Anda di halaman 1dari 14

ILMU AQSAMUL QUR’AN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu Bapak Khairul Muttaqin, M.Th.I

Disusun oleh:

Kiki Yuli Andriyani (21384012005)

Karunia Rizqina Masruroh (21384012053)

Naj’watul Ummah (21384012031)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

IAIN MADURA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan, Sholawat beserta salam selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya dan
kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Adapun tujuan utama penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ulumul Qur’an semester ganjil dengan judul “Ilmu Aqsamul Qur’an”

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,


karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih dalam keterbatasan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini Kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Khairul Muttaqin M.Th.I selaku Dosen Mata
Kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A.LatarBelakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Definisi Aqsamul Qur’an.....................................................................................3

B. Unsur-unsur Qasam.............................................................................................3

C. Macam,-macam Aqsamul Qur’an......................................................................... 8

D. Manfaat dan Tujuan Aqsamul Qur’an.................................................................. 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

B. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada rasul (Nabi Muhammad SAW), Al-Qur’an dijadikan sebagai
pedoman umat Islam dalam menata dan melaksanakan kehidupan dunia dan
akhirat. Al-Qur’an adalah sumber utama dari segala sumber hukum dalam
kehidupan, Al-Qur’an sebagai way of life, untuk itu umat Islam harus berusaha
mengetahui dan memahami isi kandungannya secara komperensif. Pengetahuan
dan pemahaman terhadap Al-Q’uran semestinya diterapkan dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip kita menjadikan A-Qur’an sebagai pedoman hidup bukan hanya


pada tahu dan paham tentang isi dan kandungannya namun juga pada pengetahuan
dan pemahaman cara mengkaji Al-Qur’an tersebut. Sehingga pemahaman
terhadap Al-Qur’an bukan hanya sebatas materi saja, tetapi berlanjut pada tahap
pengkajian terhadap Al-Qur’an itu sendiri termasuk dalam ilmu-ilmu yang
melandasi dalam penafsiran Al-Qur’an. Sehingga dengan demikian akan
melahirkan sebuah pengetahuan Ilmu Tafsir Al-Qur‟an.

Al-Qur’an sebagai lentera kehidupan umat Islam memiliki kesucian,


keaslian, dan keluasan pembahasan yang tidak pernah kering, bahkan tidak
terbantahkan lagi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Eksistensi Al-Qur’an diturunkan Allah SAW sebagai Wahyu-Nya kepada Nabi
Muhammad SAW yang berbentuk mushaf memiliki dinamika yang sangat
menarik dan kompleks untuk dipelajari dan diamalkan menjadi penuntun
kehidupan umat manusia.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian aqsamul qur’an

2. Apa saja unsur-unsur Qasam?

3. Apa saja macam-macam Aqsamul Qur’an?

4. Apa manfaat dan tujuan Aqsamul Qur’an?

C.TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian aqsamul qur’an

1
2. Untuk mengetahui unsur-unsur aqsamul qur’an

3. Untuk mengetahui macam-macam Aqsamul Qur’an

4. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan Aqsamul Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Aqsamul Qur’an

1. Makna Aqsam

Aqsam adalah bentuk jamak dari kata qasam (sumpah). Para pakar
gramatika bahasa Arab mengartikan qasam dengan kalimat yang berfungsi
menguatkan berita,sedang menurut Manna al-Qaththan,qasam semakna dengan
hilf dan yamin,tetapi muatan makna qasam lebih tegas .Dalam kamus umum
bahasa indonesia,sumpah didefinisikan dengan pernyataan yag diucapkan
secara resmi dengan bersaksi kepada tuhan atau sesuatu yang dianggap suci
bahwa apa yang dikaitkan atau dijanjikan itu benar.1

Secara terminologi para ahli mendefinisikan qasam sebagai berikut:

1. Menurut az-Zarkasyi, qasam adalah suatu kalimat yang menguatkan


terhadap suatu berita

2. Menurut as-Suyuthi, qasam adalah penegasan suatu berita.

3. Abdul Jalal mendefinisika qasam ialah meningkatkan jiwa untuk melakukan


suatu perbuatan atau untuk mengerjakanNya, yang diperkuat dengan sesuatu
yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun
suatu keyakinan saja. 2

