Anda di halaman 1dari 7

X.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Didalam mengukur pendapatan nasional bisa dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu:


1. Pendekatan produksi (product approach)
2. Pendekatan pembelanjaan/pengeluaran
(expenditure appraoach) dan
3. Pendekatan pendapatan (income approach)

1. Metode produksi (product approach)

Masing-masing sektor di Indonesia pasti akan memproduksi barang/ jasa,


maka akan ada output yang dihasilkan dan akan diperhitungkan. Pendekatan
produksi adalah nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu negara dalam satu
tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap sektor untuk memberikan
informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor sektor tersebut terhadap
perekonomian negara.

Y = ∑P.Q atau
Y = [(P1.Q1)+(P2.Q2) + (P3.Q3) + ... (Pn.Qn)]

Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional (GDP)
Q1: Jumlah barang ke 1
P1: Harga barang ke 1
Q2: Jumlah barang ke 2
P2: Harga barang ke 2
Qn: Jumlah barang ke n
Pn: Harga barang ke n

Untuk menghitug barang dan jasa perlu dihitung adalah value added
sehingga nanti tidak terjadi double counting, value added yang disusun
berdasarkan sektor-sektor lapangan usaha dibagi menjadi primer,sekunder dan
tersier :
a) Sektor Primer :
1. Pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan)
2. Pertambangan dan Penggalian (minyak dan gas bumi, pertambangan tanpa
migas, penggalian)
b) Sektor sekunder :
1. Industri Pengolahan (industri migas, industri tanpa migas)
2. Listrik, Gas dan Air Bersih.
3. Bangunan
c) Sektor tersier :
1. Perdagangan, Hotel dan Restoran
2. Pengangkutan dan Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
4. Jasa-jasa ( pemerintah, sosial masyarakat, hiburan dan rekreasi serta
perorangan/rumah tangga)

Kontribusi Sektor adalah sumbangan/share masing-masing sektor terhadap PDB :


value added sektor ( Rp)
Ks = ×100 %
PDB (Rp)
Kegunaan kontribusi sektor utk mengukur sektor mana yang dominan, tahap
industrialisasi dan sebagai perubahan struktur ekonomi dilihat dari pergeseran.

2. Metode pembelajaan/pengeluaran (expenditure appraoach)

Pendekatan pembelanjaan adalah jumlah pengeluaran secara nasional yang


dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun dengan cara
menjumlahkan pengeluaran RTK, RTP, RTG, RTLN. Menurut metode ini ada beberapa
jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:
a) Konsumsi Rumah Tangga (RTK) atau (household comsumption)
b) Konsumsi Pemerintah (RTG) atau (Goverment Consumption)
c) Pengeluaran Investasi (RTP) atau (Investment Expenditure)
d) Ekspor- Neto (RTLN) atau (net Export = X - M)
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional (GNP/Gross National Product)
C = Pengeluaran RTK/konsumsi
I = Pengeluaran RTP/investasi
G = Goverment Expenditure
X = Ekspor
M = Import

3. Metode pendapatan (income approach)

Pendekatan pendapatan adalah seluruh pendapatan (rent, wage, interest, profit) yang
diterima pemilik faktor produksi, yang disumbangkan kepada rumah tangga produsen
selama satu tahun.

Y = w+ i + r + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional (NI)
r = rent (sewa tanah/alam )
i = interest (bunga modal)
w = wages (upah TK)
p = profit (laba pengusaha/skill)

PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara. PDB
menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor
produksi produksi tersebut. Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah
pendapatan nasional terbagi merata atau tidak. Pendapatan nasional yang tinggi dikatakan
makmur dari sisi ekonomi saja tapi kalau dari sisi kesejahteraan belum tentu makmur.
Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran,
tingkat kematian ibu dan bayi, angka harapan hidup, tingkat buta huruf, dan lain-lain.
Indikator lain untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang terjadi,
adalah Koefisien Gini Rasio.

