Anda di halaman 1dari 15

KEMU’JIJATAN ILMIAH

AYAT-AYAT AL-QURAN

Makalah ini di buat sebagai pengganti UTS mata kuliah ulumul quran

Di susun oleh :
Daffa ulima azqia

21030802211186

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kemujizatan ilmiah ayat-ayat al-qur`an
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah kemujizatan ilmiah al-qur`an ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah kemujizatan ilmiah ayat-ayat al-qur`an ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
kemujizatan ilmiah ayat-ayat al-qur`an ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Bandung 27 oktober 2021

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... …………2
B. RumusanMasalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Qs. An Naji`at:30-31 ............................................................................. 3
B. Qs.At Thur:6 ......................................................................................... 5
C. Qs.An Nur:40 ........................................................................................ 6
D. Qs.An Naml:61…………………………………………………...…....7
E. Qs.Al Haj:5…………………………………………………………………...8
F. Qs. Ath Thariq:5-7……..……………………………………………………..9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Allah SWT, tak terkecuali
al-Qur`an, al-Qur`an merupakan salah satu mukjizat terbaik dan terbesar yang
diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara malaikat jibril kepada Nabi Muhammad
SAW. Allah menurunkan al-Qur`an dengan tujuan untuk dijadikan sebagai sumber
atau landasan hukum islam dan untuk menantang orang-orang yang tidak percaya atas
kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dan pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan
tentang “Kemukjizatan Al-Qu`ran” secara ringkas dan jelas.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang kemukjizatan ilmiah ayat-ayat dalam al-
qur`an ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah al-qur`an mengandung isyarat ilmiah?
2. Apa artinya al I jazu al ilmy kemujizatan ilmiah dalam al-qur`an al-karim
apakah benar bahwa di dalam al-qur`an ada kemukjizatan ilmiah?
3. Buatlah satu kajian terkait dengan isyarat ilmiah al-qur`an?
4. Apakah al-qur`an itu juga sumber ilmu pengetahuan?
5. Sebutkan dan jelaskan apa saja kemukjizatan dari al-qur`an ?
6. Keajaiban al-qur`an yang telah terbukti?
7. Ayat al –qur`an tentang kebenaran?
8. Mukjizat ilmiah adalah?
9. Ayat al-qur`an dan hadist yang berhubungan dengan al-qur`an ?
10. Kemukjizatan ilmiah dalam al-qur`an ?

1
C.Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah kemukjizatan ilmiah ayat-ayat
dalam al-qur`an ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan bahwa al quran mukjijat terbesar nabi muhamad.
2. Untuk membuktikan bahwa al-qur`an itu adalah benar-benar wahyu allah
SWT.
3. Untuk memahami al-qur`an yang terjadi melalui nabi muhamad SAW.
4. Untuk memahamahami pedoman orang muslim.
5. Untuk memahami rahmat ,dan petunjuk bagi kita semua,supaya kita
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
6. Untuk mengetahui kuasa” allah SWT yang tidak boleh di ragukan lagi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.QS.An Naji’at
1.Qs. An Naji`at:30

‫ض َب اعدَ ٰذلِكَ دَحٰ ى َها‬ َ ‫َو ا‬


َ ‫اْل ار‬
“Dan setelah itu bumi dia di hamparkan”
2.Qs. An Naji`at:31

‫اَ اخ َر َج ِم ان َها َم ۤا َءهَا َو َم ارعٰ ى َها‬


Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

Tafsir QS. An Naazi’at (79) : 30. Oleh Kementrian Agama RI


Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk
Allah mudah melaksanakan kehidupan di sana.Ayat ini menunjukkan bahwa
Allah menciptakan bumi lebih dahulu, kemudian menciptakan langit, kemudian
kembali lagi ke bumi dan menghamparkannya untuk kediaman manusia.
Setelah menyiapkan tempat-tempat tinggal, maka Allah menyediakan segala
sesuatu yang diperlukan manusia yaitu tentang makanan dan minuman,
sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.