B. Unsur-unsur Qasam

1. Fi’il (kata kerja) transitif huruf ba’

Bentuk asal aqsam adalah fi’il, aqsam atau yang menggunakan transitif
dengan ba’ kemudian disusul dengan muqsam bih dan muqsam alaih yang
dinamakan juga jawab qasam, misalnya:

‫وأقسموا با هللا جهد أيمنهم اليبعث اهللا من يموت بلى وعدا عليه حقا ولكن اكثرالناس اليعلمون‬

1
Oom Mukarromah,UlumulQur’an, (Jakarta,PT RajaGrafindo Persada,2013) ,87
2
Asnil Aidah Ritonga,Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bandung,Citapustaka Media Perintis,2009),113

3
“ mereka bersumpah dengan nama allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh:’’ allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”(QS. An-
nahl[16]:38)

Selanjutnya, huruf qasam diganti wau apabila muqasamnya terdiri atas


isim dhomir atau kata ganti. Kadang kala huruf ba‟ diganti oleh huruf ta‟
apabila muqsamnya lafal jalalah, contohnya dalam surat yusuf(12):73:

‫قالو تاهللا لقد علمتم ما جئنا لنفسد فى األ رض وما كن سرقين‬

“saudara-saudara yusuf menjawab “Demi Allah sesungguhnya kamu


mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat di negeri(ini) dan
kami bukanlah para pencuri”3

2. Muqsam Bih Adalah Sesuatu Yang Dijadikan Sumpah Oleh Allah

Didalam al-qur’an, Allah terkadang bersumpah dengan diri-Nya sendiri


dan terkadang pula dengan sifat-sifat-Nya. Sumpah-Nya dengan sebagian
makhluk-Nya menunjukkan bahwa makhluk itu merupakan salah satu dari
keagungan-Nya. Didalam Al-Qur’an, Allah bersumpah dengan dirinya pada
tujuh diantaranya adalah:

a. Surat adz-Dzariat (51) ayat 23:

‫فورب السماء واألرض إنه لحق مثل ما أنكم تنطقون‬

“ maka demi tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu
adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan’’

b. Surat yunus (10) 53:

‫ أحق قل إى وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين‬ƒ‫ويستنبئونك‬

“Dan mereka menanyakan kepadamu: “ benarkah (azab yang dijanjikan)


itu? Katakanlah: “ya, demi tuhanku, sesungguhnya azab itu benar dan kamu
sekali-kali tidak bisa luput (dari padanya).”

c. Surat at-Taghabun (64) ayat 7:

‫زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على هللا يسير‬

“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan


dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan,kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan yang demikian iti adalah mudah bagi Allah”

3
Ibid,88

4
d. Surat Maryam (19) ayat 68:

‫فوربك لنحشرنهم والشيطين ثم لنحضرنهم حول جهنم جثيا‬

“Demi Tuhanmu, Sesungguhnya kami akan bangkitkan mereka bersama


syaitan kemudian akan kami datangkan mereka ke sekeliling.Jahannam
dengan berlutut”

e. Surat al-hijr (15) ayat 92:

‫فوربك لنسئلنهم أجمعين‬

“ Maka demi tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua,’’

f. Surat An-Nisa (4) ayat 92:

‫لموا‬ƒ‫يت ويس‬ƒ‫ا قض‬ƒ‫ا مم‬ƒ‫هم جرح‬ƒ‫دوا فى أنفس‬ƒ‫فال وربك اليؤمنون حتى يحكموك فيما شجربينهم ثم اليج‬
‫تسليما‬

“Maka demi Tuhanmu,mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga


mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan,kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,dan mereka menerima
sepenuhnya”

g. Surat Al-Ma’arij (70) ayat 40:

‫فال أقسم برب المشرق والمغرب إنا لقدرون‬

“Maka aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timmur dan


barat,sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa”4

3. Muqsam Alaihi (Jawab Qasam)

Muqsam alaihi adalah sesuatu yang dilakukan sumpah, atau kata lain
terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah.

