Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ILMU TAUHID

Guna Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu:

Naili Anafah

Windi Widyastuti (1802046005)

Shofa A’inun Huda (1802046017)

Wahyu Labibullah (1802046042)

PROGRAM STUDI ILMU FALAK

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

2
KATA PENGANTAR

 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta
salam kami panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Ilmu Tauhid serta teman-teman yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Pengertian Ilmu Tauhid, Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid,
Kedudukan Ilmu Tauhid, Manfaat Ilmu Tauhid” kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka
untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah
berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Tauhid Dan Ilmu Tauhid.....................................................3


B. Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid.........................................................7
C. Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid......................................................10
D. Kedudukan Ilmu Tauhid......................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi


kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang
dilakukan. Kita beramal juga harus dilandasi dengan tauhid, tanpa adanya
tauhid amal yang kita kerjakan tidak akan ada gunanya. Tauhid juga yang
dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat
nanti. Sejarah adanya tauhid juga sudah dikenal sejak zaman Nabi Adam
as. Jika berbicara tentang tauhid, maka kita juga bebicara tentang aqidah
sebagai dasar agama.

Aqidah dalam islam merupakan hal yang sangat penting, dalam


islam aqidah merupakan dasar agama. Karena aqidah membuat kita
bertambah yakin tentang adanya tuhan. Karena tauhid membahas tentang
keyakinan adanya tuhan, seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa
Allah SWT semata Rabb (tuhan) segala sesuatu dan rajanya.
Sesungguhnya hanya Dia Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta.
Hanya Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu Baginya. Dan setiap
yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia Allah SWT
bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan
Kekurangan. Dia Allah SWT mempunyai nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tauhid dan ilmu tauhid?
2. Apa Hakikat dan kedudukan ilmu tauhid?
3. Apa dasar-dasar hukum mempelajari ilmu tauhid?
4. Apa Manfaat ilmu tauhid dalam kehidupan manusia?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian tauhid dan ilmu tauhid
2. Mengetahui hakikat dan kedudukan ilmu tauhid
3. Mengetahui dasar-dasar hukum mempelajari ilmu tauhid
4. Mengetahui manfaat ilmu tauhid dalam kehidupan manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid dan Ilmu Tauhid


Tauhid secara bahasa berasal dari kata ‫ توحيد‬- ‫د‬AA‫د – يوح‬AA‫ وح‬yang
berarti mengesakan1. Secara istilah tauhid adalah mengi’tikadkan bahwa
Tuhan tak bersekutu dalam zat atau perbuatan-Nya. Oleh karena itu yang
terpenting pada pokok pengetahuan ini adalah tentang mengesakan Tuhan.
Adapun pengertian ilmu tauhid ialah suatu ilmu pengetahuan yang
membahas dan menerangkan tentang adanya tuhan dan segala sifat-sifat
tuhan yang pasti (wajib), mustahil, dan jaiz. Begitu juga sifat-sifat Rasul,
apa yang wajib pada Rasul, mustahil dan jaiz. Seterusnya pada Malaikat.
Kongkritnya Ilmu Tauhid adalah sarana untuk memperkokoh ketauhidan
dalam diri.
Para Ahli juga memilki definisi Tauhid yang berbeda satu sama
lain. Penulis akan memaparkan beberapa diantaranya yang bersumber dari
salah satu website dan buku yang penulis baca :
a. Menurut Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan tauhid
adalah meyakini keesaan Allah dalam Rububiyah, ikhlas beribadah
kepada-Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama-nama dan sifat-
sifat-Nya
b. Menurut Dr. Hamzah Ya’qub ilmu tauhid menurut lughot ialah
ilmu artinya pengetahuan sedang tauhid berarti menyatukan
menunggalkan mengesakan menganggap satu
Adapun pengertian ilmu tauhid menurut istilah ialah suatu ilmu
yang menerangkan tentang sifat-sifat wajib Allah yang wajib
diketahuidan dipercayai.
c. Menurut Syaikh Muhammad Abduh, tauhid adalah suatu ilmu
yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan pada-Nya, dan tentang
sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya, juga