B.Qs. At Thur:6

‫َو ۡالبَ ۡح ِر ۡال َم ۡس ُج ۡو ِر‬


demi lautan yang penuh gelombang,

Tafsir
dan demi lautan yang penuh gelombang yang di dalam tanahnya terdapat api.
Dalam ayat ini Allah bersumpah, Demi al-Bahrul-Masjur (laut yang di dalamnya
ada api) yakni laut yang tertahan dari banjir karena kalau laut itu dilepaskan, ia akan
menenggelamkan semua yang ada di atas bumi sehingga hewan dan tumbuh-
tumbuhan semuanya akan habis musnah.
3
Maka rusaklah aturan alam dan tidaklah ada hikmah alam ini dijadikan. Sebagian
ulama berpendapat dan menetapkan bahwa lapisan bumi itu seluruhnya seperti
semangka, dan kulitnya seperti kulit semangka, itu artinya bahwa perbandingan
kulit bumi dan api yang ada di dalam kulitnya itu seperti kulit semangka dengan
isinya, yang dimakan itu. Sebab itu sekarang kita sebenarnya berada di atas api yang
besar, yakni di atas laut yang dibawahnya penuh dengan api dan laut itu tertutup
dengan kulit bumi dari segala penjurunya. Dari waktu ke waktu api itu naik ke atas
laut yang tampak pada waktu gempa dan pada waktu gunung berapi meletus; seperti
gunung berapi Visofius yang meletus di Italia pada tahun 1909 M yang telah
menelan kota Mozaina, dan gempa ini yang telah terjadi di Jepang pada tahun 1952
M yang memusnahkan kota-kotanya sekaligus. Menurut Jumhur bahwa yang
dimaksud dalam ayat ini ialah laut bumi. Akan tetapi mereka berbeda pendapat
dalam kata "masjur" di antara pendapatnya ialah berarti: dinyalakan api di hari
Kiamat seperti dalam Al-Qur'an:
Keterangan mengenai QS. At-Tur
Surat Ath Thuur terdiri atas 49 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah surat As Sajdah. Dinamai Ath Thuur (Bukit) diambil dari
perkataan Ath Thuur yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud
dengan bukit di sini ialah bukit Thursina yang terletak di semenanjung Sinai, tempat
Nabi Musa menerima wahyu dari Tuhannya.

C.Qs.An Nur:40

ٌ‫ظلُمٰ ٌۢت‬ َ ‫ت فِ اي بَح ٍار لُّ ِجي ٍ يَّ اغ ٰشىهُ َم او ٌج ِم ان فَ اوقِ ٖه َم او ٌج ِم انفَ اوقِ ٖه‬
ُ ٌ‫س َحاب‬ ٍ ٰ‫ظلُم‬ ُ ‫اَ او َك‬
‫ِ اِذَاْ اَ اخ َر َج يَدَ ٗه لَ ام يَ َكُدايَ ٰرى َهُا َو َم ان لَّ ام يَ اج َعُ ِّٰللا ل ُ لَهٗ رُورا‬
ٍ ‫ضُُُُ َهُا فَ اوعَ بَ اع‬
ُ ‫بَ اع‬
‫فَ َما لَهٗ ِم ان رُّ او ٍر‬

4
40. Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam,
yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap.
Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir
tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah,
maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.

Tafsir
(Atau) amal perbuatan orang-orang kafir yang buruk (seperti gelap-gulita di lautan
yang dalam) yakni laut yang amat dalam (yang diliputi oleh ombak di atasnya) di
atas ombak itu (ada ombak pula, di atasnya lagi) maksudnya di atas ombak yang
kedua itu (awan) yang mendung dan gelap; ini adalah (gelap-gulita yang tindih-
menindih) yakni gelapnya laut, gelapnya ombak yang pertama, gelapnya ombak
yang kedua, dan gelapnya mendung (apabila dia mengeluarkan) yakni orang yang
melihatnya (tangannya) di dalam gelap-gulita yang sangat ini (tiadalah dia dapat
melihatnya) artinya hampir saja ia tidak dapat melihat tangannya sendiri (dan
barang siapa yang tiada diberi cahaya oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikit pun) maksudnya barang siapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah, niscaya
ia tidak akan mendapatkan petunjuk.

