Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah robbil ‘alamin, sholawat dan salam kami panjatkan kepada rasulullah
saw,muhammad dan keluaganya serta umat yang mengikuti risalahnya hingga haikiamat.
Ucapan teimakasih kami sampaikan kepada oang tua, sahabat seta semua yang mendukung
dan membantu terealisasikan tulisan ini. Demikian juga kepada guru kami, Bapak Sudarto
yang senantiasa mendoakan dan membimbing kami.
Adapun tujuan tulisan makalah ini, pertama untuk memenuhi tugas tafsir dan yang kedua
untuk mencoba melahirkan kandungab pemahaman saya tentang ilmu pengetahuan dan
pendidikan islam yang saya teima sebagai mahasiswa.
Mungkin tulisan ini nantinya banyak dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mohon
saan dan kitik yang nantinya dapat kami gunakan sebagai acuan untuk lebih baik dalam
mengerjakan tugas-tugas yang akan datang.
Kami bedoa dan berharap semoga tulisan ini nantinya dapat bermanfaat bagi pibadi penulis
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhirnya, jazakumullah ahsani jaza.
Penulis
DAFTA ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Kritik dan Saran........................................................................
TAMAN BACAAN
BAB I
PENDHULUAN
PENDAHULUAN
B. Bentuk Ujaran
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (Al-
Fuqon : 63)
C. Analisis Kata-kata Kunci
Sungguh malam yang paling baik, mereka meneguhkan keimanan dan mengalirkan air mata,
memohon kepada Allah agar dimemerdekakan dari perbudakan.
Ibnu ‘Arabi mengatakan, ketika itu kaum muslimin belum diperintahkan untuk mengatakan
salam kepada kaum musyrikin, beliau pula dilarang untuk itu, tetapi mereka disuruh member
maaf dan membiarkan perlakuan pada seorang jahil secara baik. Rasulullah saw.bisa berada
ditempat-tenpat pertemuan kaum musyrikin, beliau memberikan salam kepada mereka dan
mengadakan pendekatan kepada mereka tanpa merayu-rayu.
F. Pokok Bahasan
1. Anjuran Besikap Tawadhu’
Allah mensifati ‘ibdurrahman sebagai “orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati”, yaitu orang-orang yang tenang, berwibawadan
tawadhu’ (merendahkan diri) terhadap Allah dan makhluk. Seorang mukmin
hendaklahmenghiasi dirinya dengan sikap tawadhu’ dan menjauhi sikap yang
belawanan dengannya, yaitu takabbur dan ujub. Tawadhu’ artinya memandang
diri rendah dihadapan Allah dan makhluk lainnya.sedangkan takabbur artinya
memandang orang lain lebih rendah darinya serta ujub yaitu bangga terhadap
diri sendiri.
Salah satu caranya adalah hendaklah seseorang membuka mata dan
hatinya untuk senantiasa taqarrub terhadap ayat-ayat Allah serta keajaiban
ciptaan dan Allah dan keagungan takdir Allah. Dengan demikian ia akan
mengetahui bahwa dirinya bukanlah apa-apa. Allah-lah yang memberi nikmat
dan berhak melapangkannya dimanapun juga.
Cara kedua dengan menyadari bahwa orang lain bisa jadi memiliki
kebaikan yang lebih banyak darinya.
Bahkan sedikitpun kebaikan yang dilakukan oleh orang lain bisa jadi
merupakan amalan yang ikhlas dan mutaba’ah yang diterima disisi Allah.
Sedangkan amalan dirinya belum tentu sempurna dalam keikhlasan dan
mengikuti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tak ada jaminan
Allah akan menima amalannya. Dan bisa jadi sejelek apapun kenburukan
orang lain merupakan keburukan yang diampuni Allah. Sementara keburukan
yang ia lakukan belum tentu diampuni oleh Allah. Padahal keburukan
jumlahnya menggunung dan akibat buruk dosanya siap menimpa dirinya.
2. Sabar terhadap gangguan orang lain
Dijelaskan dalam lanjutan ayat selanjutnya yang artinya “Dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka”, maknanya berkata perkataan yang jahil,
dimana pkataan tsebut mengganggu atau menyakitkan. Lalu Allah mensifati
‘ibadurrahman dengan “mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan’, maknanya mengucapkan perkataan yang selamat dari dosa dan
selamat dari membahas kejahilan dengan kejahilan. Hendaklah seseorang
mengetahui bahwa gangguan yang diberikan manusia merupakan bagian dari
takdir Allah.
Ujian Allah berbagai macam bentuknya. Memang ujian yang paling
sulit diteeima adalah jika ujian itu datang melalui tangan manusia.maka
hendaklah seoerang mukmin bersabar terhadap ujian manusia sebagaimana ia
bersabar terhadap musibah dari Allah lainnya. Kemudian membuka hatinya
sehingga menyadari bisa jadi ujian ini adalah kemudharatan sesaat yang
nantinya akan berubah nikmat dengan kesabaran.
Kemudian ia menambahi pahalanya dengan tawadhu’. Maka ia dipuji
karena kemurahan hatinya yang banyak, membalas keburukan dengan
kebaikan, pemaaf teehadap oeang-orang yang bodoh dan memiliki keteguhan
akal yang menyampaikannya pada kedudukan ‘ibadurrahman.
