalah dihitungnya amal perbuatan baik dan buruk.
10
Ruqyah yang dimaksud disini adalah pengobatan dengan bacaan bacaan al quran.
11
ain yaitu pengaruh jahat yang disebabkan oleh dengki sesorang, melalui pandangan matanya.
Sa’id pun berkata :”Sesungguhnya telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa
yang telah didengar nya; tetapi ibnu ‘Abbas menuturkan kepada kami hadis dari Nabi SAW.
bahwa beliau bersabda:

artinya
‘Saya telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allâh, lalu saya melihat seorang Nabi bersama
beberapa orang, seorang Nabi bersama seorang dan dua orang, dan seorang Nabi sendiri,
tidak seorangpun menyertainya. Tiba-tiba ditampakkan kepada saya sekelompok orang yang
sangat banyak. Lalu saya mengira mereka itu umatku, tetapi disampaikan kepada saya: “Itu
adalah Musa dan kaumnya”. Lalu tiba-tiba saya melihat lagi sejumlah besar orang, dan
disampaikan kepada saya: “Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang,
mereka akan masuk surga tanpa hisab dan adzab.”.’Kemudian Beliau bangkit dan masuk
rumah. Orang-orang pun saling berbicara satu dengan yang lainnya, ‘Siapakah gerangan
mereka itu?’ Ada diantara mereka yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka itu sahabat
Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam.’ Ada lagi yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka
orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah berbuat syirik
terhadap Allâh.’ Dan menyebutkan yang lainnya. Ketika Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi
Wasallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Beliau bersabda:
‘Mereka itu adalah orang yang tidak pernah minta diruqyah, tidak meminta lukanya ditempel
dengan besi yang dipanaskan, dan tidak pernah melakukan tathayyur11, serta mereka
bertawakkal kepada Rabb mereka.’Lalu Ukasyah bin Mihshon berdiri dan berkata:
“Mohonkanlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!’ Beliau
menjawab: ‘Engkau termasuk mereka’, Kemudian berdirilah seorang yang lain dan
berkata:’Mohonlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka juga!’
Beliau menjawab:’Kamu sudah didahului Ukasyah.’.”12

2.6 Keistimewaan mengamalkan tauhid


Firman allah:

“Mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan Jalan Hidayah” Q.S Al An’am 82
ubadah Bin shamit menuturkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda

” barangsiapa yang bersyahadat13 bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah saja,
tiada sekutu baginya dan Muhammad adalah hamba dan rasulnya, dan bahwa Isa adalah
hamba dan rasulnya, dan kalimatnya yang disampaikan kepada Maryam. Serta ruh
daripadanya. dan surga ini benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti
memasukkannya ke dalam surga Betapapun amal yang telah diperbuatnya” Hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan Hadits dari Litban bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda

11
Tathayur adalah merasa pesimis, bernasibsial, atau meramal nasib buruk karena melihat burung dan lain lain
12
Hadis riwayat ak bukhari dan muslim
13
Syahadat adalah persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang
menjadi tuntunannya baik lahir maupun batin.
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan
Lailahaillallah dengan ikhlas dan hanya mengharapkan pahala pada Allah”
diriwayatkan dari Abu Sa’id al-khudri bahwa Rasulullah bersabda

” musa berkata:” ya Rob ajarkan kepadaku sesuatu yang mengingatmu dan berdoa
kepadamu”, Allah berfirman Ucapkan hai Musa Lailahaillallah Musa berkata ya Rob semua
hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab” Hai Musa seandainya ke tujuh langit serta
seluruh penghuninya selain aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam suatu Sisi Timbangan
dan kalimat Lailahaillallah diletakkan pula di sisi lain timbangan tersebut niscahya
Lailahaillallah lebih berat timbangannya” hadis riwayat Ibnu Hibban dan hakim sekaligus
menshahihkannya.
Tirmidzi meriwayatkan Hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu Hasan) dari Anas bin
Malik ia berkata aku mendengar Rasulullah bersabda:

“Allah berfirman, “ Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa
sejagat raya dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutu dengan sesuatu pun.
pasti aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sebagai sejagat raya pula”

2.7 cara membuktikan ketauhidan

Membuktikan bahwa kita itu bertauhid dengan benar yaitu dengan ikhlas kepada
Allah ‘Azza Wa Jalla. Yaitu bahwa ibadah yang dilakukan hanya untuk Allah Ta’ala semata,
bukan karena riya dan bukan karena ingin disukai orang. Namun beribadah dengan ikhlas
kepada Allah. Ini dalam hal ibadah.
Demikian juga dalam hal rububiyah, yaitu dengan tidak bergantung kecuali kepada
Allah, dan tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda kepada sepupunya, Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma:
“wahai bocah, aku akan mengajarimu beberapa kata: jagalah Allah, niscaya ia akan
menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu, jika engkau
meminta maka mintalah kepada Allah, jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika sebuah kaum berkumpul untuk memberikan
manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kecuali apa yang
telah Allah tuliskan bagimu. Dan jika sebuah kaum berkumpul untuk memberimu bahaya,
maka mereka tidak akan bisa membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tuliskan
untukmu”

