Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HADITS TENTANG BUMI DAN PLANET

Dosen Pengampu : Syamsul Amri, M.ag.

Disusun Oleh : Kelompok 6

Silva Ukhti Filla (0701192079)

Syah Zanul Husna (0701191128)

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
maksimal yang berjudul “ HADIST TENTANG BUMI DAN PLANET “ tepat pada
waktunya. Dan tidak lupa pula kita sanjung pujikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita penuh kejahiliyan ke alam yang terang
benderang yang penuh dengan iman dan islam

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan
dan jauh dari sempurna, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah yang kami buat ini yang nantinya masukan itu akan kami pergunakan sebagai salah
satu acuan maupun petunjuk bagi kami.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca.

Medan, April 2020

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................2

Daftar isi.............................................................................................................3

Bab I Pendahuluan..............................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................4

C. Tujuan .......................................................................................................................4

Bab II Pembahasan..............................................................................................................5

A. Proses Pembentukan Bumi Menurut Hadis…………………………….............………….5

B. Bumi itu Bulat Menurut Perspektif Hadist …………………………..................………….7

C. Teks Hadits Tentang 7 (tujuh) Lapis Bumi………………………………..............………..8

D. Hadist Mengenai Peredaran Planet………………………………........……………...11

Bab III Penutup………………….....................................……………………………………………………


....14

A. Kesimpulan………………...............................……………………...………………………………
…..14

Daftar Pustaka……………………....................................…………………………………………………
…...15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna, yang tentunya memiliki dasar pegangan yang
lengkap bagi umatnya. Agama Islam memiliki dua pedoman utama yang harus dijaga dan
dipertahankan kebenarannya yaitu Alquran sebagai firman Allah dan As-Sunnah sebagai
sabda Rasulullah. Sabagai pedoman dasar, tentunya mecangkup segala aspek kehidupan
sehingga harus djadikan pedoman hidup bagi ummatnya. Secara teologis, apa pun yang
dikabarkan oleh kitab suci Alquran dan disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. pasti benar
dan harus diyakini sebagai kebenaran yang tak bisa dibantah.
Alam semesta merupaka suatu ruang atau tempat bagi manusia, tumbuh-tumbuhan,
hewan dan benda-benda. Langit sebagai atapnya dan bumi sebagai lantainya. Jadi, alam
semesta atau jagad raya adalah satu ruang yang maha besar yang terdapat kehidupan
didalamnya.akan tetapi pembahasan kita sekarang ini bagaimana proses terjadinya alam
semesta (langit dan bumi).para ahli sudah banyak yang mengeluarkan pendapat tentang
proses terjadinya alam semesta.
Sebagai umat islam tentunya sudah tidak meragukan lagi tentang alam semesta karena
mereka meyakini apa yang disebutkan dalam al-qur’an adalah benar, salah satunya yang

diyakini umat islam yaitu proses terjadinya alam semesta.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah proses pembentukan bumi menurut hadist?
b. Apakah Bumi itu Bulat menurut perspektif hadist?
c. Bagaimanakah teks hadist tentang 7 lapisan yang ada dibumi?

4
d. Bagaimanakah Hadist mengenai Peredaran Planet?

C. Tujuan

Tujuan dari materi hadist ini ialah mengetahui proses terbentuknya bumi dan peredaran
planet menurut qur’an dan hadist.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukan Bumi Menurut Hadis

Penciptaan alam semesta beserta isinya memang mengandung makna yang dalam. Allah
SWT sebagai sang pencipta, menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan
langsung bisa di tempati akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu, bukan karena Allah
tidak mampu untuk melakukannya akan tetapi manusia di ajarkan untuk berpikir bagaimana
proses terjadinya bumi dan langit, hingga diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi
yang bisa di tempati untuk makhluk hidup. Versi nebula yang di sepakati oleh Kebanyakan
para ilmuan meyakini bahwa proses itulah yang membuat terbentuknya planet bumi,
sedangkan menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa
penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.Dan sesungguhnya telah Kami cip

Ke enam masa dalam Alquran yaitu:

 2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan
fondasi.
 2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.

 2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati
bumi.