D.Qs. An Naml:61

‫ي‬
َ ‫اس‬ َ ‫ض قَ َرارا َّو َج َع َّٰللا ِخ ٰللَ َها ْ اَ ارهٰ را َّو َج َع َّٰللا لَ َه‬
ِ ‫ار َو‬ َ ‫اْل ار‬َ ‫اَ َّم ان َج َع َّٰللا ا‬
ۗ َ‫حاري ِان َح ِاجزا َءا ِٰلهٌ َّم َع ل ِ بَ اّٰللا اَ اكثَ ُره اُم ََل يَ اعلَ ُم اون‬
َ َ‫َو َج َع َّٰللا بَيانَ االب‬
61. Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam,
yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-
gunung untuk (mengokohkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan
mereka tidak mengetahui.

5
Tafsir
(Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam) sehingga ia
tidak menggoncangkan penduduknya (dan yang menjadikan di cekah-celahnya)
yakni di antara celah-celahnya (sungai-sungai dan yang menjadikan gunung-
gunung untuk mengokohkannya) sebagai pengokoh Bumi (dan menjadikan suatu
pemisah antara dua laut) antara air tawar dan air asin, satu sama lainnya tidak
bercampur baur. (Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Bahkan
sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui) keesaaan-Nya.
E.Qs. Al Haj:5

‫ب ث ُ َّم ِم ان رُّ ا‬
‫طفَ ٍة ث ُ َّم‬ ٍ ‫ث فَ ِارَّا َخلَ اق ٰن ُك ام ِم انت ُ َرا‬ ِ ‫ب ِمنَ االبَ اع‬ ٍ ‫اس ا اِن ُك انت ُ ام فِ اي َر اي‬ ُ َّ‫ٰيْاَيُّ َها الن‬
‫غي ِار ُم َخلَّقَ ٍة ِلنُبَيِنَ لَ ُك ام َورُ ِق ُّر فِى ااْلَ ار َح ِام َما‬ َ ‫ضغَ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّو‬‫علَقَ ٍة ث ُ َّم ِم ان ُّم ا‬ َ ‫ِم ان‬
ْ
ُ َ‫س ًّمىث ُ َّم رُ اخ ِر ُج ُك ام ِط افَل ث ُ َّم ِلتَ ابلُغُ اْوا ا‬
‫شدَّ ُك ْۚ ام َو ِم ان ُك ام َّم ان يُّت ََوفلى‬ َ ‫رَش َۤا ُء ا ِٰلى اَ َج ٍّٰللا ُّم‬
‫ض‬ َ ‫ىاْل ار‬ َ ‫شيأًُا َوت ََر ا‬ َ ‫َو ِم ان ُك ام َّم ان ي َُّردُّ ا ِٰلْى اَ ارذَ ِل االعُ ُم ِر ِل َكي َاَل يَ اعلَ َم ِم ٌۢ ان بَ اع ِد ِع ال ٍم‬
ٌۢ ‫ت و َر َب ا‬
‫اج‬ ٍ ٌۢ ‫ت َواَ ار َبتَتا ِم ان ُك ِّٰللا زَ او‬
ٍ ‫ج َب ِهي‬ َ ‫علَ اي َها اال َم ۤا َء ا اهت ََّز ا‬َ ‫َامدَة فَ ِاذَاْ اَ ارزَ النَا‬
ِ ‫ه‬
5. Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam
rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia
tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi
itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan)
yang indah.

