Segala puji bagi Allah, Sang Pencipta Alam semesta yang telah memberikan
nikmatNya kepada kita. Dengan rida dan izin-Nya makalah ini bisa selesai ditulis.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad
saw, kepada keluarganya, dan para sahabat beliau. Semoga juga kelak kita
mendapatkan syafaat beliau di akhirat nanti.
Dalam makalah ini sedikit banyak membahas beberapa akhlak, baik
akhlakul mahmudah (akhlak terpuji) ataupun akhlakul mazmumah (akhlak
tercela). Dan penulis mengambil beberapa contoh akhlak terpuji dan akhlak
tercela. Untuk akhlak terpuji penulis memberikan contoh seperti : Husnuzan,
Tawadhu, Tasamuh, Ta’awun, Bersyukur. Sedangkan untuk akhlak tercela penulis
memberikan contoh seperti Riya’, Hasad, Ghadob( pemarah), Takabur, Namimah.
Dari contoh – contoh yang penulis sajikan dapat petik pelajaran yang dapat
memperbaiki kualitas akhlak baik pada penulis itu sendiri dan lebih luasnya
kepada para pembaca makalah ini. Dan penulis mengajak mari kita meneladani
akhlakul karimah rasulullah yang memang diciptakan untuk memperbaiki akhlak
umatnya.
Dengan demikian kami harapakan makalah ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan kepada masyarakat pada umumnya. Untuk
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran yang dapat membangun
untuk lebih sempurna makalah ini.
Page |i
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................1
C. Tujuan penulisan..................................................................1
BAB II Pembahasan...............................................................................2
A. Pengertian akhlak mahmudah...............................................2
B. Contoh-contoh akhlak mahmudah
........................................2
C. Pengertian akhlak mazmumah...............................................7
D. Contoh-contoh akhlak mazmumah........................................7
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................12
B. Saran........................................................................................12
A K H L A K T A S A W U F | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an
dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah
akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan
bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti
kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan
buruk.
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian dari akhlak mahmudah
2. Dapat mengetahui pengertian dari akhlak mazmumah
3. Dapat mengetahui contoh-contoh akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah
4. Dapat mengetahui keutamaan dari akhlak mahmudah
5. Dapat mengetahui akibat dari sifat mazmumah
Page |1
BAB II
PEMBAHASAN
AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI) DAN AKHLAK MAZMUMAH (TERCELA)
AKHLAK TASAWUF |2
Husnuzan Kepada Allah SWT dibagi menjadi 4 yaitu:
ض هَوْ نًا َوإِ َذا خَاطَبَهُ ُم ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا َساَل ًما
ِ َْو ِعبَا ُد الرَّحْ ٰ َم ِن الَّ ِذينَ يَ ْم ُشونَ َعلَى اأْل َر
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
AKHLAK TASAWUF |3
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan”. (QS. Al Furqaan: 63)
AKHLAK TASAWUF |4
b) Menumbuhkan sikap saling menghormati dan tidak memaksa antar
sesama manusia
c) Menciptakan rasa rukun antar umat beragama satu sama lain
d) Menumbuhkan rasa cinta terhadap antar sesama manusia
e) Tetap menghargai pendapat orang lain, meski terdapat perbedaan
pendapat satu sama lain.
4. Ta’awun
Ta’awun berasal dari kata ta’awana, yata’aawauna, ta’awuna yang
berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu sesama
manusia. Dalam islam ta’awun berarti saling tolong menolong dalam
kebaikan sesama manusia dan terlebih lagi kepada saudara seiman.
Sebagai manusia kita tidak selalu mengalami masa senang ,suatu
saat kita akan merasakan masa-masa sulit dan membutuhkan pertolongan
orang lain. Oleh karena itu, Allah SWT menganjurkan kita untuk saling
tolong menolong. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 2
ِ اونُوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا
ب َ َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع
Dari ayat tersebut Allah SWT memerintah kita untuk saling tolong
menolong dalam kebaikan dan taqwa. Dan melarang kita untuk tidak
saling menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Karena tolong
menolong yang baik itu yang mengarahkan kita kepada kebaikan dan
ketaqwaan sesuai petunjuk agama. Sedangkan tolong menolong yang
mengarahkan kita kepada perbuatan dosa, termasuk perkara yang dilarang
agama. Tolong menolong boleh dilakukan dengan siapapun (termasuk
dengan non muslim) selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah.
AKHLAK TASAWUF |5
menguatkan antara satu dengan yang lain, sebagaimana yang
diperintahkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alahi wasallam.
e) Ta’awun melahirkan cinta dan belas kasih antara orang yang saling
menolong dan menepis berbagai macam fitnah.
f) Ta’awun mempercepat tercapainya target pekerjaan, dengannya pula
waktu dapat dihemat. Sebab waktu amat berharga bagi kehidupan
seorang muslim.
g) Ta’awun akan memudahkan pekerjaan, memperbanyak orang yang
berbuat baik, menampakkan persatuan dan saling membantu. Jika
dibiasakan, maka itu akan menjadi modal kehidupan sebuah ummat.