Dan dipertegas dengan beberapa ayat lain yang mengisahkan cerita yang sama. Yakni ;

5
ٍ ِ‫ش يُ َدبِّ ُر األَ ْم َر َما ِمن َشف‬
َّ‫يع إِال‬ ِ ْ‫ َعلَى ْال َعر‬Y‫ض فِي ِستَّ ِة أَي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َوى‬
َ ْ‫ت َواألَر‬ َ َ‫إِ َّن َربَّ ُك ُم هّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
َ‫ِمن بَ ْع ِد إِ ْذنِ ِه َذلِ ُك ُم هّللا ُ َربُّ ُك ْم فَا ْعبُدُوهُ أَفَالَ تَ َذ َّكرُون‬
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada
seorangpun yang akan memberi syafa`at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang

itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?" (QS. Yunus : 3)

Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda:


“Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari
(bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Hadis yang dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama dahulu maupun modern mengandung
fakta ilmiah yang belum ditemukan manusia kecuali pada pertengahan dekade 60-an abad ke-
20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang cukup panjang,
dibuktikanlah pada umat manusia bahwa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh
dengan air sampai tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun. Kemudian Allah
menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung berapi hebat
yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama lain, membentuk
rentetan pegunungan di tengah samudera belantara ini. Pegunungan ini terus meninggi dan
meninggi sampai tampak ke permukaan air yang membentuk daratan pertama dalam bentuk
pulau vulkanik yang mirip dengan sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di
seluruh samudera, misalnya kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai. Sampai
sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak rantai
pegunungan samudera. Dengan terus menerus berlangsungnya aktivitas gunung berapi,
kepulauan vulkanik pertama inpun berkembang secara bertahap melalui proses
pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh karena
pergolakan gunung berapi yang berkelanjutan) sehingga terbentuklah benua induk yang
dikenal dengan nama Benua Pangea.
Salah satu yang dijelaskan Al-qur’an adalah proses kejadian alam pada Qs. Al-Anbiya : 30
yang artinya “Dan apakah orang orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara

6
keduanya.dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka
tiada beriman?”

Menurut para ulama tafsir seperti Ahmad Baiquni, ayat ini menjelaskan proses awal
dimulainya penciptaan alam. Dimana langit dan bumi pada mulanya satu, kemudian dipecah
oleh Tuhan sehingga terpisah-pisah. Langit (al-sama’) yang dimaksud sesuatu yang berada di
diatas. Sedangkan bumi (ardh) dimaksudkan adalah sesuatu yang berada dibawah. Jika

ditafsirkan dalam sains dan teknologi, langit merupakan gugusan bintang-bintang yang
berada di luar planet bumi, sedangkan bumi adalah planet tempat tinggal manusia. Kebenaran
terhadap proses kejadian alam ini tidak saja jauh jauh telah disampaikan oleh Al-qur’an,
tetapi setelah diteliti dieksplorasi kebenarannya benar-benar terukur sesuai informasi Al-
qur’an itu sendiri.

B. Bumi itu Bulat Menurut Perspektif Hadist

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwasannya Rasulullah saw pernah ditanya, kemana
tenggelammnya benda-benda angkasa yang terbenam itu, dan darimana terbit benda-benda
angkasa yang terbit itu?

Abiy Nabi saw bersabda :

Ia tetap berada ditempatnya tidak berpindah dan bergeser. Ia tenggelam bagi satu kaum dan
terbit bagi kaum yang lain. Ia terbit dan tenggelam bagi pada suatu kaum. (dan dalam waktu
bersamaan) satu kaum mengatakan benda langit itu tenggelam, sedangkan kaum yang lain
mengatakan benda itu terbit. (Musnad Aimam Ishaq Al-Hamadaniy).

Hadist ini menjelaskan bahwa matahari terus menerus terbit dan terbenam saling
bergantian di atas permukaan bumi. Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika bumi itu bulat
atau elips dan ia terus menerus berputar mengeilingi porosnya dihadapan matahari sehingga
terjadilah siang dan malam diatas permukaannya secara bergantian. Dan ini akan terjadi
hingga hari kiamat tiba.