Dengan demikian, hendaknya senantiasa meminta kepada Allah agar ditetapkan pada
kebenaran dan pada tauhid yang benar. Karena banyak orang yang mereka memiliki kadar
minimal dari tauhid, dan mereka juga melakukan hal-hal yang mengikis tauhid.

contoh yang banyak di sepelekan di antara manusia: mereka bergantung pada sebab-
sebab. Memang benar telah kita ketahui bersama bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menciptakan sebab-sebab untuk terjadinya sesuatu. Bagi orang sakit, Allah telah menetapkan
adanya sebab-sebab yang membuat ia sembuh. Orang yang bodoh, Allah telah menetapkan
adanya sebab-sebab yang bisa menghilangkan kebodohannya. Demikianlah segala sesuatu
berjalan. Namun sebagian orang menggatungkan diri pada sebab-sebab. Sehingga ketika
sakit, mereka bergantung secara total pada rumah sakit dan dokter. Sehingga seolah-olah ia
menganggap kesembuhan ada di tangan rumah sakit dan dokter. Ia lupa bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang telah menjadikan rumah sakit dan dokter sebagai sebab
yang bisa memberikan manfaat pada orang sakit, dan terkadang tidak bisa memberikan
manfaat. Jika rumah sakit dan dokter bisa memberikan manfaat, maka itu sesungguhnya
merupakan karunia dari Allah dan terjadi atas takdir yang Allah tetapkan. Dan jika tidak bisa
memberikan manfaat, maka itu merupakan ketetapan Allah yang adil dan takdir yang Allah
putuskan.

Allah ‘Azza wa Jalla. berfirman Allah Tabaraka wa Ta’ala tentang sihir:

“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka
dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya” (QS. Al Baqarah: 102)
lalu Allah berfirman:

“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah” (QS. Al Baqarah: 102)

Maka intinya, membuktikan bahwa kita itu bertauhid dengan benar yaitu dengan mengaitkan
hati kita kepada Allah SWT. dalam keadaan takut maupun dalam keadaan penuh harapan,
serta mengkhususkan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah semata

2. Tauhid dalam Sifat-sifat Allah

Tauhid Sifat-sifat Allah artinya adalah mengakui bahwa Zat dan Sifat-sifat Allah
identik, dan bahwa berbagai Sifat-Nya tidak terpisah satu sama lain. Tauhid Zat artinya
adalah menafikan adanya apa pun yang seperti Allah, dan Tauhid Sifat-sifat-Nya artinya
adalah menafikan adanya pluralitas di dalam Zat-Nya. Allah memiliki segala sifat yang
menunjukkan kesempurnaan, keperkasaan dan ke-indahan, namun dalam Sifat-sifat-Nya tak
ada segi yang benar-benar terpisah dari-Nya. Keterpisahan zat dari sifat-sifat dan
keterpisahan sifat-sifat dari satu sama lain merupakan ciri khas keterbatasan eksistensi, dan
tak mungkin terjadi pada eksistensi yang tak terbatas. Pluralitas, perpaduan dan keterpisahan
zat dan sifat-sifat tak mungkin terjadi pada Wujud Mutlak.
2.8 Tingkatan Tauhid Dalam Islam

Adapun tingkatan tauhid adalah sebagai berikut.


1. Tauhid Zat Allah

Yang dimaksud dengan tauhid (keesaan) Zat Allah adalah, bahwa Allah Esa dalam
Zat-Nya. Kesan pertama tentang Allah pada kita adalah, kesan bahwa Dia berdikari. Dia
adalah Wujud yang tidak bergantung pada apa dan siapa pun dalam bentuk apa pun. Dalam
bahasa Al-Qur'an, Dia adalah Ghani (Absolut). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan
membutuhkan pertolongan-Nya. Dia tidak membutuhkan segala sesuatu. Allah berfirman:
Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah. Dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak
membutuhkan apa pun) lagi Maha Terpuji. (QS. Fâthir: 15)

Arti dari Tauhid Zat Allah adalah bahwa kebenaran ini hanya satu, dan tak ada yang
menyerupai-Nya. Al-Qur'an memfirmankan:
Tak ada yang menyamai-Nya. (QS. asy-Syûrâ: 11)
Dan tak ada yang menyamai-Nya. (QS. al-Ikhlâsh: 4)
3. Tauhid dalam Perbuatan Allah

Arti Tauhid dalam perbuatan-Nya adalah mengakui bahwa alam semesta dengan
segenap sistemnya, jalannya, sebab dan akibatnya, merupakan perbuatan Allah saja, dan
terwujud karena kehendak-Nya. Di alam semesta ini tak satu pun yang ada sendiri. Segala
sesuatu bergantung pada-Nya. Dalam bahasa Al-Qur'an, Dia adalah pemelihara alam semesta.
Dalam hal sebab-akibat, segala yang ada di alam semesta ini bergantung. Maka dari itu, Allah
tidak memiliki sekutu dalam Zat-Nya, Dia juga tak memiliki sekutu dalam perbuatan-Nya.
Setiap perantara dan sebab ada dan bekerja berkat Allah dan bergantung pada-Nya. Milik-
Nya sajalah segala kekuatan maupun kemampuan untuk berbuat.
Manusia merupakan satu di antara makhluk yang ada, dan karena itu merupakan ciptaan
Allah. Seperti makhluk lainnya, manusia dapat melakukan pekerjaannya sendiri, dan tidak
seperti makhluk lainnya, manusia adalah penentu nasibnya sendiri. Namun Allah sama sekali
tidak mendelegasikan Kuasa-kuasa-Nya kepada manusia. Karena itu manusia tidak dapat
bertindak dan berpikir semaunya sendiri, "Dengan kuasa Allah aku berdiri dan duduk. "

4. Tauhid dalam Ibadah

Tauhid dalam ibadah merupakan masalah praktis, merupakan bentuk "menjadi".


Tingkatan-tingkatan tauhid di atas melibatkan pemikiran yang benar. Tingkat keempat ini
merupakan tahap menjadi benar. Tahap teoretis tauhid, artinya adalah memiliki pandangan
yang sempurna. Tahap praktisnya artinya adalah berupaya mencapai kesempurnaan. Tauhid
teoretis artinya adalah memahami keesaan Allah, sedangkan tauhid praktis artinya adalah
menjadi satu. Tauhid teoretis adalah tahap melihat, sedangkan tauhid praktis adalah tahap
berbuat. Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang tauhid praktis, perlu disebutkan satu
masalah lagi mengenai tauhid teoretis. Masalahnya adalah apakah mungkin mengetahui Allah
sekaligus dengan keesaan Zat-Nya, keesaan Sifat-sifat-Nya dan keesaan perbuatan-Nya, dan
jika mungkin, apakah pengetahuan seperti itu membantu manusia untuk hidup sejahtera dan
bahagia; atau dan berbagai tingkat dan tahap tauhid, hanya tauhid praktis saja yang
bermanfaat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aplikasi Tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at


tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang
lainya serta beramal (karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar).

Tauhid adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan tauhid yang kuat,
maka seorang muslim akan mampu menjalankan proses penghambaannya kepada
Allah tanpa merasa berat dan terpaksa, karena hanya satu tujuan mereka hidup yaitu
keinginan mereka untuk bertemu dengan tuhannya Allah SWT.

Implementasi penghambaan mutlak kepada Allah SWT tersebut terwujud


dalam berbagai aspek kehidupan seorang muslim, mulai hubungan antara manusia
dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lainnya, serta hubungan manusia
dengan alam. Ketiga hubungan tersebut akan terwujud secara selaras dan harmonis,
karena memang itulah perintah Allah. Dengan mempunyai aqidah yang kuat, maka
seluruh rintangan hidup dapat dilaluinya dengan baik dan ringan.

Di era modern ini, dengan berbagai tantangan dan pengaruh global, seorang
muslim harus mempunyai tauhid yang kuat. Hal itu disebabkan tantangan dan
pengaruh global yang dating banyak memuat unsur-unsur negative yang anti-tauhid.
Manakala seorang muslim dihadapkan pada kesenangan dunia sebagai muatan dunia
kapitalis, maka manusia membutuhkan benteng untuk mempertahankan diri dari arus
negative globalisasi tersebut.

3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat
- Memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid dalam kehidupan
sehari-hari
- Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Daftar Pustaka

Faqih, Aunur Rahim,dkk : menuju kemantapan Tauhid dengan Ibadah dan Akhlak
karimah : (Yogyakarta : UII Press Jogjakarta, 2002).
https://windaarfani.wordpress.com/2013/02/07/tauhid-penerapan-tauhid-dalam-
kehidupan-sehari-hari/
http://sociologiagamauin.blogspot.co.id/2015/09/pemahaman-tauhid-dan-
implementasinya.html
http://blog.re.or.id/tauhid-dan-korelasinya-dalam-menghapus-dosa.html
muhammad, syekh. Kitab tauhid: (riyadh 1426 hijriah)

Anda mungkin juga menyukai