5. Bersyukur
Syukur menurut bahasa yaitu terima kasih. Adapun menurut Al
Jauhari dalam karyanya Ash Shahhah Fil Lughah, “Syukur adalah pujian
bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut”.
Bersyukur menurut istilah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Al Qayyim
pada karyanya Madarijus Salikin yaitu:
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri
bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan
kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan
ketaatan kepada Allah”
Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7
َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد
AKHLAK TASAWUF |6
f) Jika kita melihat Hukum Daya Tarik (law of attraction), bersyukur akan
meningkatkan kekuatan kita menarik apa yang kita inginkan. Kekuatan
hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif.
Sementara semakin banyak kita bersyukur, akan semakin banyak perasaan
positif pada diri kita.
C. Pengertian Akhlak Mazmumah
Akhlak mazmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat
yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Akhlak
mazmumah dapat merendahkan diri manusia. Akhlak mazmumah juga disebut
sebagai sifat tercela, sifat tercela erat kaitannya dengan keburukan dan
perbuatan buruk.
ِ اس َواَل ي ُْ“ؤ ِمنُ بِاهَّلل ُ “ِ“ال َمنِّ َواأْل َ َذ ٰى َكالَّ ِذي يُ ْنف
ِ َّق َمالَ“هُ ِرئَ“ا َء الن ْ ِص“ َدقَاتِ ُك ْم ب
َ يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُ“وا اَل تُ ْب ِطلُ“وا
ص ْلدًا ۖ اَل يَ ْق ِدرُونَ َعلَ ٰى َش “ ْي ٍء ِم َّما
َ ُصابَهُ َوابِ ٌل فَتَ َر َكه َ َ ص ْف َوا ٍن َعلَ ْي ِه تُ َرابٌ فَأَ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۖ فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل
َسبُوا ۗ َوهَّللا ُ اَل يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين
َ َك
AKHLAK TASAWUF |7
c) Ketika dihadapan orang banyak akan selalu mawas diri daripada
perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT. Sebaliknya, saat
orang lain tidak melihat maka akan melakukan perbuatan-
perbuatan tercela.
AKHLAK TASAWUF |8
Nabi Muhammad Saw melarang sifat ghadab dalam sabdanya:
Dari Abi Hurairah ra : Bahwa seseorang laki-laki telah berkata kepada
nabi SAW “berilah aku nasihat” nabi menjawab “janganlah engkau jadi
pemarah”. Laki-laki itu kembali berkata beberapa kali , dan nabi
menjawab :”Janganlah engkau jadi pemarah”, H.R Bukhori.
a) Perilaku ghadab tidak disukai Allah SWT dan juga orang lain.
b) Sifat ghadab tidak baik untuk kesehatan, karena jika seseorang
sering marah maka sangat mudah terserang penyakit darah tinggi
atau hipertensi
c) Dapat melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti,
merusak, menyakiti, dan membunuh.
4. Takabbur
Takabbur adalah suatu perasaan yang ada didalam hati manusia
bahwa dirinya paling hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain.
Rasulullah mendifinisikan takabbur sebagai sikap menolak kebenaran dan
merendahkan orang lain. Takabbur disebut juga sombong. Takabbur juga
dapat berarti sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa dirinya
hebat dan lebih benar dibandingkan orang lain. Takabbur merupakan satu
penyakit yang dapat menutupi jalannya hidayah Allah SWT kepada kita.
Penyakit ini bisa melanda seluruh lapisan masyarkat, dari yang kauya
sampai yang miskin, orang alim dan bodoh, yang muslim maupun non
muslim.
Takabbur merupakan watak utama dari setan. Seperti yang
tergambar pada QS. Al-Kahfi ayat 34
AKHLAK TASAWUF |9
Takabbur dengan ilmu sangat mudah terjadi, yaitu menganggap
dirinya lebih mulia dan pintar daripada orang lain.
b) Amal ibadah
Orang yang Merasa amal ibadahnya lebih baik dibandingkan orang
lain.
c) Nasab (kedudukan)
Orang yang terlahir dari keluarga terhormat bisa saja meremehkan
orang lain yang terlahir dari keluarga yang tidak terhormat.
d) Al jamal (kecantikan)
Biasanya faktor ini sering terjadi pada wanita, berupa celaan
terhadap kekurangan pihak lain.
e) Maal (harta)
Faktor ini sering terjadi di kalangan pejabat, orang kaya, penguasa.
Mereka merasa lebih kaya dan meremehkan orang yang miskin.
5. Ghibah
Ghibah adalah membicarakan aib orang lain, atau mengunjing aib
saudaranya dengan menceritakan keburukan saudaranya kepada orang
lain. Orang yang menggunjing orang lain diumpakan seseorang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri. Seperti digambarkan pada QS.
Al-Hujurat ayat 12
A K H L A K T A S A W U F | 10
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang mengghibah
satu sama lain, sama seperti orang yang memakan daging saudaranya
yang sudah mati.
A K H L A K T A S A W U F | 11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
A K H L A K T A S A W U F | 12
DAFTAR PUSTAKA
A K H L A K T A S A W U F | 13