Al-quran telah mengisyaratkan kebulatan bumi, perputaran pada porosnya di hadapan


matahari, dan perputarannya mengelilingi matahari dalam garis edarnya di sejumlah ayat.

Firmat Allah swt :

7
Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar; da menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang diatas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha
Pengampun. (QS.Az-Zumar:5).

Lalu bagaimana dengan ayat artinya :

“Allah yang telah menjadikan bagimu bumi yang terhampar dan langit yang beratap.” (QS al-
baqarah : 22)

Namun para ulama tafsir memahaminya boleh jadi sebagai hamparan dan beratap dalam
pandangan mata saja dan ini tidak menafikan pendapat bahwa bumi ini adalah bulat.

C. Teks Hadits Tentang 7 (tujuh) Lapis Bumi

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan hal tersebut di atas adalah sebagai
berikut:

‫الز ْه ِريِّ قَا َل َح َّدثَنِي طَ ْل َحةُ بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ أَ َّن َع ْب َد الرَّحْ َم ِن ْبنَ َع ْم ِرو ْب ِن‬
ُّ ‫ ُش َعيْبٌ ع َْن‬Y‫َح َّدثَنَا أَبُو ْاليَ َما ِن أَ ْخبَ َرنَا‬
َ ‫م يَقُو ُل َم ْن‬Yَ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬
‫ظلَ َم ِم ْن‬ َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫ال َس ِمع‬ ِ ‫َس ْه ٍل أَ ْخبَ َرهُ أَ َّن َس ِعي َد ْبنَ َز ْي ٍد َر‬
َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬
ِ ‫ض َش ْيئًا طُ ِّوقَهُ ِم ْن َسب ِْع أَ َر‬
َ‫ضين‬ ِ ْ‫اأْل َر‬

“Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain meski hanya) sebatas satu
jengkal saja, maka ia akan dikalungkan kepadanya dari tujuh (lapis) bumi”.

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhariy, Kitab Bad’ Al-
Wahyu, dengan redaksi sebagai berikut : Kami mendapat hadis dari Ali bin Abdullah;
tuturnya: Kami mendapat khabar dari Ibnu Ulayyah; dari Ali bin Al-Mubarak; tuturnya:
Kamin mendapat hadis dari Yahya bin Abu Katsir; dari Muhammad bin Ibrahim bin Al-
Harits; dari Abu Salamah bin Abdurrahman : Syahdan ia terlibat sengketa tanah dengan
seseorang. Ia kemudian menemui Aisyah ra. dan menceritakan permasalahan yang terjadi.

8
Aisyah ra. pun berkata: “Wahai Abu Salamah, jauhilah permasalahan tanah, karena
Rasulullah SAW pernah bersabda: Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang
lain meski hanya) sebatas satu jengkal saja, maka ia akan dikalungkan kepadanya dari tujuh
(lapis) bumi.”

Hadis dari Muslim bin Ibrahim, menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-

Mubarak; tuturnya: Kami mendapat hadis dari Misa bin Uqbah dari Salim, dari bapaknya ra.
ia berkata: “Barangsiapa yang menyerobot sedikitpun tanah (orang lain) tanpa haknya, maka
pada hari kiamat kelak ia akan ditenggelamkan bersama tanah yang diserobotnya ke dalam
tujuh (lapis) bumi”.

Jika dilihat dari redaksi hadits (tekstual), maka terdapat dua kata kunci yaitu: pertama,
hadits tersebut secara umum melarang segala bentuk kezaliman, dan lebih spesifik lagi
tindakan menyerobot tanah milik orang lain. Kedua, banyak juga yang menyorot hadits ini
dan kemudian dihubungkan dengan keadaan lapisan bumi yang menyatakan adanya 7 (tujuh)
lapisan yang dimiliki bumi.

Sebenarnya banyak sekali ayat Alquran dan hadits yang jelas melarang tindak kedzaliman.
Namun, hadits diatas lebih spesifik kepada larangan menyerobot tanah milik orang lain tanpa
mekanisme yang benar. Disamping hal itu, hadits diatas juga mengisyaratkan adanya 7
(tujuh) lapis bumi. Hamun dari segi lain ternyata hadits ini masih menimbulkan berbagai
perbedaan terutama tentang adanya 7 (tujuh) lapis bumi itu sendiri.

