Disusun Oleh :
Akbar (12130214508)
LOKAL 6A
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIMRIAU
TA. 1445 H/ 2024 M
KATA PENGANTAR
Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir
zaman yakni Rasulullah SAW. Begitu juga kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya. Semoga dengan shalawat yang kita panjatkan dapat memberikan
syafa‟at kepada kita di hari kiamat kelak.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dengan demikian, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penulisan makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya pada mata kuliah Syubhat Haula Al-Qur‟an.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
2.3 Pengertian Dan Contoh Syubhat Badal Dan Mubdad Minhu ................ 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
pemutarbalikan dan penyelewengan terhadap kitab suci ini. Namun demikian,
hingga kini nyatanya al-Qur‟ân tetap saja terjaga hingga hari ini dari segala
keburukan. Dan dizaman modern ini, serangan terhadap Al-Qur‟an justru lebih
hebat dan berbahaya lagi. Karna mudahnya mendapatkan informasi-informasi
yang sumbernya belum tentu benar, sebab kanal satelit dan internet yang semakin
canggih. Bahkan di Amerika, ada seorang penulis yang berani mengarang Al-
Qur‟an baru dan mengaku karangan tersebut adalah Al-Qur‟an yang sebenarnya.
Namun, al-Qur‟ân tetap saja menang dan tak terkalahkan. Sebab begitu mudah
untuk membedakan mana yang kalam Allah yang menjadi hidayah, rahmat dan
ketenangan bagi mereka yang percaya dan beriman dan mana gubahan palsu
manusia.3
3
Muhammad Imam Dawud, Bahasa Al-Qur’an Yang Menakjubkan (Antara Hakikat
Mukjizat Dan Tuduhan Kaum Waham) (Bandu: Ypm Salman Itb bekerjasama dengan Yayasan
Misykat Rabbaniyyah, 2019).
5
BAB II
PEMBAHASAN
Maka, keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut dan waspada.
Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(Al-Qasas/28:21)5
Fungsi Haal
Ada beberapa fungsi yang dimiliki oleh haal, di antaranya adalah:
a) Untuk Memperkuat
4
Achmad Sunarto, Ilmu Nahwu Tingkat Dasar (Jakarta: Pustaka Amani, 1993).
5
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/28?from=21&to=88
6
Fungsi dari haal yang pertama adalah untuk memperkuat, di mana
keberadaan haal tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap makna dari
kalimat secara keseluruhan.
b) Untuk Memperjelas
Haal dapat digunakan untuk menjelaskan atau memperjelas kondisi
dari sohibul haal. Saat haal berfungsi sebagai penjelas, keberadaan dari
haal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap munculnya makna
kalimat baru. Di mana jika terdapat dua kalimat, satu kalimat memiliki
haal sedangkan yang lainnya tidak, makna dari kedua kalimat tersebut
akan menjadi berbeda.
Syarat-syarat Haal
a) Haal berupa isim nakirah. Apabila haal berupa isim ma‟rifat, maka
harus ditakwilkan dengan isim nakirah.
b) Tidaklah terbentuk haal itu kecuali harus sesudah sempurna kalamnya,
yakni sesudah jumlah (kalimat) yang sempurna, dengan makna bahwa
lafazh haal itu tidak termasuk salah satu dari kedua bagian lafazh
jumlah, tetapi tidak juga yang dimaksud bahwa keadaan kalam itu
cukup dari haal (tidak membutuhkan haal).
c) Tidak ada shahibul haal (Pelaku haal) kecuali harus dalam bentuk
ma‟rifat.
7
“Lalu Kami lahirkan kalian (dalam keadaan) sebagai anak kecil”.
(Q.S Al-Hajj/22:5) 6
Demikian halnya kata thifl ()طفم, kata ini merupakan kata mufrad
secara lafal penulisan, tapi mengandung makna jama‟. Di samping itu, ada
juga argumentasi lain: yaitu bahwa kata thifl ( )طفمtetap mengandung
makna tunggal, dengan demikian ayat tersebut dimaknai: “Kalian masing-
masing dilahirkan dalam keadaan sebagai anak kecil”.7
6
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/22?from=5&to=78
7
Lihat: tafsir al-Kasysyâf, Juz. III, hlm. 6; Al-Bahr al-Muhîth, Juz. VI. Hlm. 352.
