Disusun oleh :
Abdul Latif (6020220098)
Faisal Saidi (6020220108)
Jelin Fadli (6020220114)
2.3.3 Pendekatan Produksi merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara kuantitas
atau jumlah masing-masing barang dan jasa dengan harga dari barang atau jasa
tersebut.
Rumus : ∑
Keterangan : Y = PDB/GDP
P = Harga barang
Q = Jumlah barang
VA = Nilai tambah (value added)
Dengan adanya pengenaan pajak oleh pemerintah dan juga pembayaran transfer
menyebabkan perlu dicari pendapatan disposibel (Yd) dan mebgubah persamaan menjadi
Yd = Y + TR – T
Pendapatan disposibel yang dialokasikan untuk konsumsi (C) dan tabungan (S) atau
secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut,
Yd = C + S jika dikombinasikan dengan persamaan sebelumnya :
C + S = Yd = Y + TR –T atau C = Yd – S = Y + TR – T – S
Ini menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapata disposibel
dikurangi tabungan atau pendapatan nasional ditambah pembayaran transfer kemudian
dikurangi pajak dan tabungan.
Dengan mensubtitusikan persamaan di atas dengan persamaan awal akan diperoleh
persamaan sebagai berikut :
S – I = (G + TR – T) + Xn
Dimana unsur (G + TR – T) dari sisi kanan menunjukkan defisit anggaran
pemerintah dan unsur Xn di sisi kanan, menunjukkan ekspor netto barang dan jasa. Jadi
kelebihan atau ekses tabungan atas investasi (S - I) dari sektor swasta adalah sama dengan
sefisit anggaran pemerintah ditambah surplus perdagangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang penting di antara ekses tabungan swasta atas investasi (S – I),
anggaran pemerintah (G + TR – T), dan sektor luar negeri (X – M).
Persamaan terakhir yang merupakan identitas dasar makroekonomi adalah
C + G + I + Xn = Y = Yd + (T – TR)
= C + S + (T – TR)
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa di sisi kiri menunjukkan permintaan
akan output dengan komponen-komponennya dan identik dengan output yang ditawarkan
adalah GDP. Dimana pendapatan disposibel (Yd) diperoleh dari GDP (Y) ditambah dengan
pembayaran transfer (TR) dikurangi pajak (T), dan dialokasikan untuk konsumsi (C) dan
tabungan (S).
Contoh soal :
Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah C = 200 + 0,5 Yd.
Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah sebesar 500 Trilyun, dan
investasi sektor bisnis 300 Trilyun. Pemerintah untuk membiayai pengeluarannya memungut
pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional.
Pertanyaan ;
1. Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan!
2. Bagaimanakan anggaran belanja pemerintah tersebut ?
3. Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 Trilyun, hitunglah besarnya
pendapatan nasional keseimbangan yang baru !
Penyelesaian :
1. Pendapatan nasional keseimbangan 3 sektor :
Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b(Y-T) + I + G
Y = a + b(Y-tY) + I + G
Y = 200 + 0,75(Y-0,2Y) + 300 + 500
Y = 1000 + 0,75Y – 0,15Y
Y = 1000 + 0,6Y
= 2500
2. T = tY = 0,2Y
T = 0,2(2500) = 500
Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah sama dengan pajak proporsional (tY) yang
dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY 500, sehingga kondisi anggaran
belanja pemeritah dapat dikatan seimbang
Y’ = 2500 +
( )
Efek kebijakan moneter dapat dilihat dari besarnya tingkat suku bunga pada notasi bi
pada persamaan pendapatan nasional keseimbangan tersebut. Kebijakan moneter yang
ekspansif akan ditandai dengan tingkat bunga yang rendah sehingga mendorong investasi dan
pendapatan nasional. Sedangakan kebijakan moneter yang kontraktif akan ditandai dengan
tingkat bunga yang tinggi sehingga investasi berkurang dan pendapatan nasional juga akan
mengalami penurunan. Yang berwenang menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga
bank acuan adalah otoritas moneter (di Indonesia adalah Lembaga Bank Indonesia)
3.1 Kesimpulan
Perhitungan pendapatan nasional yang telah dikemukakan sebelumnya
memang diakui merupakan ukuran yang sangat berguna dan akurat untuk menilai
kinerja ekonomi suatu negara dalam periode tertentu. Ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar tingkat perekonomian suatu negara mengalami peningkatan atau
penurunan. Dengan perhitunagn pendapatan nasional, tingkat kesejahteraan ekonomi
netto pun akan terlihat dimana di dalamnya mencakup barang-barang ekonomi dan
investasi yang menyumbang langsung kepada kesejahteraan perekonomian.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu diperlukan saran
bagi pihak-pihak yang terkait dengan makalah ini demi kesempurnaan penyusunan
makalah ini. Bagi pembaca disarankan untuk lebih kritis dalam menghadapi
berbagai ancaman di era global sekarang agar perekonomian tetap stabil. Bagi
pemerintah diharapkan mampu membangun perekonomian yang mensejahterakan
rakyat dan mampu mengatasi berbagai permasalahan perekonomian.
Daftar Rujukan
Dornbusch, Rudiger dkk. 2001. Makro Ekonomi. Yusuf Wibisono dan Roy Indra
Mirazudin. 2004. Jakarta : PT Media Global Edukasi.