Pada dasarnya memang hadits ini menceritakan kisah tentang persengketaan tanah antara
Syahban dengan seseorang dan kemudian dia menemui Aisyah dan menceritakan
permasalahan yang terjadi. Aisyah ra. Berkata: “Wahai Abu Salamah, jauhilah permasalahan
tanah, karena Rasulullah bersabda: “Barang siapa berbuat kedzaliman (menyerobot tanah
orang lain meski haknya) sebagas satu jengkal saja, maka ia akan dikalungkan kepadanya
dari tujuh lapis bumi.”

Alquran juga menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan
bumi didalam firman Allah yaitu : Pada ayat pertama berbicara tentang dua sifat langit,
bilangan langit yaitu tujuh. Dan bentuk langit yaitu berlapis lapis. Inilah ari kata “thibaqan”
9
yang kita temukan didalam kitab kitab tafsir dan kamus kamus bahasa arab. Sedangkan ayat
kedua menjelaskan bahwa bumi itu menyerupai langit dan hal itu di ungkapkan pada kalimat
“dan seperti itu pula bumi”. Sebagaimana langit itu terdiri dari tujuh lapis, maka begitu juga
bumi yaitu terdiri dari tujuh lapis. Hal ini tidak hanya terdapat dalam Alquran, tetapi dalam

sebuah hadits pun Rasulullah pernah bersabda tentang bumi yang terdiri dari tujuh lapisan,
sebagaimana hadits-hadits berikut ini.

“Dari Said bin Zaid bin Amru bin Nufail radhiyallahu ‘anhu.: Bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. bersabda: “Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka
Allah akan mengalungkannya di hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.”[HR. Muslim].
Hadits yang semisal ini juga diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa
yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”.
[HR. Bukhori].

Sedangkan sebagai hasil dari teori penelitian geofisika membuktikan bahwa bumi terbentuk
dari tujuh lapisan dari dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut :

1. Centrosphere (Inti Bumi) Adalah necleus atau bagian tengah yang sangat keras yang
memiliki kandungan besi 90%, nikel 9%, ditambah unsur-unsur ringan lain seperti karbon,
fosfor, sulfat, slikon, dan oksigen yang mencapai 1%. Komposisi ini mirip dengan komposisi
meteor-meteor besi. Garis tengah centrosphere kini mencapai kurang lebih 24,2 km, dengan
rata-rata tingkat kepadatan mencapai 10-13,5 gram/cm.

2. Lapisan Luar Inti Bumi Lapisan ini lunak dan elastis atau semi cair. Lapisan ini meliputi
inti bumi dan memiliki komposisi yang hampir sama, hanya saja lapisan ini berstatus semi
cair. Ketebalannya kira-kira mencapai 2.275 km. Antara inti bumi dan lapisan luar inti bumi
ini terdapat kawasan transitory yang memiliki ketebalan 450 km yang kemudian biasa disebut
dengan bagian terbawah lapisan luar inti bumi

3. Lapisan Terbawah Pita Bumi (Pita Bawah) Adalah lapisan keras yang mengelilingi lapisan
luar inti bumi (yang lunak). Ketebalan lapisan ini mencapai 2.215 km (dari kedalaman 670

10
km hingga kedalaman 2.885 km). Lapisan ini dipisahkan dari pita tengah yang berada di
atasnya oleh bidang diskontinuitas gelombang getar yang mengakibatkan gempa.

4. Lapisan Tengah Pita Bumi (Pita Tengah) Adalah lapisan kerang yang ketebalannya
mencapai kira-kira 270 km. Dari bawah dan atas, lapisan ini dipisahkan oleh dua bidang

diskontinuitas gelombang getar. Bidang yang satu terletak pada kedalaman 670 km
sedangkan yang lain terletak pada kedalaman 400 km di bawah permukaan bumi dan
memisahkan dengan pita atas.

5. Lapisan Teratas Pita Bumi (Pita Atas) Adalah lapisan elastis atau semi cair yang memiliki
tingkat kepadatan dari kertakan yang sangat tinggi. Kadar fusi di dalamnya mencapai kira-
kira 1%. Oleh karena itu lapisan ini terkenal dengan sebutan “lapisan lunak bumi” ( ithaq
adh-dha’f al-ardhi). Lapisan ini membentang antara kedalaman 65-120 km dan kedalaman
400 km di bawah permukaan bumi sehingga ketebalannya berkisar antara 335-380 km.