8
Sedangkan kata jama‟nya ( )انطفالhanya ditemukan sekali dalam
satu ayat saja, yaitu dalam surat an-Nur ayat 59 yang berbunyi:
8
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/24?from=59&to=64
9
Shilah (anak kalimat) itu harus memiliki dhamir yang Kembali pada isim
maushul, yang dinamakan a‟id. Dalam bahasa Indonesia, kata sambung
semacam ini diwakili oleh kata “yang”. Bentuk asal atau dasar dari isim
maushul adalah َ( انَّذِٔيyang).9
َاَّلين digunakan untuk kata yang bermakna jama‟ (lelaki) yang berakal
(manusia).10
اضوا ِ
ُ ضتُ ْم َكالّذي َخ
ْ َو ُخ
Semestinya yang benarَmenurut mereka , ayat di atas berbunyi: َْوخُضْ ْمت
ََك ذ َِّْلين ْخَاضُ واAndai pembuat tudingan ini mau berusaha sedikit, atau bahkan
kalau ia mau sekedar membaca ayat ini secara utuh dari awal, tentu
syubhat semacam ini takkan ia tudingkan. Berikut syubhat yang dilakukan
oleh orang orientalis terhadap ayat Al-Qur‟an yaitu :
9
Al-Bukhari Zulkarnain,”Isim Maushul”, 2015, hal 2
10
Dr.Fuad Ni‟mah,”Kaedah Bahasa Arab Praktis”, Darussalam Publishing: 2011, hal 177
10
ِ ِ ِ َ َكالَّ ِذين ِمن قَبلِ ُكم َكانُوا أ
ْ َاستَ ْمتَ عُوا ِبَلَق ِه ْم ف
استَ ْمتَ ْعتُ ْم ْ ََش َّد مْن ُك ْم قُ َّوةً َوأَ ْكثَ َر أ َْم َو ًال َوأ َْولَ ًدا ف ْ ْ ْ َ
ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ
ت َ ِاضوا أُولَئ
ْ َك َحبِط ْ ين ِم ْن قَ ْبل ُك ْم ِِبَلَق ِه ْم َو ُخ
ُ ضتُ ْم َكالَّذي َخ َ استَ ْمتَ َع الذ
ْ ِبَلَق ُك ْم َك َما
ِ ك هم خ ِ ِ أَعما ُُلم
ِْ ف الدُّنْيا و
ََْ اس ُرون َ ُ ُ َ اْلَرِة َوأُولَئ َ َ ُْ َ ْ
“(Keadaan kalian wahai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah
seperti Keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada
kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anak nya dari kamu. Maka
mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian
kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya,
dan ka mu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka
mempercakap kannya. mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan
di akhirat; dan mereka Itulah orang-orang yang me-rugi.”.
(QS. Al-Taubah [9]: 69)11
jama’.
11
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/9?from=69&to=129
12
Lihat: Ma’ânî al-Qur’ân karangan Imam alFarrâ„, Juz. I, hlm. 441. Lihat juga: Tafsir
Al-Kasysyâf, Juz. II, hlm. 201. Lihat juga: Al-Bahr al-Muhîth, Juz. V, hlm. 6869.
11
Kembali ke ayat 69 al-Taubah, konteks ayat ini lebih tepat
menggunakan argumentasi yang pertama (yaitu ism maushûl اَّلي
[22]: 5).14
13
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/24?from=31&to=64
14
Muhammad Imam Dawud,”Bahasa Qur‟an Yang Menakjubkan Antara Hakikat
Mukjizat dan Tuduhan Kaum Waham”, Bandung: Salman ITB, 2019, hal. 57-60.