Didalam Al-Qur’an, secara garis besar, Allah bersumpah tentang hal-hal


sebagai berikut:

a. Ketahuilah seperti dalam surat Ash-Shaffat (37) ayat 1-4:

‫والصفت صفا فالزجرت زجرا فالتليت ذكرا ان الهكم لواحد‬

“Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. Dan


demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari
4
Ibid,89

5
perbuatan-perbuatan maksiat), dan demi (rombongan) yang membacakan
pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.”

b. Kebenaran Al-Qur’an dalam surat Al-Waqi’ah (56) ayat 75-77:

‫فال اقسم بمواقع النجوم وانه لقسم لو تعلمون عظيم انه لقران كريم‬

“Maka Aku bersumpah dengan turunnya bagian-bagian Al-Qur’an.


Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
mengetahui. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah bacaan yang sangat
mulia.”

c. Kebenaran Rasulullah Saw. Seperti dalam surat Yasin (36) ayat 1-3:

‫يس والقران الحكيم انك لمن المرسلين‬

“Yaa siin. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu


salah seorang dari Rasul-rasul.”

d. Kebenaran adanya pembalasan, janji, dan ancaman seperti terdapat dalam


surat Al-Mursalat (77) ayat 1-7:

‫ا‬ƒƒ‫والمرسلت عرفا فالعصفت عصفا والنشرت نشرا فالفرقت فرقا فالملقيت ذكرا عذرا او نذرا انم‬
‫توعدون لواقع‬

“Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan. Dan


(Malarkat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya. Dan (Malaikat-
malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya.
Dan (Malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang
bathil) dengan sejelas-jelasnya. Dan (Malaikat-malaikat) yang
menyampaikan wahyu. Untuk menolak alasan-alasan atau memberi
peringatan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti
terjadi.”

e. Keadaan manusia, seperti dalam surat At-Tin (95) ayat 1-4:

‫والتين والزيتون وطور سينين وهذا البلد االمين لقد خلقنا االنسان في احسن تقويم‬

“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi
kota (Mekah) Ini yang aman. Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

6
C. Macam-macam Qasam

Manna al-Qaththan membagi qasam menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Qasam dzahir, yaitu qasam yang fi’il qasam dan muqsam bih-nya jelas
terlihat dan disebutkan. atau qasam yang fi’il qasam-nya tidak dijelaskan
tetapi diganti dengan huruf qasam, yaitu ba’,ta’,dan wawu. Didalam
beberapa tempat. Terdapat fi’il qasam:yang didahului dengan la nafiyah
seperti firman Allah dalam surah Al-Qiyamah (75) ayat 1-2:

‫ال أقسم بيوم القيمة وال أقسم باالفس اللوامة‬

”aku bersumpah demi hari kiamat.dan aku bersumpah dengan jiwa


yang amat menyesali (dirinya sendiri)”

Ada tiga pendapat yang berbeda tentang status la nafiyah pada ayat di atas,
yaitu:

1) La di sini menafikan makna ungkapan yang dibuang. Ungkapan yang


dibuang itu dapat diketahui dengan melihat konteks kalimat. Dengan
demikian, sebelum Ayat tersebut , ada ungkapan dibuang yang berbunyi:

‫لصة لما تزعمون أنه الحساب والعقاب‬

"tidak benar perkiraan mereka bahwa perhitungan dan siksaan itu


sesungguhnya tidak ada "

2) La di Sini adalah menafikan qosam itu sendiri, seakan-akan Allah Swt.


berfirman:

‫ا‬ƒƒ‫ال أقسم عليك بذلك اليوم وتلك النفس وكلنى أسئلك غير مقسم أتحسب أناال خجمع عظامك إذا تقرقت ب‬
‫الموت؟ ان األمر من الظهورحيث ال يتاج الى القسم‬

"Saya tidak bersumpah kepadamu dengan hari kiamat dan jiwa yang
menyesal itu, tetapi aku bertanya kepadamu, bukan bersumpah. Apakah
mengira Kami tidak akan mengumpulkan tulang-tulang jika engkau
mati? hal itu sudah jelas sehingga tidak perlu disertai dengan sumpah "

3) La di sini berfungsi sebagai tambahan (ja’idah), sedangkan jawab qasam


dari ayat diatas tidak disebut dan ditunjukkan oleh firman Allah sesudahnya,
yaitu:

)3:‫أيحسب األنسان ألن نجمع عظامة(القيامة‬

"Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan kembali


tulang-belulang nya?