3
membahas tentang para Rasul Allah serta meyakinkan kerasulan
mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada diri mereka, yang
boleh ada pada diri mereka dan apa yang terlarang ada dalam diri
mereka.
Dengan demikian dinamakan ilmu tauhid karena bagian yang
terpenting adalah menetapkan sifat wahdah bagi Allah SWT. Dan
orang yang selalu bertauhid akan menjaga kesucian hati dalam
meyakini keesaan Allah SWT serta menjaga diri dari segala
sesuatu yang mengarah pada perbuatan syiril dan menduakan Allah
SWT.
d. Menurut Abdul Rahim Manaf
Artinya : Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang penetapan
aqidah agama dengan dalil yang yakin, seeperti menetapkan
keyakinan tenntang adanya Allah dengan adanya makhluk ini.
e. Menurut Husain Affandi Al Jars, dalam kitab khusunul Hamidiyah
Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan
akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakin
f. Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, tauhid adalah ilmu yang
menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi
Allah dan bagi sekalian utusan-utusanNya, juga mengupas dalil-
dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk
membuktikan adanya zat yang mewujudkan.
g. Menurut Ibnu Al-Utsaimin Rahimahullah, tauhid adalah kata
benda yang berasal dari perubahan kata kerja wahhada yuwahhidu
yang bermakna menunggalkan sesuatu. Berdasarkan pengertian
syariat, tauhid bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang
menjadi kekhususan diriNya.
h. Menurut Muhammad bin Abdullah Al Habdan, tauhid hanya akan
terwujud dengan memadukan antara kedua pilar ajaran tauhid,
yaitu penolakan (nafi) dan penetapan (itsbat).

4
Pendapat ahli yang telah dipaparkan diatas memang memiliki perbedaan.
Hal ini terjadi karena perbedaan sudut pandang dalam memahami tauhid
itu sendiri.Yang terpenting dalam mempelajari tauhid bukanlah pendapat
siapa yang paling benar, namun menyusun pendapat-pendapat tersebut
untuk memperkokoh tujuan dalam mempelajari tauhid, yaitu mengEsakan
Allah SWT.

Tauhid menurut Ibnu Qayyum tauhid yang diserukan oleh para rasul dan
kitab-kitab suci turun dengannya , ada dua macam :

Pertama : Tauhid al-Ma’rifah wa-Itsbat (yaitu: mengtauhidkan Allah


dengan mengenal dan menetapkan yang wajib bagi Allah).

Kedua : Tauhid al-Thalab wa al-Qashd (yaitu: bertauhid dengan meminta


pahala dan kebaikan dari Allah dan Menjadikan-Nya sebagai tujuan dan
niat).

Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya tentang objek yang akan
dipelajari dari ilmu tauhid, penulis akan membahas beberapa diantaranya.

1. Sifat-sifat Allah
Membahas tentang sifat-sifat Allah SWT. Kita sebagai seorang mukmin
wajib mengetahui sifat-sifat yang dimiliki Allah SWT. Berikut sifat-sifat
yang dimiliki oleh Allah :
a. Wajib

yaitu sifat-sifat yang ditetapkan pada Allah dan wajib kita yakini.
Para ulama kalam telah membagi sifat-sifat yang dimiliki oleh
Allah SWT, yaitu : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafah Lilhadist,
Qiyamuhu ta’ala binafsihi, Wahdaniah,Qudrat, Iradah, Ilmu, hayat;
Sama; Bashar; Kalam.

5
b. Mustahil

Yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT dan kita
harus meyakini bahwa mustahil Allah memiliki sifat-sifat ini. Sifat
mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib Allah, yaitu : ‘Adam,
Huduts, Fana, MumatsalahLilhadits, IhtiyajunLighoirihi, Ta’addud,
‘Ajzun, Karohah, Jahl, Maut, Shummun , ‘Umyun, Bukmun.

c. Jaiz

Yaitu kehendak Allah terhadap segala sesuatu yang mungkin


terjadi terjadi dan mungkin pula tidak terjadi.Contohnya sebuah
gunung telah dijadikan Allah menjadi emas, dalam contoh ini
menjelaskan kita mungkin tidak percaya dengan adany gunung
emas tersebut akan tetapi mungkin juga peristiwa ini terjadi karena
Allah SWT. lah yang menciptakan alam semesta yang luas ini,
pasti mungkin jika allah mrenjadikan sebuah gunung menjadi
gunung emas.

2. Sifat-sifat Rasulullah
Membahas tentang sifat-sifat pada diri Rasulullah sebagai utusan
Allah di muka bumi. Dalam memahami ilmu tauhid seorang
mukmin juga harus mengetahui sifat-sifat ini yaitu
a. Wajib
Sifat sifat yang pasti ada di dalam diri Rasulullah sebagai utusan
Allah. Rasulullah adalah manusia yang mulia dan memiliki sifat-
sifat wajib yang mulia pula yaitu Siddiq, Amanah, Tabligh
Fathonah.

6
b. Mustahil
Sifat-sifat yang tidak mungkin ada dalam diri Rasulullah sebagai
utusan Allah. Sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada dalam diri
beliau yaitu : Kidzib, Khianat, Qitman, Baladah.
c. Jaiz
Sifat-sifat yang boleh ada pada Rasulullah yaitu sifat-sifat seperti
manusia biasa yaitu melakukan kegiatan yang umum dilakukan
manusia, seperti makan, minum, beristri, dll.

Ilmu Tauhid adaalah ilmu yang menjembatani seseorang menuju Tauhid.


Oleh karena itu ImLmu Tauhid tentu meempunyai kaitan yang erat dalam
memperkuat ketauhidan dalam diri seseorang, seperti kata filsafat Agama
tanpa ilmu itu lumpuh. Begitu pula dengan orang yang ingin mempertebal
ketauhidan dan keimanan, mustahil apabila enggan mempelajari Ilmu
Tauhid. Karena Ilmu tauhid lah yang akan menuntunnya ke Tauhid
tersebut.

B. Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid

Dalam islam tauhid sangatlah penting, berbicara tentang tauhid


berarti kita berbicara juga tentang akidah yang dalam islam sebagai dasar
agama. Dapat dipastikan bahwa esensi peradapan islam adalah islam itu
sendiri dan esensi islam adalah tauhid atau pengEsaan Tuhan. Tindakan
yang mengesakan Allah Sebagai yang Maha Esa, Pencipta yang mutlak
dan trasenden, penguasa segala yang ada. Dapat diartikan hukum
mempelajari ilmu tauhid adalah wajib . Dalam Al-Qur’an Allah SWT
Berfirman pada

Q.S Adz dzariyat ayat 56

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ Aُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

7
Artinya: “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah
kepada-Ku”(QS: adz-Dzariyat;56)

Q.S Al Isra ayat 23

َ ‫ك أَاَّل تَ ْعبُ ُدوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد‬
‫ك‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
‫ف َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَ ْواًل‬ ٍّ ُ‫ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَ ْو ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما أ‬
‫َك ِريم‬
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.” ”(QS: Al Isra;23)

Ayat-ayat diatas jelas menunjukan bahwa tujuan diciptakannya manusia


adalah agar mereka menyembah Tuhan semata, hanya Allah yang patut
disembah, hanya Allah Yang patut diabdi . Maka dari itu kita harus
mempelajari ilmu tauhid karena sangatlah penting bagi kehidupan.

Jelas sekali tidak ada satu pun perintah dalam Islam yang bisa dilepaskan
dari tauhid. Seluruh agama itu sendiri, kewajiban manusia untuk
menyembah tuhan, untuk mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-laranganNya akan hancur begitu tauhid dilanggar. Memang
melanggar tauhid berarti meragukan bahwa Allah adalah satu-satunya
Tuhan. Dan ini menyakini adanya wujud-wujud lain selain Allah sebagai

8
Tuhan. Sebuah keyakinan yang hanya akan muncul dari mereka yang
meragukan keterkaitan manusia dengan firman-Nya.

Tauhid adalah yang memberikan identitas pada peradaban islam, yang


mengikat semua unsurnya bersama-sama dan menjadikan unsur-unsur
tersebut suatu kesatuan yang integral dan organis yang kita sebut
peradaban. Tanpa harus mengubah sifat-sifat mereka, esensi tersebut
mengubah unsur-unsur yang mengubah suatu peradaban, dengan
memberikan ciri baru sebagai bagian dari peradaban tersebut. Tingkat
peradaban ini bias beragam mulai dari yang kecil sampai yang radikal.
Itulah sebabnya mengapa kaum muslimin mengembangkan ilmu tauhid
dan menjadikan disiplin-disiplin ligika, epistemology, metafisika, dan
etika sebagai cabang-cabangnya.

Tanpa tauhid, takkan ada islam. Tanpa tauhid, bukan hanya sunnah Nabi
kita jadi patut diragukan dan perintah-perintahnya bergoncang-goncang
kedudukannya. Pranat keNabian itu sendiri akan hancur. Keraguan yang
sama yang menyangkut tuhan-tuhan yang banyak juga akan menyangkut
pesan-pesan mereka, karenanya berpegang teguh pada prinsip tauhid
merupakan fondomen dari seluruh kesalehan, regiliositas (keberagaman)
dan seluruh kebaikan. Wajarlah jika Allah SWT dan Rasul-Nya
menempatkan tauhid pada status tertinggi dan menjadikannya menjadi
penyabab kebaikan dan pahala yang terbesar.

Allah berfirman Q.S Al Anam ayat 74-79

َ ‫آز َر أَتَتَّ ِخ ُذ أَصْ نَا ًما آلِهَةً إِنِّي أَ َر‬


َ ‫اك َوقَ ْو َم‬
‫ك فِي‬ َ ‫ال إِب َْرا ِهي ُم أِل َبِي ِه‬
َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
‫ت‬ِ ‫اوا‬ َ ‫وت ال َّس َم‬َ ‫ك نُ ِري إِب َْرا ِهي َم َملَ ُك‬ َ ِ‫) َو َك َذل‬74( ‫ين‬ ٍ ِ‫ضاَل ٍل ُمب‬ َ
‫) فَلَ َّما َج َّن َعلَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرأَى‬75( ‫ين‬ َ ِ‫ون ِم َن ْال ُموقِن‬ َ ‫ض َولِيَ ُك‬ِ ْ‫َواأْل َر‬
‫) فَلَ َّما َرأَى‬76( ‫ين‬ َ ِ‫ال اَل أُ ِحبُّ اآْل فِل‬َ َ‫ال هَ َذا َربِّي فَلَ َّما أَفَ َل ق‬
َ َ‫َك ْو َكبًا ق‬
‫ال لَئِ ْن لَ ْم يَ ْه ِدنِي َربِّي أَل َ ُكونَ َّن‬
َ َ‫ال هَ َذا َربِّي فَلَ َّما أَفَ َل ق‬ ِ َ‫ْالقَ َم َر ب‬
َ َ‫از ًغا ق‬

9
‫از َغةً قَا َل هَ َذا َربِّي هَ َذا‬ َ ‫) فَلَ َّما َرأَى ال َّش ْم‬77( ‫ين‬
ِ َ‫س ب‬ َ ِّ‫ِم َن ْالقَ ْو ِم الضَّال‬
ْ َ‫أَ ْكبَ ُر فَلَ َّما أَفَل‬
َ ‫ت قَا َل يَا قَ ْو ِم إِنِّي بَ ِري ٌء ِم َّما تُ ْش ِر ُك‬
‫) إِنِّي‬78( ‫ون‬
‫ض َحنِيفًا َو َما أَنَا ِم َن‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذي فَطَ َر ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ُ ‫َو َّجه‬
)79(‫ْال ُم ْش ِر ِكين‬
Artinya: “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya
Azar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-
tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nyata.” Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-
tanda keagungan (Kami) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk
orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat
sebuah bintang (lalu) berkata,  "Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang
itu lenyap, dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang lenyap.” Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku.” Tetapi
setelah bulan itu terbenam, dia berkata, "Sesungguhnnya jika Tuhanku
tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang
yang sesat." Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata,
"Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar."  Maka tatkala matahari itu telah
terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari
apa yang kalian persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung
kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.”

begitu pula diriwayatkan ‘ubadah Ibn al-Samit bahwa Nabi bersabda:


“barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Sendiri
tanpa sekutu dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya bahwa
Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, bahwa surga dan neraka
itu benar, maka Allah akan memasukan ke surga karena kesaksian itu”,
hadit sini diriwayatkan dalam Kitab Shahih yang juga mencatat ucapan
Itban bahwa Nabi bersabda Allah tidak akan membiarkan masuk keneraka
semua orang yang bersaksi “tidak ada Tuhan selain Allah, yang tidak
memcari apa-apa dengan kesaksian-kesaksianNya itu kecuali keridhoan
Allah”

10
Dapat didefinisikan dengan kepatuhannya kepada tauhid, yang
pengakuannya akan keEsaan dan trasendensi Allah sebagai prinsip tinggi
dari seluruh ciptaan, semua wujud dan kehidupan dari seluruh agama.

C. Manfaat Mempelajari Tauhid


Manfaat tauhid antara lain ialah :

1. Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala perbudakan dan


penghambaan kecuali kepada Allah SWT. Yang menciptakan dengan
bentuk yang sempurna. Maksudnya adalah menghindarkan manusia dari
segala bentuk syirik kepada siapa pun dan apa pun.
2. Tauhid dapat membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh,
arah hidup menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya
kepada Allah SWT. Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam
kesendirian atau di tengah keramaian orang, dan selalu memohon kepada-
Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.Dengan semakin memahami
ilmu tauhid maka akan semakin menambah ketauhidan dalam diri. Pada
akhirnya tujuannya sama yaitu memperkokoh keimanan pada Allah SWT
dan menghindarkan diri dari mempersekutukan Allah SWT.
3. Tauhid dapat memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya dengan penuh
harap kepada Allah SWT. Dan selalu bertawakal, ridha atas ketentuan-
Nya, dan sabar terhadap musibah.
4. Tauhid yang baik dan benar dapat menghilangkan sifat syirik
( menyekutukan Allah SWT ) yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan
dan sesembahan yang banyak, yakni sesaat menghadap dan menyembah
yang hidup, dan suatu saat menghadap dan menyembah kepada yang mati.
Dalam firman-Nya Allah SWT. Menjelaskan : “Hai penghuni penjara,
manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu,
ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”. (Q.S Yusuf: 39).
5. Tauhid sebagai pondasi manusia dalam menjalani perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya, sebagai hamba yang mulia untuk membentuk pribadi
yang beriman dan bertaqwa. Manusia yang semakin kuat keimanannya

11
pada Allah, insyaAllah akan menyadari bahwa kehidupan di dunia fana ini
akan berakhir. Sehingga ia akan melakukan kebajikan di dunia sebagai
sarana menuju jannah-Nya kelak.
6. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka
untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
7. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelepan, kekacauan, dan kegoncangan,
hidup yang menyesatkan. Semakin kokoh ketauhidaninsyaAllah manusia
akan merasa malu bila berbuat dosa, terutama bila mengulang dosa-dosa
yang sama setiap waktu.
8. Meraih Ridha Allah SWT. Karena menurut penulis kebahagiaan yang
hakiki adalah ketika seorang hamba diridhoi dan dirahmati oleh Allah
SWT.