12
2.3 Pengertian Dan Contoh Syubhat Badal Dan Mubdad Minhu
a. Pengertian Badal Dan Mubdad Minhu
Badal secara bahasa artinya pengganti. Dinamakan demikian
karena badal bisa menggantikan posisi kata yang digantikan. Sedangkan
mubdad minhu adalah kata yang digantikan oleh kata pengganti atau
badal.15 Contohnya:
ِ قال ُُم َّم ٌد رسو ُل
للا ُْ َ َ َ
Telah berkata Muhammad, Rasulullah
kata َ "ٌ " ُمح َّمدadalah mabdul (yang digantikan). Ketika dikatakan
“Rasulullah” saja, maka yang dimaksud adalah “Muhammad” dan
dikatakan “Muhammad” maka yang dimaksud adalah “Rasulullah”. Ini
adalah fungsi badal yang biasanya menjelaskan posisi atau jabatan dari
mabdul. Selain menjelaskan jabatan atau posisi dari mabdul atau mubdal,
badal juga digunakan untuk menjelaskan sebagian, setengah, sepertiga
dari mabdul.16 Contohnya:
ِ َّ أَ َك ْلت
ُف ثُلُثَه
َ الرغْي ُ
Aku makan roti sepertiganya
15
Abu Razin and Ummu Razin, Buku Nahwu Pemula, 2015, 1. Razin, A. & Razin, U.
Buku Nahwu Pemula. (2015).
16
Ibid.
17
Imam Saiful Mu‟minin, Kamus Ilmu Nahwu Dan Sharaf, 2008.
13
َاْلَ ْلي َفةُ عُ َم ُر َع ِادَل
ْ كاَ َن
Khalifah Umar itu seorang yang adil
Pada contoh diatas, isim yang dijadikan badal seluruh I‟rab nya
harus mengikuti mubdal minhunya.18 Badal tebagi menjadi empat bagian,
yaitu :19
َخ ْو َك
ُ َجاءَ َزيْ ٌد أ
Ustadz Hamid telah datang
18
Ibid.
19
Razin and Razin, Buku Nahwu Pemula.
20
Mu‟minin, Kamus Ilmu Nahwu Dan Sharaf.
21
Razin and Razin, Buku Nahwu Pemula.
14
Aku makan roti sepertiganya
ِ
ُنَ َف َع ِ ِْن َزيْ ٌد ع ْل ُمه
Zaid itu bermanfaat untukku, ilmunya
س
َ ت َزيْ ًدا ال َفَر
ُ َْرأَي
Aku melihat Zaid ... (maaf ... maksudnya) kuda
15
b. Contoh Syubhat Badal Dan Mubdad Minhu
Para penuding juga mengklaim bahwa al-Qur‟ân telah menyalahi
kaidah terapan seputar perbilangan („adad), yaitu antara kata ganti (badal)
dengan kata yang digantikannya (mubdal minhu). seperti misalnya dalam
firman Allah Swt.:22
a. Q.S An-Nisa'/4:69
ۤ ۤ
ُّه َدا ِء
الشو ْي ِ الص ِّدي
ق ِ ك مع الَّ ِذين اَنْعم ٰاّلل علَي ِهم ِمن النَِّبَٖ َن و
َ َ َ ْ ْ ّ َ ّ َ ّ ْ ْ َ ُّ َ َ َ ْ َ َ َ الر ُس ْو َل فَاُو ىِٕ ٰ
ل َّ اّللَ َو ِ
ّٰ َوَم ْن يُّط ِع
ۤ
)٩٨( ك َرفِْي ًقا ىِٕ ٰ
َ ْي ۚ َو َح ُس َن اُو
ل ِ ِٰ و
َ ْ الصلح
ّ َ
“Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah
orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta
kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S An-Nisa'/4:69)23
22
Dawud, Bahasa Al-Qur’an Yang Menakjubkan (Antara Hakikat Mukjizat Dan Tuduhan
Kaum Waham).
23
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/4?from=69&to=176
24
Yang juga berarti: „teman‟. (Penerjemah)
25
Yang berarti: campuran. (Penerjemah)
26
Yang berarti: musuh (Penerjemah)
16
DAFTAR PUSTAKA
Jamal, Khairunnas. Qira’at Imam Ashim. Pekanbaru: Asa Riau (CV. Asa Riau), 2014.
Razin, Abu, and Ummu Razin. Buku Nahwu Pemula, 2015. 1. Razin, A. & Razin, U.
Buku Nahwu Pemula. (2015).
Sunarto, Achmad. Ilmu Nahwu Tingkat Dasar. Jakarta: Pustaka Amani, 1993.
Zaini, Abdul Wahid, Muhammad. Pengantar Ulumul Qur’an & Ulumul Hadis. Yayasan
PeNA Banda Aceh, Divisi Penerbita, 2016.
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/22?from=5&to=78
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/28?from=21&to=88
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/24?from=59&to=64
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/9?from=69&to=129
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/4?from=69&to=176
17