6
Tafsir
(Hai manusia) yakni penduduk Mekah (jika kalian dalam keraguan) kalian
meragukan (tentang hari berbangkit, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian)
bapak moyang kalian, yaitu Adam (dari tanah, kemudian) Kami ciptakan anak
cucunya (dari setetes nuthfah) air mani (kemudian dari segumpal darah) darah yang
kental (kemudian dari segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan
(yang sempurna kejadiannya) telah diberi bentuk berupa makhluk yang sempurna
(dan yang tidak sempurna) masih belum sempurna bentuknya (agar Kami jelaskan
kepada kalian) kemahasempurnaan kekuasaan Kami, yaitu supaya kalian dapat
mengambil kesimpulan daripadanya bahwa Allah yang memulai penciptaan dapat
mengembalikan ciptaan itu kepada asalnya. (Dan Kami tetapkan) kalimat ayat ini
merupakan kalimat baru (di dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan) hingga ia keluar (kemudian Kami keluarkan kalian) dari
perut ibu-ibu kalian (sebagai bayi) lafal Thiflan sekalipun berbentuk tunggal tetapi
makna yang dimaksud adalah jamak (kemudian) Kami memberi kalian umur secara
berangsur-angsur (hingga sampailah kalian kepada kedewasaan) dewasa dan kuat,
yaitu di antara umur tiga puluh tahun sampai empat puluh tahun (dan di antara
kalian ada yang diwafatkan) yakni mati sebelum mencapai usia dewasa (dan ada
pula di antara kalian yang dipanjangkan umurnya sampai pikun) amat tua sehingga
menjadi pikun (supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah
diketahuinya). Sehubungan dengan hal ini Ikrimah mengatakan, "Barang siapa
yang biasa membaca Al-Qur'an, niscaya ia tidak akan mengalami nasib yang
demikian itu, yakni terlalu tua dan pikun." (Dan kalian lihat bumi ini kering)
gersang (kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya, hiduplah bumi itu)
menjadi hidup (dan suburlah ia) hidup dengan suburnya (serta dapat
menumbuhkan) huruf Min adalah huruf Zaidah (berbagai macam tumbuh-
tumbuhan) beraneka ragam tumbuhan (yang indah) yakni yang baik.

7
F.Qs. Ath Thariq:5-7
1.Qs. Ath Thariq:5

ِ ‫فَ اليَ انظُ ِر ا‬


َ ‫اْل ار‬
َ‫سا ُن ِم َّم ُخ ِلق‬
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.

2.Qs. Ath Thariq:6

ٍ ِ‫ُخ ِلقَ ِم ۡن َّماْءٍ دَاف‬


‫ق‬
Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,
3.Qs.Ath Thariq 7

ِ ‫ب َوالت َّ َراْ ِٕى‬


‫ب‬ ُّ ‫ج ِم ٌۡۢن بَ ۡي ِن ال‬
ِ ‫ص ۡل‬ ُ ‫ي َّۡخ ُر‬
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.

Tafsir At-Thariq ayat 5-7:

Renungkanlah Tentang Asal Manusia


“Siapa yang ingin berbicara dengan Tuhan, berdoalah. Siapa yang ingin Tuhan
berbicara kepadanya, bacalah al-Qur’an.”
Di antara sekian banyak firman Tuhan dalam al-Qur’an ada perkataan yang
menjelaskan tentang penciptaan manusia. Setidaknya terulang 14 kali ayat tentang
penciptaan manusia khususnya penciptaan manusia dari air mani (nuthfah), air yang
hina (ma’ mahin) dan air kental (ma’ dafiq). Ini dapat dilihat antara lain di QS. an-
Nahl [16]: 4; al-Kahf [18]: 37; al-Hajj [22]: 5; al-Mu’minun [23]: 13; as-Sajdah
[32]: 8; Fathir [35]: 11; Yasin [36]: 77; Ghafir [40]: 67; an-Najm [56]: 46; al-
Qiyamah [75]: 37; al-Insan [76]: 2; al-Mursalat [77]: 20; ‘Abasa [80]: 19; at-Thariq
[86]: 6.
Meski menggunakan redaksi yang tidak persis sama, melihat munasabah dengan ayat
sebelum dan sesudahnya, konteks penyampaian penciptaan manusia di empat belas
tempat ini dapat dikelompokkan sekurangnya dalam tiga kondisi;

8
Pertama, penciptaan manusia disampaikan untuk menunjukkan kebesaran dan
kekuasaan Allah. Allah kuasa menjadikan manusia dari yang awalnya tidak ada
menjadi ada, apalagi hanya menyatukan tulang belulang yang berserakan nanti di hari
kebangkitan yang jelas barangnya sudah ada sebelumnya. Demikian pula dalam
menciptakan makhlukNya yang lain. Seperti terekam pada QS. as-Sajdah [32]: 8, Fathir
[35]: 11, Yasin [36]: 77, an-Najm [56]: 46.
Kedua, sebagai argumentasi bagi orang yang tidak beriman pada hari akhir dan tidak
percaya tentang adanya kehidupan setelah kematian. Secara bersamaan, mereka yang
mendustakan hari akhir ini tidak percaya juga terhadap kekuasaan Allah. Ini erat
kaitannya dengan kondisi yang pertama. Kondisi kedua ini terlihat pada QS. al-Kahf
[18]: 37, al-Hajj [22]: 5, al-Mu’minun [23]: 13 dan Fathir [35]: 11.
Ketiga, Allah menghadirkan kembali rekaman tentang penciptaan manusia ini untuk
mengingatkan yang lupa dan menyadarkan yang lalai tentang asal manusia, dari apa ia
diciptakan, siapa yang menciptakan untuk tujuan apa dan apa tangggung jawabnya.
Konteks ini dapat kita temukan di an-Nahl [16]: 4, Ghafir [40]: 67, al-Qiyamah [75]:
37, al-Mursalat [77]: 20, ‘Abasa [80]: 19 dan termasuk juga at-Thariq [86]: 6.
Setelah ini kita fokuskan pada penafsiran penciptaan manusia di QS. at-Thariq [86]: 6
. Dijelaskan dalam Tafsir al-Kasysyaf oleh az-Zamakhsyari bahwa konteks
penyampaian penciptaan manusia di QS. at-Thariq [86]: 6 erat kaitannya dengan ayat
sebelumnya, yaitu informasi di ayat 4,

ٌ‫علَ اي َها َحافِظ‬


َ ‫ا اِن كُ ُّّٰللا رَ اف ٍس لَّ َّما‬
yang menyatakan bahwa setiap manusia itu ada yang mengawasi. Bagi yang masih
bertanya dengan angkuh kenapa perlu dan harus diawasi, Allah meresponnya di ayat
berikutnya yaitu ayat ke 5 dengan memerintah untuk mengingat awal mula penciptaan
manusia,

ِ ‫فَ اليَ انظُ ِر ا‬


َ ‫اْل ار‬
َ‫سانُ ِم َّم ُخ ِلق‬
Tidak hanya perintah mengingat, lebih dari itu adalah memikirkan dan
merenungkannya. Inilah makna kata falyandhur menurut Tanthawi Jauhari dalam al-
Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian pada ayat 6-7,

ِ ‫ب َوالتَّ َر ۤا ِٕى‬
‫ب‬ ُّ ‫ج ِم ٌۢ ان بَي ِان ال‬
ِ ‫ص ال‬ ٍ ِ‫ُخ ِلقَ ِم ان َّم ۤاءٍ دَاف‬
ُ ‫ ي اَّخ ُر‬. ‫ق‬
Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar (6) yang keluar dari antara tulang
punggung (sulbi) dan tulang dada. (7)

9
Allah benar-benar mengingatkan kembali tentang asal manusia. Pada dua ayat tersebut
dikatakan bahwa manusia diciptakan dari ma’ dafiq yang biasa diterjemahkan dengan
air (mani) yang terpancar yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang
dada. Quraish Shihab memperjelasnya dalam Tafsir Al Misbah bahwa kata dafiq
mempunyai arti air yang memancar sendiri, tidak bisa ditahan yaitu air mani. Ia
melanjutkan bahwa seakan-akan ayat ini menyatakan kepada manusia “hai manusia,
engkau lemah, tidak memiliki kekuasaan. Air yang terdapat dalam dirimu sendiri,
engkau tidak mampu menahan pancarannya. Itulah asal kejadianmu”.
Ia juga mengutip perkataan Sayyidina Ali “Hai manusia, mengapa engkau angkuh?
engkau diciptakan dari air yang hina, engkau berjalan membawa kotoran dalam
perutmu dan badanmu -kelak jika engkau mati- akan menjadi bangkai yang
menjijikkan.” Sekali lagi, tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap angkuh dan
sombong pada manusia lainnya, karena semuanya sama, tercipta dari dasar materi dan
proses yang sama, hina dan menjijikkan. Apalagi menyombongkan dirinya kepada
Tuhan, Sang pencipta.
Selain untuk mengingatkan posisi hamba yang lemah di hadapan Tuhan, At-Thariq ayat
6 ini sekaligus teguran untuk manusia yang sering menganggap dirinya lebih istimewa
dari sesamanya, padahal asal dan awal manusia itu sama.
Mencari satu persamaan tampak menjadi cara yang efektif dalam menyikapi banyak
perbedaan. Manusia yang tercipta dalam bentuk, rupa dan kemampuan yang berbeda-
beda akan bisa memaklumi dan menerima keragaman lain di depannya, jika ia bisa
menemukan satu saja persamaan dalam perbedaan tersebut, dalam hal ini yaitu asal
mula adanya. Bahkan diceritakan oleh Abi Mas’ud dalam sebuah hadis di Sunan Ibnu
Majah dalam bab al-Qadid bahwa Nabi Muhammad pun tidak segan mengatakan pada
orang Arab Badui “innii lastu bimulk, innamaa ana ibn imroat ta’kul al-qadid” (saya
bukan seorang raja, saya putra seorang perempuan yang juga senang makan daging
dendeng).
Nadirsyah Hosen dalam bukunya, “Saring sebelum Sharing” merespon rekaman
pembicaraan Nabi tadi seolah Nabi ingin menunjukkan pada tamunya tersebut bahwa
‘engkau bagian dariku dan aku bagian darimu’ sehingga tamu tadi tidak gemetaran lagi
di hadapan Nabi. Lantas bagaimana dengan kita, manusia biasa yang jelas bukan Nabi?
Al-Insan (manusia) memang kebanyakannya bodoh dan seringnya lupa. Al-Jilani
mengakui ini dalam tafsirnya. Lupa jika al-Insan bukan apa-apa, hanya kumpulan
daging dan tulang belulang yang berasal dari air yang lemah dan hina, tidak punya
kemampuan dan kekuasaan sedikitpun. Oleh sebab itu, senantiasa kita ingat dari mana
kita berasal agar tahu kemana kita akan menuju. Jikalau lupa, mari saling
mengingatkan, bukan saling menyalahkan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan kemukjizatan al-
Qur`an tidak dapat diragukan lagi. Sebagaimana dalam ayat ayat yang telah di
sebutkan bahwa kuasa allah sangat besar .dari awal ketika allah meciptakaan alam
semesta sampai akhirul zaman,di dalam nya terdapat kuasa kuasa allah yang sangat
dasyat ,oleh karena itu manusia tidak boleh meragukan akan adanya al-quran
sebagai mukjijat terbesar.

A. Kritik dan Saran


Kami sebagai penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan saran dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Kelas X,
XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

15

Anda mungkin juga menyukai