Dalam hal yang sama, Dr. Umar bin Su’udal-‘Led dalam bukunya Tauhid:
Urgensi dan Manfaatnya, menyatakan bahwa diantar manfaat tauhid
adalah sebagai berikut.

1. Tauhid merupakan sebab paling utama terhapusnya dosa dan kesalahan.


Seperti hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda: “siapa
yang bersaksi (bersyahadat) bahwa tidak ada Tuhan yang disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan (bersaksi) bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya kepada Maryam dan roh dari-
Nya, dan (bersaksi) bahwa surga adalah haq, neraka adalah haq. Maka,
Allah akan masukkan dia ke dalam surga-Nya apapun amal yang ada
padanya.” (HR. Bukhori, no. 3435). Hadits ini menunjukkan bahwa Allah
mengampuni dosa-dosa seorang hamba dengan sebab tauhidnya yang
murni.
2. Tauhid membebaskan seorang hamba dari perbudakan makhluk dan
ketergantungan, ketakutan, dan kepasrahan terhadap mereka serta beramal
untuk mereka.
3. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk menggapai ridho Allah
Ta’ala, cinta dan pahala-Nya.

12
4. Tauhid yang telah tertanam mantap dalam hati seseorang hamba akan
meringankannya dari segala kesulitan, musibah, kepedihan, dan
kesedihannya.

D. Kedudukan Tauhid

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama Islam.


Kedudukan tauhid antara lain adalah:

1. Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia


Alloh berfirman pada Q.S Adz-Dzariyat: 56

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ Aُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Artinya: “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembah kepada-Ku”(QS: adz-Dzariyat;56)

maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Allah


dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh
Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat
ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia
di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah saja. Tidaklah mereka
diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan
bersenang-senang belaka.
2. Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul
Allah berfirman pada Q.S An-Nahl: 36

َ ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُكلِّ أُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغ‬
‫وت‬
Artinya: “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut
itu’.” (An-Nahl: 36).
Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh
sampai Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa

13
sallam diutus oleh Allah untuk mengajak kaumnya untuk beribadah
hanya kepada Allah semata dan tidak memepersekutukanNya dengan
sesuatu apapun.
3. Tauhid Merupakan Perintah Allah yang Paling Utama dan Pertama
Allah SWT berfirman pada Q.S An Nisa: 36

‫َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا ۖ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي‬
ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
‫ب‬ Aِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج‬ Aِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ إِ َّن هَّللا َ اَل‬
ْ ‫يل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ِ ِ‫ب َوا ْب ِن ال َّسب‬ Aِ ‫َّاح‬
ِ ‫َوالص‬
‫ان ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬
َ ‫يُ ِحبُّ َم ْن َك‬
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,”. Dalam ayat inni Allah
SWT menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama
yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak
menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik
kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka
sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama
manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak Tuhannya terutama
hak beribadah hanya kepada Allah semata.

BAB III
PENUTUP

14
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan
manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Jika
berbicara tentang tauhid, maka kita juga bebicara tentang aqidah sebagai dasar
agama. Dalam islam aqidah merupakan dasar agama, Karena aqidah membuat kita
bertambah yakin tentang adanya Tuhan. Karena tauhid membahas tentang
keyakinan adanya tuhan, seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah
SWT semata Rabb (tuhan) segala sesuatu dan rajanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad. 1992. Risalah Tauhid, Jakarta: PT Bulan Bintang.

Al-Faruqi, Isma’il Raji. 1988. Tauhid, Bandung: Pustaka.

Wahhab, ‘Abdul. 1987. Kitab Tauhid, Bandung: Pustaka.

http://manfaat.co.id

http://viniagilvirgiani.wordpress.com

http://dilihatya.com

16

Anda mungkin juga menyukai