6. Lapisan Bawah Kerak Bumi Ketebalan lapisan ini berkisar antara 5-8 km di bawah
permukaan air laut dan samudra atau antara kedalaman 60-80 km dan 120 km di bawah
permukaan bumi. Dari bawah lapisan ini dibatasi oleh batas teratas lapisan bumi. Adapun
dari atas dibatasi oleh garis diskontinuitas gelombang getar yand disebut mohorovicic
discontinuity.

7. Lapisan Atas Kerak Bumi Ketebalan lapisan ini berkisar antara 5-8 km dibawah dasar laut
dan samudra atau rata-rata antara 60-80 km di bawah benua. Laisan yang berada di bawah
benua ini biasanya tersusun dari batu-batu granit yang dilapisi oleh penutup tipis yang berasal
dari sedimen dan debu. Komposisi lapisan ini dimonopoli oleh unsur-unsur ringan. Lapisan
ini juga kebanyakan terdiri dari batu-batu basis dan batu-batu suprabasis dan beberapa
sedimen yang terdapat di dasar laut dan samudra.

D. Hadist Mengenai Peredaran Planet

11
Berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:” Di ayat Allah menjadikan malam mengikuti
siang, sedangkan yang mencari dan mengikuti itu pasti menyusul di belakangnya, dan
diketahui bersama bahwa malam dan siang itu mengikuti peredaran matahari.’DALIL AS-
SUNNAH:

''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS Al-Anbiya: 33)

Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam pun banyak mengisyaratkan bahwa mataharilah


yang beredar mengelilingi bumi. Di antaranya:

“Dari Abu Dzar radiallahu ‘anhu ahwa pada suatu hari Rasulullah shallallaahu’ alaihi
wasallam pernah bersabda:
”Tahukah kalian ke manakah matahari itu pergi?
Mereka berkata:
”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda:

”Sesungguhnya matahari itu berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah


Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya:

”Bangunlah!Kembalilah seperti semula engkau datang.’Maka dia pun kembali dan terbit dari
tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah
Arsy, lalu dia bersujud…”[HR. Bukhari, Muslim, ath-Thoyalisi, Ahmad, Abu
Dawud,Tirmidzi, Nasa’i, dll]

Segi pengambilan hadits ini sangat jelas, bahwa Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam
menyandarkan pergi, terbit, beredar kepada matahari, bukan kepada bumi, sedangkan kita
semua mengetahui bahwa Allah Pencipta langit dan bumi lebih mengetahui tentang makhluk-
Nya, daripada makhluknya, siapapun dia.

Dari Abu Huraihah radiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam
bersabda: ”Setiap persendian manusia itu harus disedekahi setiap hari setiap kali terbit
matahari…”[HR. Bukhari, Muslim]
12
Dari hadits ini juga Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam menyandarkan terbit pada
matahari, seandainya munculnya matahari itu bukan karena gerakan matahari niscaya
Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam akan menyandarkan munculnya matahari itu dengan
gerakan rotasi bumi.

13
BAB III

KESIMPULAN

Firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit
dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.

Ke enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:


 2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan
fondasi.
 2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.

 2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati
bumi.

Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda:


“Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari
(bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata :” Di ayat Allah menjadikan malam
mengikuti siang, sedangkan yang mencari dan mengikuti itu pasti menyusul di belakangnya,
dan diketahui bersama bahwa malam dan siang itu mengikuti peredaran matahari.
Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam pun banyak mengisyaratkan bahwa mataharilah yang
beredar mengelilingi bumi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M. Quraish. Sejarah Ulum Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999)

Dr. Zaghlul An-Najjar, “Pembuktian Sains Dalam Sunah Buku 1”,(jakarta)

http://kamisangatlawaa.blogspot.com/2016/02/hadis-mengenai-peredaran-planet

https://bambies.wordpress.com/2014/10/13/hadist-tentang-7-lapis-bumi/

15

Anda mungkin juga menyukai