Perhitungan PDB ada 2 cara:

a. Perhitungan atas dasar harga berlaku/PDB adhb (disebut Pendapatan Nominal)


nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
b. Perhitungan atas dasar harga konstan/PDB adhk (disebut Pendapatan Riil), melalui
indeks harga yang ditetapkan pada satu tahun tertentu (harga konstan) yaitu tahun 1993,
tanpa memerhatikan faktor inflasi. Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain
dengan segera dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak,
juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).

1. Berdasar harga konstan/tetap/tahun dasar (base year price)  menghilangkan


inflasi, nilai real/nyata. IHK (indek harga konsumen) = 100
2. Berdasar harga berlaku (Current Year price)  berdasarkan harga sekarang
(kenaikan harga diperhitungkan)
100 PDB Hkx× IHKx
PDB Hkx= × PDB Hbx atau PDB Hbx=
IHKx 100

Current price
IHKx= ×100
Bas periode price

Menghitung laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara yang sebenarnya (nilai rill).

PN −riil 1 – PN riil 0
g= × 100
PN −riil0
g = laju pertumbuhan

Menghitung nilai rii mendeflasikan dengan harga saat ini

100
PN riil = × PN masakini
IHK

XI. Perhitungan Pendapatan Nasional (Y) dengan Pendekatan Dua Sektor

Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga
dan perusahaan. Perhitungan pendapatan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
dan investasi(I).
Y=C+I
(C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
a+ I
Y=
1−b
Keterangan:
Y=Pendapatan nasional
C= Konsumsi
I=Investasi
a= konstanta
b=koefisien fungsi konsumsi

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan tiga sektor terdiri dari


variabel konsumsi (C), investasi (1) dan pengeluaran pemerintah (G), pajak (Tx),
pembayaran transfer (tr).
a−bTx+bTr + I +G
Y = C + I + G Ataupun, Y =
1−b
Pendapatan nasional dari waktu ke waktu harus meningkat dengan cara mendorong
semua jenis variabel mulai dai konsumsi, investasi dll.

a) Rumus Konsumsi (C)


C = a + b × y atau juga bisa C = Co + cY
dengan asumsi a>0, b>0, c>0
∆C
MPC (Marginal Propensity to Consume) =
∆Y

b) Rumus Saving (S)


S = Y – C atau juga bisa S = -Co + (1-c) Y
∆S
MPS (Marginal Propensity to Save) =
∆Y

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan :


1. Tingkat pendapatan akan berpengaruh thdp tinggi rendahnya konsumsi dan
tabungan.
2. Kekayaan yang tersimpan  misalnya punya kekayaan warisan atau tabungan
3. Tingkat bunga yang tinggi akan mengakibatkan orang akan menabung, tetapi
tingkat bunga rendah maka orang akan cenderung untuk konsumsi
4. Sikap hemat pada masyarakat yang suka menabung maka APC dan MPC lebih
kecil dan sebaliknya
5. Kondisi perekenomian kalau ekonomi baik akan meningkatkan konsumsi, kalau
ekonomi lambat maka permintaan produk barang akan berkurang dan menyebabkan
pengangguran
6. Pendistribusian pendapatan kalau distribusi merata maka kecenderungan
konsumsi akan tinggi dan sebaliknya
7. Tersedianya dana pensiun kebijakan piskal, kalau dana pensiun dinaikan
otomatis masyarakat akan menambah tingkat konsumsi
Tingkat investasi dan faktor yg mempengaruhi :
1. Jika ekonomi stabil maka investasi akan meningkat, tapi jika ekonomi tidak stabil
makan investor akan berfikir ketika akan berinvestasi
2. Suku bunga tinggi maka yang akan meminjam dana sedikit begitu sebaliknya untuk
kegiatan investasi yang mengatur adalah bank sentral
3. Ramalan/perkiraan ekonomi di masa yang akan datang
4. Kemajuan teknologi IT
5. Tingkat pendapatan nasional
6. Keuntungan

Anda mungkin juga menyukai