3. Apabila ada orang yang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas
atau tidak senonoh terhadap mereka, mereka tidak membalas dengan kata-kata
yang tidak senonoh terhadap mereka, merreka tidak membalas dengan kata-
kata yang serupa. Akan tetapi, mereka menjawab dengan ucapan yang bak,
dan mengandung nasehat dan harapan semoga mereka diberi petunjuk oleh
Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Hal itu mereka lakukan bukan karena lemah, sombong, dan tidak
mampu. Tapi, karena merasa tidakpantas untuk menyibbukan diri dengan
kebodohan seperti itu. Juga untuk menjaga waktu dan tenaga dari mengerjakan
perkara yang tak pantas bagi seorang yang mulia yang sibuk dengan perkara-
perkara yang lebih penting, lebih mulia, dan lebih tinggi dari kesia-siaan.
Demikian puladengan sikap Rasulullah bila ia diserang dan dihina dengan
kata-kata yang kasar, beliau tetap berlapang dada tetap menyantuni orang-
orang yang tidak berakhlak itu.
Orang-orang mukmin senantiasa berlapang hati,dan tidak pernah
mengucapkan kata-kata kasar. Bila kepada mereka diuapkan kata-katayang
kurang sopan, mereka tidak emosi dan tidak tahu harga diri, karena wajar bila
ada orang yang bertindak kurang sopan dibalas dengan tindakan kurang sopan
pula. Akan tetapi, bila direnungkan secara mendalam, pasti hal itu akan
membawa pertengkaran dan perselisihan dan perrmusushan yang berlarut-
larut. Salah satu cara yang paling tepat dan ampuh untuk membasminya ialah
dengan membalas tindakan yang tidak baik dengan tindakan yang baik
sehingga orang yang melakukan tindakan yang tidak itu akan merasa malu,
dan sadar bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang tidak wajar.
Implikasi etika pergaulan dalam al-qur’an:
Allah melalui Alquran memerintahkan hamba-Nya untuk
berhubungan baik dengan semua manusia sehingga hidup harmonis dalam
kebersamaan. Umat Islam hanya bisa hidup bahagia di dunia dan di akhirat
apabila mempraktekkan ajaran yang terdapat dalam Alquran. Penelitian ini
menggunakan 15 ayat yang berkaitan dengan etika pergaulan baik sesama
muslim maupun muslim dengan non muslim berdasarkan tema persaudaraan
dan perdamaian.
Etika pergaulan sesama muslim membahas mengenai etika seorang
muslim terhadap muslim yang lain. Berdasarkan hasil temuan, terdapat 6 hal
yang harus dilakukan oleh seorang muslim terhadap muslim yang lain di
antaranya adalah; 1) mengadakan perdamaian, 2) menciptakan persaudaraan,
3) tidak menghina sesama muslim, 4) menjauhi prasangka buruk, mencari-cari
kesalahan orang lain, dan menggunjing, 5) saling mengenal satu sama lain,
dan terakhir 6) berkasih sayang terhadap sesama muslim.
Adapun etika pergaulan muslim dengan non-muslim berhubungan
dengan etika seorang muslim terhadap non muslim dalam menjalani
kehidupan sosial. Etika pergaulan muslim dengan non muslim meliputi; 1)
saling berkerja sama, 2) bersikap tegas terhadap orang kafir, 3) berdamai
dengan non-muslim, 4) berbuat baik dan adil terhadap non-muslim, 5) tidak
menjadikan teman orang yang memerangi karena agama, dan terakhir 6) tidak
berbuat aniaya kepada non-muslim.
Etika pergaulan dalam Alquran ini memiliki implikasi filosofis,
paedagogis teoritis, dan praktis. Implikasi filosofis berkaitan dengan tujuan
pendidikan secara umum. Adapun implikasi paedagogis teoritis berhubungan
dengan komponenkomponen pendidikan meliputi tujuan PAI, kurikulum PAI,
pendidik dan peserta didik. Terakhir, implikasi praktis berhubungan dengan
tindakan langsung di lapangan.
BAB III
IMPLIKASI ETIKA PERGAULAN DALAM ILMU PENDIDIKAN
Penelitian ini tentang etika pergaulan dalam Alquran dan implikasinya terhadap pembelajaran PAI di
sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan etika pergaulan dalam Alquran kemudian dicari
implikasinya terhadap pembelajaran PAI di sekolah. Pendekatan yang digunakan yakni pendekatan
kualitatif metode tafsir muqaran dengan menelusuri ayat-ayat yang
pustaka dan analisis deskriptif. Sumber data primer berasal dari Alquran,
sedangkan sumber data sekunder dari literatur tafsir, buku, jurnal dan literatur
lain yang menunjang. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa; etika pergaulan
mengenal satu sama lain, dan terakhir 6) berkasih sayang terhadap sesama
muslim. Adapun etika pergaulan muslim dengan non muslim menurut Alquran
yaitu; 1) saling bekerja sama, 2) bersikap tegas dalam hal prinsip terhadap non
muslim, 3) berdamai dengan non muslim, 4) berbuat baik dan adil terhadap non
muslim, 5) tidak menjadikan teman orang yang memerangi karena agama, dan
terakhir 6) tidak berbuat aniaya kepada non muslim. Implikasi yang dapat
dapat hidup damai, rukun dan saling toleran terhadap perbedaan yang ada baik