7
b. Qasam Mudwar, yaitu qasam yang fi'il qasam dan muqasam bihnya tidak
jelas dan tidak disebutkan, tetapi keberadaannya menunjukkan oleh
lammu’ akidah (lam yang berfungsi untuk menguatkan isi
pembicaraannya) yang terletak pada jawab qasam seperti firman Allah:

‫لتبلون فى أمولكم وأنفسكم‬

"kamu pasti akan diuji dengan hartamu Dan Dirimu “.(QS Ali
Imran[3]:186)5

D. Manfaat Dan Tujuan Qasam

Manfaat Aqsamul Qur’an:

1. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar.

2. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah


menggunakan Qasam.

3. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah

Tujuan Aqsamul Qur’an:

Tujuan sumpah ialah untuk memperkuat pembicaraan agar dapat


diterima atau dipercayai oleh pendengarnya. qasam atau sumpah ini perlu,
karena pendengar itu bisa bersikap salah satu dari tiga kemungkinan,
sebagai berikut:

a. Pendengar orang Netral atau wajar-wajar saja terhadap eksistensi berita,


tidak ragu-ragu dan tidak pula mengingkarinya. pendengar yang
bersikap seperti ini bisa diberikan kalam ibtida'i (berita tanpa diberikan
penguat tauhid atau sumpah) seperti dalam surah Al-baqarah ayat 2
‫ك الكتب ال ريب فيه‬ƒƒƒ‫ ذل‬artinya itulah Kitab Al-Qur’an yang tidak ada
keraguan didalamnya

b. Pendengar bersikap ragu-ragu terhadap kebenaran berita, sehingga yang


diajukan padanya perlu diberi sedikit penguat yang disebut kalam
thalabi (kalam yang diataukidkan). Seperti pada surah al-Hadid ayat 8:
‫ ولقد أخد هللا ميثاقكم ان كنتم‬artinya:”Dan sesungguhnya dia telah mengambil
perjanjian jika kalian beriman” dalam ayat ini diberi penguat ,yaitu
lafaz Qad

c. Pendengar bersifat ingkar terhadap berita yang didengar.Dia


menyangkal kebenaran berita tu. Karena itu beritanya harus merupakan
5
Ibid,94

8
kalam ingkari (diperkuat sesuai dengan kadar keingkarannya). Seperti
firman Allah dalam surah al-Anbiya ayat 57: ‫نامكم‬ƒƒ‫دن أص‬ƒƒ‫وتاهلل الكي‬
artinya:”Demi Allah,pasti akan melakukan tipu muslihat terhadap
berhala-berhala kalian” 6

6
Ibid’121

9
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa aqsamul qur’an adalah salah satu ilmu-ilmu
qur’an yang mengkaji tentang arti al-qur’an tentang arti, maksud, hikmah, dan
rahasia sumpah-sumpah allah yang terdapat dalam al-qur’an

1.Definisi

Aqsam adalah bentuk jamak dari kata qasam (sumpah).Para pakar


gamatika bahasa Arab mengartikan qasam dengan kalimat yang berfungsi
menguatkan berita,sedang menurut Manna al-Qaththan,qasam semakna
dengan hilf dan yamin,tetapi muatan makna qasam lebih tegas .Dalam kamus
umum bahasa indonesia,sumpah didefinisikan dengan pernyataan yag
diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada tuhan atau sesuatu yang
dianggap suci bahwa apa yang dikaitkan atau dijanjikan itu benar.

2. Unsur – unsur

a. Fi’il yang diikuti ba’

b. Muqsam bih

c. Muqsam alaih

3.Macam-macam

a.Qasam Dzahir

b.Qasam Mudwar

4. Manfaat Aqsamul Qur’an

1. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar

2. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah


menggunakan Qasam.

3. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah.

B. Saran-saran

Sebagai makhluk tuhan kita harus menjadikan al-qur‟an sebagai pedoman


hidup dan juga kita harus memahami, menghayati, meresapi makna-makna
yang terkandung didalamnya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mukarromah, O. (2013). ulumulqur'an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ritonga, A. A. (2009). Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Bandung: Citapustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai